MATERI DAN METODE. Gambar 2. Ayam Kampung Jantan (a) dan Ayam Kampung Betina (b) dari Daerah Ciamis

dokumen-dokumen yang mirip
METODE. Materi. Tabel 2. Distribusi Ayam Kampung yang Digunakan

MATERI DAN METODE. Jenis Kelamin Ciamis Tegal Blitar 45 ekor 20 ekor 38 ekor 56 ekor 89 ekor 80 ekor

MATERI DAN METODE. Tabel 2. Jumlah Kuda yang Diamati Berdasarkan Lokasi dan Jenis Kelamin

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

MATERI DAN METODE. Prosedur

BAB III MATERI DAN METODE. Ayam Kedu Jengger Merah dan Jengger Hitam generasi pertama dilaksanakan

Lampiran 1. Perhitungan Manual Uji T 2 Hotelling Berbagai Ukuran Tubuh pada Kuda Delman Jantan Manado vs Tomohon. Rumus: T 2 = X X S X X

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

PERBEDAAN MORFOMETRIK PERMUKAAN TUBUH AYAM KAMPUNG CIAMIS, TEGAL DAN BLITAR BERDASARKAN VARIABEL PEMBEDA PERMUKAAN LINEAR TUBUH

PERBANDINGAN MORFOMETRIK UKURAN TUBUH AYAM KUB DAN SENTUL MELALUI PENDEKATAN ANALISIS DISKRIMINAN

MATERI DAN METODE. Harpiocephalus harpia Serangga Rhinolophus keyensis Serangga Hipposideros cervinus Serangga

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak penelitian yang digunakan adalah Coturnix coturnix Japonica

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Jumlah Kuda Delman yang Diamati pada Masing-masing Lokasi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. ) diukur dari lateral tuber humerus (tonjolan depan) sampai tuber ischii dengan menggunakan tongkat ukur dalam satuan cm.

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Tabel 2. Jumlah Kambing Peranakan Etawah yang Diamati Kondisi Gigi. Jantan Betina Jantan Betina

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

STUDI UKURAN DAN BENTUK TUBUH AYAM KAMPUNG, AYAM SENTUL DAN AYAM WARENG TANGERANG MELALUI ANALISIS KOMPONEN UTAMA SKRIPSI

Gambar 1. Ayam Kampung Betina dan Ayam Kampung Jantan

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Tabel 1. Jumlah Kuda Delman Lokal Berdasarkan Lokasi Pengamatan. Kuda Jantan Lokal (ekor) Minahasa

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penetapan Lokasi Penentuan Umur Domba

PENDAHULUAN. Puyuh petelur Jepang (Coturnix coturnix japonica) merupakan penyedia telur

III. MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2013 di Kecamatan. Koto Tangah Kota Padang Sumatera Barat (Lampiran 1).

STUDI MORFOMETRIK PENDUGAAN BOBOT BADAN AYAM KAMPUNG DI CIAMIS TEGAL DAN BLITAR MELALUI ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA SKRIPSI INDAH NOVATRIAN PUTRI

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan yang digunakan adalah kuda yang sudah dewasa kelamin

TINJAUAN PUSTAKA. Sumber: Kuswardani (2012) Gambar 1. Ayam Ketawa Jantan (A), Ayam Pelung Jantan (B) Sumber: Candrawati (2007)

BAHAN DAN METODE. Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan ialah : 1. Kambing Kacang di desa Paya Bakung, desa Hamparan Perak dan desa

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Pengamatan

STUDI UKURAN DAN BENTUK TUBUH AYAM KAMPUNG DI CIAMIS, TEGAL DAN BLITAR SKRIPSI MURBANDINI DWI WIDIHASTUTI

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan sapi perah FH laktasi dengan total 100 ekor yaitu

UKURAN DAN BENTUK ITIK PEKIN (Anas Platyrhynchos), ENTOK IMPOR DAN ENTOK LOKAL (Cairina moschata)

METODOLOGI PENELITIAN. selama 2 bulan, yakni mulai dari Bulan Mei sampai dengan Bulan Juli 2013.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan febuari 2013, yang berlokasi

MATERI DAN METODE. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah kerbau lokal betina

MATERI DAN METODE. Materi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. pengembangannya harus benar-benar diperhatikan dan ditingkatkan. Seiring

I. PENDAHULUAN. nasional yang tidak ternilai harganya (Badarudin dkk. 2013). Ayam kampung

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Gambar 8. Lokasi Peternakan Arawa (Ayam Ketawa) Permata Hijau, Kebayoran Lama, Jakarta

HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Kamruton adalah salah satu bagian dari Kecamatan Lebak Wangi,

PERFORMANS AYAM MERAWANG BETINA DEWASA BERDASARKAN KARAKTER KUALITATIF DAN UKURAN- UKURAN TUBUH SEBAGAI BIBIT

KARAKTERISTIK SIFAT KUALITATIF DAN SIFAT KUANTITATIF AYAM KEDU JENGGER MERAH DAN JENGGER HITAM GENERASI PERTAMA DI BPBTNR SATKER AYAM MARON TEMANGGUNG

STUDI UKURAN DAN BENTUK TUBUH AYAM KAMPUNG, AYAM SENTUL DAN AYAM WARENG TANGERANG MELALUI ANALISIS KOMPONEN UTAMA SKRIPSI

KERAGAMAN SIFAT KUALITATIF DAN MORFOMETRIK ANTARA AYAM KAMPUNG, AYAM BANGKOK, AYAM KATAI, AYAM BIRMA, AYAM BAGON DAN MAGON DI MEDAN

PENDUGAAN PARAMETER GENETIK DAN UKURAN TUBUH BURUNG MERPATI

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, pada bulan Mei-Juli 2013 di

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Bahan dan Alat Parameter yang Diukur Pengambilan Data

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. berumur 4-7 tahun sebanyak 33 ekor yang mengikuti perlombaan pacuan kuda

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment atau Penelitian

METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Unit Pendidikan Penelitian Peternakan Jonggol (UP3J) mulai bulan Juli hingga November 2009.

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii RIWAYAT HIDUP... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan April-Mei 2015 di Kecamatan

MATERI DAN METODE. Materi

TINJAUAN PUSTAKA Ayam Lokal Ayam Kampung

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. berumur 4 7 tahun sebanyak 33 ekor dari populasi yang mengikuti perlombaan

TINJAUAN PUSTAKA Ayam Kampung

UKURAN DAN BENTUK TUBUH AYAM ARAB, AYAM KAMPUNG DAN AYAM PELUNG BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA SKRIPSI ACHMADAH KURNIAWATI

STUDI UKURAN DAN BENTUK TUBUH AYAM KETAWA, AYAM PELUNG DAN AYAM KAMPUNG MELALUI ANALISIS KOMPONEN UTAMA SKRIPSI WIDYA FITRI AKBAR KUSWARDANI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Kambing PE CV. Indonesia Multi Indah Farm Desa Sukoharjo Kecamatan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan setiap pukul WIB,

III. METODOLOGI PENELITIAN

Pendugaan Jarak Genetik dan Faktor Peubah Pembeda Galur Itik (Alabio, Bali, Khaki Campbell, Mojosari dan Pegagan) melalui Analisis Morfometrik

PENDUGAAN JARAK GENETIK AYAM MERAWANG (STUDI KASUS DI BPTU SAPI DWIGUNA DAN AYAM, SEMBAWA DAN PULAU BANGKA, SUMATERA SELATAN)

TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Lokal Indonesia

KARAKTERISTIK MORFOMETRIK ITIK MAGELANG GENERASI KEDUA DI BALAI PEMBIBITAN DAN BUDIDAYA TERNAK NON RUMINANSIA SATUAN KERJA ITIK BANYUBIRU SKRIPSI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: mengukur diameter lingkar dada domba

Klasifikasi Kecamatan Berdasarkan Nilai Akhir SMA/MA di Kabupaten Aceh Selatan Menggunakan Analisis Diskriminan

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) ANALISIS STATISTIK

TINJAUAN PUSTAKA Ayam Lokal Indonesia

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. evaluasi akhir pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

III. KARAKTERISTIK AYAM KUB Sifat Kualitatif Warna Bulu, Shank dan Comb

VARIABEL PEMBEDA UKURAN TUBUH KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE) BETINA DI TIGA PETERNAKAN BERBEDA NOVITA SAPRIKA THAMREN

Uji Permutasi untuk Masalah Dua Sampel Saling Bebas: Studi Kasus di LAFI-DITKES AD Bandung Jawa Barat

Pendahuluan Meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pangan protein hewani meningkatkan permintaan daging ayam di

BAB III MATERI DAN METODE sampai 5 Januari Penelitian ini dilakukan dengan metode survei, meliputi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai hubungan antara ukuran-ukuran tubuh dengan bobot

Karakteristik Kuantitatif Sapi Pasundan di Peternakan Rakyat... Dandy Dharma Nugraha KARAKTERISTIK KUANTITATIF SAPI PASUNDAN DI PETERNAKAN RAKYAT

