BAB I PENDAHULUAN. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam informasi sangatlah penting. Teknologi mempunyai peranan penting yang

BAB I PENDAHULUAN. dan tepat sehingga dapat memberikan keputusan bagi dirinya dan orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. SMP (Sekolah Menengah Pertama) merupakan sarana fasilitas umum bagi

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengolah bahan limbah pertanian untuk pakan ini diperlukan peralatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan keuangan dalam perusahaan merupakan kunci utama kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pemimpin yang mampu membimbing dan mengarahkan anggotaanggota

BAB I PENDAHULUAN. ikan lele pada beberapa tahun ini mengalami peningkatan karena permintaan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker mulut rahim atau disebut juga kanker serviks adalah kanker primer

BAB I PENDAHULUAN. dengan ditemukannya penyakit-penyakit baru yang belum teridentifikasi

BAB I PENDAHULUAN. unit kerja yang sesuai dengan kualifikasinya. Namun ternyata permasalahannya

BAB I PENDAHULUAN. langsung dan overhead pabrik. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang ini,

BAB I PENDAHULUAN. di bidang peternakan, budidaya ikan gurame harus dilakukan secara cermat dan tetap

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, yaitu pada bagian sales product. Sebagai tenaga sales product, saat ini

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan zaman, komputer banyak digunakan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. disimpan didalam basis pengetahuan untuk diproses pemecahan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan teliti. Karena jika salah dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan zaman, komputer banyak digunakan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kemungkinan sebagian besar mengabaikannya. Untuk mencegah resiko

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu seorang pakar/ahli dalam mendiagnosa berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. cara berpikir manusia yang disebut sebagai artificial intelligence atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. pendengaran, pengecapan, dan penglihatan. Organ-organ tersebut tidak jarang

BAB I PENDAHULUAN. akan diderita. Setiap orang wajib menjaga kesehatannya masing masing, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu dalam melakukan Kegiatan usahanya sehari-hari bank harus

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh banyak instansi dan perusahaan-perusahaan milik negara maupun

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan salah satu sarana hiburan dan sumber informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. dinding sistem pencernaan, mulai dari mulut hingga ke anus. Tapi kondisi ini

BAB I PENDAHULUAN. Ini disebabkan oleh berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dan adanya

BAB I PENDAHULUAN. yang telah melakukannya. Banyak tersedia jasa pengantar wisata di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. pelaksana diagnosa digantikan oleh sebuah sistem pakar, maka sistem pakar

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan zaman, komputer banyak digunakan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Ini disebabkan oleh berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dan adanya

BAB I PENDAHULUAN. manusia, salah satunya adalah komputer. Seperti halnya pada perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. cepat dan tepat. Dalam hal penentuan siswa berprestasi diperlukan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan oleh berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dan

BAB I PENDAHULUAN. dibuat menjadi sistem pakar. Gangguan-gangguan kesehatan ini

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan teknologi informasi dalam mempermudah kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu kewajiban bagi umat Islam yang sudah mampu

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai dampak dalam meningkatkan efektifitas dan efesiensi dalam

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Dinas Kesehatan kota Medan harus sering melakukan sosialisasi

BAB I PENDAHULUAN. sistem informasi pemasaran, sistem informasi akuntansi persediaan, sistem

BAB I PENDAHULUAN. adalah kamera CCTV (Closed Circuit Television). Perangkat CCTV dapat

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang cepat dan akurat. Seorang akuntan memiliki tugas untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat ditularkan melalui sentuhan fisik melalui kulit. sentuhan kulit sangatlah besar dan sering terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. tepat secara efektif dan efisien, Dalam situasi tersebut, seseorang dituntut mampu

BAB I PENDAHULUAN. menjadi mampu untuk menyediakan pilihan-pilihan sebagai pendukung

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pembayaran kredit saat ini terus berkembang pesat. Ini

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan akan memeriksa dan melakukan diagnosa. Bila dokter cukup sibuk dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan zaman, komputer banyak digunakan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan/knowledge khusus untuk memecahkan masalah pada level human

BAB I PENDAHULUAN. manusia atau bahkan melebihi kemampuan kerja manusia. meniru kerja dari para ahli. Dengan sistem pakar ini, orang awampun dapat

BAB I PENDAHULUAN. swasta, khususnya dalam pengolahan data yang relatif besar dan penggunaan data

BAB I PENDAHULUAN. Penulis melakukan penelitian di KPP Pratama Medan Timur yang

BAB I PENDAHULUAN. Instansi umumnya akan mengharapkan terjadinya laba yaitu jumlah rupiah. pendapatan lebih besar dari jumlah biaya yang dibebankan.

