4 KONDISI UMUM KABUPATEN HALMAHERA UTARA

dokumen-dokumen yang mirip
4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

Bab 3 METODE PENELITIAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN Pelabuhan Perikanan. Pengertian pelabuhan perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan

I. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Potensi perikanan laut meliputi perikanan tangkap, budidaya laut dan

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KAWASAN LUMBUNG IKAN NASIONAL MALUKU AKAN DI KEMBANGAKAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 KONDISI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CIANJUR

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi dan Keadaan Umum Kabupaten Tojo Una-una

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. 143,5 mm/tahun dengan kelembaban 74% - 85%. Kecepatan angin pada musim

ANALISIS EKONOMI PERIKANAN YANG TIDAK DILAPORKAN DI KOTA TERNATE, PROVINSI MALUKU UTARA I. PENDAHULUAN

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah

4 KEADAAN UMUM. 25 o -29 o C, curah hujan antara November samapai dengan Mei. Setiap tahun

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN ALAK KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah km 2. Posisinya

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ARAHAN LOKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DI KAWASAN PESISIR UTARA KABUPATEN SIKKA NUSA TENGGARA TIMUR TUGAS AKHIR

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Jumlah kapal (unit) pada ukuran (GT) >100

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan RI (nomor kep.

34 laki dan 49,51% perempuan. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 0,98% dibanding tahun 2008, yang berjumlah jiwa. Peningkatan penduduk ini

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Bab 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan di laut sifatnya adalah open acces artinya siapa pun

4. KONDISI SISTEM SOSIAL EKOLOGI WILAYAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. juta km2 terdiri dari luas daratan 1,9 juta km2, laut teritorial 0,3 juta km2, dan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Gambar 6 Sebaran daerah penangkapan ikan kuniran secara partisipatif.

BAB I PENDAHULUAN. Pukat merupakan semacam jaring yang besar dan panjang untuk. menangkap ikan yang dioperasikan secara vertikal dengan menggunakan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.

seine yang digunakan sebagai sampel, ada 29 (97%) unit kapal yang tidak

PERUMUSAN STRATEGI. 6.1 Analisis Lingkungan Strategis

BAB I PENDAHULUAN. Trilogi pembangunan yang salah satunya berbunyi pemerataan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki ekonomi yang rendah, dan hal ini sangat bertolak belakang dengan peran

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEADAAN UMUM. 4.1 Letak Geografis

POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Perikanan Tangkap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM. 4.1Keadaan umum Kabupaten Sukabumi

VI. KARAKTERISTIK PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP. Rumahtangga nelayan merupakan salah satu potensi sumberdaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terluas di

Rencana Pengembangan Berkelanjutan Kelautan dan Perikanan di Pulau Maratua

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNHILA KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

KEADAAN UMUM 5.1 Keadaan Umum Kota Sabang Visi dan misi

PENENTUAN DAERAH POTENSIAL PENANGKAPAN IKAN CAKALANG(Katsuwonus pelamis) BERDASARKAN SEBARAN SPL DAN KLOROFIL DI LAUT FLORES SKRIPSI

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Potensi Terumbu Karang Luwu Timur

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Usaha Perikanan Tangkap

1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN/M/2006 TENTANG

ES R K I R P I S P I S SI S S I TEM

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DATA 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penilitian Sejarah Desa Bale Luas, Batas dan Topografi Wilayah

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Selatan

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN ARU

V. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keadaan Umum Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan

Transkripsi:

