BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara keseluruhan bab ini menjelaskan tentang teori yang digunakan dalam

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara keseluruhan bab ini menjelaskan tentang teori yang digunakan dalam"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Secara keseluruhan bab ini menjelaskan tentang teori yang digunakan dalam penelitian, perumusan hipotesis, dan model penelitian. Berikut ini penjelasan dari masing - masing sub bab tersebut Tinjauan Pustaka Perilaku konsumen merupakan sesuatu hal yang tidak dapat secara langsung dikendalikan, termasuk oleh perusahaan demi tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian informasi ataupun studi studi yang berkaitan dengan perilaku konsumen perlu dilakukan. Penelitian ini menggunakan salah satu konsep perilaku.konsumen yaitu purchase intention (niat beli). Niat beli dapat disebabkan oleh faktor external maupun internal konsumen. Teori teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Theory of Reasoned Action Berbagai literatur dalam bidang pemasaran menggunakan bermacam macam teori, salah satu teori yang paling popular dalam memprediksi perilaku pembelian yaitu Theory of Reasoned Action dan Theory of Planned Behaviour. TRA dicetuskan oleh Martin Fisbein dan Icek Ajzen sebagai penyempurnaan dari Information Integration Theory yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara sikap dan perilaku. Berdasarkan TRA, niat merupakan hasil dari sikap terhadap 11

2 12 perilaku (Fishein & Ajzen, 1975). Sehingga sikap yang positif atau sikap yang negatif dapat memicu niat untuk seseorang melakukan sesuatu (Suzanne & Paulo, 2014). Niat berperilaku telah digunakan sejak lama untuk memprediksi suatu tindakan. Teori ini menyediakan kerangka dasar model penelitian untuk mempelajari sikap terhadap perilaku. Selain itu TRA membuktikan bahwa niat merupakan perhatian utama, karena niat merupakan pemediasi penyebab terjadinya perilaku dari sikap maupun variabel lain (Dharmmesta, 1992). Beberapa penelitian sebelumnya telah mengaplikasikan TRA sebagai dasar model penelitiannya. Seperti dalam penelitian Teo dan van Schaik (2012) menggunakan empat model (integrated theory, TRA, TPB, TAM) untuk menjelaskan model mana yang terbaik digunakan dalam memprediksi niat para pengajar menggunakan teknologi. Selain itu dalam penelitian Shih dan Fang (2006) mereplikasi dan menambahkan model TRA untuk menyelidiki faktor yang menyebabkan niat mengadopsi internet banking. Gotschi et al., (2010) menyebutkan bahwa TRA merupakan teori yang paling tepat untuk meneliti green consumer behavior Niat Beli (Purchase Intention) Berdasarkan teori keperilakuan, niat muncul terlebih dahulu sebelum seseorang memutuskan melakukan pembelian. Ng & Paladino (2009) mendefinisikan perilaku berniat sebagai ukuran

3 13 seseorang untuk mengeksekusi tujuan dari perilaku tersebut. Niat beli merupakan kemungkinan konsumen untuk bersedia membeli produk atau jasa di masa yang akan datang (Wu et al., 2011). Pada penelitian Dodds et al., (1991) mendefinisikan niat beli sebagai kemungkinan konsumen bersedia membeli produk setelah konsumen merasa tertarik dan ingin mengonsumsi produk tersebut yang dilihatnya. Koetler (2006) juga mendefinisikan purchase intention sebagai suatu hal yang mendahului dan menentukan setiap konsumen sebelum melakukan keputusan pembelian. Melakukan pengukuran terhadap niat beli konsumen sebenarnya juga mencerminkan perilaku pembelian konsumen di masa depan (Grewal et al., 1998). Pengukuran dapat dilakukan melalui seberapa tinggi niat konsumen untuk membeli produk tertentu atau pengukuran dapat juga melalui penelusuran faktor apa saja yang memicu niat konsumen membeli suatu produk. Sehingga dapat diasumsikan bahwa semakin tinggi niat beli konsumen semakin tinggi pula kemungkinan perilaku konsumen tersebut untuk membeli suatu produk Sikap (Attitude) Niat membeli produk juga dipengaruhi oleh attitude konsumen terhadap suatu produk tersebut. Attitude juga merupakan salah satu faktor penting dalam proses pengambilan keputusan. Sikap terhadap

4 14 perilaku mengacu pada evaluasi pribadi mengenai hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan sebelum melakukan tindakan (Kim & Chung, 2011). Amstrong & Koetler (2009) juga mendefinisikan attitude sebagai konsistensi seseorang untuk mengevaluasi sesuatu hal yang disukai ataupun tidak disukai, perasaan, dan kecenderungan terhadap suatu objek maupun ide. Attitude juga dapat di definisikan sebagai evaluasi konsep yang dilakukan secara menyeluruh oleh seseorang (Peter & Olsen, 1999). Menurut Bagozzi et al (2002) attitude merupakan suatu kecenderungan untuk berperilaku dengan konsisten mengenai hal yang disukai atau tidak disukai pada suatu objek. Berdasarkan Theory of Reasoned Action, pengukuran attitude ditekankan pada niat pembelian suatu merek. Maka dapat dikatakan attitude merupakan suatu respons evaluative. Respon tersebut hanya dapat muncul apabila individu dihadapkan pada suatu rangsangan yang menghendaki adanya reaksi, yang dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai attitude terhadap niat beli bahan bakar minyak Pengetahuan lingkungan (Environment Knowledge) Kondisi lingkungan dalam beberapa dekade terakhir semakin lama semakin memprihatinkan, pengetahuan akan kondisi lingkungan mutlak dibutuhkan agar dapat berperilaku dan melakukan sesuatu yang lebih baik terhadap lingkungan. Pengetahuan atau informasi

