BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang terindetifikasi, pengumpulan dasar teori yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen

BAB III METODE PENELITIAN. Proses penelitian dengan judul Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB III METODE PENELITIAN. fungsi variabel dalam hubungan antar variabel, yaitu: Variabel Independen (Independent Variable)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejak Maret 2017 sampai dengan Agustus Semesta Jl. Kemanggisan raya no 19 Jakarta Barat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Kemudian data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengaruh atau hubungan kedua variabel tersebut. berakhir bulan Mei 2015, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. permasalahan ditempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yaitu data yang diperoleh langsung dari responden. Responden dari. data ini dianalisa. Data tersebut antara lain :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. penelitiannya berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan metode statistik.

BAB III METODE PENELITIAN. dalam kelompok tersebut (Sugiyanto, 2008). Definisi operasional. yang diamati) sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah karyawan di lingkungan PT Surya Toto Indonesia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat yang dipilih sebagai objek penelitian adalah PT Komatsu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 LOKASI PENELITIAN DAN WAKTU PENELITIAN. yang beralamat Jalan D.I Panjaitan No 23 Bangkinang Kab Kampar.

BAB III METODE PENELITIAN. kelompok tersebut (Sugiyanto, 2008). Definisi operasional merupakan. sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian bulan Maret sampai bulan April 2015.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penyusunan metode dalam pengumpulan data, penyusunan instrumen, hingga

BAB III METODE PENELITIAN. jalan Prof.M.Yamin,SH Bangkinang. Sementara waktu penelitian dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel yang diduga mampu memprediksi minat mahasiswa untuk

Bab III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Motor Air Tiris, Kec. Kampar jln. Pekanbaru-Bangkinang KM.48 Psr. Air

BAB III METODELOGI PENELITIAN. memperkuat landasan dalam variabel, penyusunan metode dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dikatakan metode kuantitatif karena penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dimanapenelitian yang lebih menekankan pada angka-angka serta teknik

BAB III METODE PENELITIAN. tentang pengaruh pendidikan dan motivasi terhadap kinerja karyawan BNI syari ah

36 Kompensasi. Variabel kompensasi ini terdiri dari Gaji, Reward dan Insentif. 1. Gaji Menurut Hasibuan (2007) gaji adalah balas jasa yang dibayar sec

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Selatpanjang yang terletak di JL.Diponegoro, No. 85 A B Selatpanjang Kab.

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada PT. PLN Persero Cabang Pekanbaru

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan karateristik masalah yang diteliti, jenis penelitian yang akan

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Asuransi Jiwa Pendidikan Bumiputera 1912 Pekanbaru Cabang Sukajadi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Riau, jalan Jendral Sudirman Pekanbaru Riau. Untuk melakukan penelitian ini maka yang digunakan adalah:

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODE PENELITIAN. desa Kedabu Rapat Kabupaten Kepulauan Meranti. Sedangkan waktu penelitian di mulai bulan Februari sampai September 2013.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Raya Kembangan No.2 Jakarta Barat Blok B Lt.13.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT Astra International Tbk Auto2000 Daan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengukuran kualitas website Untag. Secara singkat dapat dilihat pada Gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini akan dilakukan di Restoran Metduck Paragon Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. menemukan ukuran variabel-variabel OCB dan bertujuan untuk menguji

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian diperlukan agar penelitian yang dilakukan dapat

BAB III METODE PENELITIAN. beralamat Jalan D.I Panjaitan No. 23 Bangkinang Kampar pada bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini merupakan tipe peneliti eksplanatori dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh KAP yang terdapat di Daerah

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu: menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Maret 2014 hingga bulan Agustus Jenis dan Sumber data dalam penelitian ini berupa :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. nasabah bank umum yang diambil secara acak di DIY. pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori yang bersifat eksplanatory

BAB III METODE PENELITIAN. Timur. Subjek dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak yang melaporkan

BAB III METODE PENELITIAN. 2. Lokasi dalam penelitian ini adalah Arena Futsal Score Purwokerto

