BOBOT BADAN BERBAGAI JENIS AYAM SENTUL DI GABUNGAN KELOMPOK TANI TERNAK CIUNG WANARA KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS

dokumen-dokumen yang mirip
PERFORMANS DAN KARAKTERISTIK AYAM NUNUKAN

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan ayam hutan hijau

PRODUKTIVITAS AYAM LOKAL YANG DIPELIHARA SECARA INTENSIF

Performans Pertumbuhan Itik Talang Benih Jantan dan Betina yang Dipelihara secara Intensif

TINJAUAN PUSTAKA. dari hasil domestikasi ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan

Performa Pertumbuhan Puyuh Petelur Betina Silangan... Henry Geofrin Lase

RESPON PENGGANTIAN PAKAN STARTER KE FINISHER TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAN PERSENTASE KARKAS PADA TIKTOK. Muharlien

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi, yaitu sebagai ayam petelur dan ayam potong.

INVENTARISASI FERTILITAS, DAYA TETAS TELUR, DAN BOBOT TETAS DOC BERDASARKAN UMUT INDUK AYAM SENTUL BAROKAH ABADI FARM CIAMIS

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 49/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG PEDOMAN PEMBIBITAN AYAM LOKAL YANG BAIK (GOOD NATIVE CHICKEN BREEDING PRACTICE)

HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam jangka waktu tertentu. Tingkat konsumsi pakan dipengaruhi oleh tingkat

POTENSI AYAM GALUR BARU KUB LITBANG PERTANIAN DALAM MENDUKUNG RUMAH PANGAN LESTARI DI PROVINSI JAMBI.

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun diperlihatkan dengan data Badan Pusat Statistik. menjadi ekor domba pada tahun 2010.

Beberapa Kriteria Analisis Penduga Bobot Tetas dan Bobot Hidup Umur 12 Minggu dalam Seleksi Ayam Kampung

PERFORMANS AYAM MERAWANG BETINA DEWASA BERDASARKAN KARAKTER KUALITATIF DAN UKURAN- UKURAN TUBUH SEBAGAI BIBIT

PERSILANGAN AYAM PELUNG JANTAN X KAMPUNG BETINA HASIL SELEKSI GENERASI KEDUA (G2)

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping

PERSILANGAN PADA AYAM LOKAL (KUB, SENTUL, GAOK) UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DAGING UNGGAS NASIONAL

Penampilan Produksi Anak Ayam Buras yang Dipelihara pada Kandang Lantai Bambu dan Litter

PENGEMBANGAN AYAM NUNUKAN DAN PERMASALAHANNYA DI KALIMANTAN TIMUR

KARAKTERISTIK KUALITATIF DAN UKURAN-UKURAN TUBUH AYAM WARENG TANGERANG

OPTIMALISASI TEKNOLOGI BUDIDAYA TERNAK AYAM LOKAL PENGHASIL DAGING DAN TELUR

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

Identifikasi sifat-sifat Kualitatif ayam Wareng Tangerang. Andika Mahendra

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami

TINJAUAN PUSTAKA Ayam Lokal Ayam Kampung

Identifikasi Bobot Badan dan Ukuran-ukuran Tubuh Itik Bali...Herbert Jumli Tarigan

Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

Performa F1 antara Ayam Sentul x Kampung dan Ayam Pelung x Sentul pada Umur 0-12 Minggu

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Menurut Rose (1997), ayam diklasifikasikan ke dalam:

Performa Produksi Puyuh Petelur (Coturnix-coturnix Japonica) Hasil Persilangan..Wulan Azhar

KINERJA AYAM KAMPUNG DENGAN RANSUM BERBASIS KONSENTRAT BROILER. Niken Astuti Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, Univ. Mercu Buana Yogyakarta

PENDAHULUAN. jualnya stabil dan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ayam broiler, tidak


PERKEMBANGAN AYAM KUB pada Visitor Plot Aneka Ternak BPTP NTB. Totok B Julianto dan Sasongko W R

PERTUMBUHAN AYAM-AYAM LOKAL SAMPAI DENGAN UMUR 12 MINGGU PADA PEMELIHARAAN INTENSIF

E

II KAJIAN KEPUSTAKAN. macam yaitu tipe ringan dengan ciri warna bulu putih bersih, badan ramping serta

PENANGKARAN DAN PERBIBITAN AYAM MERAWANG DI BANGKA BELITUNG

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004

I. PENDAHULUAN. Secara umum, ternak dikenal sebagai penghasil bahan pangan sumber protein

1. PENDAHULUAN. Produktivitas ayam petelur selain dipengaruhi oleh faktor genetik juga

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi ransum merupakan jumlah ransum yang dikonsumsi dalam

I. PENDAHULUAN. juga mempunyai potensi untuk dikembangkan karena memilki daya adaptasi yang

IDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT KUALITATIF DAN UKURAN TUBUH PADA ITIK TEGAL, ITIK MAGELANG, DAN ITIK DAMIAKING

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Kedu merupakan jenis ayam kampung yang banyak dikembangkan di

HASIL DAN PEMBAHASAN. tetas dan ruang penyimpanan telur. Terdapat 4 buah mesin tetas konvensional dengan

PENDAHULUAN. dan dikenal sebagai ayam petarung. Ayam Bangkok mempunyai kelebihan pada

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Perbedaan Kandungan Protein Dalam Ransum Terhadap Pertumbuhan Anak Merpati

Lokakarya Fungsional Non Peneiti 1997 Sistem Perkandangan 1. Dari umur sehari sampai dengan umur 2 mingggu digunakan kandang triplek + kawat ukuran 1

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.