5 15 tentang kerusakan lingkungan telah membangkitkan tindakan - tindakan perlindungan terhadap lingkungan, hal tersebut menimbulkan perilaku eco-friendly consumption (Moisander, 2007). Seiring dengan meningkatnya popularitas green product, banyak konsumen mencari produk yang lebih ramah lingkungan dari yang di gunakan sebelumnya (Nimse et al., 2007). Termasuk diantaranya produk BBM yang lebih ramah lingkungan. Environment knowledge merupakan kemampuan seseorang dalam mengidentifikasi masalah atau isu berkaitan dengan lingkungan yang mempunyai efek terhadap perilaku seseorang tersebut (Laroche et al., 2001). Selain itu environment knowledge cenderung dapat mengubah perilaku pembelian seseorang lebih berkontribusi terhadap lingkungan (Kim & Chung, 2011). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh D souza et al., (2006) menyatakan bahwa environment knowledge dikembangkan dalam dua bentuk: 1. Konsumen perlu diberikan edukasi untuk dapat memahami akibat suatu produk terhadap lingkungan. 2. Pengetahuan konsumen dalam suatu produk itu sendiri membantu produk tersebut diproduksi dengan lebih environmentally friendly way Kewajaran Harga (Price Fairness) Harga merupakan salah satu aspek yang dipertimbangkan konsumen sebelum melakukan proses pembelian. Harga didefinisikan

6 16 sebagai sebuah nilai yang ditentukan untuk suatu barang maupun jasa yang ditentukan dengan membayarkan sejumlah uang (Buchari Alma, 2002). Konsumen tentu saja menginginkan harga yang dikeluarkan sesuai dengan yang di dapatkan pada suatu produk tertentu. Price fairness didefinisikan sebagai penilaian konsumen apakah harga jual suatu produk dapat cukup dibenarkan, sebanding dengan keunggulan yang akan di dapatkan (Xia et al., 2004). Price fairness juga dapat diartikan sebagai persepsi konsumen tentang keunggulan yang ditawarkan suatu produk relatif sama dengan besarnya pengorbanan mereka membayar produk tersebut, sehingga harga yang ditagihkan dapat dikatakan wajar (Monroe, 2003). Schiffman dan Kanuk (2007) berpendapat bahwa penilaian masing - masing konsumen terhadap kewajaran harga suatu produk yang ditawarkan berbeda - beda tergantung dari latar belakang dan kondisi konsumen itu sendiri. Berbagai pengertian diatas sesuai dengan definisi praktis dari Mowen & Minor (2002) yang menyebutkan bahwa harga itu mengenai harapan pada hubungan harga mutu, dalam rentang harga tertentu untuk sebuah produk, konsumen mengharapkan bahwa harga yang tinggi mengidentifikasikan mutu yang lebih baik.

7 Persepsi Kualitas (Perceived Quality) Suatu produk harus dapat membentuk persepsi positif pada benak konsumen, termasuk diantaranya persepsi mengenai kualitas produk tersebut. Semakin baik persepsi kualitas yang dirasakan maka semakin besar pula kemungkinan konsumen untuk membeli. Perceived quality adalah suatu penilaian konsumen terhadap keunggulan produk secara keseluruhan (Zeithaml, 1988). Menurut Kirmani dan Baumgartner (2000) perceived quality juga dapat di definisikan sebagai evaluasi konsumen terhadap keunggulan suatu produk berdasarkan unsur intrinsic (performa, ketahanan, dan lain sebagainya) serta unsur extrinsic (nama merek, jaminan keunggulan, dan lain sebagainya). Perceived quality merupakan pemikiran konsumen dengan membandingkan ekspektasi dan performa atau kualitas yang sesungguhnya (Parasuraman et al., 1990). Perceived quality juga didefinisikan sebagai penilaian konsumen terhadap keistimewaan suatu produk (Aaker and Jacobson, 1996) Persepsi Manfaat (Perceived Benefit) Menurut Lymperopoulus et al., (2010) konsumen menilai alternatif produk yang tersedia di pasaran dengan memanfaatkan berbagai atribut sebagai indikator kualitas, perceived benefit merupakan cerminan dari indikator kualitas yang dipersepsikan konsumen. Perceived benefit dapat dibagi menjadi dua grup, yaitu:

8 18 1. Manfaat langsung Dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat dinilai secara objektif, selain itu manfaat tersebut mengacu pada fungsional produk. Contohnya seperti bahan pembuatan produk. 2. Manfaat tidak langsung Dapat diartikan sebagai sesuatu yang dinilai secara subjektif atau extrinsic, otomatis penilaiannya berbeda-beda dari satu orang ke orang lain. Contohnya seperti citra merek, harga. Perceived benefit dapat di definisikan sebagai harapan seseorang terhadap produk yang akan memberi keuntungan pada dirinya setelah menggunakan produk tersebut (Chaniotakis et al., 2010) Pengembangan Hipotesis Hubungan antara perceived benefit terhadap attitude Penelitian yang dilakukan oleh Chaniotakis et al (2009) menjelaskan bahwa manfaat yang dirasakan konsumen yang mereka dapatkan dari produk private label sayuran beku mempunyai dampak langsung terhadap attitude konsumen. Pendapat tersebut juga terdapat dalam penelitian yang dilakukan oleh Veloutsou et al (2004) dan Tzimitra-Kalogianni et al (2002). Lymperopoulus et al (2010) juga

9 19 mengemukakan bahwa attitude konsumen terhadap produk private label deterjen yang dikeluarkan oleh ritel dipengaruhi oleh perceived benefit. Penelitian yang dilakukan oleh Fock et al., (2005) mengatakan bahwa perceived benefit merupakan faktor yang mempengaruhi attitude konsumen. Penelitian-penelitian terdahulu di dapatkan hasil bahwa ada hubungan antara perceived benefit dengan attitude konsumen. Sehingga hipotesis yang dirumuskan adalah. H1: Perceived benefit berpengaruh positif terhadap attitude Hubungan antara perceived quality terhadap attitude Perceived quality adalah suatu penilaian konsumen terhadap keunggulan produk secara keseluruhan (Zeithaml, 1988). Gopal Das (2014) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa ada hubungan positif antara perceived quality terhadap attitude pada produk ritel. Dodds et al (1991) juga membuktikan perceived quality suatu produk mempengaruhi attitude konsumen terhadap produk tersebut, selain itu disebutkan bahwa perceived quality merupakan kunci sukses suatu merek (Hoch and Banerji, 1993). Penelitian yang dilakukan oleh (Bolton, 1998; Richardson et al., 1994) menemukan bahwa proses pembuatan keputusan konsumen secara garis besar dipengaruhi oleh perceived quality dibandingkan dengan faktor lain. Adanya hubungan yang signifikan antara perceived quality terhadap attitude didukung