Identifikasi Sifat-Sifat Kuantitatif Burung Puyuh...Listiana

3. METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI MORFOMETRIKS DAN JARAK GENETIK AYAM KAMPUNG DI LABUHANBATU SELATAN

LAMPIRAN. 1. Tabel bobot badan belibis kembang dan belibis batu

SKRIPSI RIRI SELVIA N

METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 5 berikut:

PENINGKATAN PERFORMA DAN PRODUKSI KARKAS ITIK MELALUI PERSILANGAN ITIK ALABIO DENGAN CIHATEUP

I.PENDAHULUAN. potensi alam didalamnya sejak dahulu kala. Beragam sumber daya genetik hewan

MORFOMETRIK AYAM SENTUL, KAMPUNG DAN KEDU PADA FASE PERTUMBUHAN DARI UMUR 1-12 MINGGU SKRIPSI YUSUP KURNIA

UJI HIPOTESIS SATU-SAMPEL

BAHAN/OBJEK DAN METODE PENELITIAN. sebanyak 25 ekor, yang terdiri dari 5 ekor jantan dan 20 ekor betina dan berumur

Transkripsi:

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Ciamis (Jawa Barat), Tegal (Jawa Tengah) dan Blitar (Jawa Timur). Waktu penelitian dibagi menjadi tiga periode. Periode pertama yaitu pengukuran ayam Kampung di daerah Ciamis yang dilakukan pada tanggal 17-20 Desember 2011; periode kedua di daerah Tegal pada tanggal 169 Januari 2012; dan periode ketiga di daerah Blitar pada tanggal 23-27 Januari 2012. Materi Ayam Kampung dewasa tubuh sebanyak 328 ekor, digunakan pada penelitian ini. Ayam Kampung yang berasal dari daerah Ciamis berjumlah 101 ekor (45 ekor jantan dan 56 ekor betina), dengan ilustrasi yang disajikan pada Gambar 2. Ayam Kampung yang berasal dari daerah Tegal berjumlah 109 ekor (20 ekor jantan dan 89 ekor betina), dengan ilustrasi pada Gambar 3; sedangkan yang berasal dari daerah Blitar berjumlah 118 ekor (38 ekor jantan dan 80 ekor betina), dengan ilustrasi pada Gambar 4. Gambar 2. Ayam Kampung Jantan dan Ayam Kampung Betina dari Daerah Ciamis Peralatan yang digunakan pada penelitian meliputi jangka sorong digital merk Mitutoyo Digimatic Caliper dengan ketelitian hingga 0,01 mm; pita ukur, timbangan, tali plastik, gunting, kamera digital, lembar isian yang berisi data pengamatan dan alat tulis. Perangkat lunak MINITAB Release 15.1.20.0 dan

MEGA 4 (Molecular Evoluationary Genetics Analysis) digunakan juga pada penelitian ini. Gambar 3. Ayam Kampung Jantan dan Ayam Kampung Betina dari Daerah Tegal Gambar 4. Ayam Kampung Jantan dan Ayam Kampung Betina dari Daerah Blitar Penentuan Lokasi Prosedur Penentuan lokasi penelitian dilakukan berdasarkan informasi jumlah populasi ayam Kampung di Pulau Jawa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik, 2010). Daerah Ciamis mewakili populasi ayam Kampung Jawa Barat, daerah Tegal 12

mewakili ayam Kampung Jawa Tengah dan Blitar mewakili ayam Kampung Jawa Timur; ditentukan berdasarkan Badan Pusat Statistik (2010). Pengumpulan Data Data yang digunakan pada penelitian merupakan data primer yang didapatkan dengan cara melakukan pengukuran secara langsung pada ayam Kampung. Penentuan sampel ayam Kampung dilakukan secara sengaja (purposive sampling) atau dipilih tidak acak. Variabel yang Diukur Variabel ukuran linear permukaan tubuh yang diamati meliputi panjang femur (X 1 ), panjang tibia (X 2 ), panjang shank (X 3 ), lingkar shank (X 4 ), panjang sayap (X 5 ), panjang maxilla atas (X 6 ), tinggi jengger (X 7 ) dan panjang jari ketiga (X 8 ); diilustrasikan pada Gambar 5. Sumber: Moreng dan Avens (1985) Gambar 5. Variabel Morfometrik Linear Permukaan Tubuh Ayam 13

