ANALISIS TEGANGAN, DEFLEKSI, DAN FAKTOR KEAMANAN PADA PEMODELAN FOOTSTEP HOLDER SEPEDA MOTOR Y BERBASIS SIMULASI ELEMEN HINGGA

dokumen-dokumen yang mirip
Momentum, Vol. 12, No. 2, Oktober 2016, Hal ISSN

STUDI PEMODELAN OPTIMASI TUAS HANDLE REM DEPAN SEPEDA MOTOR YAMAHA V-IXION BERBASIS SIMULASI ELEMEN HINGGA. Tugas Akhir

Kajian Awal Kekuatan Rangka Sepeda Motor Hibrid

TEGANGAN MAKSIMUM DUDUKAN STANG SEPEDA: ANALISIS DAN MODIFIKASI PERANCANGAN

Alternatif Material Hood dan Side Panel Mobil Angkutan Pedesaan Multiguna

PERANCANGAN KONSTRUKSI PADA SEGWAY

Jurnal Teknika Atw 1

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MESIN ADUK BERBASIS MESIN BOR Jefri Adera Bukit. Fakultas Industri, jurusan Teknik Mesin.

Sumber :

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam

ANALISIS TEGANGAN PADA RANGKA MOBIL BOOGIE

ANALISA PENGARUH BENTUK PROFIL PADA RANGKA KENDARAAN RINGAN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

Simulasi Tegangan pada Rangka Sepeda Motor

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN CONNECTING ROD DAN CRANKSHAFT MESIN OTTO SATU SILINDER EMPAT LANGKAH BERKAPASITAS 65 CC. Widiajaya

Desain dan Simulasi Frame dan Bodi Kendaraan Konsep Urban Menggunakan Software CAD

Analisis Kekuatan Konstruksi Underframe Pada Prototype Light Rail Transit (LRT)

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Berikut adalah data data awal dari Upper Hinge Pass yang menjadi dasar dalam

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Simulasi Tegangan pada Rangka Sepeda Motor

: Rian Firmansyah NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Rr. Sri Poernomo Sari, ST., MT.

PERANCANGAN RANGKA GOKAR LISTRIK

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

OPTIMASI DESAIN SIRIP PENGUAT PADA BANGKU PLASTIK

ANALISIS DESAIN MOBILE STAND VOLVO FH16-SST45 MENGGUNAKAN CATIA V5

ANALISIS DESAIN MOBILE STAND VOLVO FH16-SST45 MENGGUNAKAN CATIA V5

ANALISIS MOMEN LENTUR MATERIAL ALUMINIUM DENGAN VARIASI MOMEN INERSIA DAN BEBAN TEKAN

Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin ABSTRAKSI

Desain Kendaraan Bermotor Roda Tiga Sebagai Alat Bantu Transportasi Bagi Penyandang Disabilitas

PERANCANGAN DAN ANALISIS PEMBEBANAN GERGAJI RADIAL 4 ARAH

PERANCANGAN MEKANISME ALAT ANGKUT KAPASITAS 10 TON TESIS

STRESS ANALYSIS PISTON SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTODESK INVENTOR 2015

SIMULASI BEBAN STATIS PADA RANGKA MOBIL GOKART LISTRIK TMUG 03 DENGAN MENGGUNAKAN SOLIDWORKS 2014

ANALISIS STATIK RANGKA MOTOR HYBRID MENGGUNAKAN SOFTWARE CATIA V5

PERANCANGAN MESIN PENCACAH SAMPAH TYPE CRUSHER

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Mesin CNC turning

PENGARUH VARIASI BERAT PENGEMUDI TERHADAP PERANCANGAN KEKUATAN KONSTRUKSI RANGKA SEPEDA HYBRID TRISONA

Prosiding SENTIA 2016 Politeknik Negeri Malang Volume 8 ISSN:

ANALISIS DEFLEKSI DAN TEGANGAN SHOCK ABSORBER RODA BELAKANG SEPEDA MOTOR YAMAHA JUPITER

ANALISIS PENGARUH RAKE ANGLE TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA EXCAVATOR BUCKET TEETH MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

Abstrak. Kata Kunci : Frame, Analisis Tegangan Statik, Ansys 14.5, Tegangan Von Mises, Faktor Keamanan. Abstract

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB 5 ANALISIS. pemilihan mekanisme tersebut terutama pada proses pembuatan dan biaya. Gambar 5-1 Mekanisme Rack Gear