BAB I PENDAHULUAN. (propulsion) sendiri, hanya sebagian kecil saja kapal yang tidak mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. membuat kita untuk lebih membuka diri dalam menerima perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak dibidang jasa layanan kesehatan seperti rumah sakit,

BAB I PENDAHULUAN. Dikarenakan otak merupakan salah satu organ tubuh yang paling penting, organ

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, masyarakat di daerah-daerah konflik,

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah komputer. Seperti halnya pada perusahaan perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. (BPR) yang beroperasi di wilayah kecamatan. Bank perkreditan rakyat yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. ditengarai mampu mendorong melihat kejadian-kejadian di masa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Mata merupakan indra yang paling penting dan sensitif dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sejumlah waktu untuk pemesanan. Sehingga dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Kartu Tanda Penduduk elektronik atau electronic-ktp (e-ktp) adalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam segi kebutuhan tempat tinggal, semakin tinggi jumlah penduduk, maka

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak bisa menikmati hidup. Seiring perkembangan teknologi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. stok obat harus selalu terjaga agar kebutuhan obat-obatan untuk konsumen selalu

BAB I PENDAHULUAN. kini, perkembangan teknologi semakin tinggi dengan ditemukannya suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. ke hewan lain atau manusia disebut dengan vektor. Vektor adalah organisme yang tidak menyebabkan penyakit tapi

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang dilakukan oleh para ahli. Sistem Pakar merupakan salah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir di semua bidang kegiatan usaha telah memanfatkan

BAB I PENDAHULUAN. terstruktur dan tak terstruktur. Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. dikurangi penyusutan dan beban-beban dari tahun buku yang bersangkutan. Maka

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar berasal dari pertanian dan perkebunan. Komoditi perkebunan

BAB I PENDAHULUAN. lama semakin pesat berkembangnya terutama mengenai sistem informasinya. Ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi yang sekarang ini berjalan sangat cepat dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negaranya untuk meraih pendidikan setinggi-tingginya. Beberapa di

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu PT. Sinar Mas harus selalu menjaga persediaan bahan baku untuk

BAB I PENDAHULUAN. yaitu genetik (keturunan) dan lingkungan sebagai faktor eksternal tubuh. Alergi

BAB I PENDAHULUAN. seperti malaria, demam berdarah (Dengue Haemorrhagic Fever) chikungunya dan

BAB I PENDAHULUAN. nya. Karena diare merupakan hal yang sering dan rentan terjadi pada anak-anak di

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari untuk menghasilkan informasi-informasi akuntansi serta informasiinformasi

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya. Jika diamati, setiap satu dekade, terjadi perkembangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi atau berinteraksi antara seorang pakar dengan pengguna. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. sudah pasti lebih baik dan berguna untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. tentunya tidak terlepas kaitannya dengan Teknologi Informasi (TI). Komputer

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang berkembang saat ini, pengelolaan informasi dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, manajer perusahaan harus mengetahui tentang seluk-beluk informasi

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan Pedagang Besar Farmasi sebagai produsen obat-obatan sering

BAB I PENDAHULUAN. sistem informasi dalam bidang penjualan (E-commerce). Melalui penjualan

BAB I PENDAHULUAN. parasit, bakteri, jamur dan virus yang berakibat kematian udang windu secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jurnal Ilmu Administrasi, Volume V, Nomor 3, Asropi (2008:252)

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. tidak terlepas dengan bantuan alat elektronik seperti handphone, PC(personal