A. Kesesuaian inovasi/karakteristik lokasi

PERBEDAAN KARAKTERISTIK TUBUH AYAM KEDU YANG DIPELIHARA KELOMPOK TANI TERNAK MAKUKUHAN MANDIRI DI TEMANGGUNG

PENDAHULUAN. komoditas utamanya adalah telur. Jenis puyuh peteur ini mayoritas diternakan di

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan, Bobot Badan dan Mortalitas Puyuh

KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING

Pengaruh Penambahan Tepung Kunyit...Rafinzyah Umay Adha

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Pengembangan Usaha Ternak Ayam Buras di Indonesia

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan kaidah-kaidah dalam standar peternakan organik. Pemeliharaan

I PENDAHULUAN. satu jenis ayam lokal di antaranya adalah ayam sentul yang merupakan ayam asli

Pengaruh Genotipa dan Kadar Aflatoksin dalam Ransum pada Karakteristik Awal Bertelur Itik Lokal

KARAKTERISTIK MORFOLOGIS AYAM BURAS BALI

Performa Awal Produksi Ayam Lokal Jimmy Farm Cipanas Cianjur Jawa Barat...M. Zhafran Ammar

PENDAHULUAN. Indonesia pada tahun 2014 telah mencapai 12,692,213 ekor atau meningkat. sebesar 1,11 persen dibandingkan dengan tahun 2012.

TINJAUAN PUSTAKA. Burung puyuh dalam istilah asing disebut quail yang merupakan bangsa

I. PENDAHULUAN. nasional yang tidak ternilai harganya (Badarudin dkk. 2013). Ayam kampung

PENDAHULUAN. Indonesia, ayam kampung sudah bukan hal asing. Istilah "Ayam kampung" semula

PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya genetik

DAFTAR PUSTAKA. Abidin, Z Meningkatkan Produktivitas Ayam Kampung Pedaging. AgroMedia Pustaka.

Produksi dan Karakteristik Telur Ayam Merawang dengan Sistem Pemeliharaan Secara Intensif di Kebun Percobaan Petaling Kepulauan Bangka Belitung

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS AYAM BALI DENGAN POLA SELEKSI PRODUKSI

II. TINJAUAN PUSTAKA

MENGANGKAT POTENSI GENETIK DAN PRODUKTIVITAS AYAM GAOK

EFEK PERSILANGAN RESIPROKAL TERHADAP PERTUMBUHAN AYAM KEDU (The Effect of Reciprocal Cross on the Growth of Kedu Chicken)

Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 2) Dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya ABSTRACT

KIAT PENINGKATAN PRODUKTIVITAS AYAM BURAS

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

Performans Produksi Telur Itik Talang Benih pada Fase Produksi Kedua Melalui Force Moulting

PENDAHULUAN. Tingkat keperluan terhadap hasil produksi dan permintaan masyarakat berupa daging

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sudah melekat dengan masyarakat, ayam kampung juga dikenal dengan sebutan

EFEK LAMA WAKTU PEMBATASAN PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PERFORMANS AYAM PEDAGING FINISHER

CIRI - CIRI FISIK TELUR TETAS ITIK MANDALUNG DAN RASIO JANTAN DENGAN BETINA YANG DIHASILKAN ABSTRACT ABSTAAK

[Evaluasi Hasil Produksi Ternak Unggas]

RESISTENSI AYAM LOKAL JAWA BARAT: AYAM SENTUL

PENGKAJIAN PEMANFAATAN TEPUNG DAUN PISANG TERHADAP PERFORMAN AYAM BURAS DI JAYAPURA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu tipe pedaging, tipe petelur dan tipe dwiguna. Ayam lokal yang tidak

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL LUAR HALAMAN SAMPUL DALAM LEMBAR PENGESAHAN

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

PEMBENTUKAN UNIT USAHA PEMBIBITAN PENGHASIL ANAK AYAM BURRS

DAFTAR ISI RIWAYAT HIDUP... ABSTRACT... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

INTENSIFIKASI TERNAK AYAM BURAS

Transkripsi:

BOBOT BADAN BERBAGAI JENIS AYAM SENTUL DI GABUNGAN KELOMPOK TANI TERNAK CIUNG WANARA KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS (BODY WEIGHT IN VARIOUS KINDS OF SENTUL CHICKEN IN CIUNG WANARA LIVESTOCK FARMER GROUP AT CIAMIS DISTRICT CIAMIS REGENCY) Meyliyana*, Sigit Mugiyono dan Roesdiyanto Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto *)e-mail : meyliyana@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan bobot badan pada berbagai jenis dan umur ayam Sentul di Gabungan Kelompok Tani Ternak Ciung Wanara di Ciamis. Materi yang digunakan adalah berbagai jenis ayam Sentul di gabungan kelompok tani ternak Ciung Wanara berjumlah 6 peternak. Sampel diambil umur 2 bulan, 5 bulan dan dewasa. Metode yang digunakan General Linier Model (GLM), sebagai fixed effect lima jenis ayam Sentul (Geni, Abu, Batu, Debu dan Emas) dengan ulangan tidak sama (anequal) yaitu peternak. Rataan bobot badan ayam Sentul (Batu, Abu, Debu, Emas dan Geni) umur 2 bulan jantan adalah 628.06±22.16, 611.74±35.69, 605.38±45.71, 636.61±49.63, dan 618.70±43.85, betina 601.04±32.21, 614.35±26.06, 611.69±57.70, 610.76±61.68, dan 628.71±12.08. Ayam Sentul umur 5 bulan jantan adalah 1768,19±50,82, 1812,03±37,96, 1768,34±44,83, 1779,39±46,63, dan 1777,39±40,62, betina 1287,11±24,47, 1300,55±13,19, 1286,21±36,59, 1284,43±28,85, dan 1287,06±24,21. Ayam Sentul dewasa jantan adalah 2736,23±140,45, 2817,74±106,19, 2751,81±73,49, 2693,11±142,18, dan 2781,86±82,91, betina 1690,06±62,78, 1713,57±125,88, 1745,43±65,44, 1714,09±131,43, dan 1593,55±135,73. Hasil analisis variansi menunjukan bahwa berbagai jenis ayam sentul berpengaruh tidak nyata (P<0.01) terhadap bobot badan ayam Sentul (umur 2 bulan, 5 bulan dan dewasa). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa tidak terdapat perbedaan bobot badan pada berbagai jenis ayam Sentul umur 2 bulan, 5 bulan dan dewasa jantan dan betina. Kata Kunci : Ayam Sentul, Bobot Badan ABSTRACT The purpose of the experiment was to know the differences body weight of various kinds and ages of Sentul chicken in Ciung Wanara livestock farmer group at Ciamis District, Ciamis Regency. The material that were used wass various kinds of Sentul chicken in Ciung Wanara Livestock Farmer Group at Ciamis District amounted to 6 farmers. Samples taken were 2 months old, 5 months and adults. Method that used is General Linear Model (GLM ), as fixed variable was various kinds of Sentul chicken with unequal replications farmers. The averages body weight of various kinds of Sentul chicken (Batu, Abu, Debu, Emas dan Geni) male 2 month old were 628.06±22.16, 611.74±35.69, 605.38±45.71, 636.61±49.63 and 618.70±43.85, female were 601.04±32.21, 614.35±26.06, 611.69±57.70, 610.76±61.68 and 628.71±12.08. Male Sentul chicken 5 month old were 1768.19±50.82, 1812.03±37,96, 1768.34±44.83, 1779.39±46.63 and 1777.39±40.62, female were 1287.11±24.47, 1300.55±13.19, 1286.21±36.59, 1284.43±28.85 and 1287.06±24.21. Male Sentul chicken adult were 2736.23±140.45, 2817.74±106.19, 2751.81±73.49, 2693.11±142.18, and 2781.86±82.91, female are 1690.06±62.78, 1713.57±125.88, 1745.43±65.44, 1714.09±131.43 and 1593.55±135.73. 985