4 KONDISI UMUM KABUPATEN HALMAHERA UTARA 4.1 Gambaran Umum Kecamatan Tobelo 4.1.1 Kondisi kewilayahan Kecamatan Tobelo 1) Letak geografis Kabupaten Halmahera Utara terletak pada posisi koordinat 0 o 40 00 2 o 40 00 LU dan 12 o 2 00 128 o 4 00 BT. Kabupaten tersebut memiliki luas wilayah sebesar 24.983,32 Km 2, terdiri dari luas daratan sebesar.44,3 Km 2 (22% dari luas wilayah Kabupaten Halmahera Utara) dan luas perairannya sebesar 19.36,02 Km 2 (8% dari luas wilayah Kabupaten Halmahera Utara). Luas wilayah ini terbentang dari Utara ke Selatan sepanjang 333 Km dan dari Timur ke Barat sepanjang 148 Km. Kabupaten Halmahera Utara berbatasan: (1) sebelah utara berbatasan dengan Samudera Pasifik; (2) sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Halmahera Timur dan Laut Halmahera; (3) sebelah selatan, berbatasan Kabupaten Halmahera Barat; dan (4) sebelah barat, berbatasan Kabupaten Halmahera Barat. 2) Letak administrasi Kabupaten Halmahera Utara merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Maluku Utara Provinsi Maluku Utara, sebagaimana diamanatkan Undang Undang Nomor 1 Tahun 2003. Kabupaten Halmahera Utara secara administratif terdiri dari 1 kecamatan dan sebagian besar wilayah kecamatannya merupakan kecamatan pesisir. Kecamatan Tobelo merupakan salah satu kecamatan pesisir yang ada di Kabupaten Halmahera Utara. Kecamatan ini lebih dikenal dibandingkan dengan kecamatan lainnya karena statusnya sebagai ibukota kabupaten Halmahera Utara. Kecamatan Tobelo memiliki beberapa buah pulau yang berpenghuni maupun yang tidak berpenghuni seperti Pulau Kumo, Pulau Kakara, Pulau Tagalaya, Pulau Tulang, Pulau Rarangane dan Pulau Tupu Tupu. Kecamatan Tobelo dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Utara Nomor 2 tahun 2006, Kecamatan Tobelo memiliki luas wilayah 33,0 km 2, terdiri atas 10 desa dan terletak pada posisi koordinat 12 0 BT 128 0 01 8 BT dan 1 0 39 46 LU 1 0 46 1 LU, dengan batas administratif sebelah Utara

2 berbatasan dengan Kecamatan Tobelo Utara, sebelah Timur berbatasan dengan Laut Halmahera, sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tobelo Tengah dan Laut Halmahera dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Halmahera Barat (BAPPEDA dan BPS, 2009). Seiring semakin berkembangnya pembangunan di Tobelo, penataan ruang menjadi langkah awal yang mendasari pembangunan wilayah Tobelo masa sekarang dan masa yang akan datang. Hal ini di latarbelakangi oleh status Kecamatan Tobelo sebagai ibukota Kabupaten Halmahera Utara, sudah waktunya bila Kecamatan Tobelo dikembangkan sesuai dengan karakteristik sebuah kota, yaitu sebagai pusat pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi, pusat pemukiman dan pusat pemerintahan. Kondisi eksisting beserta permasalahan yang ada sedang dianalisis lebih lanjut untuk mendapatkan perencanaan ruang dan konsep yang jelas dan sesuai dengan kebutuhan daerah. 3) Iklim, kondisi oseanografi dan daerah penangkapan ikan Kabupaten Halmahera Utara memiliki pantai yang cukup panjang, pantai timur daratan Halmahera berada di sisi barat perairan Teluk Kao. Teluk Kao merupakan perairan semi tertutup yang terletak di Pulau Halmahera dan terbuka ke arah Samudera Pasifik. Morfologi perairan teluk ini memanjang dengan sumbu utama mengarah ke timur laut dan barat daya. Secara umum teluk ini dapat dibagi menjadi dua bagian yang dipisahkan oleh celah yang menyempit. Di bagian dalam teluk atau kepala teluk lebih tertutup dibandingkan bagian luar teluk atau mulut teluk yang lebar serta terbuka ke Samudera Pasifik. Di samping itu Kabupaten ini juga memiliki berberapa pulau kecil salah satu diantaranya adalah Pulau Morotai. Diantara Pulau Morotai dan Pulau Halmahera terdapat selat. Gambaran teluk dan selat seperti itu menyebabkan karakter dinamika teluk dan selat yang unik. Kondisi iklim di Kecamatan Tobelo tidak berbeda jauh dengan keadaan iklim yang terjadi di Kabupaten Halmahera Utara pada umumnya yang dipengaruhi oleh iklim laut tropis terdiri atas dua musim, yaitu: musim hujan pada bulan November sampai dengan bulan Februari, dan musim kemarau terjadi pada bulan April sampai dengan bulan Oktober yang diselingi pancaroba yang terjadi pada bulan Maret dan Oktober..