BAB I PENDAHULUAN. dan berguna untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu. Perkembangan teknologi. ini juga terus berkembang pesat. Ini disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan salah satu sumber daya manusia yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah komputer. Seperti halnya pada perusahaan perusahaan dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis. Zat tersebut menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, menghilangkan rasa, mengurangi hingga menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan (adiktif). Narkotika menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan (Yashinta Winda Afriastini, 2013). Seorang pengguna narkotika akan mengalami perubahan perilaku yang lebih aktif atau menjadi lambat, perasaan (euforia), proses pikir yang lebih cepat atau menjadi lebih lambat, isi pikiran, persepsi (halusinasi), kesadaran (menurun atau lebih siaga). Perubahan perilaku tersebut terkadang tidak disadari oleh orang disekitar pengguna narkotika. Padahal narkotika sangat berbahaya apabila tidak ditangani secara cepat karena bukan hanya ketergantungan saja, narkotika juga dapat menyebabkan kematian. Sistem pakar yang saat ini berkembang dengan macam metodenya yang diantaranya adalah Certainty Factor. Metode ini dapat menampilkan hasil yang 1

2 benar dan akurat agar para pakar memperoleh informasi yang akurat. Agar tidak terjadi kesalahan dalam memberikan informasi. Berdasarkan uraian permasalahan yang telah disebutkan diatas maka penulis memutuskan untuk mengambil judul Sistem Pakar Mendiagnosa Perilaku Pengguna Narkotika Dengan Metode Certainty Factor (Studi Kasus: Lembaga Rehabilitasi Narkoba Al Kamal Sibolangit Centre) dalam penulisan skripsi ini. Manfaat yang diperoleh setelah penelitian ini berhasil dilakukan adalah dapat memberikan kemudahan kepada Lembaga Rehabilitasi Narkoba Al Kamal Sibolangit Centre dalam mendiagnosa perilaku pengguna narkotika. I.2 Ruang Lingkup Permasalahan I.2.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka identifikasi masalah dalam penulisan skripsi ini adalah : 1. Minimnya pengetahuan masyarakat terhadap perilaku pengguna narkotika. 2. Sulitnya mengidentifikasi perilaku pengguna narkotika secara manual tanpa menggunakan sebuah sistem. 3. Tindakan penanganan bagi para pengguna narkotika yang ceroboh atau tidak sesuai sehingga banyak menimbulkan para pengguna narkoba yang tidak sembuh.

3 I.2.2 Perumusan Masalah Masalah yang dibahas dalam penulisan skripsi ini adalah : 1. Bagaimana merancang dan membangun aplikasi sistem pakar dalam mendiagnosa perilaku pengguna narkotika? 2. Bagaimana menerapkan metode Certainty Factor pada sistem pakar mendiagnosa perilaku pengguna narkotika? 3. Bagaimana bentuk informasi yang dihasilkan sesuai dengan rule (sistem) yang ada? I.2.3 Batasan Masalah Adapun batasan masalah yang penulis ambil adalah : 1. Sistem pakar ini dibuat dengan ruang lingkup mendiagnosa perilaku pengguna narkotika dengan kriteria-kriteria input yang menjadi prioritasnya adalah data pengguna narkotika, data perilaku, dan kriteria lainnya yang akan ditentukan setelah penelitian. 2. Output dari sistem ini adalah hasil diagnosa dari perilaku pengguna narkotika yang telah diinputkan dan keputusannya. 3. Aplikasi yang akan dibangun menggunakan metode Certainty Factor. 4. Aplikasi yang akan dibangun menggunakan Visual Basic.NET sebagai bahasa pemrograman, SQL Server sebagai database-nya, dan Crystal Report sebagai pembuatan laporan. 5. Perancangan sistem yang akan dibuat menggunakan Unified Modeling Language (UML) dengan bantuan aplikasi Microsoft Visio 2013.

4 I.3 Tujuan dan Manfaat I.3.1 Tujuan Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk membangun sebuah sistem pakar untuk mendiagnosa perilaku pengguna narkotika tanpa memikirkan proses perhitungan dengan data yang sangat banyak dalam proses diagnosa. 2. Untuk mengimplementasikan metode Certainty Factor sebagai metode sistem pakar agar perilaku pengguna narkotika sesuai berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. 3. Untuk mempermudah Lembaga Rehabilitasi Narkoba Al Kamal Sibolangit Centre dalam mendiagnosa perilaku pengguna narkotika. I.3.2 Manfaat Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Dapat memberikan kemudahan kepada Lembaga Rehabilitasi Narkoba Al Kamal Sibolangit Centre dalam mendiagnosa perilaku pengguna narkotika. 2. Dapat memperkecil kemungkinan kesalahan dalam mendiagnosa perilaku pengguna narkotika. 3. Dapat menambah pengetahuan penulis dalam merancang suatu sistem pakar dengan metode Certainty Factor, serta dapat menjadi referensi bagi pengembang sistem di masa yang mendatang dengan permasalahan ataupun metode yang sama.