The results showed that various kinds Sentul chicken was not significantly (P<0,01) affected body weight of Sentul chicken (2 months old, 5 months and adults). The conclusions of this experiment is body weight of various kinds of Sentul chicken 2 months old, 5 months and adults in male and female is not different. Keywords : Sentul Chicken, Body Weight PENDAHULUAN Indonesia dikenal kaya akan sumber daya genetik, tetapi keberadaannya belum digali secara optimal. Salah satu potensi sumber daya genetik peternakan adalah ayam lokal yang diketahui mempunyai variasi genetik cukup tinggi. Ayam lokal merupakan aset yang sangat berharga dalam pembentukan bibit unggul ayam lokal yang terbukti mampu beradaptasi pada lingkungan setempat (Nataamijaya, 2000). Populasi ayam lokal tersebar di seluruh tanah air, dan keberadaan ayam lokal selama ini hanya sekedar untuk konsumsi para pencinta unggas yang sangat menyukai akan keindahan bulu atau bahkan keindahan suara yang dimiliki oleh ayam lokal tersebut. Ayam lokal juga merupakan salah satu kekayaan hayati bangsa Indonesia yang telah lama dibudidayakan sehingga mampu beradaptasi dengan lingkungan alam di sekitarnya. Salah satu jenis ayam lokal di antaranya adalah Ayam Sentul yang merupakan ayam asli Kabupaten Ciamis yang hampir punah dan sekarang dipelihara secara intensif oleh beberapa kelompok pecinta ayam Sentul. Ayam Sentul lebih dikenal dengan sebutan ayam Kalawu. Ayam Sentul mempunyai sifat yang lebih unggul dibandingkan dengan ayam Kampung, karena pertumbuhan yang relatif cepat serta produksi telur yang tinggi (Kurnia, 2011). Berdasarkan warna bulunya, ayam Sentul dapat digolongkan menjadi 5 macam jenis ayam Sentul di antaranya ayam Sentul Geni, Sentul Batu, Sentul Kelabu, Sentul Debu, dan Sentul Emas (Purnama, 2005). Berdasarkan keanekaragaman fenotip tersebut maka produktivitas dan performa masing-masing jenis ayam Sentul yang ada dikelompok tani ternak Ciung Wanara juga berbeda-beda seperti bobot badan. Produktivitas ayam lokal pada umumnya masih di bawah potensi genetiknya. Ayam Sentul, misalnya, bobot badannya pada umur 20 minggu masing-masing dapat mencapai 2,20 kg dan 1,60 kg bila dipelihara secara intensif. Bila dipelihara dengan cara diumbar, bobot badan jenis ayam tersebut hanya 1,60 kg dan 1,10 kg (Nataamijaya 1985; Nataamijaya dan Diwyanto 1994; Nataamijaya 1996, 2000; Nataamijaya dkk, 2003). Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui perbedaan bobot badan pada berbagai jenis dan umur ayam Sentul di Gabungan Kelompok Tani Ternak Ayam Sentul Ciung Wanara di Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi kepada peternak ayam Sentul dalam performa bobot badan pada berbagai jenis ayam Sentul serta sebagai data dasar bobot badan ayam Sentul pada umur 2 bulan, 5 bulan, dewasa, jantan dan betina pada berbagai jenis ayam Sentul di Gabungan Kelompok Tani Ternak Ayam Sentul Ciung Wanara di Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis. METODE Sasaran penelitian ini yaitu berbagai jenis ayam Sentul yang ada di anggota gabungan kelompok peternak ayam Sentul Ciung Wanara Kecamatan Ciamis, dengan jumlah peternak 6 orang. Sampel yang diambil masing-masing yaitu ayam Sentul umur 2 bulan (akhir periode starter), umur 5 bulan (akhir periode grower), dan umur dewasa (periode produksi). Metode 986

penelitian yang digunakan adalah metode non experimental dengan cara survey dan peubah yang diamati dan diukur dalam penelitian yaitu bobot badan berbagai jenis ayam Sentul yang terdiri dari umur 2 bulan, 5 bulan, dan dewasa. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode sensus. Pengamatan dilakukan secara langsung dengan penimbangan bobot badan berbagai jenis ayam Sentul, di Kabupaten Ciamis, Kecamatan Ciamis dan di Kelompok Tani Ternak Ciung Wanara. Sampel ayam Sentul yang diamati dari populasi yang dimiliki oleh 6 anggota kelompok. Sampel ayam Sentul pada setiap anggota Kelompok Tani Ternak diambil berdasarkan kepemilikan ayam Sentul untuk setiap jenisnya (Sentul Batu, Sentul Geni, Sentul Kelabu, Sentul Debu, dan Sentul Emas). Data dianalisis menggunakan General Linier Model (GLM). Sebagai fixed effect lima jenis ayam Sentul (Ayam Sentul Geni, Ayam Sentul Kelabu, Ayam Sentul Batu, Ayam Sentul Debu, dan Ayam Sentul Emas) dengan ulangan tidak sama atau anequal yaitu peternak. Sampel yang digunakan berasal dari seluruh peternak. Sebagai fixed effect dalam penelitian yaitu : SB = Ayam Sentul Batu SA = Ayam Sentul Abu SD = Ayam Sentul Debu SE = Ayam Sentul Emas SG = Ayam Sentul Geni Data yang diperoleh dalam penelitian (bobot badan berbagai jenis ayam Sentul umur 2 bulan, umur 5 bulan, dewasa jantan dan betina) dimasukkan dalam tabulasi data dan kemudian dianalisis menggunakan analisis variansi. HASIL DAN PEMBAHASAN Bobot Badan Ayam Sentul Umur 2 Bulan Rataan bobot badan berbagai jenis ayam Sentul umur 2 bulan jantan 620,61±39,02 dengan kisaran bobot badan 549,00 g sampai dengan 701,00 g, betina 612,82±40,21 dengan kisaran bobot badan 511,00 g sampai dengan 670,67 g. Hasil penimbangan bobot badan berbagai jenis Ayan Sentul jantan dan betina umur 2 bulan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Rataan Bobot Badan berbagai Jenis Ayam Sentul Umur 2 bulan. Umur 2 bulan Jenis Ayam Sentul Jantan ± Sd Betina ± Sd ----------------------(g)--------------------- SB 628.06±22.16 601.04±32.21 SA 611.74±35.69 614.35±26.06 SD 605.38±45.71 611.69±57.70 SE 636.61±49.63 610.76±61.68 SG 618.70±43.85 628.71±12.08 Rataan 620,61±39,02 612,82±40,21 Bobot badan ayam Sentul umur 2 bulan termasuk dalam akhir periode starter. Bobot badan ayam Sentul tidak jauh berbeda dengan bobot badan ayam lokal lainnya, seperti yang dinyatakan oleh Hidayat dan Sopiyana (2010) bahwa pada umur 8 minggu (2 bulan) bobot badan ayam Sentul 987

