34 laki dan 49,51% perempuan. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 0,98% dibanding tahun 2008, yang berjumlah jiwa. Peningkatan penduduk ini

dokumen-dokumen yang mirip
4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PENGOPERASIAN JARING UDANG DI PPN PRIGI TASIKMADU, WATULIMO, TRENGGALEK, JAWA TIMUR

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

Lampiran 1 Layout PPN Prigi

6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 KONDISI GEOGRAFIS DAERAH PENELITIAN DAN INFORMASI MENGENAI MASYARAKAT PESISIR DI PPP CILAUTEUREUN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

2 penelitian berjudul Pola Pemanfaatan Sumberdaya Udang Dogol (Metapenaeus ensis de Haan) Secara Berkelanjutan di Perairan Cilacap dan Sekitarnya ; Su

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Pengertian, klasifikasi dan fungsi pelabuhan perikanan

Indonesia merupakan negara kepulauan dan maritim yang. menyimpan kekayaan sumber daya alam laut yang besar dan. belum di manfaatkan secara optimal.

VI. KARAKTERISTIK PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP. Rumahtangga nelayan merupakan salah satu potensi sumberdaya yang

4.2 Keadaan Umum Perikanan Tangkap Kabupaten Lamongan

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM. 4.1Keadaan umum Kabupaten Sukabumi

4 KEADAAN UMUM 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian (1) Letak dan Kondisi Geografis

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan 2.2 Fungsi dan Peran Pelabuhan Perikanan

5 TINGKAT KEBUTUHAN ES UNTUK KEPERLUAN PENANGKAPAN IKAN DI PPS CILACAP

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 4.1 Keadaan Umum Daerah Kabupaten Sukabumi

4 KEADAAN UMUM. 4.1 Letak dan Kondisi Geografis

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Jumlah kapal (unit) pada ukuran (GT) >100

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2013, hlm ISSN

3 DESKRIPSI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM. 25 o -29 o C, curah hujan antara November samapai dengan Mei. Setiap tahun

VII. PENGELOAAN SUMBERDAYA IKAN DI PERAIRAN PELABUHANRATU Analisis Stakeholder dalam Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Di Pelabuhanratu

6 BESARAN KERUGIAN NELAYAN DALAM PEMASARAN TANPA LELANG

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM. 4.1 Letak Geografis

4 KONDISI UMUM KABUPATEN HALMAHERA UTARA

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 4.2 Keadaan Umum Perikanan di Sulawesi Utara

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan 2.2 Komoditas Hasil Tangkapan Unggulan

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4. BAB IV KONDISI DAERAH STUDI

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5 KONDISI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CIANJUR

INDUSTRI PERIKANAN DI BITUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

4. KEADAAN UMUM 4.1 Keadaan Umum Kota Banda Aceh Letak topografis dan geografis Banda Aceh

I. PENDAHULUAN. dalam upaya pengelolaan sumberdaya perikanan laut di Kabupaten Malang Jawa

BAB I PENDAHULUAN. adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah km 2. Posisinya

4 GAMBARAN UMUM PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA

KEADAAN UMUM 5.1 Keadaan Umum Kota Sabang Visi dan misi

EFISIENSI PEMANFAATAN FASILITAS DI TANGKAHAN PERIKANAN KOTA SIBOLGA ABSTRACT. Keywords: Efficiency, facilities, fishing port, utilization.

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 16/MEN/2006 TENTANG PELABUHAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Kriteria Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) 2.2 Fungsi dan Peranan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

7 TINGKAT PEMANFAATAN KAPASITAS FASILITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT

6 IMPLIKASI KONDISI WILAYAH TERHADAP PENGEMBANGAN PERIKANAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Banyuwangi Keadaan geografis, topografis, iklim, dan penduduk

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Geliat MINAPOLITAN KABUPATEN PACITAN. Pemerintah Kabupaten Pacitan

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PEMANFAATAN DAN PENGELOLAAN AIR BERSIH DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BUNGUS SUMATERA BARAT RULLI KURNIAWAN

POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Pelabuhan Perikanan Pengertian pelabuhan perikanan

4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perikanan skala kecil. Menurut Hermawan (2005) cit. Rahmi,dkk (2013), hanya

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN Pelabuhan Perikanan. Pengertian pelabuhan perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN ALAK KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2 GAMBARAN UMUM UNIT PERIKANAN TONDA DENGAN RUMPON DI PPP PONDOKDADAP

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

BAB III DESKRIPSI AREA

PRODUKSI PERIKANAN 1. Produksi Perikanan Tangkap No. Kecamatan Produksi (Ton) Ket. Jumlah 12,154.14

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Transkripsi:

33 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Trenggalek 4.1.1 Keadaan geografi Kabupaten Trenggalek terletak di selatan Provinsi Jawa Timur tepatnya pada koordinat 111 ο 24 112 ο 11 BT dan 7 ο 53 8 ο 34 LS. Kabupaten Trenggalek memiliki luas wilayah daratan 1.261,40 km² dan luas laut 4 mil dari daratan adalah 711,68 km² (BPS Trenggalek 2010). Batas-batas wilayah Kabupaten Trenggalek yaitu: sebelah utara : Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Tulungagung sebelah timur : Kabupaten Tulungagung sebelah selatan : Samudera Hindia sebelah barat : Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo Dua per tiga bagian dari luas wilayah Kabupaten Trenggalek terdiri dari tanah pegunungan dan sisanya merupakan tanah dataran rendah. Ketinggian tanahnya antara 0-690 m diatas permukaan laut (dpl). Bahan tambang yang terkandung dalam pegunungan tersebut antara lain mangan, marmer dan kaolin. Susunan explorasi tanah di Kabupaten Trenggalek terdiri dari lapisan tanah andosol dan latosol, mediteran grumosol dan regosol, aluvial dan mediteran. Lapisan tanah aluvial terbentang di sepanjang aliran sungai di bagian wilayah timur dan merupakan lapisan tanah yang subur dengan luas sekitar 10%-15% dari seluruh wilayah. Bagian selatan, barat laut dan utara, tanahnya terdiri dari lapisan mediteran bercampur dengan lapisan grumosol dan latosol. Lapisan tanah ini sifatnya kurang daya serapnya terhadap air sehingga menyebabkan lapisan tanah ini kurang subur (BPS Trenggalek 2010). 4.1.2 Pemerintahan dan penduduk Kabupaten Trenggalek terbagi menjadi 14 Kecamatan dan 157 desa. Setiap desa dapat dikelompokkan menjadi 3 tingkat, yaitu desa swadaya, desa swakarya dan desa swasembada (BPS Trenggalek 2010). Jumlah penduduk Kabupaten Trenggalek menurut hasil registrasi penduduk pada akhir tahun 2009 sebanyak 796.966 jiwa, dengan presentase 50,49% laki-

