PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SD MELALUI SUPERVISI AKADEMIK

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SD NEGERI 462 MENTANG MELALUI SUPERVISI AKADEMIK

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN ADMINISTRASI PENILAIAN DI SD LABORATORIUM UKSW

PENINGKATAN KETERAMPILAN GURU SD DABIN III UPTD DIKDAS DAN LS WONOSEGORO - BOYOLALI DALAM MENGELOLA KELAS MELALUI TEKNIK SUPERVISI INDIVIDUAL

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 269

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada setiap proses pembelajaran di kelas, guru dan peserta didik terlibat

e-issn: p-issn: Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru Kelas dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik di SDN 9 Cakranegara

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MELALUI SUPERVISI AKADEMIK. Elly Indriati

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Nur Isnaini Taufik Pengawas SMA/SMK Dinas Pendidikan Kab. Ogan Komering Ulu Prov. Sumatera Selatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 13 No. 1 (2018) 1 10

Variasi : Majalah Ilmiah Universitas Almuslim, Volume 9, Nomor 3, September 2017 ISSN :

Peningkatan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar IPA (Dewi Kumala Santi)

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pendidikan formal. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan pendidikan nasional adalah bagaimana meningkatkan mutu

e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

ISKANDAR HASAN Pengawas Sekolah Menengah Dinas Pendidikan Kota Gorontalo

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

( Word Converter - Unregistered )

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENIGKATKAN KOMPETENSI GURU DI SD LABORATORIUM UKSW Suhandi Astuti Manajemen Pendidikan FKIP UKSW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pengawas PAI sebagai seorang supervisor harus memiliki keterampilan. meningkatkan kinerja guru PAI.

Kata Kunci: Pelaksanaan supervisi akademik pengawas, perencanaan,pemantauan, penilaian, dan pembinaan dan pembimbingan Pengawas.

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM

IMPLEMENTASI TQM MELALUI PELATIHAN MODEL IN HOUSE TRAINING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SD

10 Media Bina Ilmiah ISSN No

PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMK NEGERI SE-KECAMATAN LUBUK BEGALUNG PADANG ARTIKEL ILMIAH.

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 4 No 2 September 2017 ISSN (p) (e)

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU (PENYUSUNAN RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

SUPERVISI INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP. Ena Suprapti

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MEMBUAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) MELALUI WORKSHOP MODEL P2FR DI SMP NEGERI 43 MEDAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam

(Seminar Nasional Lembaga Kebudayaan) Edisi 1 Tahun 2017 Halaman E-ISSN

Yunisra .

IDENTIFIKASI KEMAMPUAN MENGEMBANGKAN KURIKULUM DALAM IMPLEMENTASI KTSP DI KALANGAN GURU SMK BM DI KOTA SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan kejuruan. Menurut undang-undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada

PELATIHAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU SD DI KECAMATAN BULELENG

PEMBINAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang buruk dan tidak berkembang akan berpengaruh juga terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

Kata Kunci = kompetensi pedagogik, perencanaan pembelajaran, dan supervisi akademik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional seperti yang tertulis pada Undang-undang nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat erat

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU

BAB I PENDAHULUAN. Guru Sekolah Dasar merupakan ujung tombak keberhasilan dalam. membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas, nampaknya harus

STRATEGI PENGELOLAAN KKG DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DI GUGUS AHMAD YANI KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG

ANALISIS KEMAMPUAN MAHASISWA KKP PENDIDIKAN KIMIA FKIP UNHALU DALAM MERENCANAKAN DAN MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN KIMIA DI SMA SE-KOTA KENDARI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Implikasi kompetensi guru dapat dilihat antara lain meliputi : penguasaan bahan

PENINGKATAN KUALITAS RPP TEMATIK MELALUI SUPERVISI AKADEMIK GURU KELAS SMPLB/C PADA SEKOLAH BINAAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DI SMP NEGERI 2 CANDI LARAS UTARA

Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dalam. tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

PEMAHAMAN GURU PROGRAM STUDI TEKNIK GAMBAR BANGUNAN TENTANG RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMKN 1 SUMATERA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijalani oleh

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Oleh : SULASTRI ESTININGSIH NIM. A54A100137

BAB I PENDAHULUAN. tertuju kepada guru. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama

AN ANALISYS OF TEACHER PROFESSIONAL COMPETENCE OF THE STATE PRIMARY SCHOOL CLUSTER II MARPOYAN DAMAI DISTRICT OF PEKANBARU

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR

PELAKSANAAN SUPERVISI AKEDEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONAL GURU PADA SMP NEGERI 1 SIMEULUE TIMUR KABUPATEN SIMEULUE

PERSEPSI GURU TENTANG PROSES PELAKSANAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN OLEH KEPALA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KELOMPOK BISNIS MANAJEMEN DI KOTA PADANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

¹ Sofyan Kasiaradja Mahasiswa pada Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo: Prof.Dr.H. Ansar M.Si dan Dr. Asrin M.

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 1997, hlm Engkoswara & Aan komariah, Administrasi Pendidikan, Alfabeta: Bandung, 2012, hlm. 92.

Suwarsi : Q

Osnal 7. Kata Kunci: motivasi dan kompetensi guru, bimbingan kelompok. Pengawas SD Situbondo

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah sebuah kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan matematika merupakan suatu kemampuan dasar yang perlu

MEMBANGUN KARAKTER BANGSA MELALUI PEMBINAAN PROFESIONALISME GURU BERBASIS PENDIDIKAN NILAI. Prof.Dr.H.Sofyan Sauri, M.Pd

KESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Potret Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran IPA dan IPS (Studi Kasus : SMP N 1 Salatiga) Artikel

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi canggih yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari demi

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kebutuhan berprestasinya menjadi melemah. Fenomena lain. menunjukkan bahwa guru kurang komit dalam menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

Untuk meningkatkan kualitas hasil belajar, maka selayaknya diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan fungsi pokok dan usaha yang paling

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam upaya membantu siswa untuk mencapai tujuan, maka guru harus

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan secara terstruktur dan dalam jangka waktu tertentu. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tokoh teladan bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Di sekolah guru merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tercapai. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya. penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan.

Transkripsi:

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SD MELALUI SUPERVISI AKADEMIK Sri Giarti sgiarty@gmail.com Magister Manajemen Pendidikan FKIP UKSW Salatiga ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru kelas VI SD Negeri 2 Bengle melalui supervisi akademik. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan sekolah. Kegiatan dalam penelitian ini terdiri atas tahapan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik obeservasi kelas. Instrumen observasi yang digunakan adalah alat penilaian kemampuan guru (APKG) berupa: 1) instrument penilaian kemampuan guru dalam mengembangkan silabus, 2) instrument penilaian kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran, 3) instrument penilaian kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif komparatif. Data kuantitatif yang diperoleh di deskripsikan dalam bentuk kata-kata atau penjelasan. Selanjutkan dilakukan komparasi data untuk memastikan ada tidaknya peningkatan kemampuan guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran, peningkatan kemampuan guru dalam pelaksanaan. Hasil penelitian menunjukkan temuan bahwa supervisi akademik dapat: a) meningkakan kemampuan guru kelas VI dalam mengembangkan silabus di SD Negeri 2 Bengle, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali sebesar 41%. b) meningkakan kemampuan guru kelas VI dalam menyususn rencana pembelajaran di SD Negeri 2 Bengle, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali sebesar 39%. c) meningkakan kemampuan guru kelas VI dalam melaksanakan pembelajaran di SD Negeri 2 Bengle, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali sebesar 34% Kata kunci: supervisi akademik, kompetensi pedagogik PENDAHULUAN Guru merupakan pekerjaan yang harus ditekuni untuk mewujudkan keahlian yang profesionalnya. Sebagai tenaga professional guru mempunyai peranan dan tanggung jawab terhadap kegiatan pembelajaran. Guru Sekolah Dasar mempunyai peranan penting karena memberikan pondasi bagi peningkatan sumber daya manusia sejak dini. Keberhasilan seorang anak didik mengikuti pendidikan di sekolah menengah dan perguruan tinggi sangat ditentukan pada keberhasilannya mengikuti pendidikan di sekolah dasar. Oleh karena itu di sekolah dasar diperlukan guru yang profesional untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan, misalnya pada saat kegiatan kegiatan belajar mengajar guru tidak hanya sekedar menyampaikan 37

Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru SD melalui Supervisi Akademik (Sri Giarti) materi namun kegiatan pembelajaran yang bermuara pada perubahan perilaku siswa. Selain mengajar guru juga mempunyai tugas mendidik, mengajar, dan membimbing siswa dengan memberikan keterampilan sebagai sebagai bekal hidup dalam masyarakat. Tugas dan fungsi guru tersebut di atas sejalan dengan yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengemukakan bahwa seorang guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dalam melaksanakan tugas keprofesionalnya diperlukan pemahaman mengenai konsep belajar dan pengembangan kurikulum dalam bentuk penyusunan silabus, penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan mampu mengimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar. Pemahaman konsep belajar yang dimaksud ialah kegiatan guru untuk memperoleh pengetahuan, perilaku, dan keterampilan untuk membentuk pengalaman belajar sehingga dapat memperbaiki kualitas pembelajaran. Namun, pada kenyataannya masih jauh dari harapan. Hasil observasi pendahuluan yang dilakukan oleh guru di SD N 2 Bengle menunjukkan 1) kemampuan guru dalam mengembangkan silabus masih rendah yaitu berada pada skor 50 atau kategori kurang, guru terlihat belum mengembangkan silabus mereka hanya menggunakan silabus dari pemerintah tanpa disesuaikan dengan karakteristik siswanya. 2) kemampuan guru dalam penyusunan rencana pembelajaran berada pada skor 56 atau kategori kurang guru nampak tidak menyusun RPP, hanya menggunakan RPP yang telah ada. Rendahnya kemampuan guru dalam mengembangkan silabus dan penyusunan rencana pembelajaran berdampak pada rendahnya kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran. kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran pelaksanaan pembelajaran pada skor 60 atau kategori cukup. Hal ini nampak bahwa pembelajaran sangat didominasi oleh guru, guru belum menggunakan model pembelajaran yang kreatif, tidak mengembangkan media pembelajaran sehingga menimbulkan siswa menjadi pasif. Berdasarkan fenomena diatas peneliti berupaya melakukan perbaikan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di sekolah. menggunakan supervisi akademik. Kajian pustaka yang dilakukan peneliti menemukan informasi mengenai kegiatan supervisi yang sangat potensial untuk meningkatkan profesionalitas guru. Arikunto Suharsimi (2006:5) menyebutkan bahwa ditinjau dari kegiatannya, supervisi ada dua yaitu supervisi akademik dan supervisi administrasi. Dari dua kegiatan supervisi yang ada, supervisi akademik merupakan kegiatan yang sangat potensial untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru. Potensi supervisi akademik tersebut oleh karena lingkupnya langsung pada kegiatannya 38

Scholaria, Vol. 5, No. 3, September 2015: 37-46 pembelajaran. Supervisi akademik sama maksudnya dengan konsep supervisi pendidikan (educational supervision) sering disebut pula sebagai Instrukional Supervision atau Instrukional Leadership, yang menjadi fokusnya adalah mengkaji, menilai, memperbaiki, meningkatkan, dan mengembangkan mutu kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru melalui pendekatan bimbingan dan konsultasi dalam nuansa dialog profesional. Berdasarkan latar belakang seperti tersebut di atas, permasalahan penelitian yang akan dipecahkan adalah apakah supervisi akademik dapat meningkakan kompetensi pedagogik guru SD dan bagaimana supervisi akademik dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru SD. KAJIAN PUSTAKA Hakikat Kompetensi Guru merupakan orang profesional atau ahli yang memerlukan kompetensi dalam menjalankan pekerjaannya. Menurut Sagala Syaiful (2009:209) kompetensi merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh guru dalam menjalankan tugas dengan profesional. Sedangkan Daryanto dan Tasrial (2011:1) mengatakan bahwa kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilkau yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas profesionalannya. Sejalan dengan dengan Sagala Saiful (2009), Daryanto dan Tasrial (2015) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 menyebutkan bahwa guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional yang berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa guru merupakan tenaga profesional yang harus memiliki dan menguasai pengetahuan, keterampilan dan perilaku untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Dalam mengemban tugasnya guru perlu memiliki kompetensi meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Dari empat kompetensi tersebut, dalam penelitian ini kompetensi pedagogik menjadi salah satu kompetensi yang perlu dikembangkan karena sesuai dengan kebutuhan seperti telah dipaparkan pada bagian latar belakang masalah. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan mengelola pembelajaran. Terkait dengan standar kompetensi pedagogik, Dirjen PMPTK (2012:42) menetapkan bahwa kompetensi inti yang harus dimiliki oleh seorang guru dengan pedoman pelaksanaan penilaian kinerja guru meliputi: 1) mengenal karakteristik peserta didik, 2) menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, 3) pengembangan kurikulum, 4) kegiatan pembelajaran yang mendidik, 39

Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru SD melalui Supervisi Akademik (Sri Giarti) 5) pengembangan potensi peserta didik, 6) komunikasi dengan peserta didik, 7) penilaian dan evaluasi. Lebih lanjut Dirjen PMPTK (2012:71) merumuskan pedoman pengukuran kompetensi pedagogik yaitu: 1) menyusun alat penilaian sesuai dengan tujuan pembelajaran (RPP), 2) melaksanakan penilaian, 3) menganalisa hasil penilaian, 4) memanfaatkan masukan dari peserta didik dan merefleksikan, 5) memanfaatkan hasil penilaian sebagai penyusunan rancangan pembelajaran selanjutnya. Berdasarkan uraian tentang definisi kompetensi dan standar kompetensi pedagogik guru seperti telah diuraikan di atas, terlihat bahwa kompetensi guru SD hakikatnya merupakan konkretisasi dari sebuah kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan yang dimiliki guru SD dalam menjalankan tugas keprofesiannya untuk menciptakan kualitas pembelajaran. Upaya-upaya peningkatan kompetensi pedagogik guru SD sering dilakukan dengan berbagai cara, salah satu caranya dengan kegiatan supervisi. Kegiatan supervisi merupakan implementasi untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan keprofesionalan dengan memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah. Hakikat Supervisi Akademik Secara etimologis supervisi berasal dari kata super artinya atas dan visi yang artinya penglihatan, jadi supervisi adalah posisi yang melihat atau kedudukan yang lebih tinggi daripada yang dilihat. Sedangkan dalam bahasa inggris yaitu supervision yang artinya pengawasan (Engkoswara dan Komariah, 2010:228). Berdasarkan dua hal tersebut, maka supervisi dapat diartikan sebagai pengawasan yang dilakukan oleh orang yang memiliki kedudukan yang lebih tinggi atau orang ahli/professional. Danim dan Khairil, (2011:154) yang mengatakan bahwa supervisi pendidikan sering diartikan sebagai upaya peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran melalui bimbingan profesional oleh pengawas sekolah. Bimbingan profesional yang dimaksud yaitu memberikan kesempatan kepada guru untuk berkembang secara profesional dalam menjalankan tugas pokoknya yaitu memperbaiki dan meningkatkan proses belajar. Selanjutnya, Good Carter dikutip oleh Daryanto (2010:170) menjelaskan bahwa supervisi merupakan usaha dari pejabat sekolah dalam memimpin guru dan tenaga pendidikan lain untuk memperbaiki pengajaran, memberi stimulasi pertumbuhan dan perkembangan guru, merevisi tujuan pendidikan, bahan pengajaran, metode mengajar hingga evaluasi pengajaran. 40

Scholaria, Vol. 5, No. 3, September 2015: 37-46 Sejalan dengan pendapat Good Carter, Neagley dan Evans dikutip oleh Sagala (2010:91) mendefinisikan supervisi sebagai bantuan yang diberikan untuk guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, pendidikan dan kurikulum. Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan, penulis menyimpulkan bahwa supervisi merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pejabat sekolah untuk meningkatkan kemampuannya guru untuk berkembang secara profesional sehingga guru dapat maju dalam menjalankan tugasnya yaitu memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran. pejabat sekolah yang dimaksud adalah kepala sekolah. Menurut Glickman (1981) dikutip oleh direktorat jenderal peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan departemen pendidikan nasional (2008:21) mendefinisikan supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran. Selanjutnya Sudjana Nana dkk (2011:19) menyebutkan bahwa Supervisi akademik merupakan fungsi pengawas berkenaan dengan aspek pelaksanaan tugas pembinaan, pemantauan, penilaian dan pelatihan profesional guru dalam (1) merencanakan pembelajaran; (2) melaksanakan pembelajaran; (3) menilai hasil pembelajaran; (4) membimbing dan melatih peserta didik, dan (5) melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru. Berdasarkan uraian tentang hakikat supervisi akademik seperti telah diuraiakan diatas, maka hakikat supervisi merupakan serangkaian kegiatan untul membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran. Kegiatan yang dimaksud adalah pembinaan, pemantauan, penilaian dan pelatihan profesionalisme guru. Supervisi akademik ini menitikberatkan pada masalah-masalah akademik, yaitu hal-hal yang berlangsung dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses belajar. Permendiknas no. 39 tahun 2009 menyebutkan bahwa ruang lingkup supervisi akademik meliputi: a) membina guru dalam merencanakan, melaksanakan dan menilaia proses pembelajaran, b) memantau pelaksanaan standar isi, c) memantau pelaksanaan standar proses, d) memantau pelaksanaan standar kompetensi kelulusan, e) memantau pelaksanaan standar tenaga pendidik dan f) memantau pelaksanaan standar penilaian. Berpijak pada ruang lingkup supervisi seperti telah dipaparkan diatas, mala penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan kompetensi guru dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai proses pembelajaran melalui supervisi akademik. 41

Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru SD melalui Supervisi Akademik (Sri Giarti) Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru Melalui Supervisi Akademik Peningkatkan mutu guru yang berkualitas perlu dilakukan secara terprogram, terstruktur dan berkelanjutan melalui pembinaan profesional oleh kepala sekolah sehingga mampu menampung berbagai masalah yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran untuk dapat menemukan cara-cara pemecahan permasalahan melalui supervisi akademik. Esensi supervisi akademik bukanlah menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan untuk membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya. Walaupun dalam prosesnya tidak lepas dari kegiatan menilai guru. Wajar jika supervisi akademik dianggap sebagai penilaian guru dikarenakan supervisi lebih banyak dilakukan dalam bentuk pengamatan mengajar guru. Penilaian dalam mengelola proses pembelajaran sebagai suatu proses pemberian estimasi kualitas unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari serangkaian kegiatan supervisi Bertolak dari hal tersebut, kebijakan untuk meningkatkan mutu pendidikan pada hakikatnya merupakan keputusan yang strategis. Mutu pendidikan pada umumnya dapat dilihat dari dua segi yaitu segi proses dan segi produk. Dari segi proses, pendidikan dapat disebut bermutu apabila proses pembelajaran berlangsung secara efektif sehingga menghasilkan produk yang berkualitas. Sedangkan dari segi produk, hasil pendidikan disebut bermutu jika peserta didik menunjukkan tingkat penguasaan yang tinggi terhadap tugas-tugas belajar yang dinyatakan dalam prestasi belajar; hasil pendidikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dalam kehidupannya; hasil pendidikan yang sesuai atau relevan dengan tuntutan lingkungan, khususnya dunia kerja (Depdikbud, 1996). METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah (PTS) yang dilakukan di SD Negeri 2 Bengle, Kecamatan Wonosegoro Boyolali kelas VI Semester 1 Tahun Pelajaran 2015/ 2014. Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini dilakukan melalui tahapan penyusunan proposal penelitian, penyusunan instrument, pelaksanaan tindakan dalam rangka pengumpulan data, analisis data dan pembahasan hasil penelitian serta penyusunan laporan PTS. Subyek yang dilibatkan dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah guru kelas VI. Sumber data primer berasal dari hasil pengukuran variabel penelitian tindakan sekolah berikut: 1) skor kemampiuan guru dalam mengembangkan silabus, 2) skor kemampuan guru dalam penyusunan rencana pembelajaran, 3) skor kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik obeservasi kelas. Instrumen observasi yang digunakan adalah alat penilaian kemampuan guru (APKG) berupa: 42