10 20 oleh penelitian yang dilakukan oleh Hansen (2005). Dari penjabaran tersebut, maka hipotesis yang dirumuskan adalah. H2: Perceived quality berpengaruh positif terhadap attitude Hubungan antara price fairness terhadap attitude Terkadang seseorang paham apa yang dimaksud dengan wajar saat seseorang itu melihat atau mempunyai pengalaman dalam hal tersebut, tetapi sulit untuk mengatakan apa yang dimaksud dengan wajar. Ketika harga dinilai berbeda dari harga yang disarankan dalam suatu transaksi, perbedaan harga tersebut mungkin mengakibatkan munculnya persepsi ketidakwajaran. Menurut Chang et al., (1994) price fairness adalah persepsi subjektif konsumen tentang harga produk maupun jasa. Jadi price fairness dapat juga di definisikan sebagai harga yang rasional (Schein, 2002). Pada penelitian Hansen (2005) dijelaskan bahwa konsumen yang merasakan perbedaan harga antara produk dalam negeri dan produk luar negeri dengan kualitas yang sama menyebabkan preferensi mereka terhadap produk dalam negeri berubah. Price fairness juga terbukti berpengaruh signifikan terhadap attitude konsumen atas produk hijau (Mainieri et al., 1997). Penelitian yang dilakukan oleh Xia et al., (2004) dan Herrmann et al., (2007) menyatakan bahwa price fairness telah berpengaruh positif

11 21 terhadap attitude. Dari penjelasan tersebut, maka hipotesis yang dirumuskan adalah H3: Price fairness berpengaruh positif terhadap attitude Hubungan antara environment knowledge terhadap attitude Kerusakan lingkungan telah menjadi isu hangat pada beberapa tahun terakhir, dengan banyaknya informasi terkait isu tersebut menyebabkan konsumen merubah perilaku pembelian mereka menjadi lebih ramah lingkungan. Fenomena tersebut diperkuat oleh penelitian Moisander (2007) yang mengatakan bahwa pengetahuan tentang kerusakan lingkungan telah membangkitkan tindakan - tindakan perlindungan terhadap lingkungan yang menimbulkan perilaku ecofriendly consumption. Environment knowledge adalah pengetahuan tentang apa yang diketahui oleh seseorang tentang lingkungan, kunci untuk mengetahui dampak - dampak yang diterima oleh lingkungan, atau tindakan kolektif yang diperlukan untuk pembangunan berkelanjutan (Mostafa, 2007). Chan (1999) mengatakan ecological knowledge sebagai pengetahuan seseorang tentang isu yang berkaitan dengan lingkungan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Chryssohoidis and Krystallis (2005) terungkap bahwa nilai-nilai yang bersangkutan dengan kesehatan dan lingkungan memicu attitude terhadap niat membeli makanan organik. Ecological concern and knowledge merupakan bagian penting untuk

12 22 memprediksi attitude toward green products (Chan and Lau, 2010).. Berdasarkan penjabaran tersebut, maka hipotesis yang dirumuskan adalah H4: Environment knowledge berpengaruh positif terhadap attitude Hubungan antara attitude terhadap purchase Intention Attitude merupakan kecenderungan untuk mempelajari secara konsisten sesuatu yang menguntungkan dan tidak menguntungkan tentang objek tertentu, diharapkan dengan attitude positif akan menyebabkan niat yang lebih besar untuk berperilaku (Fisbein & Ajzen, 1975). Berdasarkan Theory Reasoned Action (TRA) perilaku pembelian ditentukan oleh niat pembelian dan attitude mempengaruhi niat pembelian seseorang. Penelitian yang dilakukan oleh Kim & Park (2005) menyatakan bahwa attitude terhadap pembelian online berpengaruh signifikan terhadap niat pembelian melalui online shop. Adanya pengaruh pada attitude terhadap niat beli juga ditunjukkan dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh (Paladino and Baggiere, 2008; Matos et al., 2007; Wee et al., 2005). Berdasarkan penjabaran tersebut, maka hipotesis yang dirumuskan adalah H5: Attitude berpengaruh positif terhadap purchase intention

13 Model Penelitian Kerangka penelitian dalam penelitian ini merupakan analisa variabel yang mempengruhi niat konsumen untuk membeli bahan bakar Pertalite. Berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskan maka pengaruh antar variabel digambarkan dalam bentuk model sebagai berikut : Sumber: konstruksian peneliti, 2016 Gambar II.1 Model Penelitian Gambar II.1 merupakan model yang berasal dari pengembangan penelitian Gopal Das (2014) dengan merekonstruksi beberapa hubungan antar variabel dari penelitian yang dilakukan oleh Chaniotakis et al (2009), Khandelwal (2012), Lizawati (2012), serta Kim & Chung (2011). Model penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan antara lima variabel yaitu H1 perceived benefit berpengaruh terhadap attitude, H2 yaitu

14 24 perceived quality berpengaruh terhadap attitude, H3 yaitu price fairness berpengaruh terhadap attitude, H4 yaitu environment knowledge berpengaruh terhadap attitude, H5 yaitu attitude berpengaruh terhadap purchase intention Posisi Studi Tabel II.1 Hasil Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Variabel Alat UJi Hasil Independen Mediasi Moderasi Dependen 1. Chaniotakis et al, 2009 Perceived Economic Situation Perceived Benefit Attitude Purchase Intention SEM Niat konsumen dalam membeli produk private-label berupa sayuran beku secara langusng dipengaruhi oleh attitude konsumen terhadap produk tersebut. Trust Attitude konsumen terhadap produk private-label sayuran beku secara langsung dipengaruhi oleh perceived benefit dan secara tidak langsung dipengaruhi oleh trust dan perceived economic situation. 2. Gopal Das, 2014 Self Congruity Retailer Awareness Retailer Associations Perceived Quality Attitude Toward Retailer Purchase Intention SEM Self Congruity, Retailer Awareness, Retailer Associations, dan Retailer Perceived Quality secara positif berpengaruh pada attitude terhadap retailer. Serta attitude terhadap retailer mempengaruhi niat membeli. Bersambung