5ton 5ton 5ton 4m 4m 4m. Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul

OPTIMASI BENTUK RANGKA DENGAN MENGGUNAKAN PRESTRESS PADA PROTOTIPE KENDARAAN LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. mendorong terciptanya suatu produk dan memiliki kualitas yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN A. Tabel A-1 Angka Praktis Plat Datar

ANALISIS MOMEN LENTUR MATERIAL BAJA KONSTRUKSI DENGAN VARIASI MOMEN INERSIA DAN BEBAN TEKAN

PERANCANGAN ALAT PENANAM BENIH JAGUNG MULTI FUNGSI BAGI MASYARAKAT SINGOROJO KENDAL

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Desain Awal Rig untuk Pengujian Frame Bogie Kereta Monorel Jenis Straddle Produk Industri Lokal

TANGKI (FUEL TANK) BAHAN BAKAR GAS UNTUK SEPEDA MOTOR: SEBUAH STUDI NUMERIK

terletak di atas keranjang sehingga buah tidak akan terjatuh ke tanah.

PERANCANGAN TEMPAT TIDUR PASIEN BERBAHAN ALUMUNIUM MENGGUNAKAN CAD. Jl. Grafika No.2, Yogyakarta

Analisis Kekuatan dan Deformasi Piston Mesin Bensin-Bio Etanol dan Gas dengan Injeksi Langsung untuk Kendaraan Nasional dengan Simulasi Numerik

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA KEGAGALAN LENGAN AYUN ASTREA SUPRA 100 AKIBAT MELEWATI JALAN BERLUBANG

DESAIN PROFIL C + STRUKTUR BAJA RINGAN PADA KONSTRUKSI RANGKA ATAP

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin Penyaring Pasir 2.2 Prinsip Kerja Sand Filter Rotary Machine

Analisis Kekuatan Struktur Penyangga Konveyor Yang Dipengaruhi Oleh Korosi Dengan Bantuan Software Solidworks

ANALISA POROS ALAT UJI KEAUSAN UNTUK SISTEM KONTAKTWO- DISC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA DISTRIBUSI TEGANGAN DAN DEFLEKSI CONNECTING ROD SEPEDA MOTOR 100 CC MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data statistik AISI [2] Penjualan untuk pasar lokal Populasi (unit) Oktober 2010

SUSTAINABLE PRODUCT DEVELOPMENT FOR SHIP DESIGN USING FINITE ELEMENT APLICATION AND PUGH S CONCEPT SELECTION METHOD

ANALISIS KEGAGALAN DAN OPTIMASI RANCANGAN PRODUK ROLLER BLIND UNTUK CV. SAMA JAYA

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN NASKAH SOAL TUGAS AKHIR HALAMAN PERSEMBAHAN INTISARI KATA PENGANTAR

BAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Contoh Gambar dari Rear Tipper Vessel [9]

BAB III METODE PEMBUATAN

BAB III OPTIMASI KETEBALAN TABUNG COPV

EDISI 8 NO 1 AGUSTUS 2016 ITEKS ISSN Intuisi Teknologi Dan Seni

Tujuan Pembelajaran:

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KEAUSAN ALUMUNIUM MENGGUNAKAN TRIBOTESTER PIN-ON-DISC DENGAN VARIASI KONDISI PELUMAS

Analisis Kekuatan Struktur Konstruksi Tower untuk Catwalk dan Chain Conveyor pada Silo (Studi Kasus di PT. Srikaya Putra Mas)

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN TEGANGAN DAN SIMULASI SOFTWARE

STUDI ANALISIS DAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PERKUATAN SAMBUNGAN PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA CANAI DINGIN TERHADAP LENDUTANNYA

KAJI EKSPERIMEN PENINGKATAN UMUR LELAH POROS BERALUR DENGAN PENAMBAHAN ALUR BANTU

BAB V ANALISA MODEL Analisa Statis pada Skenario Pembebanan 1

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah pesat terutama perangkat lunak (software) yang ditunjang

ANALISIS SIMULASI ELEMEN HINGGA KEKUATAN CRANE HOOK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS SUMBER TERBUKA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

SIDANG TUGAS AKHIR: ANALISA STRUKTUR RANGKA SEPEDA FIXIE DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Andra Berlianto ( )