mencapai 528,4 g. Apabila dibandingkan dengan ayam lokal lainnya seperti ayam Kampung yang mencapai 553,0 g, ayam Kedu Hitam 602,0 g, ayam Kedu Putih 550,0 g dan ayam Nunukan 482,0 g. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian, rataan bobot badan ayam Sentul umur 2 bulan jantan dan betina berturut-turut yaitu 620,61 g dan 612,82 g. Bobot badan ayam Sentul dalam penelitian ini lebih besar apabila dibandingkan dengan bobot badan ayam lokal laninya. Hasil analisis variansi berbagai macam ayam Sentul jantan umur 2 bulan dan betina umur 2 bulan menunjukan bahwa jenis ayam Sentul berpengaruh tidak nyata (P>0,01) terhadap bobot badan. Bobot badan berbagai ayam Sentul umur 2 bulan jantan dan betina tidak menunjukan adanya perbedaan. Hal ini dipengaruhi salah satunya dari genetik ayam Sentul. Seperti yang dijelaskan oleh Kurnia (2011) yang menyatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan mempengaruhi laju pertumbuhan bobot badan ayam Sentul. Keanekaragaman genetik ayam Sentul dapat dilihat dari warna bulunya yang berbeda-beda. Perbedaan genetik dari masing masing individu diduga terjadi karena adanya perbedaan sifat yang diwariskan dari masing masing tetuanya. Sartika (2005) menyatakan bahwa untuk mengetahui besar kecilnya suatu sifat yang diturunkan dari tetua dapat diketahui dari nilai heritabilitas. Sifat individu, baik sifat kualitatif (warna bulu, bentuk jengger) dan sifat kuantitatif (bobot badan, produksi telur) ditentukan oleh gen dan allele nya yang tersusun dalam pasangan DNA yang ditemukan dalam inti sel. Berdasasarkan warna bulunya ayam Sentul dibedakan menjadi 6 jenis yaitu Sentul Batu (abu kehitaman), Sentul Abu (abu polos), Sentul Debu (abu seperti debu), Sentul Emas (abu kekuningan), Sentul Geni (abu kemerahan) dan Sentul Jambe (abu dengan merah jingga). Perbedaan warna bulu tersebut memiliki hubungan dengan produktivitas ayam Sentul yaitu dengan bobot badan. Warna bulu memliki hubungan dengan bobot badan ayam Sentul yaitu dengan kemampuan fisiologis ternak dalam penyerapan panas kedalam tubuh. Panas akan lebih banyak terserap oleh permukaan yang memiliki warna lebih gelap. Ayam Sentul yang memiliki warna bulu lebih gelap akan lebih banyak menyerap panas dibandingkan dengan ayam Sentul yang memiliki warna bulu terang. Suhu tubuh yang panas akan berdampak langsung terhadap penurunan jumlah pakan yang dikonsumsi dan peningkatan jumlah konsumsi air minum. Konsumsi pakan berpengaruh terhadap bobot badan, sehingga dari penjelasan tersebut maka warna bulu yang merupakan hasil dari perbedaan genetik ayam Sentul merupakan faktor yang sangat mempengaruhi bobot badan. Menurut penjelasan tersebut bobot badan berbagai jenis ayam Sentul akan berbeda-beda. Namun pada kenyataannya tidak terdapat perbedaan bobot badan pada berbagai jenis ayam Sentul. Hal ini dikarenakan kemampuan adaptasi dari ayam Sentul tersebut. Ayam Sentul merupakan ayam lokal yang sudah lama berada di Ciamis, sehingga ayam Sentul tersebut sudah beradaptasi dengan lingkungan dalam waktu yang lama. Kemampuan adaptasi tersebut yang menyebabkan pertumbuhan bobot badan ayam Sentul relatif tidak berbeda-beda. Faktor lain yang juga mempengaruhi bobot badan adalah manajemen pemeliharaan. Selain dari genetik, bobot badan ayam Sentul juga dipengaruhi oleh laju pertumbuhan. Pertumbuhan mencakup pertambahan dalam bentuk dan bobot jaringan-jaringan protein seperti otot daging, tulang, jantung, otak dan jaringan tubuh lainnya (kecuali jaringan lemak), dan alat-alat tubuh. Laju pertumbuhan mempunyai tahap yang berbeda-beda tergantung umur dan jenis organ. Pada umur sebelum pubertas, laju pertumbuhan berada dalam tahap yang cepat (Anggorodi, 1994). Faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan bobot badan adalah manajemen pemeliharaan. Manajemen pemeliharaan ayam Sentul terdiri dari manajemen 988

