BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN HASIL MONITORING DAN EVALUASI INDIKATOR KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) DI LINGKUNGAN BPTP BENGKULU

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT

[ IKM UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG ] Tahun 2015

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 90 TAHUN 2011 TENTANG

LAPORAN HASIL IKM INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT SATPAS POLRES MATARAM

BAB II LANDASAN TEORI. Pada instansi pemerintahan seperti KPP Pratama Sleman orientasi

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

LAPORAN HASIL IKM INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT SATPAS POLRES MATARAM BULAN JULI 2017

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP LAPAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

[ SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT ] Periode Tahun 2014

LAPORAN PEMANTAUAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) BBKP BELAWAN SEMESTER I TAHUN 2017

BAB III METODE PENELITIAN. di mana analisis diuraikan secara kualitatif ditambah sedikit perhitungan

LAPORAN SURVEY IKM BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN (BPPP) BANYUWANGI 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) SEMESTER I TAHUN 2015 LINGKUP BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II TARAKAN

SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PADA KANTOR DINAS BINA MARGA KOTA BANJARMASIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 32 TAHUN 2013 PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN SOPPENG NOMOR : 05.1/SK-BP3KP/II/2016

KATA PENGANTAR. Plt. Kepala Pusat PVTPP. Dr.Ir.Agung Hendriadi, M.Eng. NIP

LAPORAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Sipil Kota Medan, sebagai suatu organisasi yang berorientasi pada pelayanan

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

EVALUASI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) TERHADAP PEMBELIAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) JENIS PERTALITE DI KOTA DEPOK THERESIA DAMAYANTI

IKATAN PEKERJA SOSIAL PROPESIONAL INDONESIA L A P O R A N SURVEI KEPUASAN PUBLIK TERHADAP PELAYANAN PENDIDIKAN DI STKS BANDUNG TAHUN 2016

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 SERVICE PERFORMANCE PADA HOTEL GRAND MAHKOTA PONTIANAK

dilaksanakan pada suatu lembaga layanan publik.

LAPORAN HASIL SURVEY INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) BADAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA MAKASSAR TAHUN 2015 BPTPM KOTA MAKASSAR

GLOBAL HEALTH SCIENCE ISSN

LAPORAN TINDAK LANJUT ATAS HASIL INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) TAHUN 2015 PADA KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KOTA BANDA

DESKRIPSI HASIL SURVEY INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN PENDIDIKAN DI STKS BANDUNG

LAPORAN HASIL PENYUSUNAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT SEMESTER I TAHUN 2017

LAPORAN HASIL PENYUSUNAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT SEMESTER II TAHUN 2017

BATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya pendapatan, teknologi, dan pendidikan,

LAPORAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN PUBLIK PADA BALAI EMBRIO TERNAK CIPELANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keinginan dan harapan pelanggan dapat terpenuhi melalui produk yang dikonsumsi.

BAB I PENDAHULUAN. Semua warga negara berhak mendapatkan jaminan kesehatan. Untuk

#Indeks Kepuasan Masyarakat. #Pelayanan Teknis LAPORAN IKM 2016 LOKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN HASIL PENGUKURAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) SEMESTER 1 TAHUN 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

LAPORAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT SEMESTER II TAHUN 2016

KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : KEP/25/M.PAN/2/2004

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGUKURAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) SEMESTER II TAHUN 2017

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan

LAPORAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BALAI VETERINER BANJARBARU

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Proposal Skripsi Manajemen Pemasaran

LAPORAN HASIL SURVEY INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN SOEKARNO-HATTA SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN HASIL SURVEY INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN SOEKARNO-HATTA SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PENILAIAN IKM BPTU-HPT DENPASAR TAHUN 2014

LAPORAN BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN LEMBANG SEMESTER I TAHUN 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. negara maupun masyarakat untuk melakukan regulasi kembali dalam

LAPORAN HASIL SURVEI PENGUKURAN INDEK KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN TAHUN 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 78/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN PENGUKURAN INDEK KEPUASAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Selvy Normasari dkk (2013) mengenai Pengaruh