Prosedur pengukuran variabel ukuran linear permukaan tubuh ayam Kampung, dilakukan dengan cara yang disajikan pada uraian berikut ini. 1. Panjang femur (mm) diukur sepanjang tulang paha bagian ujung distal yang beratrikulasi dengan tibia, fibula dan patella. Pengukuran dilakukan dengan jangka sorong digital; diilustrasikan pada Gambar 6a. 2. Panjang tibia (mm) diukur dari patella sampai ujung tibia. Pengukuran dilakukan dengan jangka sorong digital; diilustrasikan pada Gambar 6b. Gambar 6. Pengukuran Panjang Femur dan Panjang Tibia 3. Panjang shank (mm) diukur sepanjang tulang tarsometatarsus yang diwakili tulang yang dibentuk dari persatuan metatarsal yang kedua, ketiga dan keempat. Pengukuran dilakukan dengan jangka sorong digital; diilustrasikan pada Gambar 7a. Gambar 6. Pengukuran Panjang Shank dan Lingkar Shank 14

4. Lingkar shank (mm) diukur dengan cara melingkari tulang tarsometatarsus pada bagian tengah. Pengukuran dilakukan dengan pita ukur; diilustrasikan pada Gambar 7b. 5. Panjang sayap (mm) diukur dengan cara merentangkan bagian sayap terlebih dahulu dan pengukuran dimulai dari pangkal humerus sampai ujung phalanges. Pengukuran dilakukan dengan jangka sorong digital; diilustrasikan pada Gambar 8a. 6. Panjang maxilla (mm) diukur dari pangkal sampai ujung paruh bagian atas. Pengukuran dilakukan dengan jangka sorong digital; diilustrasikan pada Gambar 8b. Gambar 8. Pengukuran Panjang Sayap dan Panjang Maxilla 7. Tinggi jengger (pecten oculi capilaries) (mm) diukur dari pangkal jengger di atas kepala sampai ujung jengger yang paling tinggi pada kondisi tegak lurus Gambar 9. Pengukuran Tinggi Jengger dan Panjang Jari Ketiga 15

90 0. Pengukuran dilakukan dengan jangka sorong digital; diilustrasikan pada Gambar 9a. 8. Panjang jari ketiga (mm) diukur dari pangkal jari ketiga yang terdiri atas empat phalanges sampai ujung jari. Pengukuran dilakukan dengan jangka sorong digital; diilustrasikan pada Gambar 9b. Rancangan dan Analisis Data Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menunjukkan gambaran kuantitatif pada sebuah kondisi yang terkendali (Babbie, 2010). Data dianalisis secara deskriptif yang meliputi rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman dengan menggunakan rumus yang disarankan Walpole (1993). Rumus rataan dihitung sebagai berikut: = 1 n n i=1 i Xi n : rata-rata : ukuran ke-i dari variabel ke-x : jumlah sampel yang diambil dari populasi ayam Rumus simpangan baku dihitung sebagai berikut: = n i=0 i n 1 S : simpangan baku : rata-rata Xi : ukuran ke-i dari variabel ke-x n : jumlah sampel yang diambil dari populasi ayam Rumus koefisien keragaman dihitung sebagai berikut: = 100 16

KK S : koefisien keragaman : simpangan baku : rata-rata Statistik T 2 Hotelling Statistik T 2 Hotelling merupakan pengujian awal sebelum fungsi diskriminan dibentuk. Uji T 2 Hotelling dilakukan dengan cara pengujian perbedaan vektor ratarata dari kedua populasi ayam Kampung untuk memperoleh hasil apakah ditemukan nilai rata-rata dari sifat yang dipelajari itu berbeda atau tidak (Gaspersz, 1992). Hipotesis yang digunakan dalam pengujian perbedaan vektor nilai rata-rata dari kedua populasi adalah: Ho : U 1 = U 2 ; artinya vektor nilai rata-rata dari kelompok ayam Kampung lokasi 1 H 1 sama dengan kelompok ayam Kampung lokasi 2 : U 1 U 2 ; artinya kedua vektor nilai rata-rata dari kelompok ayam Kampung lokasi 1 berbeda dengan kelompok ayam Kampung lokasi 2 Pengujian statistik T 2 Hotelling dilakukan dengan rumus sebagai berikut: n 1 n n 1 n 1 1 1 Selanjutnya besaran: = n 1 n p 1 n 1 n 1 p akan berdistribusi dengan derajat bebas V 1 = p dan V 2 = n 1 + n 2 p 1 Keterangan : T 2 F : nilai statistik T 2 -Hotelling : nilai hitung untuk T 2 -Hotelling n 1 : ukuran sampel ayam Kampung dari lokasi 1 n 2 : ukuran sampel ayam Kampung dari lokasi 2 1 : vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok ayam Kampung lokasi 1 p S G : vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok ayam Kampung lokasi 2 : banyak variabel yang diukur : invers dari matriks peragam (SG) 17

