BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitiannya yaitu, produk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHUUAN. produk yang ramah lingkungan (environment friendly). Sejak beberapa dekade

PENGARUH PENGETAHUAN, KEPEDULIAN, DAN SIKAP TERHADAP MINAT BELI PRODUK HIJAU YANG DIMODERASI OLEH PERBEDAAN GENDER

PENGARUH ENVIRONMENTAL BEHAVIOR TERHADAP GREEN PURCHASING BEHAVIOR (Studi pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Kabupaten Purworejo)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Jayanti dkk. (2013) Green consumer behavior merupakan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. sudah beberapa kali mengalami perubahan. Pada tanggal 1 Maret 2005, BBM jenis Premium dan Solar kembali dinaikkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara keseluruhan bab ini menjelaskan tentang teori yang digunakan dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Green product atau juga dikenal dengan istilah ecological product atau environmental

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang semakin memburuk. Isu ini diperkuat oleh fakta bahwa saat ini

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap masyarakat selalu mengembangkan suatu sistem dalam

BAB III METODE PENELITIAN. konsumen The Body Shop yang berada di Yogyakarta. The Body Shop dipilih

BAB I PENDAHULUAN. keras untuk mempertahankan pangsa pasarnya. Dalam persaingan yang semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan membahas dasar teori variabel-variabel yang membentuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. dalam (Sumarsono dan Giyatno, 2012). Tuntutan konsumen akan produk

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. manufaktur OEM. Mobil ini ditampilkan pertama kali di Indonesia pada

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Landasan Teori diperlukan agar penelitian ini dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intensi Merokok

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Swidi(2012) Sikap konsumen berdasarkan teori perilaku yang direncanakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Shamdasami et al., (dalam Sumarsono dan Giyatno, 2012), produk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Iklan hijau seperti didefinisikan oleh Banerjee et. al. dalam Tariq (2014)

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, yang di dalamnya

BAB III METODE PENELITIAN. ini akan membahas metode penelitian yang digunakan dalam tesis ini.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era pasar bebas berdampak pada adanya persaingan yang sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan permasalahan dalam penelitian Teori Perilaku Terencana (Theory Of Planned Behaviour)

PENGARUH PENGETAHUAN, KEPEDULIAN DAN SIKAP PADA LINGKUNGAN TERHADAP MINAT PEMBELIAN PRODUK HIJAU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penulis dalam menentukan langkah-langkah yang sistematis untuk penyusunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. pihak (Grillo et al., 2008). Permasalahan lingkungan menjadi isu global bagi banyak

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN. empat variabel independen (produk ramah lingkungan, atribut merek hijau,

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2 Model Theory of Reason Action (TRA) (Sumber : Fishbein dan Ajzen 1975)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Asal usul TPB dapat ditelusuri kembali ke Theory of Reasoned Action

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. topik penelitian selama beberapa dekade terakhir. Budaya dan sejarah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sikap Konsumen Terhadap Isu Lingkungan dan Produk Ramah Lingkungan. produk-produk ramah lingkungan (Joalis, 2011).

PENGARUH SIKAP KONSUMEN DAN NORMA SUBYEKTIF TERHADAP MINAT BELI PRODUK SEPEDA MOTOR YAMAHA SCORPIO DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai kesempatan untuk mendapatkan perangkat lunak ilegal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perbedaan yang mendukung penelitian ini. Berfokus pada pengaruh citra merek,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. (Chlorofluorocarbon). CFC inilah yang merusak lapisan ozon, memungkinkan sinar ultraviolet yang membahayakan menembus bumi.

Bab 2. Landasan Teori

BAB II LANDASAN TEORI. merupakan filosofi yang menarik.konsep ini menyatakan bahwa alasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini, internet menjadi salah satu alat komunikasi yang utama dan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V PENUTUP. 1. Hasil analisis regresi dapat disimpulkan sebagai berikut: lingkungan, pengaruh teman, dan identitas diri simultan mampu

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

THEORY OF REASONED ACTION

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk

Tujuan Penelitian Tujuan Umum

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi, pertanian, ekonomi dan bisnis, telah menjadi issue sentral di

BAB II KERANGKA TEORITIS. Para pemasar mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis antara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut academic dishonesty sudah tidak dapat terelakkan lagi di kalangan