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, karena penelitian ini menjelaskan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian, perumusan masalah yang terindetifikasi, pengumpulan dasar teori yang memeperkuat landasan dalam variabel, penyusunan metode dalam pengumpulan data, penyusunan instrumen, hingga penentuan teknik pengujian statistik yang dipergunakan. Sedangkan, waktu penelitian dilakukan sejak bulan September Desember 2016. 2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hotel Aston Priority Simatupang Jakarta Selatan berlokasi di Jalan Letnan. Jenderal. Tahi Bonar Simatupang Kav. 9 Kebagusan, Jakarta Selatan. Penelitian ini mencakup Pengaruh Implementasi Kaizen, Standar Pelatihan dan Kedisiplinan terhadap kinerja karyawan divisi Front Office Hotel Aston Priority Simatupang Jakarta Selatan. B. Desain Penelitian Dalam melakukan penelitian ilmiah, peneliti harus mengikuti aturan-aturan metode ilmiah yang ada. Untuk menerapkan metode ilmiah 82

83 dalam penelitian maka diperlukan suatu desain penelitian. Desain penelitian ini sendiri harus mengikuti metode penelitian. Desain penelitian yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini menggunakan penelitian kausal. Desain penelitian kausal berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Desain kausal menguji hubungan sebab-akibat. Menurut Sugiyono metode kausal (2013) adalah melihat hubungan variabel terhadap objek yang diteliti lebih bersifat sebab akibat, sehingga dalam penelitiannya ada variabel independen (eksogen) dan variabel dependen (endogen). Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk meneliti variabel independen yaitu Kaizen, Standar Pelatihan dan Kedisiplinan terhadap variabel dependen yaitu kinerja karyawan di divisi Front Office Hotel Aston Priority Simatupang Jakarta Selatan. C. Definisi dan Operasional Variabel Berdasarkan judul skripsi yang diambil penulis yang berjudul Pengaruh Implementasi Kaizen, Standar Pelatihan dan Kedisiplinan terhadap kinerja karyawan divisi Front Office Hotel Aston Priority Simatupang Jakarta Selatan. Maka penulis mendefinisikan masing-masing variabel bebas dalam penelitian ini adalah: 1. Definisi variabel Menurut Sugiyono (2013) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat, nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi

84 tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. a. Variabel independen (eksogen) Menurut Sugiyono (2013) variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain atau menjadi sebab perubahannya atau timbunya variabel dependen. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah: 1. Kaizen (X1) Menurut Imai Maasaki (2008), Kaizen berarti penyempurnaan berkesinambungan yang melibatkan setiap orang baik manajer maupun karyawan. Pada intinya Kaizen adalah kesadaran bahwa manajemen harus memuaskan pelanggan dan memenuhi kebutuhan pelanggan, jika perusahaan ingin tetap eksis, memperoleh laba, dan berkembang. Kaizen dengan Suggestion System atau Sumbang Saran (SS) dan secara kelompok yang disebut dengan Quality Control Cirle (QCC) serta menerapkan unsur 5S (Seiri, Seiton, Sesio, Seiketsu, Shitsuke). 2. Standar Kepelatihan (X2 Dimensi dan indikator pelatihan menurut Rivai dan Sagala (2009) adalah: a. Instruktur Mengingat pelatih umumnya berorientasi pada peningkatan skill, maka para pelatih yang dipilih untuk memberikan materi pelatihan

85 harus benar-benar memiliki kualifikasi yang memadai sesuai bidangnya, personal dan kompeten, selain itu pendidikan instruktur pun harus benar-benar baik untuk melakukan pelatihan. Indikatornya adalah: Kemampuan Instruktur Pelatihan b. Peserta Pelatihan Agar program pelatihan dapat mencapai sasaran hendaknya para peserta pelatihan diseleksi berdasarkan persyaratan tertentu dan kualifikasi yang sesuai, selain itu peserta pelatihan juga harus memiliki semangat yang tinggi untuk mengikuti pelatihan. Indikatornya adalah: Kemampuan Peserta Pelatihan Antusias Peserta Dalam Mengikuti Pelatihan c. Materi (Bahan) Materi disusun dari estimasi kebutuhan dan tujuan pelatihan. Kebutuhan di sini mungkin dalam bentuk pengajaran keahlian khusus, menyajikan pengetahuan yang diperlukan, atau berusaha untuk mempengaruhi sikap. Apapun materinya, program harus dapat memenuhi kebutuhan organisasi dan peserta pelatihan. Indikatornya adalah: Kelengkapan Materi Pelatihan Manfaat Materi yang diberikan