Scholaria, Vol. 5, No. 3, September 2015: 37-46 1) instrument penilaian kemampuan guru dalam mengembangkan silabus, 2) instrument penilaian kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran, 3) instrument penilaian kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Kisi-kisi instrumen pengukuran kemampuan guru dalam mengembangkan silabus mencakup 7 komponen, yaitu komponen mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (item no. 1, 2, 3), mengidentifikasi materi pokok pembelajaran (item no 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11),mengembangkan kegiatan pembelajaran (item no 12, 13, 14, 15), merumuskan indikator pencapaian kompetensi (item no 16, 17, 18, 19, 20), penentuan jenis penilaian (item no 21, 22, 23, 24), menentukan alokasi waktu (25 dan 26), menentukan sumber belajar (27, dan 28). ` Kisi-kisi instrument instrument kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran mencakup 7 komponen yaitu: tujuan pembelajaran (no item 1 dan 2) meteri ajar (no item 3, 4, 5 ), metode pembelajaran (no item 6 dan 7), langkahlangkah pembelajaran (no item 8, 9, 10 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17) alat/bahan/sumber belajar (no item 18, 19, 20), penialain (no item 21 dan 22), kesan umum rencana pembelajaran (no item 23, 24, 25). Sedangkan untuk instrument kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran mencakup 3 komponen yaitu kegiatan awal (no item 1, 2, 3) kegiatan inti (no item 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17) kegiatan akhir (no item 18 dan 19). Tiap instrumen penilaian terdapat 5 kualifikasi penilaian yaitu 1, 2, 3, 4 dan 5. Setiap skor yang diperoleh kemudian dibagi dengan skor maksimal dan dikalikan dengan 100 atau N= skor yang diperoleh skor maksimal 43 X 100. Adapun kriteria penilaian yaitu: Baik Sekali berada di skor 91 sampai 100, Baik berada pada skor 76 sampai 90, Cukup berada pada skor 61 sampai 75, Kurang berada pada skor 51 sampai 60 sedangkan Kurang Sekali berada pada skor kurang dari 50. Analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif komparatif. Data kuantitatif yang diperoleh di deskripsikan dalam bentuk kata-kata atau penjelasan. Selanjutkan dilakukan komparasi data untuk memastikan ada tidaknya peningkatan kemampuan guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran, peningkatan kemampuan guru dalam pelaksanaan. Sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini ditetapkan indikator kinerja sebagi berikut: 1) Persentase jumlah jumlah skor perolehan kemampuan mengembangkan silabus sebesar 35% 2) Persentase jumlah jumlah skor perolehan kemampuan menyusun perencanaan pembelajaran sebesar 35% dan 3) Persentase jumlah jumlah skor perolehan kemampuan pelaksanaan pembelajaran sebesar 30% HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah melakukan analisa terhadap data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan supervisi akademik menunjukkan peningkatan

Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru SD melalui Supervisi Akademik (Sri Giarti) kompetensi pedagogik. Tabel 1 merangkum komparasi kemampuan merencanakan pembelajaran, dari kondisi awal, dan tindakan. Tabel 1 Komparasi Kompetensi Guru Kompetensi guru Mengembangan silabus Menyusun rencana pembelajaran Malaksanakan pembelajaran Pelaksanaan Supervisi Kondisi Awal Tindakan kenaikan 50 91 41% 56 95 39 % 60 94 34% Dari data dalam Tabel diatas, diperoleh temuan kemampuan guru dalam mengembangkan silabus: a) pada kondisi awal, baru mencapai skor 50 (skor maksimal 100) atau masuk kategori sangat kurang. Hal ini dikarenakan guru belum mengembangkan silabus, hanya menggunakan silabus dari pemerintah yang sifatnya gobal dan belum disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. b) pada tindakan, skor guru mencapai 91 atau kategori sangat baik capaian ini menunjukkan peningkatan kemampuan guru mengembangkan silabus. Temuan kedua, kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran. a) kondisi awal, baru mencapai skor 56 (skor maksimal 100) atau masuk dalam kategori kurang. Hal ini disebabkan karena guru beum membuat RPP, guru hanya menggunakan RPP yang sudah ada. b) pada tindakan, skor guru mencapai 95 atau kategori sangat baik, capaian ini menunjukkan peningkatan kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran. Temuan ketiga, kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran a) konndisi awal, baru mencapai skor 60 (skor maksimal 100) atau masuk kategori kurang. Kondisi ini menunjukkan guru belum menggunakan model pembelajaran yang aktif dan menyenangkan, pembelajaran masih didonminasi oleh guru sehingga peserta didik tidak aktif pada saat pembelajaran. b) pada tindakan skor guru mencapai 94atau kategori sangat baik, capaian ini menunjukkan peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran. 1. Keberhasilan supervisi akademik dalam meningkatkan kemampuan guru mengembangkan silabus Data pada tabel kompetensi guru kondisi dan tindakan menunjukkan temuan skor kemampuan guru mengembangkan silabus pada kondisi awal 50 pada tindakan 91.Temuan ini mengindikasikan adanya peningkatan tingkat kemampuan guru mengembangkan silabus. Besaran peningkatan 41%. Jika 44