Sikap adalah sekelompok keyakinan dan perasaan yang melekat tentang. objek tertentu dan kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Theory of Planned Behavior Fishbein dan Ajzen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut perilaku konsumen.keterkaitan perilaku konsumen dengan kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kendaraan pribadi, oleh karena itu perusahaan otomotif menawarkan

Analisis Pengaruh Sikap, Subjective Norm dan Perceived Behavioral Control Terhadap Purchase Intention Pelanggan SOGO Department Store

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan ini menjelaskan mengenai penelitian sebelumnya oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menggunakan perangkat mobile serta jaringan nirkabel (Ayo et al., 2007). Jonker

STUDI ANTESEDEN INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA. Woro Endah Sulistyaningrum Universitas Gadjah Mada

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut perangkat komunikasi yaitu ponsel (handphone) bukan lagi menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih lengkap dan spesialisasi dokter juga lebih banyak. dipengaruhi berbagai macam komponen yang membentuk niat

Kesimpulannya, intensi seseorang terhadap perilaku tertentu dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku (Ajzen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab tinjauan pustaka ini terdiri dari dua Sub Bab yaitu Sub Bab 2.1 Landasan

LANDASAN TEORI. teknologi, dan perubahan gaya hidup manusia modern, maka jenis dan tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis et al. (1989) menyebutkan bahwa TAM

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengenai posisi studi ini dibandingkan penelitian-penelitian terdahulu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. diri, orientasi masyarakat pada produk-produk fashion khususnya pakaian

BAB I PENDAHULUAN. Merek memberi nilai kepada pelanggan dan sekaligus kepada perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Pemasaran sering disebut sebagai ujung tombak perusahaan dan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. superior dan mempertahankan pelanggan saat ini dengan memberikan kepuasan

BAB II LANDASAN TEORI

Studi Mengenai Intensi Perilaku Merokok Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) Di RS X Bandung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Intensi Membeli Smartphone Samsung Pada Mahasiswa. 1. Pengertian Intensi Membeli Smartphone Samsung Pada Mahasiswa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan harus mampu memikirkan, membuat dan menetapkan merek yang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Grand Theory Theory Reasoned Action (TRA) Sumber: Fishben dan Ajzen (1975) dalam Vijayan et al,. (2005) Gambar 2.1. Model Theory Reasoned Action TRA menyatakan bahwa perilaku didahului oleh niat dan niat ditentukan oleh sikap keperilakuan serta norma subjektif secara individual. The Theory Reasoned Action (TRA) yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen (1975) dalam Vijayan et al. (2005) didasarkan pada asumsi bahwa manusia adalah rasional dan membuat penggunaan informasi yang tersedia menjadi sistematis untuk mereka. Berdasarkan teori ini, niat beli seseorang ditentukan oleh dua faktor, yaitu sikap berperilaku secara individu (individual s attitude toward the behavior) dan norma subjektif (subjective norm). 2. Pengetahuan Pengetahuan dikenal sebagai karakteristik yang mempengaruhi semua fase dalam proses pengambilan keputusan, secara spesifik pengetahuan adalah 8

konstruk yang relevan dan penting yang mempengaruhi bagaimana konsumen mengumpulkan dan mengatur informasi (Haryadi, 2009) seberapa banyak informasi digunakan untuk pembuatan keputusan dan bagaimana konsumen mengevaluasi produk dan jasa (Murray dan Schlcater, 1990 dalam Haryadi, 2009). Pengetahuan dapat didefinisikan sebagai informasi yang disimpan dalam ingatan sedangkan himpunan bagian dari informasi yang relevan dengan fungsi konsumen dipasar disebut pengetahuan konsumen (Engel et al., 1994). Engel et al. (1994) mengemukakan bahwa pengetahuan konsumen diklasifikasikan menjadi tiga bidang umum yaitu: pengetahuan produk, pengetahuan pemakaian dan pengetahuan pembelian. Konsumen yang memiliki pengetahuan dan kesadaran tentang lingkungan sering juga disebut green orientation yang pada masa mendatang diprediksikan akan meningkat. Konsumen yang mempunyai pengetahuan dan kesadaran tinggi terhadap lingkungan akan memilih produkproduk yang ramah lingkungan walaupun hargnya relatif mahal (Calroche et al., 2001 dalam Haryadi, 2009) Kesadaran konsumen berasal dari pengetahuan mereka tentang pentingnya menciptakan lingkungan sehat yang merupakan dasar adanya peningkatan kualitas kehidupan manusia. Peningkatan kualitas kehidupan dapat dikendalikan oleh individu konsumen dengan melakukan perubahan memilih dan mengkonsumsi barang tertentu yang ramah terhadap lingkungan (Chan, 1998 dalam Haryadi, 2009). Di Indonesia sebenarnya cukup banyak regulasi lingkungan, baik yang berupa Undang-Undang maupun Peraturan Pemerintah dari Kementrian Lingkungan Hidup. Untuk itu perusahaan seharusnya mematuhi 9

