ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY

dokumen-dokumen yang mirip
ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUICK ON THE DRAW

ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TIPE GUIDED INQUIRY

ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CORPORAT IDENTITY

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS HASIL BELAJAR FISIKA DI KELAS XMIA 4 NEGERI 1 MUARO JAMBI

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY

OLEH : ZAKIAH A1C309043

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan masalah penelitian yang dikemukakan sebelumnya, maka jenis

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING KELAS XI MIA 2 SMA NEGERI 3 KOTA JAMBI

Alumni Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jambi 2,3)

ARTIKEL ILMIAH. OLEH: 1. RELI NURLIZESWATI (A1C309047) 2. Dra.ASTALINI, M.Si 3. HAERUL PHATONI,S.Pd, M.Pd.Fis

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

Jurnal EduFisika Vol. 01 No. 02, November 2016 E-ISSN:

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN SYSTEMATIC APPROACH TO PROBLEM SOLVING

ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED NUMBERED HEADS

OLEH DESRIYANTI A1C309009

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU Dahyana SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL EKSPERIMEN

PENERAPAN MODEL SAVI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA JURNAL. Oleh ISNAINI FITRAH SARI SULISTIASIH A. SUDIRMAN

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN FLIPCARD

Siska Puspita Dewi, Wartono, dan Hartatiek Universitas Negeri Malang

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

Kholifatul Maghfiroh, Asim, Sumarjono Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Model Mind Mapping Pada Siswa Kelas X Mas Kapita Kabupaten Jeneponto

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research).

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN ARIAS

ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE SNOW BALLING

DAFTAR PUSTAKA. Al-Quran Al-Karim dan Terjemah Bahasa Indonesia (Ayat Pojok), Jakarta: Menara Kudus, 2006

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ARTIKEL ILMIAH OLEH. 1. FEBBY DWINTY PUTRI 2. Drs. M. HIDAYAT, M.Pd 3. SRI PURWANINGSIH, S.Si, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pembelajaran fisika

: Pembelajaran Kooperatif tipe TAI, Keaktifan dan Hasil Belajar.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA. (Jurnal Skripsi)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBUAT KERAJINAN MERONCE SISWA KELAS V SDN 114 PEKANBARU

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR FISIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Rinendah Sihwinedar 16

PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING PADA HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA KELAS VII A SMPN 3 TANJUNG DALAM KONSEP EKOSISTEM

ROSITA SAYEDI Nim Pembimbing 1. Dr. Hamzah Yunus, M.Pd 2. Badriyyah Djula, S.Pd., M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Ada

PENINGKATAN AKTIVITAS BERTANYA DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DI KELAS VA SD PERTIWI 3 PADANG

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 3 SENTOLO.

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No.

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN METODE SELF DIRECT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MELAKUKAN PRAKTIKUM MATERI SISTEM PENCERNAAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KREATIF PRODUKTIF JURNAL. Oleh. SULIHAWATI Siswantoro Sowiyah

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa hasil belajar siswa di SMA Negeri 10 Sarolangun masih belum memenuhi standar yang telah 1 XI IPA 1 65,24

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DENGAN MENGUNAKAN METODE PROBLEM

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE PENEMUAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 KAUR SELATAN KABUPATEN KAUR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis data penelitian, dapat disimpulkan bahwa : a. Pengelolaan pembelajaran menggunakan metode eksperimen pada materi

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII BSMP NEGERI 1 WAGIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sains yang semula berasal dari bahasa Inggris science. Kata science sendiri berasal

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Maulizar. Kata-kata kunci: Hasil Belajar Siswa, Model Pembelajaran Make A Match, Materi Tumbuhan Biji (Spermatophyta).

Penerapan Pembelajaran Kooperatif

Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

ISSN Jurnal Exacta, Vol. IX No. 1 Juni 2011

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diteliti. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diperoleh kesimpulan bahwa penerapan metode inquiry dapat meningkatkan

BAB III METODE PENELITIAN. yang berlangsung selama beberapa siklus. Rancangan masing-masing siklus

ARTIKEL ILMIAH. OLEH 1. FUJA NOVITRA (RRA1C309012) 2. Drs. MENZA HENDRI, M.Pd 3. HAERUL PATHONI, S.Pd, M.PFis

BAB VI PENUTUP. semester 1 di MTsN 1 Model Palangka Raya di peroleh nilai rata-rata 3,12

Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: NINIK ASROFIN Dibimbing oleh : 1. Dr. Suryo Widodo, M.Pd. 2. Drs. Darsono, M.Kom.