28 Kondisi iklim mempengaruhi pola arus, salinitas dan sebaran suhu permukaan laut (spl) di sekitar Pulau Halmahera. Pola arus di sekitar Pulau Halmahera pada bulan Juni sampai Oktober arus di depan teluk cenderung bergerak ke utara sampai timur laut dengan kecepatan mencapai cm/detik. Pada bulan Desember arus bergerak ke tenggara dengan kecepatan 2 cm/detik. Bulan Februari arus bergerak ke timur laut dekat pantai sedangkan di lepas pantai masih bergerak ke tenggara. Pengaruh musim terhadap salinitas terlihat dari sebaran salinitas ratarata antara bulan Februari sebagai puncak musim timur laut (musim barat kalau di Laut Jawa) dan musim tenggara. Salinitas di sekitar mulut Teluk Kao pada bulan Februari (34.1) lebih rendah dari pada bulan Agustus (34.4). Tingginya salinitas tersebut tidak terlepas dari posisi mulut teluk yang berhadapan dengan Samudera Pasifik. Suhu permukaan air laut di sekitar Pulau Morotai berkisar antara 28,99 o C sampai dengan 30,08 o C. Pada daerah pantai yang berada di sisi barat dekat kepala teluk bagian dalam suhu air laut di lapisan permukaan lebih tinggi bila dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Wilayah perairan Kabupaten Halmahera Utara merupakan daerah penangkapan ikan yang potensial. Kabupaten Halmahera Utara berhadapan langsung dengan Samudera Pasifik dan Laut Maluku, sehingga perairan Kabupaten Halmahera Utara menjadi daerah penangkapan bagi nelayan. Jangkauan daerah penangkapan tergantung pada besarnya armada penangkapan ikan. 4.1.2 Kondisi kependudukan 1) Jumlah penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Halmahera Utara pada tahun 200 berkisar 180.82 jiwa. Kecamatan Tobelo merupakan Kecamatan yang paling banyak jumlah penduduknya diantara kecamatan yang lain, yaitu 20.631 jiwa dan Teluk Kao menjadi Kecamatan yang paling sedikit jumlah penduduknya (DKP Kabupaten Halmahera Utara, 2008). Banyaknya jumlah penduduk di Kecamatan Tobelo dimungkinkan karena Tobelo sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan pusat pemerintahan Kabupaten (Gambar ). Berdasarkan Monografi Kecamatan Tobelo, sampai bulan Februari tahun 2010 penduduk Kecamatan Tobelo berjumlah 29.611 orang dengan jumlah kepala keluarga...

29 sebanyak.388. Jumlah penduduk Kecamatan Tobelo terbesar berada di Desa Gamsungi dengan jumlah 8.188 orang dan terkecil berada di Desa Tagalaya dengan jumlah 49 orang. Untuk jumlah penduduk lakilaki sebanyak 1.126 orang lebih besar jika dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan 14.48 orang (Tabel 4). Gambar Jumlah penduduk Kabupaten Halmahera Utara per kecamatan tahun 200 Tabel 4 Jumlah penduduk Kecamatan Tobelo Kabupaten Halmahera Utara Jumlah Jumlah Penduduk Total No. Nama Desa KK Laki Laki Perempuan (orang) 1 2 3 4 6 8 9 10 Gamsungi Gura Wari Kakara Kumo Gosoma Rawajaya Mkcm Tagalaya Wari Ino 2404 83 1 16 184 121 889 400 108 36 4263 1646 11 361 31 2982 218 94 2 61 392 100 103 388 382 2860 2402 80 238 68 8188 3346 2210 49 3 842 4920 1804 49 1304 Jumlah 388 1.126 14.48 29.611 Sumber: Monografi Kecamatan Tobelo, 2010 2) Kondisi perekonomian Kabupaten Halmahera Utara khususnya Kecamatan Tobelo memiliki sumberdaya laut yang cukup besar baik hayati maupun nonhayati. Sumberdaya tersebut menjadi penyedia barang dan jasa yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Penyedia barang misalnya