Apabila hasil pengujian terhadap hipotesis menolak Ho maka hal ini menunjukkan bahwa kedua nilai rata-rata dari sifat yang dibandingkan tersebut berbeda. Uji dapat dilanjutkan dengan fungsi diskriminan Fisher. Analisis Fungsi Diskriminan Fisher Gaspersz (1992) menyatakan bahwa fungsi diskriminan Fisher dibentuk untuk mencirikan perbedaan sifat-sifat dari kedua kelompok pengamatan. Rumus yang digunakan dalam analisis fungsi diskriminan fisher sebagai berikut: Y = a X = ( 1 G X X : vektor variabel acak yang diidentifikasi dalam model fungsi diskriminan 1 : vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok ayam Kampung lokasi 1 S G : vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok ayam Kampung lokasi 2 : invers matriks peragam gabungan (invers dari matriks SG). Pengujian selang kepercayaan serempak dilakukan untuk menjelaskan kontribusi masing-masing variabel sebagai variabel pembeda pada fungsi diskriminan. Apabila selang kepercayaan mengandung nilai nol, maka rataan kedua kelompok ayam untuk variabel tersebut dianggap tidak berbeda pada taraf 95%, sehingga dapat dikeluarkan dari persamaan fungsi diskriminan Fisher. Pengujian selang kepercayaan serempak menurut Gaspersz (1992) sebagai berikut: c ( 1 ) ± c c n 1 n 1 n n p, n 1 n - c : vektor nilai yang mengikuti perbandingan variabel X i c : invers dari vektor nilai yang mengikuti perbandingan variabel X i S G T 2 : matriks peragam gabungan 1 : vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok ayam Kampung lokasi 1 : vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok ayam Kampung lokasi 2 : nilai statistik T 2 -Hotelling dari tabel Hotelling pada taraf nyata α n 1 : ukuran sampel ayam Kampung dari populasi ayam Kampung lokasi 1 18

n 2 : ukuran sampel ayam Kampung dari populasi ayam Kampung lokasi 2 Keeratan hubungan antara variabel pembeda dan fungsi diskriminan yang dibentuk pada setiap dua kelompok ayam yang diamati, dilakukan berdasarkan analisis korelasi menurut Gaspersz (1992) dengan rumus sebagai berikut: R Y,Xi = d i / ii D R, Y, Xi : korelasi antara fungsi diskriminan dengan variabel X i dalam model d i : selisih antara rataan variabel X i diantara kedua kelompok ayam S ii D 2 : ragam dari variabel X i yang diperoleh dari matriks S G : nilai jarak ketidakserupaan D 2 -Mahalanobis Hasil perhitungan korelasi digunakan untuk mencari variabel paling lemah. Variabel yang paling lemah merupakan variabel yang memiliki selang kepercayaan yang mengandung nilai nol. Variabel ini selanjutnya dikeluarkan dari model diskriminan, sehingga model persamaan fungsi diskriminan mengalami perubahan. Penggolongan statistik Fisher, memerlukan nilai: m = ½ ( 1 ) G ( 1 )= ½ D 2 Kriteria untuk penggolongan dapat menggunakan konsep sebagai berikut: 1. Jika y 0 m > 0, maka kelompok ayam Kampung tersebut digolongkan ke dalam kelompok ayam Kampung lokasi 1 2. Jika y 0 m 0, maka kelompok ayam ampung tersebut digolongkan ke dalam kelompok ayam Kampung lokasi 2 Analisis Wald-Anderson Penggolongan berdasarkan kriteria statistik Wald-Anderson menurut Gaspersz (1992) sebagai berikut: W = S G 1 - ½ 1 + ) S G W : nilai uji statistik Wald-Anderson : vektor variabel acak individu S G : invers matrik gabungan 1 : vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok ayam Kampung lokasi 1 1 19

: vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok ayam Kampung lokasi 2 Kriteria penggolongan berdasarkan statistik Wald-Anderson (Gaspersz, 1992) adalah: 1. Pengalokasian ke dalam kelompok 1, jika W > 0 2. Pengalokasian ke dalam kelompok, jika W 0 Analisis D 2 -Mahalanobis Jarak ketidakserupaan morfometrik antara dua kelompok ayam Kampung dihitung berdasarkan Gaspersz (1992), sebagai berikut: D 2 -Mahalanobis = 1 S G 1 1 : vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok ayam Kampung lokasi 1 S G : vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok ayam Kampung lokasi 2 : invers matrik gabungan 20