PENGGUNAAN STRATEGI JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEJALA ALAM (IPA) SISWA KELAS III SD NEGERI 1 JOMBORAN KLATEN TENGAH TAHUN PELAJARAN

Kata kunci : Pembelajaran langsung. PENDAHULUAN Hasil belajar peserta didik di hampir setiap lembaga pendidikan masih banyak yang

Lailly Ramadhani dan Tri Harsono. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan.Jl.Willem Iskandar Pasar V Medan ABSTRAK

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MIA-2 SMA N 6 MALANG

Satrio Rahmat Muslim 1, Yaspin Yolanda 2, Ahmad Amin 3 Skripsi ini berjudul Penerapan model Collaborative Teamwork Learning pada

ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

UPAYA MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE ASSESSMENT SEARCH

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Pembelajaran Pakem pada Materi Pemanasan Global untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII MTsS Darul Aman

BAB III METODE PENELITIAN. proses pembelajaran dalam kelas menggunakan model pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi saat ini pengetahuan dan teknologi mengalami

Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 2013 ISSN:

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA UNTUK MELATIHKAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS XI SMA PGRI 6

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMPULKAN HASIL PENGAMATAN GERAK BENDA PADA SISWA KELAS III SDN MRICAN 1 KOTA KEDIRI SKRIPSI

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DI KELAS IV SDN NO. 3 PANII

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan lulusan yang cakap dalam fisika dan dapat menumbuhkan kemampuan logis,

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

BAB III METODE PENELITIAN. sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat 14. mencapai hasil belajar yang meksimal.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.

Transkripsi:

1 ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA PADA MATERI SUHU DAN KALOR SISWA KELAS Xc SMA XAVERIUS 2 JAMBI OLEH : 1. MEIRI ANDRIANI 2. Drs. MENZA HENDRI, M.PD 3. TUGIYO AMINOTO,S.SI, M.SI, M.ED FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JULI, 2014

2 LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING Artikel ilmiah yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry dalam Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Fisika pada Materi Suhu dan Kalor Siswa Kelas Xc SMA Xaverius 2 Jambi yang disusun oleh Meiri Andriani A1C310029 telah diperiksa dan disetujui. Jambi, Agustus 2014 Pembimbing I Drs. H. Menza Hendri, M.Pd NIP.19600929 198403 1 001 Jambi, Agustus 2014 Pembimbing II Tugiyo Aminoto,S.Si, M.Si, M.Ed NIP. 19770206 200112 1 002

3 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA PADA MATERI SUHU DAN KALOR SISWA KELAS X C SMA XAVERIUS 2 JAMBI OLEH : 4. Meiri Andriani 5. Drs. Menza Hendri, M.Pd 6. Tugiyo Aminoto,S.Si, M.Si, M.Ed ABSTRAK Kata Kunci: Aktivitas belajar, prestasi belajar, model pembelajaran guided inqiury. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar dan kurangnya aktivitas siswa di dalam pembelajaran fisika di kelas X C SMA Xaverius 2 Jambi. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru fisika di kelas X, penyebab rendahnya hasil belajar ini dikarenakan pendekatan pembelajaran yang konvensional dan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centre). Dalam aktivitas belajar, siswa diarahkan untuk mengingat informasi tanpa memaknai informasi yang didapatkan sehingga siswa mudah lupa dengan materi yang telah diajarkan sebelumnya. Untuk mengatasi permasalahan di atas, maka dilaksanakanlah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran guided inqiury. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan prestasi belajar fisika siswa dengan menerapkan model pembelajaran guided inqiury pada materi suhu dan kalor kelas Xc di SMA Xaverius 2 Jambi. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari tiga siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi, dan refleksi. Pengumpulan data dalam penelitian, untuk data kualitatif melalui pengamatan aktivitas siswa dan pelaksanaan pembelajaran guru melalui lembar observasi dan untuk data kuantitatif melalui penilaian hasil belajar siswa yakni melaksanakan ulangan formatif disetiap akhir siklus. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dan prestasi belajar fisika siswa pada tiap siklus. Peningkatan nilai rata-rata persentase aktivitas dan hasil belajar siswa pada siklus I, rata-rata persentase aktivitas siswa adalah 60,04% dan nilai rata-rata hasil belajar 57,11 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 11 orang (26,19%). Pada siklus II rata-rata persentase aktivitas siswa meningkat menjadi 89,00% dan nilai rata-rata hasil belajar 70,12 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 26 orang (65,00%). Pada siklus III meningkat menjadi 91,00% dan nilai rata-rata hasil belajar 77,07 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 35 orang (82,35%). Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran guided inqiury dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar fisika siswa di kelas X c Xaverius 2 Jambi.