LAPORAN HASIL SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) LAYANAN KEMAHASISWAAN DI POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA TAHUN 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pelayanan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1982) adalah cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PANDUAN SURVEY KEBUTUHAN MASYARAKAT PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI

BAB II KERANGKA TEORI Pengertian Strategi Pemasaran One Stop Shopping. Menurut Kotler (dalam : 81)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Laporan Hasil Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) BBPP Batangkaluku Tahun 2017

(INDEK KEPUASAN MASYARAKAT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. PENDAHULUAN. penerimaan pemerintah (Nurcholis, 2006). Ada beberapa jenis desentralisasi

BAB 5 PENUTUP. merupakan kategori Amat Baik karena berada pada rentang nilai Interval

Pendahuluan. A. Pengertian Pelayanan. Arista Atmadjati, S.E., M.M 1

HASIL PENGUKURAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) BB PASCAPANEN. Periode Januari Juni 2016

IMPORTANCE PERFORMANCE ANALISYS PADA KANTOR KECAMATAN PURWOKERTO UTARA KABUPATEN BANYUMAS (STUDI KASUS : PELAYANAN E-KTP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN HASIL SURVEY INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT PERIODE KEDUA TAHUN 2013

LAPORAN SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) TERHADAP TAMAN PINTAR JUNI 2015

Survei Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN SURVEI KEPUASAN PELANGGAN BALAI BESAR TMC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SURVEY KEPUASAN PELANGGAN. RSJD Dr. RM. Soedjarwadi PROVINSI JAWA TENGAH di KLATEN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kondisi obyektif menunjukkan bahwa penyelenggaraan pelayanan publik masih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. pengertian manajamen pemasaran sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. pada sarana angkutan antar wilayah, kini tuntutan tersebut telah lebih berkembang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN PUBLIK PADA BALAI EMBRIO TERNAK CIPELANG

HASIL PENGUKURAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) BB PASCAPANEN. Periode Juli Desember 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu

KATA PENGANTAR. Atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Teori-teori tersebut berkaitan dengan penjualan.

BAB II URAIAN TEORITIS. Kepuasan Para Pengguna Jasa Kereta Api pada PT. Kereta Api (Persero) Medan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

ANALISIS INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI PUSKESMAS BANDARHARJO DI KECAMATAN SEMARANG UTARA ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran Kegiatan pemasaran merupakan kegiatan yang sangat mendukung dalam suatu aktivitas bisnis, baik pada lembaga pemerintah maupun lembaga swasta. Dengan adanya kegiatan pemasaran maka perusahaan dapat memperkenalkan produk yang ditawarkan kepada masyarakat. Berikut pengertian pemasaran menurut beberapa ahli: Menurut Swastha (2009:8), pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan,dan mendistribusikan barang, jasa, ide kepada pasar sasaran agar dapat mencapai tujuan organisasi. Sedangkan menurut Abdullah dan Tantri (2012:2), pemasaran (marketing) adalah suatu system dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginana dan jasa baik kepada para konsumen saat ini maupun konsumen potensial. Berdasarkan kedua definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran merupakan keseluruan dari kegiatan usaha dalam merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa sehingga dapat memberikan kepuasan pada pelanggan dan mencapai tujuan perusahaan. 2.2. Pengertian Produk Suatu perusahaan tidaklah dapat berjalan tanpa adanya produk yang akan ditawarkan. Di mana pengertian produk menurut beberapa ahli adalah: Produk adalah segala sesuatu baik yang bersifat fisik maupun non fisik yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya (Laksana, 2008:67). Berbeda dengan Laksana, Kotler dan Armstrong (2008:267), mendefinisikan produk sebagai elemen kunci dalam keseluruhan penawaran pasar. Perencanaan bauran pemasaran dimulai dengan merumuskan penawaran yang memberikan nilai bagi pelanggan sasaran. Penawaran ini 12