30 ikan, teripang, dan garam. Sedangkan sebagai penyedia jasa, misalnya obyek pariwisata, pelabuhan dan penelitian. Besarnya potensi tersebut menjadi daya tarik sebagian besar masyarakat Tobelo dan pendatang untuk memanfaatkan potensi tersebut. Berdasarkan Monografi Kecamatan Tobelo (2010) tercatat bahwa sebagian besar masyarakat Tobelo memiliki mata pecaharian disektor kelautan (60 %), seperti nelayan, pedagang ikan, dan pengolah hasil perikanan. Selain sektor kelautan, profesi yang cukup pesat berkembang adalah di sektor jasa (6 %) dan pertokoan atau perdagangan (3 %) (Gambar 8). Hal ini disebabkan karena Kecamatan Tobelo sebagai pusat perekonomian dan pusat pemerintahan Kabupaten Halmahera Utara. Gambar 8 Penyebaran mata pencaharian masyarakat Kecamatan Tobelo 3) Agama dan kepercayaan Masyarakat Kecamatan Tobelo merupakan masyarakat yang heterogen dari sisi keagamaan. Agamaagama yang di peluk oleh masyarakat Tobelo antara lain: Kristen, Katolik, Islam, Hindu dan Budha. Sebagian besar penduduk Kecamatan Tobelo memeluk agama Kristen (1.61 orang), sedangkan pemeluk agama Hindu dan Budha paling sedikit (12 orang) (Tabel ).

31 Tabel Jumlah penduduk menurut pemeluk agama di Kecamatan Tobelo Kabupaten Halmahera Utara No 1 2 3 4 6 8 9 10 Desa Gamsungi Gura Wari Kakara Kumo Gosoma Rawajaya Mkcm Tagalaya Wari Ino Pemeluk Agama (orang) Islam Kristen Katholik Hindu Budha 3691 4404 86 629 2648 69 22 1888 90 98 61 4 6 201 339 88 401 03 202 109 1049 646 49 1293 11 Jumlah (orang) 8188 3346 2210 49 3 842 4920 1804 49 1304 Jumlah 10.84 1.61 1.198 12 29.611 Sumber: Monografi Kecamatan Tobelo, 2010 4) Tingkat pendidikan Pendidikan merupakan salah satu barometer dalam indeks pembangunan manusia. Pendidikan menjadi otak suatu pembangunan daerah, sehingga secara nasional pemerintah dengan berbagai program terus mendorong masyarakat untuk bersekolah. Hal tersebut juga menjadi salah satu prioritas pembangunan di Halmahera Utara, termasuk di Kecamatan Tobelo. Berdasarkan Monografi Kecamatan Tobelo 2010, dapat diketahui bahwa dari jumlah penduduk 29.611 jiwa terdapat 4.348 jiwa yang pernah dan sedang mengikuti pendidikan mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Perguruan Tinggi (PT). Jumlah tersebut merupakan jumlah paling banyak dibanding kecamatan lain di Kabupaten Halmahera Utara. Sebagian besar penduduk mengikuti pendidikan pada jenjang SMA (33%) dan SD (32%), sedangkan paling sedikit (10%) adalah Perguruan Tinggi (S1/S2) (Gambar 9 ).