STUDI NUMERIK POLA GESER BLOK ALTERNATIF PADA SAMBUNGAN UJUNG BATANG TARIK PROFIL T

ANALISIS KEKUATAN COMPRESIVE NATURAL GAS (CNG) CYLINDERS MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

PERANCANGAN DAN ANALISIS KEKUATAN KONSTRUKSI DAN POWERTRAIN PADA PROTOTYPE HAND-CRANK CYCLE (SEPEDA ENGKOL TANGAN)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Analisis Pengaruh Proses Oversize Piston Terhadap Kinerja Motor dan Pengujian Ketahanan Mekanik Piston Dengan Menggunakan Perangkat Lunak Catia V5R14

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013

BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 HASIL PERHITUNGAN DENGAN SUDUT KEMIRINGAN KEARAH DEPAN

OPTIMALISASI STRUKTUR RANGKA BUS WISATA DENGAN ANALISA METODE ELEMEN HINGGA. Jl. Kyai Tapa No. 1 Grogol Jakarta Barat nooreddy.

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

ANALISA POROS ALAT UJI KEAUSAN UNTUK SISTEM KONTAK TWO-DISC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISIS KEKUATAN STRUKTUR RANGKA TURBIN HELIKS TIPE L C500 DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI COSMOSWORKS 2007

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENENTUAN PERBANDINGAN DIAMETER NOZZLE TERHADAP DIAMETER SHELL MAKSIMUM PADA AIR RECEIVER TANK HORISONTAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISIS STRUKTURAL PERFORMA CHASSIS SAPUANGIN SPEED Oleh : Muhammad Fadlil Adhim

PEMODELAN DAN ANALISA UJI PENDULUM PADA STRUKTUR RANGKA BUS MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

Transkripsi:

Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi ANALISIS TEGANGAN, DEFLEKSI, DAN FAKTOR KEAMANAN PADA PEMODELAN FOOTSTEP HOLDER SEPEDA MOTOR Y BERBASIS SIMULASI ELEMEN HINGGA Slamet Khoeron, *Imam Syafa at, Darmanto Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Wahid Hasyim Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang 50236 *email : i.syafaat@gmail.com ABSTRAK Sepeda motor banyak dipilih masyarakat sebagai moda transportasi. Untuk itu diperlukan komponenkomponen sepeda motor yang aman digunakan bagi pengendara. Footstep holder merupakan komponen yang mempunyai fungsi untuk memegang pijakan footstep pengendara sepeda motor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa berbagai pembebanan pada footstep holder menggunakan pemodelan dengan bantuan software Autodesk Inventor Professional 2013. Berbagai pembebanan dilakukan pada pemodelan dengan berbagai kondisi. Pembebanan tersebut meliputi pembebanan dengan kondisi pengendara duduk dengan kaki bertumpu pada footstep, pengendara berdiri pada footstep, motor jatuh kesamping, footstep tertabrak dari belakang, footstep tertabrak dari depan dan motor djatuh kesamping dengan dinaiki dua pengendara. Hasil yang didapat setelah dilakukan analisa dalam berbagai kondisi secara berturut-turut adalah tegangan von mises yaitu 9,298MPa, 32,54MPa, 233,7MPa, 246,022MPa, 203MPa, 468,9MPa, yang kedua defleksi yaitu 0,00829mm, 0,02905mm,0,6159mm, 0,616mm, 0,592mm, 1,32mm dan yang ketiga faktor keamanan yaitu diatas 15, 8,45, 1,18, 1,12, 1,35, 0,59. Pada pembebanan dengan kondisi motor jatuh kesamping dengan dinaiki dua pengendara beresiko besar terhadap patahnya footstep holder dengan tegangan von mises 468,9MPa dan mempunyai faktor keamanan yang rendah 0,59 dengan defleksi 1,32mm. Kata kunci: footstep holder, tegangan von mises, defleksi, faktor keamanan 1. PENDAHULUAN Sepeda motor banyak dipilih masyarakat sebagai moda transportasi. Minimnya perlindungan yang diberikan oleh sepeda motor mengakibatkan makin banyak korban pada saat terjadi kecelakaan. Sehingga perlindungan perlu dilakukan sebagai upaya yang tepat untuk keselamatan oleh pengguna sepeda motor, karena pengemudi sepeda motor cenderung berperilaku buruk dijalan. Untuk itu diperlukan komponen-komponen sepeda motor yang aman digunakan pengendara. Secara visual komponen ini mempunyai bentuk yang menarik, tatapi bentuk tersebut belum menjamin mempunyai kekuatan struktural yang baik. Bahkan beberapa kasus ada footstep holder yang patah seperti terlihat pada Gambar 1. Penyebab patah yang ditunjukkan pada Gambar 1 ada diakibatkan karena pengendara kurang berhati-hati dalam mengemudi dengan berbagai posisi. Gambar 1. Footstep holder patah [1] Proses terbentuknya sebuah produk secara umum melewati tiga tahapan. Tahapan-tahapan tersebut adalah perancangan teknik, manufaktur, kondisi pemakaian. Antara ketiga proses tersebut saling berkaitan untuk menghasilkan sebuah produk yang handal dengan resiko kegagalan yang kecil. Menurut Tawancy dkk. [2] kegagalan sebuah produk bisa dianalisa dari ketiga tahapan. Adapun mata rantai yang paling lemah dari proses tersebut adalah pada bagian kondisi pemakaian dalam memberikan masukan kepada bagaian perancangan teknik bagi proses desainnya. 124 ROTASI Vol. 18, No. 4, Oktober 2016: 124 129