kandang, manajemen pemberian pakan dan manajemen pengendalian dan pencegahan penyakit. Manajemen kandang ayam Sentul akhir periode starter berupa kandang panggung dengan tinggi 60 cm dan ukuran kandang 150x100 cm 2. Selanjutnya manajemen pemberian pakan ayam Sentul. Pakan ayam Sentul periode starter yaitu BR 511 dengan pemberian secara ad libitum dengan kandungan protein 22% dan energi metabolis 3050 kkal/kg. Kemudian yang selanjutnya adalah manajemen pengendalian dan pencegahan penyakit. Usaha ternak ayam yang sangat penting diperhatikan oleh para peternak adalah pengendalian penyakit, sebab ada beberapa jenis penyakit apabila sudah menyerang akan menimbulkan kematian yang cukup tinggi yang biasanya tingkat kematian tertinggi terjadi pada anak ayam. Wibowo dkk, (2010) menyatakan bahwa upaya untuk menekan tingkat kematian ayam lokal terutama kematian anak ayam lokal maka perlu diperhatikan tentang kebersihan, pakan dan air minum tidak tercampur kotoran dan vaksinasi. Vaksinasi terhadap berbagai ayam Sentul umur 2 bulan juga dilakukan sebagai upaya pencegahan penyakit. Vaksinasi yang diberikan yaitu vaksinasi ND La sota dengan dosis 50 ml/100 ekor. Bobot Badan Ayam Sentul Umur 5 Bulan Rataan bobot badan berbagai jenis ayam Sentul umur 5 bulan jantan 1781,26±44,50 dengan kisaran bobot badan 1692,33 g sampai dengan 1873,50 g, betina 1289,17±24,87 dengan kisaran bobot badan 1223,60 g sampai dengan 1324,00 g. Hasil penimbangan bobot badan berbagai jenis Ayan Sentul jantan dan betina umur 5 bulan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Rataan Bobot Badan berbagai Jenis Ayam Sentul Umur 5 bulan. Umur 5 bulan Jenis Ayam Sentul Jantan ± Sd Betina ± Sd ----------------------g--------------------- SB 1768,19±50,82 1287,11±24,47 SA 1812,03±37,96 1300,55±13,19 SD 1768,34±44,83 1286,21±36,59 SE 1779,39±46,63 1284,43±28,85 SG 1777,39±40,62 1287,06±24,21 Rataan 1781,26±44,50 1289,17±24,87 Bobot badan ayam Sentul umur 5 bulan termasuk dalam akhir periode grower. Rataan bobot badan ayam Sentul jantan umur 5 bulan yang diperoleh dari data hasil penelitian 1781,26 g lebih ringan daripada bobot badan ayam Kedu hitam jantan yang mencapai 2013,05 g dan ayam Pelung jantan yang mencapai 2100 g pada umur 20 minggu (Nataamijaya, 2008). Rataan bobot badan ayam Sentul betina umur 5 bulan yang diperoleh dari data hasil penelitian 1289,17 g, bobot ini lebih ringan daripada bobot badan ayam Kedu hitam betina yang mencapai 1426,35 g dan ayam Pelung betina yang mencapai 1650,03 g serta ayam Ras betina yaitu 1353 g (North, 1978). Hasil analisis variansi berbagai jenis ayam Sentul jantan umur 5 bulan dan betina umur 5 bulan menunjukan jenis ayam Sentul berpengaruh tidak nyata (P>0,01) terhadap bobot badan. Bobot badan berbagai jenis ayam Sentul umur 5 bulan cenderung tidak menunjukan adanya 989