32 Gambar 9 Tingkat pendidikan masyarakat Kecamatan Tobelo ) Budaya dan bahasa Sebagian besar masyarakat Tobelo tinggal di daratan terutama di pusat kota kecamatan. Tetapi sebagian masyarakat Tobelo juga tingga di pulaupulau kecil disekitar pesisir Kecamatan Tobelo, seperti pulau Kumo, pulau Tagalaya dan pulau Kakara. Pulaupulau tersebut memiliki panorama pantai dan bawah laut yang indah. Kondisi tersebut merupakan potensi untuk pengembangan wisata bahari, yang dapat menjadi salah satu sumber pendapatan masyarakat dan PAD Kabupaten Halmahera Utara. Bahasa seharihari masyarakat Kecamatan Tobelo menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar. Namun pada kegiatankegiatan tertentu, seperti upacaraupacara adat biasanya menggunakan bahasa Tobelo sebagai bahasa pengantar dan diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Pada acaraacara penerimaan tamu pejabat, ketika pejabat tersebut hendak dikukuhkan sebagai anggota keluarga besar masyarakat adat Halmahera Utara (masyarakat Hibua Lamo), maka bahasa yang digunakan adalah bahasa Tobelo dan diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. 4.1.3 Keadan umum perikanan laut 1) Potensi sumberdaya ikan Sebagian besar (8%) wilayah Kabupaten Halmahera Utara adalah perairan laut yang langsung berbatasan dengan Samudera Pasifik. Hal tersebut menjadi potensi dan peluang ekonomi yang cukup besar terutama sektor perikanan (Gambar 10). Hasil

33 penelitian Direktorat Jendral Perikanan dan Balai Penelitian Perikanan Laut tahun 1983 menyatakan bahwa perairan laut Halmahera Utara diperkirakan mempunyai potensi sumberdaya ikan laut (standing stock) sebesar 148.43,8 ton/tahun, yang berarti memiliki potensi lestari (Maximum Sustainable Yield/MSY) sebesar 86.660,6 ton/tahun, terdiri dari kelompok ikan pelagis sebanyak 48.946,4 ton/tahun dan kelompok ikan demersal sebanyak 32.664,2 ton/tahun (DKP Kabupaten Halmahera Utara, 200). Sumber: DKP dan LIPI (200) Gambar 10 Estimasi potensi, produksi dan tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan di Indonesia tahun 2001 2) Nelayan Jumlah nelayan di wilayah Kabupaten Halmahera Utara tahun 200 tercatat sebanyak 6.999 orang. Sementara untuk jumlah nelayan yang ada di Kecamatan Tobelo sebanyak 344 orang yang tergabung dalam 1 kelompok nelayan (DKP Kabupaten, 2010). Konsentrasi nelayan di Kecamatan Tobelo terdapat di desa Rawajaya dengan jumlah 101 nelayan dan desa Kumo 0 nelayan serta desa Kakara 64 nelayan (Gambar11).

34 Gambar 11 Jumlah nelayan dan kelompok nelayan di Kecamatan Tobelo tahun 200 Selain kegiatan usaha penangkapan ikan, terdapat pula nelayan yang melakukan usaha perikanan budidaya laut untuk jenis ikan kerapu. Namun tingkat perkembangannya dapat dikatagorikan masih berada dalam skala belum berkembang, karena masih banyak masalah yang berhubungan dengan teknologi serta ketersediaan benih dan pakan yang terbatas. 3) Unit penangkapan ikan Sebagian armada penangkapan ikan di Kabupaten Halmahera Utara berukuran lebih kecil dari GT atau termasuk armada penangkapan skala kecil. Dengan demikian, jangkauan daerah penangkapan ikan (fishing ground) nelayan hanya terkonsentrasi di sekitar perairan pantai (dibawah 12 mil laut). Kegiatan penangkapan ikan oleh nelayan sebagian besar masih menggunakan teknologi yang sederhana, karena sebagian besar nelayan mengunakan perahu tanpa motor dan perahu motor tempel serta sebagian kecil menggunakan kapal motor (Tabel 6).