34 laki dan 49,51% perempuan. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 0,98% dibanding tahun 2008, yang berjumlah 789.172 jiwa. Peningkatan penduduk ini berdampak terhadap kepadatan penduduk yang pada tahun 2008 berjumlah 625 jiwa/km 2 menjadi 632 jiwa/km 2 (BPS Trenggalek 2010). Menurut data BPS Trenggalek (2010) sebagian besar penduduk Kabupaten Trenggalek berada pada usia muda. Artinya penduduk Trenggalek berpotensi sebagai penyedia tenaga kerja, namun kenyataannya hanya sedikit yang terserap. Jumlah pendaftar kerja pada tahun 2009 tercatat sebanyak 2.356 jiwa dan yang belum mendapat kerja 10.412 jiwa, sedangkan yang dapat terserap hanya 1.801 jiwa atau sekitar 14%. Sektor yang paling banyak digeluti penduduk adalah bidang pertanian, bidang jasa dan pegawai negeri. Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Malaysia, Hongkong, Taiwan, Arab dan Singapura merupakan salah satu penyerap tenaga kerja. Menurut data Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kabupaten Trenggalek jumlah TKI asal Kabupaten Trenggalek berjumlah 374 jiwa pada tahun 2009. Semua TKI tersebut berprofesi sebagai pembantu rumah tangga. Kabupaten Trenggalek juga mentrasmigrasikan penduduknya ke Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah dan Maluku sebanyak 198 jiwa pada tahun 2009. 4.2 Keadaan Umum Perairan Kabupaten Trenggalek memiliki potensi sumberdaya alam pada perairan laut, payau dan tawar. Luas zona ekonomi eksklusif (ZEE) adalah 35.558 km 2 dan panjang pantai selatan Kabupaten Trenggalek kurang lebih 96 km yang sebagian besar pantainya berbentuk teluk yang terdiri dari Teluk Panggul, Teluk Munjungan dan Teluk Prigi yang merupakan teluk terbesar. Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN Prigi) terdapat di area Teluk Prigi yang merupakan pusat berjalannya roda ekonomi perikanan (PPN Prigi 2006). Dasar perairan di Teluk Prigi merupakan lumpur bercampur pasir sedikit berbatu karang dengan kedalaman sekitar 15-61 m, yang sebagian besar pantainya sudah terbuka dan hanya sebagian kecil saja yang masih terdapat hutan. Teluk Prigi mempunyai tiga pantai yang digunakan untuk wisata, yaitu Pantai Damas, Pantai Prigi dan Pantai Karanggongso (Adhicipta Engineering Consultant 2006).

35 Pulau-pulau kecil terdata yang terdapat di wilayah perairan Kabupaten Trenggalek sebanyak 26 pulau. Peraturan Presiden RI no 78 tahun 2005 tentang pengelolaan pulau-pulau kecil terluar, menyatakan bahwa dari 92 pulau terluar di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dua diantara pulau terluar tersebut berada di wilayah Kabupaten Trenggalek yaitu pulau Panekan di Kecamatan Munjungan dan Pulau Sekel di Kecamatan Watulimo (Kabupaten Trenggalek 2009). 4.3 Keadaan Umum Perikanan Tangkap di PPN Prigi PPN Prigi terletak di Teluk Prigi, Kecamatan Watulimo. PPN Prigi dapat dicapai melalui jalan darat dari ibukota Trenggalek selama kurang lebih satu jam. Fasilitas jalan menuju Prigi kurang memadai dengan kondisi berkelok-kelok karena merupakan daerah pegunungan serta banyaknya jalan berlubang. 4.3.1 Fasilitas di PPN Prigi Suatu Pelabuhan Perikanan atau Pangkalan Pendaratan Ikan akan berfungsi Perum PPS Pabrik Tepung dengan baik bila dilengkapi Ikan dengan berbagai fasilitas yang meliputi fasilitas pokok, fungsional dan penunjang. Fasilitas yang termasuk fasilitas pokok adalah dermaga, kolam pelabuhan, alat bantu navigasi dan pemecah gelombang/breakwater (Lubis 2006). Fasilitas dermaga dan kolam pelabuhan yang tersedia di PPN Prigi ada dua, satu di bagian barat/kulon dan satu di bagian timur/wetan. Kolam pelabuhan bagian barat dibatasi breakwater sebelah timur (BW 03) dengan panjang sekitar 310 m dan breakwater paralel di sebelah barat (BW 01 dan BW 02) sepanjang sekitar 165 m dan sekitar 175 m dengan kedalaman kolam 3,7 m. Dermaga barat digunakan untuk kapal-kapal berukuran sedang yaitu antara 20-30 GT yang kebanyakan berupa kapal purse seine dan beberapa tonda. Kolam pelabuhan bagian timur dibatasi breakwater yang terletak di selatan (BW 04) sepanjang sekitar 390 m dengan kedalaman kolam 2,4 m hingga 2,8 m (Adhicipta Engineering Consultant 2006). Dermaga timur digunakan untuk kapal berukuran lebih kecil yaitu <20 GT, berupa kapal tonda, gillnet dan pancing ulur. Mulut kedua kolam pelabuhan menghadap ke barat dengan lebar mulut sekitar 100 m (Lampiran 1).