peraturan untuk memenuhi regulatory compliance dan secara lebih jauh memenuhi etika bisnis (Haryadi, 2009). Dalam penelitian Haryadi (2009) pengetahuan lingkungan diukur dengan tiga indikator, yaitu: pengetahuan mengenai lingkungan, kesadaran konsumen, dan regulasi lingkungan. Selain itu, mengukuran pengetahuan produk dapat di ukur dengan indikator berikut (Brucks, 1985 dalam Lin & Lin, 2007 dalam Siddiq, 2012): a. Subjective knowledge, eruapakan tingkat pengertian konsumen terhadap suatu produk, sering disebut menilai pengetahuan sendiri (self-assessed knowledge). b. Objective Knowledge, yaitu: tingkat dan jenis pengetahuan actual (actual knowledge). c. Experience-based knowledge, meruapakan pengalaman sebelumnya dari pembelian atau penggunaan produk. 3. Kepedulian Studi yang dilakukan oleh Ling-Yee (1997), Chan (1999), Vlosky et al. (1999) dalam Aryanti et al., (2014) menemukan bahwa pada konsumen yang berwawasan lingkungan cenderung melakukan kepedulian lingkungan yang kuat, dan konsumen lebih memilih produk-produk yang ramah lingkungan dibandingkan produk yang lain. Konsumen biasanya memiliki kepercayaan terhadap atribut suatu produk ramah lingkungan, dimana produk tersebut melekat dalam produk yang dipilih oleh konsumen. Image produk yang telah menjadi kepercayaan konsumen akan mempengaruhi perilaku seorang konsumen untuk 10

melakukan berbagai motif pembelian yang membentuk sikap pada seorang konsumen tersebut (Schiffman & Kanuk, 2007). Lee (2009) mendefinisikan kepedulian lingkungan sebagai tanggapan secara emosional masing-masing individu untuk memberikan perhatian pada lingkungan. Kepedulaian lingkungan diukur berdasarkan indikator Lee (2009): a. Masalah lingkungan hidup b. Secara emosional terlibat dalam masalah perlindungan lingkungan hidup c. Khawatir tentang burkunya kualitas lingkungan hidup d. Kualitas lingkungan hidup yang dapat ditingkatkan Selain itu Usadi et al., (2015) dalam jurnalnya menjelaskan bahwa indikator dari kepedulian diantaranya: a. Merasa khawatir dengan keadaan lingkungan saat ini b. Kurangnya kepedulaian masyarakat terhadap lingkungan c. Khawatir dengan dampak negatif dari aktivitas konsumsi terhadap lingkungan d. Terganggu dengan orang yang tidak peduli terhadap lingkungan 4. Sikap Sikap dapat dikatakan bersifat universal karena berhubungan dengan perbuatan atau tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari sehingga telah banyak dipelajari. Ditinjau dari segi pentingnya masalah sikap dalam tingkah laku atau perbuatan manusia dalam kehidupan sehari-hari, sikap merupakan salah satu mental yang dipengaruhi pola pikir tertentu antar individu. Pengetahaun sikap 11