3 Tabel 6 Jenis dan jumlah armada tangkap di Kecamatan Tobelo Kabupaten Halmahera Utara Armada Penangkapan (Unit) No Nama Desa Perahu Tanpa Motor Perahu Motor Tempel Kapal Motor 1 2 3 4 6 Gamsungi Rawajaya Wari Wari Ino Kumo Kakara Tagalaya 9 6 4 30 1 1 1 3 6 3 2 8 Jumlah 4 6 10 Sumber: DKP Kabupaten Halmahera Utara, 2010 Sebagian besar nelayan di Kecamatan Tobelo menggunakan pancing untuk menangkap ikan. Alat tangkap tersebut tergolong tradisional dalam usaha perikanan tangkap. Selain pancing sebagian kecil masyarakat menggunakan pukat cincin, jaring insang dan jaring angkat. Sarana prasarana penunjang usaha perikanan merupakan salah satu komponen utama penentu keberhasilan pembangunan di sektor perikanan. Secara umum sarana prasarana tersebut di Kabupaten Halmahera Utara masih terbatas sehingga perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan baik kapasitas maupun kuantitasnya. Kondisi eksisting sarana dan prasarana yang ada adalah: 1 Balai Pertemuan Nelayan, 1 unit Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tobelo, 1 unit Tempat Tempat Pelelangan Ikan, 1 unit ABF, 1 unit perbengkelan motor laut, 1 unit docking, 2 unit pabrik es, 1 unit cold storage di PPP Tobelo, dan beberapa alat bantu penangkapan, berupa: 42 unit rumpon laut dangkal, unit rumpon laut dalam, dan 1 unit lampu celup bawah air (Dinas Kelautan dan Perikanan Halmahera Utara, 2008). 4) Produksi hasil tangkapan Kekayaan potensi sumber daya laut di wilayah Kabupaten Halmahera Utara saat ini mulai memperlihatkan tendensi kenaikan yang signifikan. Pada tahun 200 produksi perikanan mengalami kenaikan sebesar 6,4% dari produksi tahun 2006 yaitu total mencapai sebesar 11.99,01 ton dari 6.014 ton (DKP Kabupaten Halamahera Utara, 2008). Hal ini disebabkan kebijakan pembangunan perikanan di Kabupaten Halmahera Utara melalui beberapa program, seperti PEMP, modernisasi dan penambahan armada

36 tangkap serta penambahan infrastruktur di bidang perikanan yang telah berhasil meningkatkan produksi hasil perikanan. Namun demikian tingkat pemanfaatan oleh nelayan setempat dibandingkan potensi sumberdaya ikan di perairan Halmahera Utara masih sangat rendah. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat pemanfaatannya pada tahun 200 baru sekitar 13,3% dari MSY, walaupun menggunakan nilai estimasi potensi terkecil (86.660,6 ton/tahun). Tingkat pemanfaatan masih rendah ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah armada penangkapan ikan didominasi skala kecil yang sangat tergantung kondisi alam/cuaca, dan terbatasnya jaringan pasar, sehingga ikan sulit untuk dijual. Selain itu, maraknya penangkapan ikan illegal oleh nelayan dari daerah lain dan nelayan asing (Phillipina) di kawasan perairan Halmahera Utara. 4.2 Kelembagaan PEMP Program PEMP merupakan program nasional yang tergolong besar, baik dari aspek anggaran, waktu dan banyaknya lembaga yang terlibat. Banyaknya lembaga yang terlibat dan dibentuk dalam pelaksanaan program PEMP disebabkan karena salah satu tahapan dan tujuan program PEMP adalah untuk penguatan kelembagaan ekonomi masyarakat. Pelibatan dan pembentukan lembaga tersebut mulai dari pusat sampai pada tingkat desa. Pada tingkat kecamatan khususnya Kecamatan Tobelo, kelembagaan PEMP terdiri atas: Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Halmahera Utara, Konsultan Manajemen (KM), Lembaga Ekonomi Pengembangan PesisirMikro Mitra Mina (LEPPM3), Tim Pendamping Desa (TPD) dan Kelompok Masyarakat Pemanfaat(KMP). Masingmasing lembaga memiliki fungsi dan peranan berbeda dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan program PEMP. Optimalisasi pelaksanaan dan pencapaian tujuan program PEMP di Kecamatan Tobelo tergantung pada peranan dan kinerja dari kelembagaan PEMP yang ada. Dengan demikian perlu dilakukan evaluasi peranan dan kinerja kelembagaan program PEMP. Dalam penelitian ini evaluasi terhadap peranan dan kinerja kelembagaan PEMP dilakukan secara partisipatif yaitu dengan melibatkan pengurus masingmasing lembaga tersebut, sehingga hasil penilaian lebih realistis.