36 Fasilitas fungsional merupakan fasilitas yang dibangun untuk mendayagunakan pelayanan yang menunjang kegiatan di areal pelabuhan, sehingga manfaat dan kegunaan pelabuhan yang optimal dapat tercapai (Lubis 2006). Fasilitas fungsional yang terdapat di PPN Prigi yaitu dua buah Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang terdapat di tiap dermaga, instalasi PDAM, instalasi bahan bakar, instalasi listrik, bengkel, pagar keliling, tempat pengolahan hasil perikanan, pabrik es dan dua buah cold storage (Lampiran 2). Bangunan TPI merupakan milik PPN Prigi namun dikelola oleh petugas TPI dibawah Dinas Kelautan dan Perikanan Trenggalek. TPI hanya berfungsi sebagai tempat penimbangan ikan karena sistem pelelangan tidak berjalan. Hasil tangkapan yang didaratkan ada yang langsung dibawa oleh para pemilik kapal yang juga berperan sebagai pengepul/pengumpul atau pun dijual kepada para pedagang/bakul menurut harga yang disepakati. PPN Prigi juga membangun bengkel untuk pelayanan kapal serta pagar keliling untuk keamanan. Tempat pengolahan yang telah tersedia di area PPN Prigi adalah bangsal pengolahan yang merupakan hasil Kelompok Usaha bersama (KUB) dibawah Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Ditjen P2HP). Tempat pemindangan ikan di Bengkorok merupakan milik Dinas Kelautan dan Perikanan Trenggalek, namun belum berfungsi maksimal. Pabrik tepung ikan yang terdapat di PPN Prigi merupakan milik swasta. Instalasi PDAM, instalasi bahan bakar, instalasi listrik merupakan sarana yang disediakan oleh Perum PPS cabang Prigi. Salah satu cold storage yang tersedia adalah adalah milik Perum PPS namun telah disewakan kepada swasta, sedangkan cold storage yang lain dan pabrik es adalah milik swasta. Fasilitas penunjang adalah fasilitas yang dibangun untuk memberi kemudahan dan kenyamanan bagi masyarakat perikanan yang ada di areal pelabuhan. Fasilitas ini berfungsi untuk memenuhi kesejahteraan sosial nelayan. Fasilitas ini terdiri atas fasilitas kesejahteraan yang meliputi: MCK, poliklinik, mess, warung dan mushola dan fasilitas administrasi yang meliputi: kantor pengelola pelabuhan, ruang operator, kantor syahbandar dan kantor beacukai (Lubis 2006). Fasilitas administrasi berupa kantor yang terdapat di PPN Prigi antara lain: kantor PPN Prigi, kantor syahbandar, kantor Satker PSDKP, kantor

37 Satker Pol-Air, kantor TPI dan kantor Perum PPS (Lampiran 3). Fasilitas kesejahteraan yang tersedia hanya kios/warung sedangkan MCK, poliklinik dan mushola belum tersedia. 4.3.2 Unit penangkapan ikan 1) Kapal Kapal yang digunakan di perairan Prigi adalah kapal motor dengan bahan kayu yang memiliki ukuran <30 GT. Kapal yang memiliki ukuran <10 GT merupakan kapal yang digunakan untuk mengoperasikan pancing ulur, sedangkan kapal dengan ukuran 10 hingga <30 GT kebanyakan digunakan untuk mengoperasikan alat tangkap tonda, gillnet, dan payang. Kapal dengan ukuran 20 hingga <30 GT digunakan untuk mengoperasikan purse seine, dimana untuk mengoperasikan satu unit purse seine dibutuhkan 2 kapal. Jumlah dan jenis kapal di PPN Prigi dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Jumlah dan jenis kapal di PPN Prigi periode 2000-2010 Tahun Perahu tanpa motor Kapal <10GT Kapal 10-<20GT Kapal 20-<30GT 2000 150 239 138 96 2001 90 274 175 96 2002 45 274 175 112 2003 5 477 85 112 2004 0 674 73 115 2005 0 649 105 120 2006 0 741 136 230 2007 0 641 151 240 2008 0 641 151 240 2009 0 366 153 300 2010 0 365 167 314 Sumber: Statistik Perikanan PPN Prigi 2010 Perahu tanpa motor tidak ada lagi di perairan Prigi sejak tahun 2004 karena beralih fungsi menjadi kapal motor dengan ukuran < 10 GT. Perkembangan kapal < 10 GT mengalami pertumbuhan signifikan pada tahun 2003 dan 2004, yang pada tahun 2002 berjumlah 274 kapal menjadi 674 kapal pada tahun 2004, namun kemudian sejak tahun 2007 jumlahnya menurun karena para pemilik kapal mulai