sangat penting bagi seorang manajer pemasaran. Hal ini akan membantu memahami dengan baik mengenai sikap konsumen. Banyak ahli yang sudah memberikan pendapatnya mengenai pengertian sikap, akan tetapi pada dasarnya mereka berpendapat bahwa sikap sebenarnya harus dibedakan dengan perilaku, karena sikap itu masih merupakan kecenderungan untuk bertindak. Pengertian tersebut mempunyai arti bahwa sikap seseorang berdasarkan pengetahuan atau pengalaman yang telah dipelajari sebelumnya. Sikap seseorang cenderung konsisten dalam jangka waktu tertentu, sikap seseorang ditunjukan melalui pernyataan positif atau negative yang berarti menerima dan menolak atas suatu produk yang ditawarkan. Menurut Assael (1998), sikap sangat penting karena: a. Sikap membantu memprediksi perilaku konsumen. b. Sikap dapat digunakan sebagai dasar segmentasi pasar. c. Sikap dapat dipakai sebagai dasar dalam mengevaluasi strategi Pengukuran sikap penting bagi pemasaran. Mengingat peran sentral yang diberikan oleh sikap dalam pengembangkan suatu segmentasi atau strategi mencari posisi, mengevaluasi keefektifan periklanan, memprediksi penerimaan produk dan memberikan fasilitas kepada program-program pemasaran. Berkaitan dengan masalah sikap ini, Sears et al., (1992) mendeskripsikan aspek-aspek dalam sikap, yakni terdiri atas tiga komponen: a. Komponen Kognitif Komponen ini terdiri atas seluruh sistem kognitif yang dimiliki seseorang mengenai sikap objek tertentu, fakta, pengetahuan, dan keyakinan tentang objek. 12

Dengan demikian, komponen kognitif adalah sejauhmana pengenalan individu terhadap objek, yang akan membawa keyakinan tertentu terhadap objek tersebut. b. Komponen afektif Terdiri atas perasaan atau sistem emosi terhadap objek, terutama penilaian. Dengan demikian, ada kaitan erat antara objek dengan sistem emosi. Hubungan emosi dengan sikap bersifat evaluatif, sehingga menentukan arah komponen sikap yang lain. Berbeda dengan sistem kognitif, bahwa emosi lebih menekankan faktor perasaan dan bukan faktor pengetahuan. c. Komponen Perilaku Terdiri atas kesiapan seseorang untuk bereaksi atau kecenderungan untuk bertindak terhadap objek. Komponen ini dapat berupa verbal, yaitu apa yang diucapkan oleh individu, dan dapat pula bersifat non-verbal yakni apa yang benarbenar dilakukan individu. Dengan demikian, masalah sikap mempunyai arti penting dalam pemasaran, dalam kaitannya dengan produk atau perusahaan, sikap ini mencerminkan apa yang konsumen pikirkan dan rasakan, selanjutnya yang dilakukan terhadap produk atau perusahaan. Adanya pengukuran sikap dapat diketahui apakah konsumen tersebut bersikap positif atau negatif. Selanjutnya perusahaan dapat menentukan strategi pemasaran yang dianggap paling relevan dengan perilaku pasar yang ada untuk mencapai tujuan. 5. Minat Beli Produk Hijau Minat merupakan aktifitas psikis yang timbul karena adanya perasaan dan pikiran terhadap suatu barang atau jasa yang diinginkan. Minat beli diartikan 13

sebagai suatu sikap senang terhadap objek yang membuat individu berusaha dengan cara membayar dengan uang atau dengan pengorbanan (Schiffman & Kanuk, 1997 dalam Hidayat et al., 2012) Keputusan untuk membeli dipengaruhi oleh nilai produk yang dievaluasi. Bila manfaat yang dirasakan lebih besar dibanding pengorbanan untuk mendapatkannya, maka dorongan untuk membelinya semakin tinggi. Sebaliknya bila manfaatnya lebih kecil dibandingkan pengorbanannya maka biasanya pembeli akan menolak untuk membeli dan umumnya beralih mengevaluasi produk lain yang sejenis. Minat beli konsumen adalah suatu yang timbul setelah menerima rangsangan dari produk yang dilihatnya, dari sana timbul ketertarikan untuk mencoba produk tersebut sampai pada akhirnya timbul keinginan untuk membeli agar dapat memilikinya (Kotler & Keller, 2009). Strategi yang dapat digunakan oleh perusahaan Toyota Indonesia untuk mempengaruhi minat beli konsumen, yang mana minat beli tersebut merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk/jasa tertentu, serta berapa banyak unit produk/jasa yang dibutuhkan pada periode tertentu (Mantauv, 2015). Dalam penelitian ini minat beli ditekankan pada minat beli produk hijau. Minat beli produk hijau merupakan keinginan yang timbul ketika konsumen merasa tertarik dan ingin membeli produk yang dilihatnya yang merupakan produk hijau atau produk ramah lingkungan (Aryanti et al, 2014). Selain itu pembelian hijau (Green Purchase) menurut Min dan Galle (1997) dalam Aryanti et al (2014) dapat meningkatkan posisi eknomi sebuah perusahaan dengan 14