Footstep holder merupakan sepasang komponen pada kendaraan sepeda motor yang mempunyai fungsi untuk memegang pijakan bagi pengendra dan bagi pembonceng. Sambas [3] telah merancang dan membuat footstep holder, langkah awal dimulai dari evaluasi rancangan, simulasi dengan Solidworks 2004 hingga di hasilkan rancangan yang optimal. Bahan yang digunakan adalah Al-Si. Hasilnya perubahan rancangan dengan mengurangi bahan tanpa mengabaikan kekuatan yang aman. Dudukan stang sepeda motor menerima gaya beban dari bobot mesin dan penumpang pada kondisi statis. Akibatnya akan timbul deformasi dan tegangan terdistribusi pada penampang struktur tersebut. Untuk mengetahui tegangan strukturnya perlu dilakukan simulasi dengan software CATIA V5R14. Hasilnya tegangan maksimum analisa komputer antara dudukan segitiga stang sepeda motor sebesar 8,48 x 10 N/m² sebelum mengalami modifikasi dan 7,57 x N/m² setelah dimodifikasi [4]. Analisa distribusi tegangan dari struktur batang penghubung sebuah kendaraan roda dua dengan material baja AISI 1045 juga telah diteliti. Dianalisa berdasarkan pada pengukuran secara manual. Selanjutnya digambarkan dan dianalisis di Solidworks 2007. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa tegangan maksimum yang terjadi masih dibawah harga dari yield strength. Semakin besar harga yield strength terhadap tegangan maksimal maka struktur itu akan lebih aman digunakan [5]. Dari berbagai kajian literatur diatas, belum terlihat adanya studi tentang kekuatan footstep holder. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi tegangan von mises, defleksi, dan faktor keamanan dari komponen tersebut. 2. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, peneliti melakukan analisa berbagai pembebanan pada footstep holder dengan metode elemen hingga supaya diperoleh tegangan, defleksi, dan faktor keamanan dengan maenggunakan bahan material paduan Alumunium 6061 yang tersedia pada software [6]. Komponen sepeda motor yang akan diteliti adalah footstep holder Y seperti terlihat pada Gambar 2. Gambar 2. Footstep holder motor Y Langkah selanjutnya komponen tersebut dianalisa berdasarkan pada pengukuran secara manual dengan menggunakan alat bantu jangka sorong. Setelah geometri selesai dilakukan pengukuran maka selanjutnya geometri yang terlihat pada Gambar 2 dimodelkan dan dianalisa dengan menggunakan Autodesk Inventor Professional 2013 seperti terlihat pada Gambar 3. Gambar 3. Pemodelan footstep holder dengan Autodesk Inventor Professional 2013 ROTASI Vol. 18, No. 4, Oktober 2016: 124 129 125