15 25 Lanjutan 3. Khandelwal, 2012 Price Fairness Consumer Attitude SPSS Terdapat Sembilan faktor yang mempengaruhi price fairness, namun faktor-faktor tersebut tidak selalu berpengaruh signifikan bila di ujikan di 2 kota yang berbeda. price fairness juga diketahui berpengaruh signifikan terhadap attitude konsumen. 4. Lizawati, 2012 Environment Knowledge Environment Concern Attitude Green Purchase Intention SPSS EK dan EC secara signifikan mempengaruhi green purchase intention. EK berpengaruh negatif terhadap attitude konsumen 5. Kim & Chung, 2011 Consumer Values Attitude Intention to Buy SPSS Diketahui bahwa attitude terhadap organic skin care product mempengaruhi niat konsumen untuk membeli produk skin care tersebut. 6. Studi ini Perceived Benefit Attitude Purchase Intention SEM Perceived Quality Price Fairness Environment Knowledge Sumber: Data Primer yang diolah, 2016 Pada tabel II.1 terdapat beberapa contoh penelitian terdahulu yang masing-masing variabel dalam penelitian tersebut menjelaskan hubungan antar

16 26 variabel yang beberapa diantaranya dikonstruksi pada penelitian ini. Persamaan hasil-hasil dari penelitian diatas adalah penggunaan variabel attitude yang kemudian memunculkan niat untuk membeli pada konsumen. Berdasarkan teori keperilakuan dijelaskan bahwa niat membeli (purchase intention) produk tertentu terbentuk dari sikap (attitude) konsumen terhadap produk tersebut, seperti yang dijelaskan pada penelitian Chaniotakis et al (2009), Gopal Das (2014), dan Lizawati (2012). Pada penelitian ini attitude (attitude) konsumen dibentuk dari empat variabel amatan yaitu persepsi manfaat (perceived benefit), persepsi kualitas (perceived quality), kewajaran harga (price fairness), dan pengetahuan lingkungan (environment knowledge). Perceived benefit dalam penelitian Chaniotakis et al (2009) merupakan salah satu variabel yang membentuk attitude konsumen. Dalam penelitian Gopal Das (2014), dijelaskan bahwa perceived quality membentuk attitude konsumen. Selanjutnya harga produk yang dinilai wajar dapat membentuk attitude terhadap produk dan merupakan salah satu pertimbangan konsumen dalam memutuskan untuk melakukan pembelian, seperti yang dijelaskan pada penelitian Khandelwal (2012) price fairness berpengaruh terhadap attitude. Lalu seperti yang dijelaskan di latar belakang bahwa isu-isu pemanasan global yang dalam beberapa tahun terakhir semakin meningkat, membuat banyak pihak lebih memperhatikan unsur lingkungan dalam kegiatan mereka. Informasi atau pengetahuan yang berkaitan dengan lingkungan semakin bertambah dan mudah diakses oleh masyarakat. Hal tersebut dapat menumbuhkan attitude konsumen terhadap suatu produk, seperti yang dijelaskan dalam penelitian Lizawati (2012).

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, yang di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, yang di dalamnya BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, yang di dalamnya dibahas mengenai konsep yang digunakan, variabel-variabel yang berkaitan, fenomena dan setting penelitian. Rumusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Landasan Teori diperlukan agar penelitian ini dapat

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Landasan Teori diperlukan agar penelitian ini dapat BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS Landasan Teori diperlukan agar penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara teoritikal. Oleh karena itu ada beberapa sub bab yang akan mendukung penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan membahas dasar teori variabel-variabel yang membentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan membahas dasar teori variabel-variabel yang membentuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan membahas dasar teori variabel-variabel yang membentuk niat beli ulang konsumen yang dibangun bedasarkan kenyataan yang terjadi pada umumnya dan sudah diuji secara empiris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam meningkatkan kehidupan manusia di berbagai bidang. Bidang-bidang

BAB I PENDAHULUAN. dalam meningkatkan kehidupan manusia di berbagai bidang. Bidang-bidang digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Era globalisasi memberi berbagai bentuk perubahan dan kemajuan dalam meningkatkan kehidupan manusia di berbagai bidang. Bidang-bidang tersebut saling

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat dewasa ini telah membuat kehidupan banyak masyarakat menjadi lebih mudah. Dalam beberapa tahun belakangan ini, internet merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang cukup pesat dari tahun ke tahun. Dalam periode enam tahun

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang cukup pesat dari tahun ke tahun. Dalam periode enam tahun 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan perekonomian, bisnis ritel mengalami pertumbuhan yang cukup pesat dari tahun ke tahun. Dalam periode enam tahun terakhir, dari tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Grand Theory Theory Reasoned Action (TRA) Sumber: Fishben dan Ajzen (1975) dalam Vijayan et al,. (2005) Gambar 2.1. Model Theory Reasoned Action TRA menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sudah beberapa kali mengalami perubahan. Pada tanggal 1 Maret 2005, BBM jenis Premium dan Solar kembali dinaikkan.

BAB I PENDAHULUAN. sudah beberapa kali mengalami perubahan. Pada tanggal 1 Maret 2005, BBM jenis Premium dan Solar kembali dinaikkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama satu dekade terakhir, kebijakan harga BBM jenis Premium sudah beberapa kali mengalami perubahan. Pada tanggal 1 Maret 2005, pemerintah menaikkan BBM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dasar dalam penelitian ini. Teori yang digunakan adalah teori niat berkunjung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dasar dalam penelitian ini. Teori yang digunakan adalah teori niat berkunjung BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab II menjelaskan tentang landasan teori yang digunakan sebagai dasar dalam penelitian ini. Teori yang digunakan adalah teori niat berkunjung ulang, kualitas makanan, atmosfir,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing sub bahasan tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN. data. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing sub bahasan tersebut. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang desain penelitian, metode pengambilan sampel, definisi operasional, sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisis data. Berikut adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Jayanti dkk. (2013) Green consumer behavior merupakan perilaku