86 d. Metode Pelatihan Sesuai dengan materi pelatihan yang diberikan, maka ditentukanlah metode atau cara penyajian yang paling tepat. Penentuan atau pemilihan metode pelatihan tersebut didasarkan atas materi yang akan disajikan. Indikatornya adalah: Metode Pelatihan yang digunakan Alat bantu yang digunakan e. Tujuan Pelatihan Tujuan pelatihan harus dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh perusahaan serta dapat membentuk tingkah laku yang diharapkan serta kondisi-kondisi bagaimana hal tersebut dapat dicapai. Indikatornya adalah: Kesesuaian tujuan dengan pelaksanaan pelatihan f. Lingkungan yang menunjang Lingkungan yang menunjang dipersiapkan untuk meningkatkan kelebihan suatu program dan kondisi yang merupakan umpan balik untuk menilai atau menghasilkan output yang sesuai. Indikatornya adalah: Suasana pelatihan Kelengkapan Fasilitas 3. Disiplin kerja (X3) Menurut Rivai (2009) juga menyebutkan disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan

87 karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma norma sosial yang berlaku. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan disiplin kerja merupakan suatu sikap kesadaran dan kesediaan seseorang dalam menaati semua peraturan peraturan dan normaindikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplina karyawan suatu organisasi atau perusahaan menurut Soejono (2005) yaitu ketepatan waktu, menggunakan peralatan kantor dengan baik, teanggung jawab yang tinggi dan ketaatan terhadap aturan kantor. b. Variabel Dependen (Endogen) Menurut Sugiyono (2013) variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kinerja (Y) : Kinerja Karyawan, menurut Mathis dan Jackson (2006) kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya, memiliki pengetahuan yang bermanfaat untuk pekerjaan dan perusahaan, keandalan serta mampu membangun hubungan kerja yang baik.

88 Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Kaizen VARIABEL DIMENSI INDIKATOR Sugestion System (SS) 1. Jumlah SS 2. Implementasi SS SKALA PENGUKURAN 1. Adanya Circle/ Quality Kelompok Control 2. Metode 8 Langkah Circle (QCC) 3. 7 Tools KAIZEN (X1) 4. Fasilitator / Atasan Barang sesuai Seiri keperluan 1. Penempatan Seiton Barang 2. Identitas Barang Seiso Menjaga Kebersihan Seiketsu Standarisasi Shitsuke 1. Terbiasa 5S 2. Patrol Berkala (Sumber: Imai, 2008)

89 Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Standar Kepelatihan VARIABEL DIMENSI INDIKATOR SKALA PENGUKURAN Instruktur Kemampuan instruktur Pelatihan 1. Kemampuan Peserta Pelatihan Peserta Pelatihan 2..Antusias Peserta dalam mengikuti Pelatihan Standar Pelatihan (X2) Materi ( Bahan ) 1. Kelengkapan Materi 2. Manfaat Materi yang di berikan Metode Pelatihan 1. Metode pelatihan yang digunakan 2. Alat bantu yang digunakan Tujuan Pelatihan Kesesuaian tujuan dengan pelaksanaan pelatihan Lingkungan yang menunjang 1. Suasana pelatihan 2. Kelengkapan fasilitas Sumber: Rivai (2009)

90 Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel Kedisiplinan VARIABEL DIMENSI INDIKATOR KEDISIPLINA N KERJA (X3) Ketepatan waktu Penggunaan peralatan kantor dengan efisien Mempunyai tanggung jawab yang tinggi 1. Datang dan Pulang tepat waktu 2. Memanfaatkan waktu 1. Menggunakan Perlatan kantor dengan baik 2. Merawat saran dan prasarana kantor 3. Berhati-hati dalam menggunakan peralatan kantor 1. Menyelesaikan tugas/pekerjaan tanpa menunggu perintah 2. Tidak menunda pekerjaan SKALA PENGUKURAN Ketaanan pada peraturan perusahaan Sumber: Soejono (2007) 3. Bertanggung jawab atas pekerjaannya 1. Mengerti dan menaati peraturan perusahaan 2. Memberikan informasi ketidakhadiran kepada atasan pihak terkait