5 I.4 Metodologi Penelitian Metode merupakan suatu cara atau teknik yang sistematik untuk mengerjakan suatu kasus. Untuk itu penulis menggunakan beberapa cara untuk memperolehnya, diantaranya : 1. Studi Lapangan (Field Research) Merupakan metode yang dilakukan dengan mengadakan studi langsung kelapangan untuk mengumpulkan data yaitu peninjauan langsung ke lokasi studi. a) Wawancara (Interview) Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung dengan narasumber yang terkait. b) Pengamatan (Observation) Merupakan salah satu metode pengumpulan data yang cukup efektif untuk mempelajari suatu sistem. Penulis melakukan pengamatan langsung perilaku pada pengguna narkotika untuk mendiagnosa agar data yang didapatkan lebih akurat. 2. Studi Kepustakaan (Library Research) Penulis melakukan studi pustaka untuk memperoleh data-data yang berhubungan dengan penulisan skripsi dari berbagai sumber bacaan berupa buku, artikel, jurnal, dan lain-lain.

6 Adapun beberapa Penelitian ini akan melalui beberapa tahapan. Tahapan dalam penelitian ini dapat di modelkan pada diagram systems development life cycle (SDLC) yang ditunjukkan pada gambar I.1. Gambar I.1 : Diagram SDLC Metodologi Penelitian a. Perencanaan Sistem (Planning) Perencanaan sistem dilakukan untuk membentuk struktur kerja strategis dan pandangan pentingnya sistem pakar yang akan dibangun bagi pemakai sistem. Perencanaan sistem ini dilakukan untuk memperhitungkan sumber daya yang dibutuhkan dalam pembuatan sistem, mencakup perangkat keras, perakat lunak dan perangkat manusia sebagai pengguna sistem. b. Analisis Sistem (Analysis) Analisis sistem dilakukan dengan cara proses penilaian, identifikasi dan evaluasi komponen dan hubungan timbal balik yang terkait

7 dengan pengembangan sistem, definisi masalah, tujuan, kebutuhan, prioritas dan kendala-kendala sistem, keuntungan dan estimasi untuk solusi yang bisa digunakan untuk memecahkan masalah yang ada. Sedangkan laporan yang dihasilkan menyediakan suatu landasan untuk membentuk suatu tim proyek sistem dan memulai fase analisis sistem. c. Desain Sistem (Design) Proses desain akan menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuat kode program. Proses ini berfokus pada : struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi interface, dan detail (algoritma) prosedural. Dokumen inilah yang akan digunakan untuk melakukan aktivitas pembuatan sistemnya. Proses sistem menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic.Net, database SQL Server 2008 R2. Spesifikasi komputer yang digunakan minimal Intel Core i3, RAM 2 GB serta Harddisk 500 GB. Pada tahap ini dilakukan spesifikasi dan desain perangkat lunak yang akan direalisasikan yaitu mengumpulkan data pengguna narkotika, data prilaku data solusi, dan merancang program dengan menggunakan pemodelan UML (Unified Modeling Language) dengan beberapa diagram seperti Use Case, Class, Sequence dan Activity.

8 d. Pembuatan Kode Program (Coding) Coding merupakan penerjemahan design dalam bahasa yang bisa dikenali oleh komputer. Pada tahap ini desain sistem diimplementasikan ke dalam kode program. Pemrograman dimulai dengan membuat program dengan bahasa pemrograman Visual Basic.Net dan database SQL Server 2008 R2. e. Pengujian Sistem (Testing) Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan pengujian terhadap program yang telah dibuat. Tujuan pengujian program adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut dan kemudian bisa diperbaiki. Cara pengujian program dilakukan dengan cara menggunakan program secara keseluruhan untuk mengetahui koneksi database dan kelancaran proses pengolahan data. f. Pemeliharaan Sistem (Maintenance) Perangkat lunak yang telah selesai diuji coba, kemudian akan diimplementasikan ke dalam sistem yang dimiliki oleh pemakai sistem, setelah semuanya berjalan sesuai dengan rencana, maka selanjutnya dilakukan pemeliharaan sistem. Hal ini diperlukan karena sistem yang dirancang membutuhkan perubahan karena adanya kesalahan atau adanya perkembangan di bidang teknologi informasi.