pengurangan pengeluaran biaya perusahaan, konservasi atau pencegahan terhadap kerusakan sumber daya alam di sekitarnya yang akan menaikan citra perusahaan tersebut. Menurut (Hidayat et al., 2012), minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut: a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk. b. Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain. c. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut, preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya. d. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif produk tersebut. 6. Perbedaan Gender Gender merupakan pandangan masyarakat tentang perbedaan peran dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil kontraksi sosial (Aryanti et al., 2014). Perbedaan gender merupakan karakteristik demografi yang menarik untuk diteliti berkaitan dengan isu-isu lingkungan, karena perbedaan peran, keterampilan, dan sikap yang mengarah pada permasalahan ekologikal. Penelitian di Singapura oleh Jiuan et al., (2001) dalam 15

Junaedi (2008), menunjukan bahwa peran perempuan dalam kehidupan menyebabkan mereka sadar akan permasalahan lingkungan, sehingga mempengaruhi dalam melakukan minat beli terhadap suatu produk. Hasil penelitian Junaedi (2008) pada konsumen yang peduli dengan produk hijau di Indonesia, menyatakan baik konsumen laki-laki maupun konsumen perempuan memiliki kesamaan dalam minat pembelian produk hijau, kecuali pada konsumen yang berorientasi pada nilai individualistik berpengaruh pada keinginan untuk membayar pangan organik dengan harga premium. Kusmowidagdo (2010) dalam (Astari & Widagda, 2014) menyatakan bahwa gender berpengaruh terhadap perilaku belanja dimana pria merupakan pebelanja utilitarian sedangkan wanita kebanyakan merupakan pebelanja hedonis. Perbedaan gender memiliki hubungan terhadap niat untuk melakukan pembelian online, implusifitas pada konsumen dan frekuensi pembelian dimana selama berada dalam bursa online (Zhang et al, 2007 dalam Astari & Widagda, 2014). Hasil penelitian dari Astari & Widagda (2014) menyatakan bahwa perbedaan jenis kelamin memiliki pengaruh, dan konsumen perempuan cenderung lebih tinggi kemungkinnanya untuk melakukan pembelian dibandingkan dengan konsuen lakilaki. B. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam rangka penyusunan proposal ini. Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang akan mengarahkan peneiitian ini diantaranya, yaitu: Tabel 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu 16

No Peneliti Variabel Judul Alat analisis Hasil 1 Aryanti, et al. (2014) - Pengetahuan - Kepedulian - Sikap - Minat Beli Lanjutan tabel 2.1 2. Mostafa - Environmental (2007) Knowledge - Environmental Concern - Environmental Attitude - Green purchase behavior 3. Lee (2009) - Evironmental attitude - Environmental concern - Perceived seriousness of environmental problems - Peer influence - Self dentity in environmental protection - Green purchase behavior 4 Dagher et al. (2015) - Environment Concern - Environment Attitude - Green Purchasing Behavior - Gender Pengaruh Pengetahuan, Kepedulian, dan Sikap pada Lingkungan terhadap Minat Pembelian Produk Hijau Gender differences in Egyptian consumers green purchase behavior: the effects of environmental knowledge, concern and attitude Gender differences in Hong Kong adolescent consumers green purchasing behavior The Impact of Environment Concern and Attitude on Green Purchasing Behavior: Gender as The Moderator Regresi Linear Berganda A one-way multivariate analysis of variance (MANOVA) Multiple Regression Test Moderated regression analysis Pengetahuan, kepedulian dan sikap tidak terbukti berpengaruh terhadap minat pembelian produk hijau apabila dimoderasi oleh perbedaan gender. Gender dapat menjadi faktor penentu dalam besarnya pengetahuan lingkungan yang dimiliki oleh seseorang dan lakilaki dengan tingkat pembelian produk yang tinggi akan secara aktif mencari informasi mengenai produk yang ramah lingkungan. Sikap lingkungan, kepedulian lingkungan, keseriusan pada masalah lingkung, tanggung jawab lingkunga, pengaruh teman, dan identitas diri memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku pembelian produk hijau. Dalam penelitian ini environment concern and attitude keduanya berpengaruh terhadap green purchasing behavior yang di moderasi oleh perbedaan gender. 17

