BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan ditempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian, perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang memperkuat landasan dalam variabel, penyusunan metode dalam pengumpulan data, penyusunan instrument, hingga penentuan teknik pengujian statistic yang dipergunakan. Pada proses ini dibutuhkan waktu penelitian Maret sampai dengan Juli Tempat Penelitian Untuk memperoleh data guna penyusunan skripsi, penulis mengambil tempat penelitian pada PT Pegadaian Cabang Meruya, Jakarta Barat. Tepatnya di Jalan Srengseng Raya No 27, Meruya, Jakarta Barat. Dengan objek penelitian adalah Karyawan PT Pegadaian Cabang Meruya, Jakarta Barat. B. Desain Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik 34

2 35 kesimpulannya (Sugiyono:2013). Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Desain penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini menggunakan penellitian kausal. Kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat,jadi terdapat variabel yang mempengaruhi dan variabel yang dipengaruhi (Sugiyono,2013). Penelitian ini merupakan penelitian untuk mengetahui pengaruh dua Variabel independent yaitu, kepemimpinan, dan lingkunga kerja terhadap satu variabel dependen yaitu kinerja karyawan. Dalam hal ini, penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan, dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan. C. Definisi dan Operasional Variabel Berdasarkan judul skripsi yang diambil penulis yaitu Pengaruh Kepemimpinan dan lingkungan kerja terhadap Kinerja pada PT Pegadaian Cabang Meruya, Jakarta Barat., maka penulis mendefinisikan masing-masing variabel dan membuat operasional variabel. 1. Definisi Variabel Menurut Sugiyono (2013) mendefenisikan pengertian variabel sebagai berikut : Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari sehingga diperoleh informasi, hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan pengertian variabel secara teoritis menurut Sugiyono

3 36 (2013) adalah : Variabel adalah sebagai atribut seseorang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau suatu obyek dengan obyek lain. Pada penelitian ini variabel yang diamati terdapat dua macam, yaitu variabel independent dan variabel independent. Variabel independen atau sering disebut variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Sedangkan variabel dependen atau sering disebut variabel terikat adalah merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menajdi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono,2013). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah kepemimpinan dan lingkungan kerja, sementara yang menjadi variabel dependen adalah kinerja karyawan. Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Gaya Kepemimpinan Transformasional Menurut (Robbins dan Judge,2008), pemimpin transformasional adalah pemimpin yang menginspirasi para pengikutnya untuk mengenyampingkan kepentingan pribadi mereka demi kebaikan organisasi dan mereka mampu memiliki pengaruh yang luar biasa pada diri para pengikutnya.

4 37 b. Lingkungan Kerja Menurut (Sedarmayanti, 2011) Lingkungan Kerja adalah sebagai keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok. c. Kinerja Karyawan Menurut Sedarmayanti (2011) mengungkapkan bahwa Kinerja merupakan terjemahan dari performance yang berarti Hasil kerja seorang pekerja, sebuah proses manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut harus dapat ditunjukkan buktinya secara konkrit dan dapat diukur (dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan).

5 38 2. Operasional Variabel Tabel 3.1 Operasional Variabel Kepemimpinan Transformasional Variabel Dimensi Indikator Skala Pengukuran 1. Pengaruh Ideal a. Memberikan visi dan misi b. Memunculkan rasa bangga c. Mendapatkan respek 2. Motivasi Inspirasional Kepemimpinan Transformasional 3. Stimulasi Intelektual 4. Pertimbangan Individual Sumber : Robbins dan Judge (2008) d. Mengkomunikasikan harapan yang tinggi e. Menyampaikan visi secara menarik f. Menginspirasi untuk mencapai tujuan g. Meningkatkan Kreatifitas dan inovasi h. Meningkatkan rasionalitas i. Pemecahan masalah secara cermat j. Membantu mengembangkan kemampuan k. Mampu mengatasi aspirasi yang berbeda l. Melatih dan memberikan arahan Skala Ordinal

6 39 Tabel 3.2 Operasional Variabel Lingkungan Kerja Variabel Indikator Skala a. Penerangan Cahaya Ditempat Kerja b. Suhu udara c. Sirkulasi udara d. Ukuran ruang kerja e. Tata letak ruang kerja f. Keamanan kerja Skala Ordinal g. Kebersihan h. Suara bising i. Hubungan sesama rekan kerja j. Peralatan kantor Sumber : Sedarmayanti (2011)