13 menjadi dasar bagi perusahaan dalam membangun hubungan yang menguntungkan dengan pelanggan. Selanjutnya dapat dipahami bahwa produk merupakan segala sesuatu yang memberikan nilai yang menguntungkan bagi konsumen. Nilai yang menguntungkan tersebut dapat berupa barang ataupun jasa yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen tersebut. 2.3 Klasifikasi Produk Menurut Laksana (2008;68-69), produk diklasifikasikan menjadi 3 bagian yaitu berdasarkan karakteristik/sifat, berdasarkan wujud dan berdasarkan tujuan atau pemakaian. 1. Berdasarkan karakteristik/sifat a. Barang tahan lama (durable goods), yaitu barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak sekali pemakaian. b. Barang tidak tahan lama (non-durable goods), yaitu barang berwujud yang biasanya dikonsumsikan satu atau beberapa kali. c. Jasa (service), yaitu kegiatan, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dibeli. 2. Berdasarkan wujud a. Barang nyata atau berwujud (tangible goods). b. Barang tidak nyata atau tidak berwujud (intangible goods). 3. Berdasarkan tujuan atau pemakaian a. Barang Konsumsi (consumer s goods). b. Barang industri (industrial goods). 2.4 Pengertian Jasa Menurut Hartimbul (2011:128), jasa adalah semua aktivitas atau manfaat yang dapat ditawarkan kepada pihak lain yang intangible dan tidak mengakibatkan pemilikan atau sesuatu. Produksinya dapat dan tidak terikat kepada produk fisik. Sedangkan menurut Statom dalam Alma (2011;243), jasa adalah sesuatu yang dapat diidentifikasi secara terpisah tidak berwujud, ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan. Jasa dapat dihasilkan dengan menggunakan benda-benda berwujud atau tidak. Berdasarkan kedua definisi di atas dapat dilihat bahwa jasa merupakan sesuatu yang bermanfaat dan tidak berwujud serta dapat diproduksi dengan menggunakan produk berwujud maupun tidak berwujud. Tidak jauh berbeda dengan definisi-definisi yang telah diuraikan di atas Kotler dalam Lupiyoadi (2013:7), menyatakan bahwa setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada

14 dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan kepemilikan apa pun. Produk jasa mungkin berkaitan dengan produk fisik atau tidak. Jasa tidak berupa barang melainkan suatu proses atau aktivitas di mana berbagai aktivitas tersebut tidak berwujud. 2.4.1 Karakteristik Produk Jasa Produk jasa merupakan produk yang menghasilkan manfaat atau kepuasan dari suatu kegiatan yang ditawarkan. Karakteristik yang dimiliki oleh produk jasa berbeda dengan produk barang (produk fisik). 2.4.2 Macam-Macam Jasa Lupiyoadi (2013:106), mengungkapkan ada empat karakteristik produk jasa, yaitu sebagai berikut: 1. Tidak berwujud (intangible). Jasa bersifat abstrak dan tidak berwujud. 2. Heterogenitas/variabilitas (heteroenity/variability). Jasa bersifat nonstandard dan sanat bervariasi. 3. Tidak dapat dipisahkan (inseparability). Jasa umumnya diproduksi dan dikonsumsi pada waktu yang bersamaan dengan partisipasi konsumen dalam prosesnya. 4. Tidak tahan lama (perishability). Jasa tidak mungkin disimpan dalam bentuk persediaan/inventori. Menurut Zeithaml dalam Alama (2011:250-251), jasa dapat dikelompokkan menjadi 18 kelompok yaitu: 1. Transportasi 2. Komunikasi berupa telepon, radio dan televise 3. Publik Utilities berupa listrik, gas, kebersihan 4. Perdagangan besar termasuk agen-agen dari produsen 5. Perdanan eceran termasuk kedalamnya berbagai bentuk Perdaangan pertokoan 6. Finansial, asuransi, perumahan berupa simpan pinjam, bursa efek, perusahaan investasi, usaha pengembangan perumahan 7. Jasa hotel 8. Personal service 9. Business services 10. Jasa parkir 11. Jasa bengkel/reparasi 12. Jasa bioskop hiburan dan rekreasi 13. Jasa di bidang kesehatan 14. Jasa di bidang hukum 15. Pendidikan 16. Jasa sosial/masyarakat