91 Tabel 3.4 Definisi Operasional Variabel Kinerja VARIABEL DIMENSI INDIKATOR KINERJA (Y) Kuantitas hasil Kerja Kualitas hasil kerja Keandalan 1. Jumalah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti unit, jumlah siklus, pekerjaan yang di selesaikan 2. Kuantitas yang diukur dari persepsi karyawan terhadap jumlah pekerjaan yang ditugaskan beserta hasilnya 1. Hasil pekerjaan yang dikehendaki mendekati sempurna 2. Memenuhi tujuan yang di harapkan dari suatu pekerjaan Kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang disyaratkan dengan supervise minimum SKALA PENGUKURAN Pngetahuan Hubungan kerja Sumber: Sofyandi (2008) 1. Pengetahuan yang dimiliki bermanfaat bagi pekerjanya 2. Pengetahuan yang luas yang dimiliki oleh karyawan bermanfaat bagi perusahaan Dapat bekerjasama dengan orang lain dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaanyang telah di tetapkan D. Skala Pengukuran Skala pengukuran dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert. Skala Likert merupakan metode yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

92 sosial Menurut Sugiyono (2014) Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban, yaitu Sangat Setuju, Setuju, Cukup Setuju, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju. Tabel 3.5 Skala Likert Jawaban Kode Skor Sangat Setuju SS 5 Setuju S 4 Cukup Setuju CS 3 Tidak Setuju TS 2 Sangat Tidak Setuju STS 1 E. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Divisi Front Office Hotel Aston Priority Simatupang Jakarta Selatan. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, (Sugiyono, 2014). Penetapan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis teknik sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2001) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil yaitu 36 orang. Istilah sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi di jadikan sampel

93 F. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data penelitian lapangan (field research). Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan survei dan observasi langsung. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah kuesioner yang diajukan kepada karyawan. Untuk jenis data, terdapat dua jenis data dalam penelitian, yaitu data primer. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumbernya langsung dengan menggunakan wawancara, kuesioner dan survei ke lokasi objek penelitian, pedoman perusahaan, serta sumber lain yang dianggap relevan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data primer yang diperoleh melalui survey. G. Metode Analisis Data Dalam penelitian ini, penulis mempergunakan analisis deskriptif kuantitatif,. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut: 1. Analisis Karakteristik Responden Metode analisis ini digunakan untuk mengetahui karakteristik dari responden yang memberikan jawab atas kuesioner dalam penelitian ini. Karakteristik responden ini dilihat dari jenis kelamin, kelompok usia, tingkat pendidikan, masa kerja, dan level jabatan responden.

94 2. Pengujian Alat Ukur Penelitian Alat ukur dalam penelitian sosial biasanya tidak mutlak seperti halnya bersifat eksak. Kuesioner adalah bentuk alat ukur penelitian, biasanya digunakan pendekatan statistika melalui validitas dan realiabilitas alat ukur. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui keakuratan instrumen yang disiapkan (validitas) dan juga keandalan dan konsistensi hasil pengukuran atau jika pengukuran dilakukan beberapa kali (realiabilitas). Pengujian alat ukur penelitian bisa juga dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Pengujian alat ukur secara kualitatif adalah dengan cara pertimbangan bahwa suatu item layak dipergunakan dalam suatu penelitian yang dilihat dari isi atau makna yang tercantum dalam pertanyaan kuesioner tersebut (expertist judgement), sedangkan pengujian secara kuantitatif adalah dengan cara penerapan ilmu ilmu statistika melalui analisis berikut : a. Analisa Validitas Item Sebelum di uji regresi berganda, maka data kuesioner akan diuji validiitasnya dengan tujuan untuk mengetahui apakah suatu instrument alat ukur telah menjalankan fungsi ukurnya. Menurut Sekaran (2006) validitas menujukkan ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu skala pengukuran disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur. Data