perbedaan, namun terdapat perbedaan bobot badan untuk setiap jenis kelaminnya. Cenderung tidak berbeda antara masing-masing jenis dikarenakan salah satunya dari genetik. Bobot badan ayam Sentul terdapat perbedaan antara jantan dan betina. Menurut Schaible (1976) bahwa spesies, jenis kelamin, umur dan pakan mempengaruhi laju pertumbuhan. Hal ini dikarenakan laju pertumbuhan bobot badan ayam Sentul jantan lebih cepat daripada ayam Sentul betina, sehingga bobot badan ayam Sentul jantan lebih tinggi dari bobot badan ayam Sentul betina. Manajemen pemeliharaan juga salah satu yang mempengaruhi pertumbuhan bobot badan ayam Sentul umur 5 bulan. Salah satunya yaitu manajemen kandang. Manajemen kandang ayam Sentul akhir periode grower berupa kandang koloni semi intensif yang berukuran 6x2 m 2. Kepadatan kandang mencapai 50-100 ekor dengan tempat pakan dan air minum berada di tempat umbaran. Selain manajemen kandang, pertumbuhan juga dapat dipengaruhi oleh manajemen pakan. Pakan ayam Sentul periode grower yaitu jagung, konsentrat, dan dedak dengan perbandingan 4:3:3, protein 15,03%, energi metabolis 2606,25 kkal/kg, dan pemberian 70 g/ekor/hari. Selanjutnya adalah manajemen pencegahan dan pengendalian penyakit. Manajemen pencegahan dan pengendalian penyakit pada ayam Sentul umur 5 bulan salah satunya dengan dilakukannya sanitasi kandang. Yatmiko (2008) menyatakan bahwa beberapa tindakan dalam sanitasi antara lain kebersihan kandang, kebersihan halaman kandang, kebersihan tempat pakan, kebersihan tempat minum, serta kebersihan sumber air ataupun pakan. Bobot Badan Ayam Sentul Dewasa Rataan bobot badan berbagai jenis Ayam Sentul dewasa jantan 2757,48±112.01 dengan kisaran bobot badan 2487,20 g sampai dengan 3008,00 g, betina 1692,20±113.65 dengan kisaran bobot badan 1406,86 g sampai dengan 1936,13 g. Hasil penimbangan bobot badan berbagai jenis ayam Sentul jantan dan betina dewasa dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Rataan Bobot Badan berbagai Jenis Ayam Sentul Dewasa. Umur dewasa Jenis Ayam Sentul Jantan ± Sd Betina ± Sd ----------------------g--------------------- SB 2736,23±140,45 1690,06±62,78 SA 2817,74±106,19 1713,57±125,88 SD 2751,81±73,49 1745,43±65,44 SE 2693,11±142,18 1714,09±131,43 SG 2781,86±82,91 1593,55±135,73 Rataan 2757,48±112.01 1692,20±113.65 Bobot badan ayam Sentul dewasa termasuk dalam periode produksi. Rataan bobot badan ayam Sentul dewasa yang diperoleh dari data hasil penelitian adalah jantan 2757,48 g dan betina 1692,20 g. Bobot badan jantan lebih tinggi daripada yang dinyatakan Iskandar (2010) bahwa bobot tubuh ayam Sentul dewasa jantan sebesar 2,63 kg, namun bobot badan ayam Sentul dewasa betina yang dinyatakan Iskandar (2010) lebih besar 1,72 kg dari bobot badan ayam Sentul dewasa betina yang diperoleh dari data hasil penelitian. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan Sulandary 990

dkk, (2007) yang mengemukakan bahwa bobot badan ayam Sentui dewasa jantan berkisar 1,3-3,5 kg dan yang dewasa betina berkisar 0,8-2,2 kg. Hasil analisis variansi berbagai jenis ayam Sentul jantan umur dewasa dan betina dewasa menunjukan jenis ayam Sentul berpengaruh tidak nyata (P>0,01) terhadap bobot badan, yang artinya bobot badan berbagai jenis ayam Sentul dewasa cenderung tidak menunjukan adanya perbedaan, namun terdapat perbedaan bobot badan untuk setiap jenis kelaminnya. Cenderung tidak ada perbedaan antara masing-masing jenisnya dikarenakan beberapa faktor. Salah satu faktornya adalah genetik seperti pada umur 2 bulan dan umur 5 bulan yaitu genetik dalam laju pertumbuhan ayam Sentul relatif sama. Kemudian manajemen pemberian pakan. Pemberian pakan dengan jumlah dan kandungan yang sama, menyebabkan laju pertumbuhan berbagai jenis ayam Sentul dewasa cenderung seragam, namun terdapat perbedaan bobot badan antara jantan dan betina. Soeparno (1998) menyatakan bahwa semakin dewasa ternak semakin bertambah bobot badan. Semakin bertambahnya bobot badan tersebut, jumlah pakan yang diberikan pada ayam Sentul periode dewasa juga berbeda dengan yang diberikan pada ayam Sentul saat dalam periode grower. Kandungan pakan ayam Sentul periode produksi yaitu jagung, konsentrat, dan dedak dengan perbandingan 4:3:3, kandungan protein 15%, kandungan energi 2750 kkal/kg. Sesuai dengan pernyataan Zainudin (2012) bahwa kebutuhan gizi untuk ayam lokal periode produksi membutuhkan protein 15% dan energi 2750-2850 kkal/kg, Semakin bertambah dewasa umur ayam Sentul maka kandang yang digunakan berbeda. Zainudin (2012) menyatakan bahwa perkandangan ayam lokal harus dipisahkan antara kandang indukan/pejantan (kandang layer/bibit) dengan kandang anak ayam (kandang starter) dan ayam pembesaran (kandang grower). Sesuai dengan hal tersebut, manajemen kandang ayam Sentul dewasa yang ada di Kelompok Tani ternak ayam Sentul Ciung Wanara Ciamis yaitu kandang indukan yang berukuran 2x1,5 m 2 dengan tempat pakan dan air minum diletakkan didepan kandang. Kepadatan kandang mencapai 5-6 ekor dengan perbandingan antara jantan dan betina yaitu 1 ekor pejantan dengan 4-5 ekor betina. SIMPULAN Tidak terdapat perbedaan bobot badan pada berbagai jenis ayam Sentul umur 2 bulan, 5 bulan dan dewasa jantan dan betina, dengan rataan bobot badan umur 2 bulan berturut-turut jantan dan betina adalah 620,61±39,02 g dan 612,82±40,21 g, rataan bobot badan umur 5 bulan berturut-turut jantan dan betina adalah 1781,26±44,50 g dan 1289,17±24,87 g, rataan bobot badan dewasa berturut-turut jantan dan betina adalah 2757,48±112.01 g dan 1692,20±113.65 g. DAFTAR PUSTAKA Anggorodi, H.R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT Gramedia. Jakarta. Hal 197. Hidayat, C dan S. Sopiyana. 2010. Potensi Ayam Sentul Sebagai Plasma Nutfah Asli Ciamis Jawa Barat. Balai Penelitian Ternak. Vol.20 No.4 : 190-205. Iskandar, S. 2010. Pembentukan Galur Ayam Sentul Pedaging (BB > 2 Kg) Umur 10 Minggu. Laporan Akhir. Balai Penelitian Ternak, Bogor. 991