38 menjual kapal kecil untuk diganti dengan kapal yang berukuran lebih besar agar dapat mencapai daerah operasi yang lebih jauh. Kapal berukuran 10-<20 GT mengalami penurunan hingga 50% pada tahun 2003. Penyebab pasti belum diketahui karena dari segi alat tangkap, produksi dan nilai produksi tidak ada kecenderungan menghadapi musim paceklik atau pun krisis ekonomi. Kemungkinan yang ada disebabkan pengurangan nelayan andon akibat konflik yang terjadi pada tahun 2001, yang mayoritas menggunakan alat tangkap payang. Pertumbuhan yang stabil terjadi pada kapal berukuran 20-<30 GT yang merupakan kapal untuk mengoperasikan purse seine. 2) Alat penangkap ikan Alat penangkap ikan yang digunakan di PPN Prigi saat ini, antara lain: purse seine, gillnet, payang, pukat pantai, pancing ulur, pancing tonda dan jaring klitik. Jumlah dan jenis alat tangkap yang beroperasi di PPN Prigi dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Jenis dan jumlah alat penangkap ikan di PPN Prigi periode 2000-2010 Tahun Purse seine Gillnet Jenis Alat Penangkap Ikan Pukat Pancing Pancing Payang Pantai Prawe Ulur Pancing Tonda Jaring Klitik 2000 105 8 42 27 278 150 0 2 2001 105 8 40 27 278 200 0 2 2002 122 8 30 33 278 242 0 0 2003 122 10 35 33 282 286 0 2 2004 230 17 28 40 25 1158 28 30 2005 240 34 20 42 36 1298 51 36 2006 115 43 36 42 36 1298 57 50 2007 120 43 36 42 36 546 72 53 2008 120 43 36 42 36 546 72 53 2009 150 43 38 42 0 542 72 53 2010 157 43 38 41 0 542 86 53 Sumber: Statistik Perikanan PPN Prigi 2010 Pancing prawe atau mini longline sejak tahun 2009 dinyatakan tidak beroperasi lagi. Kenyataannya alat tangkap ini masih digunakan nelayan tonda pada waktu senggang meskipun jumlahnya sedikit. Penurunan jumlah alat tangkap ini seiring dengan menurunnya jumlah hasil tangkapan ikan layur sejak tahun 2006, selain itu juga disebabkan pengurangan jumlah armada < 10 GT oleh