95 kuesioner dikatakan valid jika nilai faktor loadingnya > 0,5. b. Analisis Realiabilitas Alat Ukur Perhitungan Koefisien Realiabilitas menggunakan perumusan Alpha-Cronbach berikut ini : k : jumlah item σ 2 x : varians skor total σ 2 i: varians skor setiap item Perhitungan koefisien realiabilitas baik terhadap seluruh item pada setiap alat ukur maupun terhadap item-item pada setiap aspek. Kesimpulan mengenai tinggi rendahnya realiabilitas aspek maupun alat ukur menggunakan kriteria sebagai berikut (Kaplan & Saccuzo, 2012). 0,00 0,19 : tidak reliabel 0,20 0,39 : kurang reliabel 0,40 0,69 : cukup reliabel 0,70 0,89 : reliabel 0,90 1,00 : sangat reliabel Secara Teoritik besarnya koefisien reliabilitas berkisar mulai dari angka 0,0 sampai angka 1,0 akan tetapi pada kenyataannya koefisien reliabilitas sebesar 1,0 praktis tidak pernah di jumpai. Di samping itu, walaupun hasil perhitungan koefisien reliabilitas dapat saja bartanda

96 negatif (-) sebagaimana halnya semua koefisien korelasi. Semakin kecil koefisien reliabilitas, yaitu semakin jauh dari angka 1, berarti semakin besar eror pengukuran terjadi. Cronbach s alpha, Mengukur batas bawah nilai reliabilitas suatu konstruk. Nilai alpha harus lebih besar dari 0,06 Composite reliability, Mengukur nilai sesunguhnya reliabilitas suatu konstruk. Composite reliability dinilai lebih baik dalam mengestimasi konsistensi internal suatu konstruk (Gopal 2002). Hair, 2008, Composite reliability >0,70 meski nilai 0,60 masih dapat diterima. (Cooper 2006) jika validitas konstruk telah dipenuhi maka uji konsistensi internal tidak mutlak dilakukan. Konstruk yang valid adalah konstruk yang reliabel, sebaliknya konstruk yang reliabel belum tentu valid. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menetapkan angka realiabilitas minimal 0,60 sebagai syarat kecukupan realiabilitas alat ukur penelitian. c. Analisa Asumsi Klasik Dalam analisis ini terdapat beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi. Pengujian asumsi regresi linear klasik akan diuraikan dalam uraian berikut.

97 1. Pengujian Multikolinearitas, yaitu pengujian ada atau tidaknya hubungan linear antar variabel bebas. Asumsi mode regresi linear berganda mensyaratkan tidak adanya hubungan kombinasi linear antara variabel bebas yang satu dengan yang lainnya. Pengujian multikolinearitas dengan menggunakan Variance Influence Factor (VIF), bila nilai VIF kecil dari 10, tidak terdapat multikolinearitas; 2. Pengujian Heteroskedastisitas, yang bertujuan untuk mengukur apakah terdapat homoskedastisitas ataukah heteroskedastisitas varians residual antar pengamatan. Pengujian heteroskedastisitas diantaranya denga melihat pola sebaran data antara nilai prediksi (ŷ i = f(x)) dengan nilai residual (e = y i - ŷ i ). Apabila sebaran data terlihat acak, tidak mengkuti suatu pola tertentu seperti mengumpul, menyempit dan kemudian melebar, dapat disimpulkan bahwa dalam data pengamatan bersifat heterokedastisitas. Model regresi yang diinginkan adalah homomedastisitas atau yang tidak terjadi problem heterokedastisitas. 3. Uji Normalitas, yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji-t dan uji-f mengasumsikan bahwa nilai dideteksi dengan nilai penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya (Ghozali, 2013). Dasar pengambilan keputusan yaitu: apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau garis histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi

98 memenuhi asumsi normalitas. Apabila data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 3. Analisis Regresi Linear Berganda Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh antara dua variabel bebas dengan satu variabel terikat. Pendekatan statistika untuk hal ini adalah melalui analisis regresi linear berganda yang berguna untuk menentukan besaran pengaruh antara dua atau lebih variabel sekaligus melihat taraf pengaruh tersebut. Metode ini juga biasanya digunakan untuk meramalkan atau menduga nilai suattu variabel antara lebih dari satu variabel prediktor (variabel bebas) terhadap variabel terikat. Syarat penentuan besaran pengaruh dari suatu variabel terhadap variabel lainnya adalah sebagai berikut : a. Hubungan antara variabel harus merupakan hubungan yang linear dan aditif; b. Kekeliruan dalam pengukuran (ɛ) berasal dari populasi yang berdistribusi normal; c. Antar variabel residu tidak berkorelasi satu sama lain (tidak terdapat autokorelasi); d. Tidak terdapat keeratan hubungan (multikolinearitas) antarvariabel bebas;