Scholaria, Vol. 5, No. 3, September 2015: 37-46 dibandingkan dengan indikator kinerja 35% ternyata temuan tersebut telah mencapai keberhasilan. 2. Keberhasilan supervisi akademik dalam meningkatkan kemampuan menyusun rencana pembelajaran Data pada tabel kompetensi guru kondisi awal dan tindakan menunjukkan temuan skor kemampuan guru menyusun rencana pembelajaran pada kondisi awal 56 pada tindakan 95. Temuan ini mengindikasikan adanya peningkatan tingkat kemampuan guru menyusun rencana pembelajaran. Besaran peningkatan 39%. Jika dibandingkan dengan indikator kinerja 35% ternyata temuan tersebut telah mencapai keberhasilan. 3. Keberhasilan supervisi akademik dalam meningkatkan kemampuan melaksanakan pembelajaran Data pada tabel kompetensi guru kondisi dan tindakan menunjukkan temuan skor kemampuan guru melaksanakan pembelajaran pada kondisi awal 60 pada tindakan 94. Temuan ini mengindikasikan adanya peningkatan tingkat kemampuan guru melaksanakan pembelajaran. Besaran peningkatan 34%. Jika dibandingkan dengan indikator kinerja 30% ternyata temuan tersebut telah mencapai keberhasilan.temuan ini sejalan dengan penelitian Parwati Santi dkk (2013), Dalawi dkk (2012), dan Banun Sri Haksasi (2013). SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik dapat: 1. Meningkakan kemampuan guru kelas VI dalam mengembangkan silabus di SD Negeri 2 Bengle, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali sebesar 41% 2. Meningkakan kemampuan guru kelas VI dalam menyususn rencana pembelajaran di SD Negeri 2 Bengle, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali sebesar 39% 3. Meningkakan kemampuan guru kelas VI dalam melaksanakan pembelajaran di SD Negeri 2 Bengle, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali sebesar 34% Saran Saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah, kepala sekolah hendaknya: a) menggunakan supervisi akademik untuk memperbaiki pembelajaran, b) melatih guru untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangkan pembelajaran di kelas. 45

Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru SD melalui Supervisi Akademik (Sri Giarti) DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar Dasar Supervisi. Jakarta: Rineka Cipta Banun Sri Haksasi. 2013. Pelaksanaan Supervisi Akademik Pada SMA Negeri 3 Semarang. Majalah Ilmiah Pawiyatan, (xx):4 Dalawi, Amrazi Zakso, Usman Radiana. 2012. Pelaksanaan Supervisi Akademik Pengawas Sekolah Sebagai Upaya Peningkatan Profesionalisme Guru SMP Negeri 1 Bengkayang. Thesis S2 AP, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak Danim Sudarwan dan Khairil. 2011. Profesi Kependidikan. Bandung: Alfabeta. Daryanto. 2010. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Daryanto dan Tasrial. 2011. Konsep Pembelajaran Kreatif. Yogyakarta: Gavamedia Depdiknas. 2005. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.. 2009. Undang-Undang Nomor 39 tahun 2009 Tentang pemenuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas Satuan Pendidikan. Jakarta Dirjen PMPTK. 2008. Metode dan teknik supervisi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dirjen PMPTK. 2012. Pedoman pelaksanaan kinerja guru (PK Guru). Buku 2. Jakarta: kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Engkoswara dan Komariah Aan. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Parwati Santi Desak Putu, Dantes Nyoman dan Natajaya Nyoman. 2013 Implementasi Supervisi Akademik dalam Rangka Peningkatan Kemampuan Menyusun RPP pada Guru Matematika SD Anggota KKG Gugus IV Kecamatan Sukasada. e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Dasar (3) Vol 4. (4). Sagala Syaiful. 2009. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta Sagala Syaiful. 2010. Supervisi Pembelajaran. Bandung. Alfabeta Nana Sudjana. 2011. Buku Kerja Pengawas Sekolah. Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan, Badan PSDM dan PMP. Jakarta: Kemdikbud 46