Dalam melakukan pembebanan pada pemodelan bagian komponen sepeda motor footstep holder ini, peneliti terlebih dahulu melakukan validasi dan boundry conditions. Validasi tersebut adalah membandingkan berat dari pemodelan dan berat komponen asli. Dimana berat pemodelan footstep holder adalah 0,23 kg dan berat komponen asli 0,2 kg. Hal tersebut memperlihatkan adanya selisih 0,03 kg antara pemodelan dan komponen asli. Untuk boundry conditions adalah langkah-langkah sebelum melakukan pembebanan. Diantarnya adalah sebagai berikut: 1. Jumlah nodal pada pemodelan footstep holder dengan Autodesk Inventor Professional 2013 adalah 46028. 2. Jumlah elemen pada pemodelan footstep holder dengan Autodesk Inventor Professional 2013 adalah 27119. 3. Material yang digunakan Aluminium 6061. 4. Fixed constrain, pada pemodelan footstep holder dengan Autodesk Inventor Professional 2013 terdapat dua buah fixed constrain seperti terlihat pada Gambar 4. Dimana warna biru pada Gambar adalah letak dari fixed constrain.constrain dilakukan karena pada kondisi pemasangan komponen diikat dengan baut frame sepeda motor. Gambar 4. Lokasi fixed constrain Pembebanan yang diberikan sebelum melakukan simulasi adalah mengasumsikan beberapa kondisi yang meliputi pembebanan dengan kondisi pengendara duduk dengan kaki bertumpu pada footstep, pengendara berdiri pada footstep, footstep tertabrak dari belakang, footstep tertabrak dari depan motor jatuh kesamping dan motor jatuh kesamping dinaiki dua pengendara. Pembebanan-pembebanan tersebut terlihat pada Gambar 5 sampai 8. Gambar 5. Pembebanan pada footstep holder pengendara dengan kondisi pengendara duduk dan berdiri pada footstep Gambar 6. Pembebanan pada footstep holder pengendara dengan kondisi motor dan motor jatuh kesamping dinaiki dua pengendara 126 ROTASI Vol. 18, No. 4, Oktober 2016: 124 129

Gambar 7. Pembebanan pada footstep holder pengendara tertabrak dari belakang Gambar 8. Pembebanan pada footstep holder pengendara tertabrak dari depan Besar dari enam pembebanan berbeda-beda, dimulai dari kondisi pembebanan dengan kondisi pengendara duduk dengan kaki bertumpu pada footstep dan pengendara berdiri pada footstep (lihat Gambar 5) dengan arah pembebanan yang sama tapi berbeda pada beban yang diberikan. Untuk kondisi pengendara duduk dengan kaki bertumpu pada footstep diberi beban 98,1N dan kondisi pengendara berdiri pada footstep diberi beban 343,5N. Pada Gambar 6 meperlihatkan dua kondisi pembebanan yang meliputi kondisi motor jatuh kesamping dan motor jatuh kesamping dengan dua pengendara menaiki motor. Untuk beban yang diberikan pada dua kondisi (Gambar 6) yang pertama kondisi motor jatuh kesamping diberi beban 1265,49N dan kondisi motor jatuh kesamping dengan dinaiki dua pengendara diberi beban 2638,89N. Kondisi yang terakhir memperlihatkan pembebanan footstep holder tertabrak dari belakang dan depan. Besar dari pembebanan dua kondisi tersebut yang diperlihatkan oleh Gambar 7 dan Gambar 8 adalah 2638,89N. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil simulasi dari berbagai pembebanan pada footstep holder dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil simulasi No Kondisi pembebanan Beban Tegangan von Defleksi Faktor (N) mises (MPa) (mm) keamanan 1 Pengendara duduk dengan kaki bertumpu pada 98,1 9,298 0,00829 >15 footstep 2 Pengendara berdiri kaki bertumpu pada footstep 343,35 32,54 0,02905 8,45 3 Motor jatuh kesamping 1265,49 233,7 0,6159 1,18 4 Footstep tertabrak dari belakang 2638,89 246,022 0,616 1,12 5 Footstep tertabrak dari depan 2638,89 203 0,592 1,35 6 Motor jatuh kesamping dengan dinaiki dua pengendara 2638,89 468,9 1,32 0,59 Pada Tabel 1 memperlihatkan perbedaan berbagai hasil simulasi yang meliputi perbedaan tegangan von mises, defleksi dan faktor keamanan. Untuk hasil tegangan von mises maksimal yang paling tinggi pada kondisi motor jatuh kesamping dengan dinaiki dua pengendara seperti terlihat pada Gambar 9. Kondisi ini beresiko menyebabkan terjadinya patah pada bagian daerah lengan footstep holder. ROTASI Vol. 18, No. 4, Oktober 2016: 124 129 127