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Jayanti dkk. (2013) Green consumer behavior merupakan perilaku BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Green Consumer Behavior Menurut Jayanti dkk. (2013) Green consumer behavior merupakan perilaku konsumen yang dalam setiap tindakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi ekonomi yang tidak menguntungkan dan kenaikan biaya hidup adalah masalah yang paling mengkhawatirkan di Indonesia. Skenario ini terjadi karena omset ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesadaran manusia akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesadaran manusia akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesadaran manusia akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup semakin meningkat dengan banyaknya berbagai isu-isu global mengenai lingkungan hidup.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. dalam (Sumarsono dan Giyatno, 2012). Tuntutan konsumen akan produk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. dalam (Sumarsono dan Giyatno, 2012). Tuntutan konsumen akan produk BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Produk Ramah Lingkungan Produk ramah lingkungan ( green product) atau juga dikenal dengan istilah ecolocical product atau environmental friendly

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Polonsky (dalam Wu and Chen, 2014) mendefinisikan green marketing

TINJAUAN PUSTAKA. Polonsky (dalam Wu and Chen, 2014) mendefinisikan green marketing BAB II A. Landasan Teori TINJAUAN PUSTAKA 1. Green marketing Polonsky (dalam Wu and Chen, 2014) mendefinisikan green marketing sebagai semua kegiatan yang dirancang oleh perusahaan dalam rangka memenuhi

Lebih terperinci

BAB Latar Belakang

BAB Latar Belakang BAB 1 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi pada saat ini, perkembangan informasi dan teknologi sangatlah maju pesat dan tidak terbatas penyebarannya. Dengan informasi yang sangat mudah di dapat membuat

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. yang spesifik pada segmentasi pelanggan yang menggunakan internet yang

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. yang spesifik pada segmentasi pelanggan yang menggunakan internet yang BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Model Penelitian Terdahulu Penelitian Brown, Pope, dan Voges (2001) bertujuan untuk menganalisis cara yang spesifik pada segmentasi pelanggan yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat dibandingkan dengan waktu waktu sebelumnya, misalnya

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat dibandingkan dengan waktu waktu sebelumnya, misalnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini sudah sangat berkembang pesat dibandingkan dengan waktu waktu sebelumnya, misalnya yang terdapat pada bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHUUAN. produk yang ramah lingkungan (environment friendly). Sejak beberapa dekade

BAB I PENDAHUUAN. produk yang ramah lingkungan (environment friendly). Sejak beberapa dekade BAB I PENDAHUUAN A. Latar Belakang Penelitian Tingkat konsumsi global yang dimulai dengan adanya kesadaran konsumen akan hak-haknya untuk mendapatkan produk yang layak, aman, dan produk yang ramah lingkungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Green product atau juga dikenal dengan istilah ecological product atau environmental

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Green product atau juga dikenal dengan istilah ecological product atau environmental BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Green Product Green product atau juga dikenal dengan istilah ecological product atau environmental friendly product adalah produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya kekhawatiran akan terjadinya bencana yang dapat mengancam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. adanya kekhawatiran akan terjadinya bencana yang dapat mengancam lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi sekarang ini, kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya pelestarian lingkungan semakin meningkat, hal ini dicetuskan oleh adanya kekhawatiran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan tinjauan pustaka yang berkaitan dengan masalah penelitian dan konsep yang mendasari perumusan masalah, kerangka pemikiran, dan studi terkait yang menjadi acuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Iklan hijau seperti didefinisikan oleh Banerjee et. al. dalam Tariq (2014)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Iklan hijau seperti didefinisikan oleh Banerjee et. al. dalam Tariq (2014) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. LANDASAN TEORI 2.1.1. Iklan Hijau Iklan hijau seperti didefinisikan oleh Banerjee et. al. dalam Tariq (2014) bahwa, ''Setiap iklan yang memenuhi satu atau lebih dari kriteria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era pasar bebas berdampak pada adanya persaingan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era pasar bebas berdampak pada adanya persaingan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era pasar bebas berdampak pada adanya persaingan yang sangat ketat bagi para pelaku bisnis, sehingga berdampak pada adanya tuntutan bagi setiap manajemen perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Ekuitas Merek Ekuitas merek (brand equity) adalah nilai tambah yang diberikan produk dan jasa. Ekuitas merek dapat tercermin dalam konsumen berfikir, merasa, dan bertindak dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior) Teori Perilaku Terencana atau Theory of Planned Behavior (selanjutnya disingkat TPB, dikemukakan olehajzen (1991). Teori

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Asal usul TPB dapat ditelusuri kembali ke Theory of Reasoned Action

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Asal usul TPB dapat ditelusuri kembali ke Theory of Reasoned Action BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori dan Konsep 2.1.1. Theory of Planned Behavior (TPB) Asal usul TPB dapat ditelusuri kembali ke Theory of Reasoned Action (TRA) (Fishbein,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik itu berdampak positif ataupun berdampak negatif. Dampak positif yang

BAB I PENDAHULUAN. baik itu berdampak positif ataupun berdampak negatif. Dampak positif yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang kian pesatnya dalam beberapa dekade terakhir membawa beberapa dampak perubahan dalam kehidupan manusia seharihari, baik itu berdampak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Internet saat ini telah menjadi kebutuhan sehari-hari. Pengguna internet di Indonesia telah mengalami peningkatan yang signifikan, yakni mencapai 82 juta orang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sikap Konsumen Terhadap Isu Lingkungan dan Produk Ramah Lingkungan. produk-produk ramah lingkungan (Joalis, 2011).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sikap Konsumen Terhadap Isu Lingkungan dan Produk Ramah Lingkungan. produk-produk ramah lingkungan (Joalis, 2011). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Landasan Teori 2.1.1. Sikap Konsumen Terhadap Isu Lingkungan dan Produk Ramah Lingkungan Masyarakat mulai membicarakan efek negatif dari dampak produk-produk yang proses produksinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) telah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) telah diberlakukan. MEA terbentuk dari keinginan negara-negara ASEAN untuk mewujudkan kawasan perekonomian yang kuat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya teknologi informasi yang semakin pesat ini, menimbulkan pemikiran baru bagi pelaku bisnis untuk menjalankan bisnisnya agar dapat bersaing dengan pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang seksama dan dicermati semua pihak tak terkecuali oleh perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang seksama dan dicermati semua pihak tak terkecuali oleh perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu lingkungan global merupakan permasalahan lingkungan yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan dicermati semua pihak tak terkecuali oleh perusahaan, pemanasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin maju dan sering dengan kemudahan masyarakat dalam mencari informasi, masyarakat luas semakin menyadari pentingnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. variabel yang diamati. Hal ini dimaksudkan agar hasil studi dapat dipertanggungjawabkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. variabel yang diamati. Hal ini dimaksudkan agar hasil studi dapat dipertanggungjawabkan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Bab ini dimaksudkan untuk memberikan landasan teori mengenai hubungan antar variabel yang diamati. Hal ini dimaksudkan agar hasil studi dapat dipertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Internet sudah menjadi alat komunikasi online yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Internet sudah menjadi alat komunikasi online yang sangat penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi terus berkembang dan memiliki pertumbuhan yang sangat pesat. Internet sudah menjadi alat komunikasi online yang sangat penting bagi banyak orang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern ini, penggunaan internet menjadi salah satu aktivitas penting dalam mendukung kehidupan manusia di seluruh dunia. Berdasarkan data dari internetworldstats.com,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini bisnis ritel berkembang sangat pesat. Indonesia berada di peringkat ke 12 dunia dalam Indeks Pembangunan Ritel Global (GRDI) 2015 yang dirilis AT