99 e. Kesamaan varians dari residual atau galat antar-pengamatan (homoskedastisitas); f. Skala pengukuran pada setiap variabel adalah sekurang kurangnya interval. Syarat dan ketentuan di atas biasanya disebut dengan asumsi regresi linear klasik. Apabila persyaratan tersebut dipenuhi, maka nilai koefisien jalur dapat dihitung dengan langkah langkah berikut : a) Bentuk persamaan regresi linear, dalam penelitian ini terdapat satu variabel dependen dan dua variabel independen sehingga bentuk model persamaan regresinya adalah sebagai berikut : Y i = β 0 + β 1 X 1i + β 2 X 2i + ɛ i Atau ke dalam bentuk persamaan matriks : y = Xβ + ɛ dengan : y X : vektor variabel terikat : matriks variabel bebas β : vektor parameter koefisien regresi (β0, β1, dan β2) ɛ : vektor kekeliruan dalam pengukuran atau variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model i n : unit sampel atau pengamatan ke-i, dengan i = 1, 2,..., n : ukuran sampel b. Taksiran nilai koefisien regresi ( β ) dapat ditentukan melalui metode kuadrat terkecil maupun Likelihood Ratio dengan perhitungan

100 ( β ) = (X 1 X) -1 X 1 y c. Untuk keperluan perhitungan, hitung korelasi antarvariabel dengan rumus berikut : d. Koefisien korelasi berganda dapat dihitung dengan rumus berikut : R 2 rxi = ( y y ) -1 β (X y) Pengujian keberartian dari koefisien regresi perlu dilakukan dalam penelitian ini. Pengujian dalam analisis regresi dilakukan dalam dua tahapan, yaitu pengujian model secara keseluruhan dan pengujian koefisien regresi secara individual dengan langkah langkah sebagai berikut : Pengujian secara keseluruhan Hipotesis untuk pengujian secara keseluruhan adalah : H0 : β0 = β1 = β2 = 0 H1 : sekurang kurangnya ada sebuah βk 0, dengan k = 0, 1, 2 dengan statistik uji : Kriteria pengujian adalah H0 ditolak jika F F (1-α;k,n-k) yang artinya

101 model dapat diterima atau cocok. Cara lain untuk mementukan kecocokan model adalah membandingkan antara nilai kekeliruan dalam sampel (p-value) dengan taraf signifikansi (α). Jika perolehan p-value lebih kecil daripada tingkat signifikansi α, maka model dapat dikatakan cocok. Nilai α dalam penelitian ini ditetapkan sebesar 5%. Pengujian secara individual Hipotesis penelitian untuk pengujian koefisien jalur secara individual adalah sebagai berikut : H0 : βk = 0 H1 : βk 0 Statistik uji untuk pengujian secara individual adalah t = SE (βk) βk dengan: βk : koefisien jalur, dengan k = 0, 1, 2 SE (βk) : kekeliruan baku Kriteria pengujian adalah H0 ditolak jika t - t (1-α/2;k-1,n-k-1) atau t t (1-α/2;k-1,n-k-1), dengan k adalah jumlah variabel bebas. Jika H0 ditolak, maka artinya koefisien jalur berpengaruh secara signifikan. Cara lain untuk menentukan kecocokan model adalah membandingkan antara nilai kekeliruan dalam sampel (p-value) dengan taraf signifikansi (α). Jika peroleh p-value lebih kecil daripada

102 tingkat signifikansi α, maka koefisien regresi dapat dikatakan signifikan atau berarti. Pengaruh dari variabel variabel indenpen terhadap variabel dependen dapat dihitung melalui nilai koefisien determinasi yaitu kuadrat dari nilai koefisien korelasi berganda yang telah diperoleh dari pengujian keberartian model dan dikalikan dengan 100% (ṕ 2 x 100%). Koefisien determinasi menunjukkan persentase dari pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya, sedangkan pengaruh masing masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat dihitung melalui kuadrat dari koefisien jalur atau standardize coefficient yang dikalikan dengan 100%.