No Peneliti Variabel Judul Alat analisis Hasil Lanjutan tabel 2.1 5 Ayu (2014) - Pengetahuan - Sikap - Minat Beli 6 Aman et al. (2012) - Environmental Knowledge - Environmental Concern - Attitude - Green Purchase Intention Sumber: olahan peneliti (2016) Pengaruh Pengetahun dan Sikap Konsumen Nurtition Labeling terhadap Minat Beli The Influence of Environmental Knowledge and Concern on Green Purchase Intention the Role of Attitude as a Mediating Variable Regresi Multiple Regression Analysis Dan hasil dari perbedaan gender yang paling dominan berpengaruh terhadap green purchasing behavior adalah female. Pengaruh pengetahuan konsumen terhadap minat beli tidak signifikan sedangkan sikap konsumen berpengaruh signifikan terhadap minat beli. Sehingga dapat disimpulkan variabel sikap konsumen memediasi secara mutlak hubungan antara pengetahuan konsumen dengan niat beli Dalam penelitiannya hubungan environmental knowledge dan concern keduanya memiliki pengaruh signifikan terhadap minat pembelian produk hijau. C. Hipotesis 1. Hubungan pengetahuan dan minat beli konsumen dengan perbedaan gender sebagai variabel moderasi Penelitian tentang pengetahuan dan minat beli produk hijau oleh Aman et al. (2012) yang dilakukan di Malaysia menunjukkan bahwa, ada hubungan yang 18

signifikan antara pengetahuan lingkungan dan minat pembelian produk hijau pada konsumen di Malaysia. Pengaruh dari pengetahuan tentang suatu produk yang memiliki label green akan meningkatkan motivasi untuk melakukan keputusan pembelian. Studi sebelumnya yang dilakukan oleh Kim dan Chung (2011) dalam Aman et al. (2012) menemukan bahwa pengalaman individu di masa lalu berkontribusi pada pengetahuan individu dengan produk organik yang memiliki dampak signifikan terhadap niat pembelian produk organik. Pada hasil penelitian Aryanti et al. (2014) yang meneliti tentang pengetahuan, kepedulian, dan sikap terhadap lingkungan terhadap minat pembelian produk hijau dan perbedaan gender sebagai variabel moderasi yang di lakukan di Yogyakarta, menujukkan hasil bahwa pengetahuan, kepedulian dan sikap tidak berpengaruh signifikan terhadap minat beli produk hijau jika dimoderasi perbedaan gender. Artinya, baik perempuan maupun laki-laki tidak ada perbedaan dalam melakukan pembelian produk hijau. Mesikpun begitu, Arcury (1990) dalam Aryanti et al., (2014) berpendapat bahwa gender dapat menjadi faktor penentu dalam besarnya pengetahuan lingkungan yang dimiliki seseorang. Mostafa (2007) menemukan bahwa laki-laki dengan tingkat penghasilan dan keterlibatan pembelian produk yang tinggi akan secara aktif mencari informasi mengenai produk yang ramah lingkungan dibandingkan dengan perempuan. Atas dasar pemikiran tersebut, peneliti mengembangkan pengaruh pengetahuan terhadap minat pembelian produk hijau dengan perbedaan gender sebagai variabel moderasi. Hipotesis 1 dalam penelitian ini sebagai berikut: 19