39 pemilik kapal mulai tahun 2007. Pancing ulur juga mengalami penurunan drastis pada tahun 2007. Sedangkan pancing tonda mulai diperkenalkan di perairan Prigi sejak tahun 2004 dan mengalami penambahan setiap tahunnya. 3) Nelayan Nelayan purse seine dan payang di PPN Prigi hampir semuanya merupakan nelayan lokal dan hanya melaut one day fishing sedangkan nelayan pancing tonda dan gillnet sebagian ABK merupakan nelayan pendatang yang melaut 7-10 hari dalam satu kali trip. Nelayan di Prigi umumnya berpendidikan sampai jenjang SD atau SMP, berdasar sampel hanya sekitar 20% yang melanjutkan sampai jenjang SMA. Jumlah nelayan di PPN Prigi selalu mengalami penambahan dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan penangkapan ikan memberikan penghidupan yang cukup menjanjikan bagi warga pesisir Prigi. Pada tahun 2000 nelayan di Prigi berjumlah 3.624 orang dan pada tahun 2010 meningkat menjadi hampir dua kali lipat yaitu sejumlah 6.724 orang. Gambar 7 menunjukkan perkembangan jumlah nelayan Prigi periode 2000-2010. 8000 7000 Jumlah (orang) 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 Tahun Sumber: Statistik Perikanan PPN Prigi 2010 Gambar 7 Perkembangan jumlah nelayan di PPN Prigi periode 2000-2010. 4.3.3 Daerah penangkapan ikan Daerah penangkapan ikan atau fishing ground nelayan Prigi kebanyakan masih terkonsentrasi di perairan teluk Prigi terutama kapal berukuran < 10 GT. Nelayan yang tidak memiliki rumpon menentukan sendiri daerah penangkapan

40 dengan spekulasi dari gejala-gejala perairan serta kabar yang diperoleh dari teman, sedangkan nelayan yang memiliki rumpon langsung menuju rumpon dengan bantuan GPS. Nelayan yang biasa menggunakan rumpon adalah nelayan tonda dan gillnet. Kepemilikan rumpon ada yang berkelompok maupun perorangan. Rumpon diletakkan pada jarak sekitar 15-75 mil dari pantai dengan kedalaman 40-100 m. 4.3.4 Produksi dan nilai produksi Hasil tangkapan yang didaratkan di PPN Prigi beraneka ragam. Produksi yang dominan untuk kelompok pelagis kecil adalah layang dan lemuru, untuk kelompok pelagis besar didominasi ikan tongkol, cakalang dan tuna, untuk kelompok ikan demersal didominasi ikan layur, sedangkan jenis udang-udangan hanya didaratkan dalam jumlah relatif sedikit. Produksi ikan di PPN Prigi dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Produksi ikan di PPN Prigi periode 2000-2010 Tahun Cakalang Layang deles Layur Jenis Ikan (dalam ton) Lemuru Tongkol como Tuna Ikan lainnya Jumlah 2000 1471.0 3577.0 1.0 30.0 19.0 508.0 3331.0 8937.0 2001 1362.0 26.0 23.0 654.0 64.0 457.0 11442.0 14028.0 2002 3183.0 871.0 12.0 1957.0 5.0 2.0 51263.0 57293.0 2003 192.0 1856.0 1186.0 1126.0 2682.0 138.0 39576.0 46756.0 2004 823.0 4025.0 473.0 2121.0 7850.0 560.0 1942.0 17794.0 2005 1134.0 2013.0 1297.0 3502.0 2602.0 1179.0 2619.0 14346.0 2006 1327.0 4395.0 446.0 8036.0 7309.0 583.0 1507.0 23603.0 2007 942.0 5189.0 686.0 4502.0 9998.0 373.0 642.0 22332.0 2008 918.0 4738.0 317.0 9308.0 10472.0 323.0 279.0 26355.0 2009 613.2 5256.8 368.6 4843.1 10785.3 691.9 1012.8 23571.7 2010 763.3 287.9 115.6 2154.0 3485.3 503.3 367.0 7676.2 Sumber: Statistik Perikanan PPN Prigi 2010 Produksi ikan pada tahun 2002 dan 2003 mengalami kenaikan tajam. Hal ini disebabkan musim ubur-ubur sehingga mendominasi penangkapan. Hasil tangkapan ubur-ubur pada tahun 2002 sebanyak 42.082 ton dan 36.573 ton pada tahun 2003. Ikan layaran dan julung-julung juga mendominasi pada tahun 2001, masing-masing sebanyak 3.079 ton dan 696 ton. Tahun 2010 merupakan tahun paceklik bagi nelayan dimana total produksi yang didaratkan berkurang sekitar