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Theory of Reasoned Action (Teori Tindakan Beralasan). Theory of Reasoned Action (TRA) pertama kali diperkenalkan oleh Martin Fishbein dan Ajzen dalam Jogiyanto (2007). Teori

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di dalam dunia bisnis ritel ini, setiap saat akan berkembang sehingga menyebabkan berbagai jenis ritel bermunculan dan persaingan di dalam bisnis ritel yang sejenis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis et al. (1989) menyebutkan bahwa TAM

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis et al. (1989) menyebutkan bahwa TAM BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) merupakan model yang diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Citra Merek Citra menurut Kotler dan Keller (2009) adalah sejumlah keyakinan, ide, dan kesan yang dipegang oleh seseorang tentang sebuah objek. Citra merek

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepatu menjadi produk yang sangat digemari di kalangan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, setiap perusahaan sepatu bersaing menciptakan produk yang bermutu dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi informasi berkembang pesat termasuk internet. Internet telah membawa dampak yang besar bagi segala aspek. Manfaat internet saat ini dapat dirasakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini menjelaskan konsep e-crm, commitment, trust, perceived value,

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini menjelaskan konsep e-crm, commitment, trust, perceived value, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Bab ini menjelaskan konsep e-crm, commitment, trust, perceived value, satisfaction, perceived service quality, perceived product quality, dan perceived price fairness.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik itu berdampak positif ataupun berdampak negatif. Menurut Fallah dan

BAB I PENDAHULUAN. baik itu berdampak positif ataupun berdampak negatif. Menurut Fallah dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang kian pesat dalam beberapa dekade terakhir membawa beberapa dampak perubahan dalam kehidupan manusia sehari-hari, baik itu berdampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini, internet menjadi salah satu alat komunikasi yang utama dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini, internet menjadi salah satu alat komunikasi yang utama dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, internet menjadi salah satu alat komunikasi yang utama dan merupakan sarana elektronik yang dapat digunakan untuk berbagai aktivitas seperti komunikasi, pencarian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen Schiffman, et. all dalam Anoraga (2008) menyebutkan bahwa mempelajari dan memahami perilaku konsumen merupakan dasar dari manajemen pemasaran. Perilaku konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat masyarakat menjadi lebih peduli terhadap produk-produk yang mereka

BAB I PENDAHULUAN. membuat masyarakat menjadi lebih peduli terhadap produk-produk yang mereka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesadaran masyarakat di berbagai belahan dunia tentang pentingnya menjaga kelesterarian lingkungan semakin meningkat. Terjadinya pemanasan global membuat masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut perilaku konsumen.keterkaitan perilaku konsumen dengan kesadaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut perilaku konsumen.keterkaitan perilaku konsumen dengan kesadaran 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Konsumen Semua tindakan yang dilakukan konsumen dalam memenuhi kebutuhannya disebut perilaku konsumen.keterkaitan perilaku konsumen dengan kesadaran yaitu bahwa kesadaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Sikap Konsumen Setiap orang mempunyai kecenderungan untuk bersikap dengan cara yang menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap suatu objek tertentu. Sikap merupakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan secara umum bahwa penelitian yang dilakukan sebelumnya di Amerika oleh Kim

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. topik penelitian selama beberapa dekade terakhir. Budaya dan sejarah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. topik penelitian selama beberapa dekade terakhir. Budaya dan sejarah yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Country of Origin Country of Origin dalam mempengaruhi niat beli konsumen telah menjadi topik penelitian selama beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muka. Fenomena ini yang kemudian dapat dilihat dalam bisnis e-commerce yang

BAB I PENDAHULUAN. muka. Fenomena ini yang kemudian dapat dilihat dalam bisnis e-commerce yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi akuntansi belakangan ini banyak menyinggung tentang e-commerce dengan berorientasi pada Business-to-Customer (B2C). Saat ini banyak orang yang menggunakan

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. salah satunya dengan melakukan belanja secara online. Belanja online atau e-

Bab I PENDAHULUAN. salah satunya dengan melakukan belanja secara online. Belanja online atau e- Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis secara online di Indonesia sekarang sangat pesat, salah satunya dengan melakukan belanja secara online. Belanja online atau e- commerce merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma penelitian menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria penulisan sebagai landasan untuk menjawab permaslahan peneitian

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH CONSUMER VALUES, ATTITUDE TOWARD, SUBJECTIVE NORM, PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DAN PAST EXPRIENCES PADA INTENTION TO BUY CONSUMER

ANALISIS PENGARUH CONSUMER VALUES, ATTITUDE TOWARD, SUBJECTIVE NORM, PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DAN PAST EXPRIENCES PADA INTENTION TO BUY CONSUMER digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH CONSUMER VALUES, ATTITUDE TOWARD, SUBJECTIVE NORM, PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DAN PAST EXPRIENCES PADA INTENTION TO BUY CONSUMER (Studi kasus produk kosmetik Larissa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Shamdasami et al., (dalam Sumarsono dan Giyatno, 2012), produk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Shamdasami et al., (dalam Sumarsono dan Giyatno, 2012), produk BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Produk Hijau (Green Product) Menurut Shamdasami et al., (dalam Sumarsono dan Giyatno, 2012), produk hijau (green product)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. keamanan hingga sampai pada sektor perbankan. Pada sektor perbankan, hasil dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. keamanan hingga sampai pada sektor perbankan. Pada sektor perbankan, hasil dari II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Internet Banking Revolusi informasi yang ditandai dengan kemunculan internet telah berdampak hampir ke setiap sektor kehidupan manusia, dimulai dari sektor pertahanan dan keamanan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN v vii ix 1 PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 5 Tujuan Penelitian 6 Manfaat Penelitian 6 Ruang Lingkup Penelitian 7 2 TINJAUAN PUSTAKA