15 17. Jasa organisasi 18. Jasa yang ditawarkan oleh pemerintah perizinan, keamanan polisi/tni dan sebagainaya. 2.5 Definisi Pelayanan Publik Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan, maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan (Keputusan MENPAN No.25/2004). Menurut Keputusan MENPAN No.25/2004, Penerima pelayanan publik adalah orang, masyaratkat, lembaga instansi pemerintangdan dunia usaha,yang menerima pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik. 2.6 Persepsi Menurut Kotler dalam Fadila dan Lestari (2009:45), persepsi tidak hanya tergantung pada rangsangan dalam betuk fisik, tetapi juga tergantung pada rangsanan yang ada disekitarnya dan kondisi yang ada pada seseorang dan persepsi lebih penting dibandingkan realitas dalam pemasaran, karena persepsi yang dapat mempengaruhi konsumen dalam berperilaku, selain itu orang bisa mempunyai persepsi yang berbeda atas objek yang sama. Dari defisini diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan rangsangan dalam bentuk fisik dan stimulus lingkungan yang dapat mempengaruhi seseorang atau konsumen melakukan pembelian. Persepsi setiap orang terhadap sesuatu tidak sama atau berbeda-beda tergantung dari individu masing-masing. 2.7 Kepuasan Kepuasan merupakan harapan yang dirasakan pelanggan dan dibandingkan dengan hasil yang didapatkannya. Seperti yang dikatakan oleh Kotler dalam Lakasana (2008:96), customer satisfaction is the outcome felt by buyers who have experienced a company performance that has fulfilled expectations, artinya kepuasan pelanggan adalah hasil yang dirasakan oleh pembeli yang mengalami kinerja perusahaan yang telah memenuhi harapan. Apabila jasa atau pelayanan yang diterima oleh pelanggan sesuai dengan yang diharapkan maka pelayanan dipersepsikan baik atau memuaskan dan apabila jasa atau pelayanan yang diterima tidak sesuai maka pelayanan dipersepsikan buruk.

16 Kepuasan pelanggan yang baik akan meningkatkan loyalitas pelanggan terhadap perusahaan. Untuk mencapai kepuasan pelanggan perusahaan harus mampu meningkatkan kualitas pelayanan dengan menggunakan konsep kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan. Berikut merupakan konsep kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan: Tujuan Perusahaan Kebutuhan dan keinginan Pelnaggan Produk Nilai Produk Bagi Pelanggan Harapan Pelanggan Terhadap Produk Tingkat Kepuasan Pelanggan (Sumber: Tjiptono dalam Retnowati (2008:6)) 2.8 Indeks Kepuasan Masyarakat Gambar 2.1 Konsep Kepuasan Pelanggan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya (Keputusan MENPAN No.25/2004). Pengukuran indeks kepuasan masyarakat dilakukan untuk mengetahui mutu dari instansi tersebut, sehingga kinerja pelayanan pada instansi tersebut dapat lebih ditingkatkan.

17 2.9 Unsur Indeks Kepuasan Masyarakat Berdasarkan prinsip pelayanan sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan MENPAN Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003, yang kemudian dikembangkan menjadi 14 unsur yang relevan, Valid dan reliable, sebagai unsur minimal yang harus ada untuk dasar pengukuran indeks kepuasan masyarakat adalah sebagai berikut: 1. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan; 2. Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administrasif yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya; 3. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang memberikan pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan tanggung jawabnya); 4. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku; 5. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan; 6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan keterampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat; 7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan; 8. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayanani; 9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling menghargai dan menghormati; 10. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan; 11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan; 12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan; 13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan;

14. Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit penyelenggara pelayanan ataupun saranan yang digunakan, sehingga masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan. 18