41 67% dari tahun 2009 yang berjumlah 23.571,1 ton, menjadi 7.676,2 ton pada tahun 2010. Nilai produksi hasil tangkapan yang didaratkan di PPN Prigi cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2000 hingga 2008, kemudian turun sedikit pada tahun 2009 dan turun drastis di tahun 2010 sebesar Rp 61.306.426.750,- akibat musim paceklik. Tabel 8 menunjukkan nilai produksi ikan di PPN Prigi periode 2000-2010. Tabel 8 Nilai produksi ikan di PPN Prigi periode 2000-2010 Tahun Cakalang Layang Deles Nilai Produksi (dalam jutaan rupiah) Layur Lemuru Tongkol Como Tuna Ikan Lainnya Jumlah 2000 457.20 4768.94 5.60 7.51 42.40 1150.55 7921.39 14353.57 2001 3413.66 38.14 82.08 529.65 217.64 1468.20 18455.78 24205.14 2002 12049.74 5798.71 12.73 4441.54 27.65 31.69 31473.68 53835.74 2003 900.10 4850.64 6322.50 795.15 12086.02 774.81 28738.24 54467.45 2004 4313.55 10231.85 1770.05 2055.10 30398.75 3233.80 6306.60 58309.70 2005 5918.85 6927.60 6841.50 3951.75 13755.05 7678.35 5991.40 51064.50 2006 7403.35 17391.60 834.70 9833.05 37962.00 4126.55 5934.65 83485.90 2007 5399.40 19680.80 3351.25 5888.50 52442.35 2806.25 2690.60 92259.15 2008 7282.78 25738.00 1941.35 15905.45 75836.80 2916.15 1397.10 131017.63 2009 4642.39 15974.52 4209.99 8217.09 62163.10 6671.47 5069.39 106947.95 2010 5486.30 2012.40 972.32 4700.67 23912.38 4877.05 3680.40 45641.52 Sumber: Statistik Perikanan PPN Prigi 2010 Ikan tongkol selalu memberikan nilai produksi tertinggi sejak tahun 2004 seiring dengan meningkatnya pendaratan ikan tersebut. Ikan yang memiliki harga rata-rata tertinggi pada tahun 2010 adalah tuna, layur dan cakalang yaitu Rp 9.690,-/kg untuk ikan tuna, Rp 8.411,-/kg untuk ikan layur dan Rp 7.188,-/kg untuk ikan cakalang. Grafik perkembangan nilai produksi ikan di PPN Prigi dapat dilihat pada Gambar 15. 4.3.5 Pengolahan dan pemasaran Hasil tangkapan ikan dari PPN Prigi dipasarkan dalam bentuk segar dan olahan. Pengolahan yang dilakukan antara lain pembekuan, pemindangan, pengeringan/pengasinan, pengasapan, terasi dan tepung ikan. Ikan segar dipasarkan hanya di 3 kota yaitu Surabaya, Trenggalek dan Tulungagung. Dominansi pemasaran ikan segar yaitu kota Surabaya sebesar

42 2.384 ton atau sekitar 82% pada tahun 2010. Ikan yang dipasarkan ke Surabaya umumnya adalah ikan-ikan komoditi ekspor. Terbatasnya pemasaran ikan segar disebabkan ikan memiliki sifat mudah rusak, sehingga membutuhkan perlakuan ekstra dan tambahan biaya. Ikan yang dipasarkan dalam bentuk segar utamanya diperuntukkan bagi pasar ekspor, berupa ikan tuna, layur dan cakalang. Pemasaran ikan olahan lebih luas jangkauannya, yaitu Trenggalek, Tulungagung, Surabaya, Jombang, Malang dan Nganjuk. Surabaya juga mendominansi pemasaran ikan olahan dari PPN Prigi dengan total 1.602 ton atau 33,56% pada tahun 2010, disusul Tulungagung, Malang, Jombang dan Nganjuk, sedangkan Trenggalek sendiri hanya menyerap ikan olahan sebesar 1,84%.