Gambar 9. Tegangan von mises maksimum pada kondisi motor jatuh kesamping dengan dinaiki dua pengendara Resiko yang dimaksud berdasarkan dari tegangan desain yang dihasilkan dari simulasi pada kondisi pembebanan motor jatuh kesamping dengan dinaiki dua pengendara (468,9MPa) dimana tegangan tersebut melampaui tegangan titik luluh pada material paduan aluminium 6061 (276MPa). Gambar 10. Defleksi maksimum pada kondisi motor jatuh kesamping dengan dinaiki dua pengendara Gambar 10 memperlihatkan defleksi maksimum yang paling tinggi pada kondisi motor jatuh kesamping dengan dinaiki dua pengendara (1,32mm). Titik defleksi berada pada bagian ujung penjepit footstep. Titik defleksi ini terjadi didasarkan pada daerah yang diberi beban dan jarak beban pada daerah yang dijepit lihat Gambar 5. Gambar 11. Faktor keamanan minimum pada kondisi motor jatuh kesamping dengan dinaiki dua pengendara 128 ROTASI Vol. 18, No. 4, Oktober 2016: 124 129

Gambar 11 memperlihatkan faktor keamanan minimum pada kondisi pembebanan motor jatuh kesamping dengan dinaiki dua pengendara (0,59) dimana titik kritis minimum berada didaerah penjepit dan lengan footstep holder. Hasil simulasi pada kondisi motor jatuh kesamping dengan dinaiki dua pengendara menunjukan antara tegangan von mises, defleksi dan faktor keamanan berbanding lurus. Ketika tegangan von mises dan defleksi menghasilkan nilai yang tinggi secara langsung faktor keamanannya juga menjadi kecil. Argumen tersebut didasarkan pada beberapa beberapa hasil simualasi yang telah dilakukan. Konstruksi footstep holder tersebut sebelumnya telah cukup kuat untuk kondisi-kondisi pembebanan tertentu. Hal ini ditunjukkan pada desain di bagian belakang konstruksi footstep holder dengan adanya tulang-tulang. Tapi tulang-tulang ini belum bisa mendistribusikan tegangan dengan baik. Pada kondisi pembebanan motor jatuh kesamping dengan dinaiki dua pengendara terjadi konsentrasi tegangan pada lengan dan penjepit footstep (lihat Gambar 11). Daerah pertemuan antara lengan dan penjepit terdapat radius fillet 3mm yang belum maksimal dalam mendistribusikan tegangan sehingga membuat tingginya konsentrasi tegangan didaerah tersebut. Radius fillet sendiri digunakan untuk mengalirkan tegangan, penting sangat radius fillet ini untuk meminimalisir terjadinya konsentrasi tegangan [7]. Untuk perbaikan desain konstruksi daerah radius filletnya diperbesar dan daerah-daerah lainnya yang mendapatkan tegangan yang cukup tinggi. 4. KESIMPULAN Berdasarkan analisa simulasi Autodesk Inventor Professional 2013 dihasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Tegangan maksimum berada pada kondisi pembebanan motor jatuh kesamping dengan dua pengendara dan tegangan maksimum itu adalah 468,9MPa. 2. Defleksi maksimum terjadi pada kondisi pembebanan motor tertabrak dari belakang dengan hasil defleksi sebesar 1,32mm. 3. Faktor keamanan minimum terjadi pada kondisi pembebanan motor jatuh kesamping dengan dua pengendara dengan nilai 0,59. Daftar Pustaka [1] Deni, 2013, Biker Rocker, https://www.campurtumpah.wordpress.com/footstep-honda-cb150r-patah/. Diakses : 5 Januari 2016, 13:22. [2] Tawancy H.M., Hamid A. U., and Abbas N. M., 2004, Practical Engineering Failure Analisys, Marcel Dekker, Inc., 270 Madison Avenue, New York. [3] Sambas A., 2011, Desain dan Pembuatan Coran Footstep Holder Sepeda Motor Honda Grand Astrea dengan Bahan AC12, Seminar Nasional Teknoin, Yogyakarta. [4] Saidi R. 2006, Tegangan Maksimum Dudukan Stang Sepeda: Analisis dan Modifikasi Perancangan, Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen, Universitas Gunadarma, Depok. [5] Abidin Z., dan Rama B. R., 2015, Analisa Distribusi Tegangan dan Defleksi Connecting Rod Sepeda Motor 100 CC Mengguanakan Metode, Jurnal Rekayasa Mesin, Universitas Sriwijaya. [6] Waguespack C., 2014, Mastering Autodesk Inventor 2014 and Autodesk LT 2014, John Wiley & Sons, Inc., 111 River Street, Hoboken, NJ 07030. [7] Hurst S. K., 2006, Prinsip-Prinsip Perancangan Teknik, Erlangga, Jakarta. ROTASI Vol. 18, No. 4, Oktober 2016: 124 129 129