7 40 Tabel 3.3 Operasional Variabel Kinerja Karyawan Variabel Dimensi Indikator Skala 1. Quality of work (Kualitas kerja) a. Kualitas Pekerjaan b. Hasil Pekerjaan 2. Promptness (Kecepatan) c. Efektivitas waktu d. Jumlah pekerjaan yang dapat di selesaikan Kinerja Karyawan 3. Initiative (Prakarsa) f. Kreatifitas g. Pemanfaatan waktu Skala Ordinal 4. Capability (Kemampuan) h. Standarisasi pekerjaan i. Praktis dan Rapih 5. Communication (Komunikasi) j. Komunikasi dengan pimpinan k. Komunikasi dengan rekan kerja Sumber : Sedarmayanti (2011) A. Skala Pengukuran Pada penelitian ini, metode pengukuran menggunakan skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,2013).

8 41 Skala likert menggunakan lima tingkatan jawaban yaitu : Tabel 3.4 Skala Likert Jawaban Skor Sangat setuju 5 Setuju 4 Cukup setuju 3 Tidak setuju 2 Sangat tidak setuju 1 Sumber : Sugiyono (2013) B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Sugiyono (2013) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi penelitian ini adalah Karyawan pada PT.Pegadaian (PERSERO) Cabang Meruya yang berjumlah 40 Karyawan. 2. Sampel dan Metode Pengambilan Sampel Menurut Sugiyono (2013) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Metode

9 42 pengambilan pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan kesempatan atau peluang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono,2013). Dengan menggunakan sampling jenuh sebagai teknik penentuan sampelnya. Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono,2013). Sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 40 responden. C. Teknik Pengumpulan Data 1. Cara Mengumpulkan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan metode pengumpulan data penelitian lapangan (field research) dan penelitian kepustakaan (library research). Penelitian lapangan dilakukan untuk mengetahui kondisi yang terjadi dilapangan secara lebih jelas dan membandingkan dengan teori yang telah didapatkan. 2. Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan melakukan survey secara langsung pada objek penelitian, yaitu karyawan pada PT.Pegadaian (PERSERO) Cabang Meruya. 3. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner merupakan instrument pengumpulan data yang dilakukan

10 43 dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2013). D. Jenis Data Jenis data yang digunakan oleh penulis adalah data primer berupa hasil wawancara serta hasil pengisian kuesioner mengenai kepemimpinan transformasional dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan. Dalam hal ini data primer penulis didapatkan melalui kuesioner. Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data dengan memberikan atau menyebutkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut (Sugiyono,2013). E. Metode Analisis Data 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini, analisis diskriptif merupakan analisis yang memaparkan/mendiskriptifkan karakteristik responden atau subyek dari penelitian dan karakteristik jawaban dari responden. Karakteristik responden yang diteliti meliputi:

11 44 a) Usia b) Pendidikan Terakhir 2. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur atau instrument dalam melakukan fungsi ukurannya. Suatu instrument dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurannya sesuai dengan maksud dilakukan pengukuran tersebut (Azwar,2007). Ada berbagai metode yang digunakan dalam uji validitas seperti korelasi product moment pearson (seperti metode analisis korelasi) dan analisis faktor. Uji validitas pada penelitian ini menggunakan analisa faktor dimana butir pertanyaan dikatakan valid jika mempunyai nilai faktor loading > 0,5. b. Uji Reliabilitas Perhitungan Koefisien Reliabilitas menggunakan perumusan Alpha-Cronbach berikut ini : k : jumlah item

12 45 σ 2 x : varians skor total σ 2 i : varians skor setiap item Perhitungan koefisien reliabilitas baik terhadap seluruh item pada setiap alat ukur maupun terhadap item-item pada setiap aspek. Kesimpulan mengenai tinggi rendahnya reliabilitas aspek maupun alat ukur menggunakan kriteria sebagai berikut (Kaplan & Saccuzo, 2012). 1. 0,00 0,19 : tidak reliabel 2. 0,20 0,39 : kurang reliabel 3. 0,40 0,69 : cukup reliabel 4. 0,70 0,89 : reliabel 5. 0,90 1,00 : sangat reliabel Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menetapkan angka reliabilitas minimal 0,40 sebagai syarat kecukupan reliabilitas alat ukur penelitian. 3. Uji Asumsi Klasik Dalam analisis ini terdapat beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi. Pengujian asumsi regresi linear klasik akan diuraikan dalam uraian berikut. a. Uji Normalitas, merupakan pengujian asumsi kenormalan dari kekeliruan pengukuran dalam model regresi linear. Variabel ini tidak terukur,sehingga pengujian kenormalan data dilakukan terhadap variabel terikat (Y) yang merupakan manifestasi dari