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan tujuan hipotesis yang dilakukan dengan analisis Structural Equation Modeling (SEM) menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih lengkap dan spesialisasi dokter juga lebih banyak. dipengaruhi berbagai macam komponen yang membentuk niat

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih lengkap dan spesialisasi dokter juga lebih banyak. dipengaruhi berbagai macam komponen yang membentuk niat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dewasa ini, konsumen semakin kritis dan pandai dalam menyikapi pemilihan pengobatan rawat jalan terkait dengan masalah kesehatan. Sebagian besar masyarakat saat ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Dewasa ini, banyak masyarakat di dunia sadar akan pentingnya pelestarian lingkungan. Berbagai upaya dilakukan untuk melestarikan lingkungan hidup, misalnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin pesatnya bisnis di Indonesia, membuat masyarakat harus lebih inovatif dan kreatif dalam menciptakan peluang bisnis (Zona Sukses, 2014). Selain itu juga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan persaingan sehingga berdampak pada peningkatan jumlah alternatif

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan persaingan sehingga berdampak pada peningkatan jumlah alternatif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dukungan transportasi, teknologi dan kemudahan informasi menyebabkan peningkatan persaingan sehingga berdampak pada peningkatan jumlah alternatif produk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penggunaan internet sekarang ini menjadi sebuah alat penyediaan informasi serta pembelian produk. Kemajuan dalam teknologi internet ini memungkinkan konsumen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan teknologi yang cukup pesat telah menjadikan teknologi sebagai bagian dari sarana pendukung berbagai

Lebih terperinci

perusahaan-perusahaan jasa. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh

perusahaan-perusahaan jasa. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada kondisi persaingan bisnis yang semakin meningkat intensitasnya, kunci keberhasilan suatu perusahaan untuk tetap hidup dan berkembang sangat tergantung pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bergantian (DelVecchio, 2001 dalam Chaniotakis et al 2010) untuk menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bergantian (DelVecchio, 2001 dalam Chaniotakis et al 2010) untuk menggambarkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah retail brand, store brand dan private label digunakan secara bergantian (DelVecchio, 2001 dalam Chaniotakis et al 2010) untuk menggambarkan merek tertentu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL. pembelian secara online. Suhartini (2011) yang meneliti faktor yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL. pembelian secara online. Suhartini (2011) yang meneliti faktor yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Kajian Penelitian Terdahulu Ada beberapa penelitian yang pernah dilakukan berkaitan antara kepercayaan, kualitas informasi, dan pengetahuan teknologi internet

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap masyarakat selalu mengembangkan suatu sistem dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap masyarakat selalu mengembangkan suatu sistem dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perilaku Konsumen Setiap masyarakat selalu mengembangkan suatu sistem dalam memproduksi dan meyalurkan barang-barang dan jasa. Dalam masyarakat industri yang sudah maju, seperti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. merupakan filosofi yang menarik.konsep ini menyatakan bahwa alasan

BAB II LANDASAN TEORI. merupakan filosofi yang menarik.konsep ini menyatakan bahwa alasan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Konsep pemasaran merupakan hal yang sederhana dan secara intuisi merupakan filosofi yang menarik.konsep ini menyatakan bahwa alasan keberadaan sosial ekonomi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengenai posisi studi ini dibandingkan penelitian-penelitian terdahulu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengenai posisi studi ini dibandingkan penelitian-penelitian terdahulu BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembahasan pada bab ini dimaksudkan untuk memberi penjelasan mengenai posisi studi ini dibandingkan penelitian-penelitian terdahulu berdasarkan variabel-variabel yang menjadi objek

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kulit adalah salah satu faktor yang membuat seseorang bisa percaya diri dalam kehidupan sehari-hari pada saat melakukan interaksi kepada orang lain. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui media elektronik maupun media cetak. Peritel harus memiliki strategi untuk memunculkan minat beli

BAB I PENDAHULUAN. melalui media elektronik maupun media cetak. Peritel harus memiliki strategi untuk memunculkan minat beli 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini perlu diketahui bahwa perkembangan ritel di Banjarnegara sangat pesat. Perkembangan ritel yang semakin modern, membuat pemilik usaha ritel harus

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. usaha organisasi atau perusahaan dalam mendesain, promosi, harga dan distribusi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. usaha organisasi atau perusahaan dalam mendesain, promosi, harga dan distribusi BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Green marketing Green marketing (pemasaran hijau) sebagai salah satu usaha strategis dalam menciptakan suatu bisnis yang berbasis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hlm Jogiyanto, Sistem Informasi Keperilakuan Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit Andi, Tahun 2009, hlm 111.

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hlm Jogiyanto, Sistem Informasi Keperilakuan Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit Andi, Tahun 2009, hlm 111. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu hal yang memegang peranan penting dalam keberhasilan penerapan teknologi informasi salah satunya adalah pengguna atau pemakai. Pengguna merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut academic dishonesty sudah tidak dapat terelakkan lagi di kalangan

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut academic dishonesty sudah tidak dapat terelakkan lagi di kalangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perilaku terhadap pelanggaran, ketidakjujuran, dan penyimpangan akademik atau biasa disebut academic dishonesty sudah tidak dapat terelakkan lagi di kalangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akurat, dan secepat mungkin. Meningkatnya kebutuhan ini seiring dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. akurat, dan secepat mungkin. Meningkatnya kebutuhan ini seiring dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan informasi selalu mengalami peningkatan dari waktu ke waktu, di mana setiap orang berusaha untuk mendapatkan informasi dengan tepat, akurat, dan secepat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Grand Theory of Marketing Gambar. 2.1 Grand teori, Keller dan Griffin Menurut Kotler (2010), pemasaran adalah sebuah proses sosial dan manajerial dimana individu-individu dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Pengetahuan Lingkungan Lee (2011) menjelaskan bahwa pengetahuan lingkungan adalah pengetahuan dasar seseorang tentang