Kurnia, Y. 2011. Morfometrik Ayam Sentul, Kampung dan Kedu pada Fase Pertumbuhan dari Umur 1-12 Minggu. Skripsi. Program Alih Jenis. Departemen Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Nataamijaya, A. G. 1985. Ayam pelung: Performans dan permasalahannya. hlm. 150 158. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Forum Peternak Unggas dan Aneka Ternak, 19 20 Maret 1985. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor. Nataamijaya, A.G. dan K. Diwyanto. 1994. Konservasi Ayam Buras Langka. hlm. 273 298. Prosiding Review Hasil dan Program Penelitian Plasma Nutfah Pertanian, 26 27 Juli 1994. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor. Nataamijaya, A.G. 1996. Kumpulan Hasil-hasil Kegiatan Pelestarian dan Penelitian Ayam Lokal Langka. hlm. 57 60. Proyek Penelitian dan Pelestarian Plasma Nutfah Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta. Nataamijaya, A. G. 2000. The native chicken of Indonesia. Bulletin Plasma Nutfah 6(1): 1-6. Nataamijaya, A.G., A.R. Setioko, B. Brahmantyo, dan K. Diwyanto. 2003. Performans dan karakteristik tiga galur ayam lokal (pelung, arab, dan sentul). hlm. 353 359. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, 29 30 September 2003. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor. Nataamijaya, A. G. 2008. Karakteristik dan Produktivitas Ayam Kedu Hitam. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Bogor. Bogor. Buletin Plasma Nutfah Vol. 14. No. 2 : 85-89. North, M. O. 1978. Commercial Chicken Production Manual, Connecticut: A VI Publishing Co. Sartika, T. 2005. Peningkatan Mutu Bibit Ayam Kampung Melalui Seleksi Dan Pengkajian Penggunaan Penanda Genetik Promotor Prolaktin Dalam Mas/Marker Assisted Selection Untuk Mempercepat Proses Seleksi. Disertasi. Sekolah Pasca Sarjana IPB. Bogor. Schaible, P. J. 1976. Poultry : Feeds and Nutrition. Scond Printing. The AVI Publishing Company, INC, Wesport Connecticut. Hal 246-249. Soeparno. 1998. Ilmu dan Teknologi Daging. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.Hal 51. Sulandari, S., MSA Zein, 1. Sartika, M. Astuti, 1. Widjastuti, E. Sujana, S Darana, I. Setiawan dan D. Garnida. 2007. Sumberdaya genetik ayam lokal Indonesia. Dalam Keanekaragaman Sumberdaya Hayati Ayam Lokal Indonesia: Manfaat dan Potensi. Pusat penelitian Biologi, LlPI, Hal: 45-104. Wibowo, M. Haryadi dan S. Amanu. 2010. Perbandingan Beberapa Program Vaksinasi Penyakit Newcastle pada Ayam Buras. J. Sain Vet. Vol. 28 No. 1 Th 2010. Yatmiko, A. 2008. Kondisi Biosekuriti Peternakan Unggas Sektor 4 di Kabupaten. Skripsi. Fakultas Kedokterna Hewan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Zainudin, D. 2012. Strategi Pemanfaatan Pakan Sumberdaya Lokal dan Perbaikan Manajemen Ayam Lokal. Prosiding Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal. Puslitbang Peternakan. 992