13 46 kekeliruan pengukuran. Pengujian asumsi normalitas menggunakan statistik Kolmogorov-Smirnov; dengan : y i : pengamatan ke-i, i = 1, 2,..., n S n (y i ) : fungsi distribusi kumulatif observasi Jika f (D) merupaka p-value dari statistik Kolmogorov-Smirnov D yang mengikuti distribusi normal baku, maka data dikatakan berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika p-value > taraf signifikansi 5%. b. Uji Multikolinearitas, yaitu pengujian ada atau tidaknya hubungan linear antar variabel bebas. Asumsi model regresi linear berganda mensyaratkan tidak adanya hubungan kombinasi linear antara variabel bebas yang satu dengan yang lainnya. Pengujian multikolinearitas dengan menggunakan Variance Influence Factor (VIF), bila nilai VIF kecil dari 10, tidak terdapat multikolinearitas; c. Pengujian Heteroskedastisitas, yang bertujuan untuk mengukur apakah terdapat homoskedastisitas ataukah heteroskedastisitas varians residual antar pengamatan. Pengujian heteroskedastisitas diantaranya denga melihat pola sebaran data antara nilai prediksi (ŷ i = f(x)) dengan nilai residual (e = y i - ŷ i ). Apabila sebaran data

14 47 terlihat acak, tidak mengkuti suatu pola tertentu seperti mengumpul, menyempit dan kemudian melebar, dapat disimpulkan bahwa dalam data pengamatan bersifat heterokedastisitas. Model regresi yang diinginkan adalah homomedastisitas atau yang tidak terjadi problem heterokedastisitas. Setelah melewati serangkaian pengujian, baik pengujian model persamaan regresi yang dihasilkan maupun pemenuhan asumsi regresi linear klasik, persamaan regresi yang dihasilkan baru dapat divalidasi dan perolehan koefisien regresi dapat diinterpretasi seperti halnya interpretasi pada koefisien korelasi sebagai berikut (Kaplan & Saccuzo, 2012) : 1. 0,00 0,19 : pengaruh sangat lemah dan dapat diabaikan; 2. 0,20 0,39 : pengaruh kecil; 3. 0,40 0,69 : pengaruh moderat/agak kuat; 4. 0,70 0,89 : pengaruh kuat; 5. 0,90 1,00 : pengaruh sangat kuat. 4. Analisis Regresi Linear Berganda Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh antara dua variabel bebas dengan satu variabel terikat. Pendekatan statistika untuk hal ini adalah melalui analisis regresi linear berganda yang berguna untuk menentukan besaran pengaruh antara dua atau lebih variabel sekaligus melihat taraf pengaruh tersebut. Metode ini juga biasanya digunakan untuk meramalkan atau menduga nilai suatu variabel antara lebih dari satu variabel prediktor (variabel bebas) terhadap variabel

15 48 terikat. Syarat penentuan besaran pengaruh dari suatu variabel terhadap variabel lainnya adalah sebagai berikut : a. Hubungan antara variabel harus merupakan hubungan yang linear dan aditif; b. Kekeliruan dalam pengukuran (ɛ) berasal dari populasi yang berdistribusi normal; c. Antar variabel residu tidak berkorelasi satu sama lain (tidak terdapat autokorelasi); d. Tidak terdapat keeratan hubungan (multikolinearitas) antarvariabel bebas; e. Kesamaan varians dari residual atau alat antar-pengamatan (homoskedastisitas); f. Skala pengukuran pada setiap variabel adalah sekurang kurangnya interval. Syarat dan ketentuan di atas biasanya disebut dengan asumsi regresi linear klasik. Apabila persyaratan tersebut dipenuhi, maka nilai koefisien jalur dapat dihitung dengan langkah langkah berikut : a. Bentuk persamaan regresi linear, dalam penelitian ini terdapat satu variabel dependen dan dua variabel independen sehingga bentuk model persamaan regresinya adalah sebagai berikut : Y i = β 0 + β 1 X 1i + β 2 X 2i + ɛ i Atau ke dalam bentuk persamaan matriks :

