BAB 20 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN

BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN

BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN

BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN

BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN

Restrukturisasi dan privatisasi BUMN. Sistem Ekonomi Indonesia

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

BAB I PENDAHULUAN. Setelah beberapa tahun kemudian atau di tahun 1970-an, fakta

BAB I PENDAHULUAN. disebut Enterprise Governance dan yang kedua merupakan lingkungan yang

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 BISNIS PROSES DALAM REFORMASI BIROKRASI. A. Pendahuluan

TINJAUAN MATA KULIAH... MODUL 1: PERAN NEGARA DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL 1.1 Kegiatan Belajar 1: Negara dan Sistem Ekonomi Latihan... 1.

RINGKASAN INFORMASI JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN BUMN

EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI BUMN (BADAN USAHA MILIK NEGARA) DALAM RANGKAH MENINGKATKAN DEVISA NEGARA Andi Wardhana

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2001 TENTANG TIM KEBIJAKAN PRIVATISASI BADAN USAHA MILIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR : KEP- 486 /K/SU/2009 TENTANG RENCANA KEGIATAN BPKP TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh globalisasi memicu para pelaku bisnis dan ekonomi untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. dibawah pemerintahan disebut dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Badan

BAB I PENDAHULUAN. Tabloid Opini Edisi 11, Juli 2005 tentang Korupsi BUMN menuliskan

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2001 TENTANG TIM KONSULTASI PRIVATISASI BADAN USAHA MILIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus

BAB I PENDAHULUAN. BUMN yang ditujukan menjadi agent of development, serta mengambil posisi

ARAH KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI

1. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya.

MENTERI BADAN USAIIA MIEIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Negara atau disingkat BUMN (State Owned Enterprises)

Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

STATUS KEKAYAAN NEGARA PADA BUMN

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

BAB 2 PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN YANG BERLANDASKAN NILAI-NILAI LUHUR

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RINGKASAN INFORMASI JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN BUMN JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA SETARA DENGAN ESELON II

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu pelaku perekonomian nasional, badan usaha milik negara atau

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. selalu berhadapan dengan masalah pengelolaan perusahaan dalam pengawasan aset.

BAB I PENDAHULUAN RENSTRA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BPPSDMP TAHUN 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) merupakan salah satu dari empat

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

Kesimpulan Umum hasil Self Assessment atas Penerapan Tata Kelola BPR

BAB I PENDAHULUAN. public goods and services disebut governance (pemerintahan atau

BAB I PENDAHULUAN. dalam tujuannya yaitu mengentaskan kemiskinan dan juga menjadi industry yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 33 TAHUN 2005

Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Kebijakan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di

I. PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari tiga kelompok

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup agar selalu berlanjut (going concern),

BAB I PENDAHULUAN. adanya administrasi perpajakan, untuk administrasi pajak pusat, diemban oleh

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

-2- salah satu penyumbang bagi penerimaan Daerah, baik dalam bentuk pajak, dividen, maupun hasil Privatisasi. BUMD merupakan badan usaha yang seluruh

Permasalahan BUMN di Indonesia

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

BAB I PENDAHULUAN. RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1

2012, No.62 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang K

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Markets Ranked by Corporate Governance Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Program privatisasi pertama kali dikenalkan di Inggris pada masa

BAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, pendidikan rentan sekali untuk disalahgunakan. Mereka

BAB 2 PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN YANG BERLANDASKAN NILAI-NILAI LUHUR

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

LAPORAN REVIEW SOP SEMESTER II 2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Drs.H.Adang Tadjuddin,M.Si. Drs.H.ADANG TADJUDDIN,M.Si

PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

BAB I PENDAHULUAN. layanan transportasi, baik itu transportasi darat, laut maupun udara. Semuanya

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JALAN DI INDONESIA TAHUN

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Maksud dan Ruang Lingkup

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran untuk menerapkan prinsip Good Corporate Governance (GCG)

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

21 Universitas Indonesia

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Lampiran RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1 RENCANA KINERJA TAHUNAN 2013 BAPERSIP PROV. JATIM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keamanan dalam negeri dan pertahanan, (2) untuk menyelenggarakan peradilan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu sistem yang diadakan dan dirancang untuk

PINJAMAN LUAR NEGERI DAN KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH. Oleh : Ikak G. Patriastomo 1

KEBIJAKAN & STRATEGI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BIDANG KOMINFO TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang. Pajak

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik,

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu SDM harus dibina dengan baik agar terjadi peningkatan efesiensi,

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM, DAN KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii BAB I JADWAL PELAKSANAAN PENERAPAN... 1 BAB II PENUTUP Daftar Isi i

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014

SOSIALISASI REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan memerlukan

Transkripsi:

BAB 20 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN

BAB 20 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN A. KONDISI UMUM Hingga akhir tahun 2004, jumlah BUMN yang dimiliki Pemerintah tercatat sebanyak 158 BUMN. Dari keseluruhan BUMN tersebut sebanyak 127 BUMN mampu mencetak laba, jumlah ini jauh meningkat dari 103 BUMN di tahun 2003. Total keseluruhan laba yang dihasilkan adalah sebesar Rp29,43 triliun (prognosa) atau meningkat 15 persen dibanding tahun sebelumnya. Perkembangan yang positif ini juga didukung dengan semakin menurunnya kerugian yang dialami BUMN secara keseluruhan. Untuk tahun 2004 total kerugian tersebut turun sekitar 26 persen dibanding tahun 2003. Penurunan yang sama juga terjadi di sisi kewajiban BUMN yaitu turun sebesar 8,6 persen. Dalam kurun waktu tersebut, telah dilaksanakan restrukturisasi BUMN sesuai dengan Master Plan BUMN Tahun 2002 2006. Di tahun 2005, diharapkan telah tersusun sebuah dokumen perencanaan pengelolaan BUMN yang berkesinambungan dan komprehensif dalam rangka penyempurnaan Master Plan BUMN sebelumnya. Master Plan BUMN Tahun 2005 2009 ini pada intinya mengandung tiga kebijakan pokok pengelolaan BUMN, yaitu restrukturisasi, profitisasi dan privatisasi untuk mensinergikan 158 BUMN yang ada sehingga menciptakan nilai tambah bagi BUMN. Di sisi lain, telah terpetakannya strategi pengembangan BUMN pada beberapa sektor akan membantu menajamkan kebijakan lanjutan pengelolaan BUMN. Di samping itu, kebijakan tersebut diiringi dengan pemantapan penerapan prinsipprinsip Good Corporate Governance di dalam pengelolaan masing-masing BUMN. Sebagai tindak lanjut dari upaya ini dilakukan langkah evaluasi terhadap penerapan prinsip-prinsip tersebut pada seluruh BUMN. Sementara itu, standar kerja serta aplikasi e-procurement yang merupakan salah satu upaya peningkatan transparansi serta efisiensi didalam pengelolaan BUMN juga diharapkan telah selesai disusun dan diterapkan di beberapa BUMN sebagai pilot project. Dengan upaya-upaya ini diperkirakan pencapaian indikator-indikator kinerja BUMN akan menunjukkan peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Indikator-indikator seperti laba yang dihasilkan, jumlah BUMN yang menghasilkan laba, jumlah BUMN yang sehat serta angka ROA diharapkan dapat mengalami peningkatan. Tantangan yang masih akan dihadapi pada tahun 2006 adalah melanjutkan secara bertahap kebijakan reformasi BUMN (restrukturisasi, profitisasi dan privatisasi) yang akan menyelaraskan secara optimal kebijakan internal perusahaan dan kebijakan industrial serta pasar tempat BUMN tersebut beroperasi, memisahkan fungsi komersial dan pelayanan masyarakat pada BUMN serta mengoptimalkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance secara utuh dalam kerangka revitalisasi BUMN.

B. SASARAN PEMBANGUNAN TAHUN 2006 Meningkatnya kinerja dan daya saing BUMN dalam rangka memperbaiki pelayanannya kepada masyarakat dan memberikan sumbangan terhadap keuangan negara. C. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN 2006 1. Melanjutkan restrukturisasi, profitisasi dan privatisasi BUMN yang semakin terarah dan efektif terhadap orientasi dan fungsi BUMN dengan tetap mempertimbangkan kebijakan industrial dan pasar BUMN terkait; 2. Melakukan sinergi antar BUMN agar dapat meningkatkan daya saing dan memberikan multiplier effect kepada perekonomian Indonesia; 3. Melanjutkan langkah pemetaan fungsi komersial dan pelayanan masyarakat pada BUMN serta merumuskan kriteria pemberian subsidi public service obligation (PSO); dan 4. Memantapkan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG). II.20 2

D. MATRIKS PROGRAM PEMBANGUNAN TAHUN 2006 No. Kegiatan Pokok RPJM Kegiatan Pokok RKP Program Pembinaan dan Pengembangan Badan Usaha Milik Negara 1. Melanjutkan pelaksanaan restrukturisasi, profitisasi dan privatisasi BUMN; 2. Melakukan perubahan status BUMN Perjan menjadi Perum/Persero; 3. Mendorong peningkatan sinergi antar BUMN dengan tetap menjaga prinsip-prinsip persaingan usaha yang sehat; 4. Mereview BUMN yang akan dipisahkan fungsi PSO dan fungsi komersial serta melakukan perhitungan kebutuhan subsidi BUMN PSO; 5. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan GCG pada BUMN; 6. Melakukan audit system BUMN dalam rangka penyusunan Standard Operating Procedure (SOP) untuk pembentukan Early Warning System (EWS); 7. Optimalisasi pelaksanaan Kemitraan dan Bina Lingkungan (KBL); 8. Menerapkan standar e-procurement di sebagian besar BUMN sebagai tindak lanjut e-procurement yang telah diterapkan pada 10 BUMN pilot project di tahun 2005 ; 9. Melaksanakan penyusunan PP turunan UU No. 19/2003 tentang BUMN dan sosialisasi kebijakan Kementerian BUMN dalam rangka Sasaran Program Instansi Pelaksana Pagu Indikatif (Juta Rupiah) Kementerian BUMN 54.095,1 1. Program Pembinaan dan Pengembangan Badan Usaha Milik Negara 1. Penyelesaian upaya pemetaan fungsi masingmasing BUMN, sehingga fungsi BUMN terbagi secara jelas menjadi BUMN PSO dan BUMN komersial; 2. Pemantapan upaya revitalisasi BUMN, antara lain melalui penerapan GCG dan Statement of Corporate Intent (SCI), serta kontrol kinerja yang terukur; dan 3. Pemantapan pelaksanaan restrukturisasi BUMN. Meningkatnya kinerja dan daya saing BUMN dalam rangka memperbaiki pelayanannya kepada masyarakat dan memberikan sumbangan terhadap keuangan negara. II.20 3

No. Kegiatan Pokok RPJM Kegiatan Pokok RKP Sasaran Program Instansi Pelaksana Pagu Indikatif (Juta Rupiah) meningkatkan efektivitas kinerja BUMN; 10. Meningkatkan efektivitas sistem informasi; dan 11. Meningkatkan wawasan dan kapasitas SDM Kementerian BUMN. II.20 4