9 I.5 Keaslian Penelitian Pada penelitian sebelumnya telah banyak dilakukan penelitian menggunakan metode Certaity Factor dengan berbagai kasus yang ada. Adapun beberapa kasus yang pernah dilakukan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut : Tabel I.1. Keaslian Penelitian No. Nama Penulis 1 Yulianti Paula Bria dan Engelbertus Agung S. Takung 2 Marganda Simarmata dan Dahlan Abdullah 3 Stephanie Halim dan Seng Hansun Judul Pengembangan Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Tuberculosis Dan Demam Berdarah Berbasis Web Menggunakan Metode Certaity Factor Implementasi Metode Certainty Factor Untuk Mendeteksi Gangguan Perkembangan Anak Berbasis Mobile Handphone Penerapan Metode Certainty Factor Dalam Sistem Pakar Pendeteksi Resiko Osteoporosis dan Hasil Penelitian Pengembangan sistem pakar diagnosis penyakit tuberculosis dan demam berdarah dengan menggunakan Metode Certainty Factor dapat berhasil dengan baik, yaitu mampu menghasilkan jawaban yang dibutuhkan oleh masyarakat. Sistem dapat mengeluarkan hasil perhitungan valid yang sama dengan perhitungan manual, sehingga proses diagnosis penyakit tuberculosis dan demam berdarah dapat dilakukan dengan cepat dan akurat. Implementasi metode Certainty Factor untuk mendeteksi gangguan perkembangan anak dapat diketahui dengan cepat dan akurat mencakup jenis penyakit, gejala dan informasi persentase penyakit. Hasil pendeteksian oleh sistem yang dirancang tidak jauh berbeda dengan konsultasi langsung dengan seorang ahli. Penerapan metode Certainty Factor untuk aplikasi sistem pakar mendeteksi resiko penyakit osteoporosis dan osteoarthritis berhasil diterapkan. Dengan presentase keakuratan 80%.

10 Osteoarthritis Imam Syafi i, al. et Rancang bangun sistem pakar diagnosis gangguan preferensi seksual menggunakan metode Certainty Factor pada institusi kepolisian Menjelaskan bahwa Sistem pakar ini mampu mengidentifikasi gangguan preferensi seksual berdasarkan gejalagejala yang tampak pada orang bermasalah menggunakan metode Certainty Factor. Dari penelitian yang dilakukan oleh Yulianti Paula Bria dan Engelbertus Agung S. Takung (2015), Marganda Simarmata dan Dahlan Abdullah (2015), Stephanie Halim dan Seng Hansun (2015) dan Imam Syafi i, et al. (2014) menunjukkan bahwa metode Certainty Factor sangat efektif digunakan untuk memprediksi atau mendiagnosa suatu penyakit dan juga perilaku pengguna narkotika. Pada penelitian ini penulis akan menerapkan metode Certainty Factor dalam sistem pakar mendiagnosa perilaku pengguna narkotika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode Certainty Factor dapat memberikan keputusan sesuai dengan perilaku-perilaku yang diinputkan dalam sistem pakar mendiagnosa perilaku pengguna narkotika. I.6 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Lembaga Rehabilitasi Narkoba Al Kamal Sibolangit Centre.

11 I.7 Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan yang diajukan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, ruang lingkup permasalahan, tujuan, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Dalam bab ini mencakup uraian penyelesaian secara teoritis serta konsep baru dalam penyelesaian masalah berkenaan dengan sistem dan fokus kajian. Adapun landasan teori yang diuraikan oleh penulis adalah: penjelasan mengenai sistem pakar, database, UML (Unified Modeling Language), VB.Net, dan metode yang digunakan. BAB III : ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada bab ini berisi analisa sistem yang sedang berjalan, perancangan proses dalam bentuk diagram UML yang mencakup analisa dan perancangan sistem pengolahan data yang mencakup analisa input, analisa proses, analisa output, desain input, desain output, tabel database, dan relasi antar tabel.

12 BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan tentang tampilan hasil sistem yang dirancang, pembahasan, serta kelebihan dan kekurangan sistem yang dirancang. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh selama penulisan, serta saran yang diberikan untuk pengembangan aplikasi lebih lanjut.