16 49 y = Xβ + ɛ dengan : y : vektor variabel terikat X : matriks variabel bebas β : vektor parameter koefisien regresi (β 0, β 1, dan β 2 ) ɛ : vektor kekeliruan dalam pengukuran atau variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model i : unit sampel atau pengamatan ke-i, dengan i = 1, 2,..., n n : ukuran sampel b. Taksiran nilai koefisien regresi ( β ) dapat ditentukan melalui metode kuadrat terkecil maupun Likelihood Ratio dengan perhitungan ( β ) = (X 1 X) -1 X 1 y c. Untuk keperluan perhitungan, hitung korelasi antarvariabel dengan rumus berikut :

17 50 6. Koefisien korelasi berganda dapat dihitung dengan rumus berikut : R 2 rxi = ( y y ) -1 β (X y) Pengujian keberartian dari koefisien regresi perlu dilakukan dalam penelitian ini. Pengujian dalam analisis regresi dilakukan dalam dua tahapan, yaitu pengujian model secara keseluruhan dan pengujian koefisien regresi secara individual dengan langkah langkah sebagai berikut : a. Pengujian secara keseluruhan Hipotesis untuk pengujian secara keseluruhan adalah : H 0 : β 0 = β 1 = β 2 = 0 H 1 : sekurang kurangnya ada sebuah β k 0, dengan k = 0, 1, 2 dengan statistik uji : Kriteria pengujian adalah H 0 ditolak jika F F (1-α;k,n-k) yang artinya model dapat diterima atau cocok. Cara lain untuk mementukan kecocokan model adalah membandingkan antara nilai kekeliruan dalam sampel (p-value) dengan taraf signifikansi (α). Jika perolehan p-value lebih kecil daripada tingkat signifikansi α, maka model dapat dikatakan cocok. Nilai α dalam penelitian ini ditetapkan sebesar 5%.

18 51 b. Pengujian secara individual Hipotesis penelitian untuk pengujian koefisien jalur secara individual adalah sebagai berikut : H 0 : β k = 0 H 1 : β k 0 Statistik uji untuk pengujian secara individual adalah β k t = SE (β k ) dengan: β k : koefisien jalur, dengan k = 0, 1, 2 SE (β k ) : kekeliruan baku Kriteria pengujian adalah H0 ditolak jika t - t (1-α/2;k-1,n-k-1) atau t t (1-α/2;k-1,n-k-1), dengan k adalah jumlah vaiabel bebas. Jika H0 ditolak, maka artinya koefisien jalur berpengaruh secara signifikan. Cara lain untuk menentukan kecocokan model adalah membandingkan antara nilai kekeliruan dalam sampel (p-value) dengan taraf signifikansi (α). Jika peroleh p-value lebih kecil daripada tingkat signifikansi α, maka koefisien regresi dapat dikatakan signifikan atau berarti.

19 52 Pengaruh dari variabel variabel indepen terhadap variabel dependen dapat dihitung melalui nilai koefisien determinasi yaitu kuadrat dari nilai koefisien korelasi berganda yang teah diperoleh dari pengujian keberartian model dan dikalikan dengan 100% (ṕ 2 x 100%). Koefisien determinasi menunjukkan persentase dari pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya, sedangkan pengaruh masing masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat dihitung melalui kuadrat dari koefisien jalur atau standardize coefficient yang dikalikan dengan 100%. 5. Uji Hipotesis a. Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Uji ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen dengan melihat besarnya koefieien determinasi totalnya (R 2 ). Adjusted R square adalah R square yang telah disesuaikan nilai ini selalu lebih kecil dari R square dari angka ini bisa memiliki harga negatif, bahwa untuk regresi dengan lebih dari dua variabel bebas digunakan Adjusted R square (R 2 ) sebagai koefisien determinasi (Priyatno, 2008). Koefisien determinasi (R 2 ) pada dasarnya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variaberl dependen. Nilai koefisien determinasi adalah nol dan

20 53 satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel-variabel dependent amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel dependent memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R 2 pasti menungkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti mengajukan untuk menggunakan nilai usted R square (R 2 ) dapat naik atau turun apabila satu vatiabel independen ditambahkan kedalam model (Ghozali, 2013). Koefisien Determinasi (R 2 ) pada intinya untuk mengukur seberapa jauh kemampuan sebuah model menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2012).

21 54 b. Uji Signifikansi Parameter Individual ( Uji Statistik t) Uji statistik t yaitu suatu uji untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Apakah variabel independen berpengaruh secara nyata atau tidak. Menurut (Priyatno, 2010) dasar pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan melihat probabilitas signifikansinya, yaitu : 1. Jika probabilitas signifikansi > 0,05 maka H 0 diterima dan H a ditolak 2. Jika probabilitas signifikansi < 0,05 maka H 0 diterima dan H a diterima.