H1: Pengetahuan lingkungan berpengaruh positif terhadap minat pembelian produk hijau apabila dimoderasi dengan perbedaan gender 2. Hubungan kepedulian dan minat beli konsumen dengan perbedaan gender sebagai variabel moderasi Beberapa penelitian telah menemukan bahwa kepudulian menjadi determinan dari minat beli produk ramah lingkungan. Mustofa (2007) dalam penelitiannya tentang perbedaan gender pada perilaku konsumen produk hijau di Mesir memberikan hasil bahwa, environmental knowledge, concern, dan attitude memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat pembelian produk hijau. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa laki-laki lebih memiliki tingkat kepedulian terhadap lingkungan lebih tinggi daripada perempuan. Selai itu, laki-laki juga lebih memiliki pengetahuan tentang produk hijau dari pada konsumen perempuan di Mesir. Namun, Mohai and Stern (1992) dalam Mostafa (2007) menemukan bahwa perempuan lebih peduli dengan isu-isu lingkungan daripada laki-laki sehingga terdapat perbedaan nilai dan keyakinan antara perempuan dan laki-laki terkait lingkungan. Baldassare and Katz (1992) dalam (Aryanti et al., 2014) berpendapat bahwa kepedulian lingkungan memiliki dampak yang signifikan pada sejauh mana individu termotivasi untuk mengubah perilaku, sehingga mencoba untuk meringankan permasalahan lingkungan hidup. Martinez (2006) dalam Aman et al. (2012) juga menunjukkan hasil yang signifikan antara kepedulian lingkungan dan perilaku ramah lingkungan, yang berarti bahwa mereka terlibat dan memperhatikan lingkungan dan menunjukkan perilaku ekologis yang lebih tinggi. 20

Atas dasar pemikiran tersebut, maka dikembangkan variabel kepedulian terhadap minat pembelian produk hijau dengan perbedaan gender sebagai variabel moderasi. Hipotesis 2 penelitian ini sebagai berikut: H2: Kepedulian lingkungan berpengaruh positif terhadap minat pembelian produk hijau apabila dimoderasi dengan perbedaan gender 3. Hubungan sikap dan minat beli konsumen dengan perbedaan gender sebagai variabel moderasi Sikap merupakan prediktor penting bagi perilaku, minat berprilaku dan merupakan faktor penjelas dari berbagai macam perilaku individu (Aryanti et al., 2014). Sikap konsumen yang terjadi saat konsumen melakukan evaluasi pada suatu produk berdampak terhadap minat beli konsumen. Sikap konsumen yang positif terhadap produk menimbulkan minat beli konsumen yang positif terhadap produk tersebut (Burton et al., 2009 dalam Ayu, 2014). Ayu (2014) menyatakan bahwa sikap dapat secara positif meningkatkan minat beli konsumen, dalam penelitiannya sikap konsumen dalam membaca label nutrisi sangat penting dan dapat meningkatkan minat pembelian. Sikap terhadap produk hijau dapat menumbuhkan minat beli konsumen karena ketersediaan informasi tentang produk hijau dan manfaat yang akan didapatkan konsumen. Atas dasar pemikiran tersebut, maka dikembangkan hipotesis sebagai berikut: H3: sikap konsumen berpengaruh positif terhadap minat pembelian produk hijau apabila dimoderasi dengan perbedaan gender 4. Hubungan perbedaan gender terhadap minat beli konsumen 21

Dagher et al. (2015) yang meneliti tentang pengaruh kepedulian dan sikap terhadap perilaku pembelian hijau pada konsumen di Malaysia dengan perbedaan gender sebagai variabel moderasi. Hasil penelitian ini menyarankan tentang pentingnya dan perlunya menyelidiki perbedaan gender sebagai efek moderasi pada hubungan antara sikap dan kepedulian lingkungan terhadap perilaku pembelian hijau. Hasil efek moderasi gender pada hubungan tersebut memberikan bukti bahwa sikap dan kepedulian antara laki-laki memiliki pengaruh yang berbeda pada perilaku pembelian produk hijau. Mostafa (2007) berpendapat bahwa gender dapat menjadi faktor penentu dalam besarnya pengetahuan, kepedulian, dan sikap terhadap minat beli produk ramah lingkungan. Atas dasar pemikiran tersebut, maka dikembangkan hipotesis sebagai berikut: H4: Perbedaan gender berpengaruh terhadap minat pembelian produk hijau D. Model Penelitian Berdasarkan paparan di atas dapat digambarkan sebuah bagan guna mempermudah peneliti dalam meneliti tentang pengaruh pengetahuan, kepedulian, dan sikap terhadap minat beli produk hijau yang dimoderasi oleh perbedaan gender. Model yang peneliti paparkan adalah sebagai berikut: 22

PENGETAHUAN (X1) H 1 H 4 KEPEDULIAN (X2) H 2 H 3 MINAT BELI PRODUK HIJAU (Y) SIKAP PEMBELIAN (X3) PERBEDAAN GENDER (Z) Sumber: Aryanti et al. (2014) Gambar 2.2. Model Penelitian 23