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action) Icek Ajzen dan Martin Fishbein bergabung untuk mengeksplorasi cara untuk memprediksi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH STRATEGI PEMASARAN DAN EKUITAS

ANALISIS PENGARUH STRATEGI PEMASARAN DAN EKUITAS ANALISIS PENGARUH STRATEGI PEMASARAN DAN EKUITAS MEREK TERHADAP NIAT PEMBELIAN KONSUMEN YANG BERDAMPAK KE KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA BJ HOME SUPERMARKET BANGUNAN SERPONG FELI 1301033274 Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

Perilaku Konsumen. Pengantar. Hikmah Ubaidillah, M.IKom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Marketing Communication

Perilaku Konsumen. Pengantar. Hikmah Ubaidillah, M.IKom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Marketing Communication Modul ke: Perilaku Konsumen Pengantar Fakultas Ilmu Komunikasi Hikmah Ubaidillah, M.IKom Program Studi Marketing Communication www.mercubuana.ac.id Sikap Kecenderungan yang dipelajari untuk merespon sebuah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penilitian terdahulu mengenai technology acceptance model dan situs jejaring

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penilitian terdahulu mengenai technology acceptance model dan situs jejaring BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, peneliti menyertakan beberapa uraian singkat penilitian terdahulu mengenai technology acceptance model dan situs jejaring sosial.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Niat beli ulang (repurchase intention) dalam studi pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. Niat beli ulang (repurchase intention) dalam studi pemasaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Niat beli ulang (repurchase intention) dalam studi pemasaran merupakan isu yang menarik untuk diteliti. Hal ini dikarenakan niat beli ulang adalah penyebab terjadinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha retail banyak bermunculan sebagai akibat tuntutan gaya hidup (perilaku) masyarakat yang mulai berubah. Perubahan yang dimaksud yakni konsumen yang semula

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Niat Beli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Niat Beli BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Niat Beli Niat beli dapat didefinisikan sebagai niat seseorang untuk membeli merek tertentu yang telah mereka pilih untuk diri mereka sendiri setelah mengevaluasi. Kita dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber: Techinasia, (2014) 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber: Techinasia, (2014) 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini, membuat seseorang menjadi lebih mudah untuk berbelanja, belanja sendiri tidak harus dilakukan ketika berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat perilaku ramah lingkungan kini menjadi tren di kalangan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. membuat perilaku ramah lingkungan kini menjadi tren di kalangan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kosmetik merupakan industri yang inovatif dan memiliki prospek yang menguntungkan dilihat dalam tingkat penjualan maupun permintaan dari konsumen yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk pengembangan sistem informasi (Venkatest et al, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk pengembangan sistem informasi (Venkatest et al, 2003). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan sistem informasi dalam suatu organisasi telah meningkat secara signifikan. Sejak tahun 1980-an, sekitar 50 persen modal baru digunakan untuk pengembangan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH TPB TERHADAP MINAT KONSUMEN MENDATANGI ECO GREEN PARK

ANALISIS PENGARUH TPB TERHADAP MINAT KONSUMEN MENDATANGI ECO GREEN PARK ANALISIS PENGARUH TPB TERHADAP MINAT KONSUMEN MENDATANGI ECO GREEN PARK Oleh: Renny Verena Sari Situmorang Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Brawijaya JL. MT. Haryono 165 Malang Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

10 c. Persepsi sikap terhadap penggunaan (attitude) d. Persepsi minat perilaku (behavioral intention to use) Persepsi pengguna terhadap manfaat teknol

10 c. Persepsi sikap terhadap penggunaan (attitude) d. Persepsi minat perilaku (behavioral intention to use) Persepsi pengguna terhadap manfaat teknol BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Model Penerimaan Teknologi Technology Acceptance Model (TAM) merupakan salah satu model yang dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang berkualitas merupakan informasi yang strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang berkualitas merupakan informasi yang strategis untuk BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Seiring perkembangan zaman, semua kegiatan masyarakat semakin akrab bahkan sangat akrab dengan teknologi informasi, termasuk menjalankan sebuah tugas. Salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi bumi kini tidak hanya dipengaruhi oleh rotasi, evolusi, siklus hidrologi, siklus biogeokimia, dan lain sebagainya, melainkan juga dipengaruhi oleh aktivitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Manajemen Pemasaran Suparyanto & Rosad (2015:3) mengatakan bahwa manajemen pemasaran adalah ilmu yang mempelajari tentang perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap niat pembelian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). a. Mohammad Reza Jalilvand, Neda Samiei, Seyed Hessamaldin Mahdavinia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap niat pembelian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). a. Mohammad Reza Jalilvand, Neda Samiei, Seyed Hessamaldin Mahdavinia 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti yang terdahulu sudah banyak dilakukan terkait masalah kesadaran merek, asosiasi merek, dan persepsi kualitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Pemasaran merupakan sebuah aktivitas bisnis yang berhubungan dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Pemasaran merupakan sebuah aktivitas bisnis yang berhubungan dengan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Pemasaran Pemasaran merupakan sebuah aktivitas bisnis yang berhubungan dengan konsumen yang lebih dari sekedar fungsi dari bisnis. Mungkin,

Lebih terperinci

Kata kunci: green brand image, green perceived value, green trust, green brand equity

Kata kunci: green brand image, green perceived value, green trust, green brand equity Judul : Pengaruh Green Brand Image dan Green Perceived Value terhadap Green Trust dan Green Brand Equity pada Produk Jamu Sido Muncul Di Kota Denpasar Nama : AA Sg Mas Christiana Naftalia NIM : 1306205146

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak (Grillo et al., 2008). Permasalahan lingkungan menjadi isu global bagi banyak

BAB I PENDAHULUAN. pihak (Grillo et al., 2008). Permasalahan lingkungan menjadi isu global bagi banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal tahun 1990-an mulai banyak muncul permasalahan lingkungan hidup yang diangkat sebagai permasalahan bersama yang perlu ditanggapi serius oleh banyak pihak

Lebih terperinci