4 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan pembelajaran fisika, siswa diharapkan mampu memecahkan masalah yang mereka temui dalam kehidupan sehari-hari. Selain dapat memecahkan masalah yang mereka temui diharapkan juga siswa mempunyai pandangan yang luas terhadap fisika, sehingga siswa akan merasa mata pelajaran fisika sangat menarik dan juga banyak kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu kegiatan pembelajaran fisika di kelas sebaiknya ditekankan pada kegiatan yang melatih kemampuan berpikir ilmiah siswa melalui kegiatankegiatan percobaan baik secara eksperimen maupun demonstrasi. Dilihat dari tujuannya tersebut, mata pelajaran fisika sangat baik bagi siswa jika dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan. Namun pada kenyataannya, yang terjadi di lapangan masih belum sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Kondisi ini dapat dilihat dari hasil rata-rata mid semester mata pelajaran Fisika siswa SMA Xaverius 2 Jambi tahun ajaran 2013/2014 semester ganjil kelas Xc yaitu 56,2. Nilai ini masih berada dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 68. Dari hasil wawancara peneliti dengan guru fisika kelas X SMA Xaverius 2 Jambi diperoleh informasi bahwa selama proses pembelajaran fisika, diketahui bahwa permasalahan yang sering dihadapi guru, yaitu siswa mudah lupa dengan materi pelajaran yang sudah diajarkan oleh guru. Hal ini tampak ketika setiap awal pembelajaran, guru selalu memberikan pertanyaan apersepsi, namun sangat sedikit atau tidak ada siswa yang mampu menjawab dengan benar sesuai dengan keinginan guru. Hal ini berdampak negatif terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa. Dalam kegiatan pembelajaran, guru dapat melakukan beberapa kegiatan percobaan sederhana pada beberapa topik. Dalam pelaksanaan kegiatan percobaan atau praktikum di kelas, guru dapat melakukan berbagai model pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat dilakukan guru adalah model pembelajaran inkuiri Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry dalam Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Fisika pada Materi Suhu dan Kalor Siswa Kelas Xc SMA Xaverius 2 Jambi 1.2 Rumusan Masalah Apakah penggunaan model pembelajaran guided inquiry dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar fisika pada materi suhu dan kalor siswa kelas X C SMA Xaverius 2 Jambi? 1.3 Batasan Masalah 1. Dalam penelitian ini prestasi belajar yang dilihat adalah prestasi belajar fisika pada aspek kognitif 2. Aktivitas yang diteliti dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa dan guru selama proses belajar mengajar 3. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X C semester II SMA 2 XAVERIUS Jambi tahun ajaran 2013/2014 4. Materi penelitian ini adalah materi kelas X semester II yaitu suhu dan kalor

5 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan prestasi belajar fisika siswa dengan menggunakan model pembelajaran guided inquiry di kelas X C SMA Xaverius 2 Jambi 1.5 Manfaat Penelitian 1. Bagi guru, sebagai masukan untuk mengajar fisika dimasa yang akan datang, khususnya pembelajaran menggunakan model guided inquiry. 2. Bagi peneliti lain, sebagai sumber ide serta referensi untuk mengembangkan penelitian ini dimasa yang akan dating 3. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan dan pengalaman sebagai calon pendidik serta syarat menyelesaikan program S1 pendidikan fisika 1.6 Definisi Operasional 1. Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan oleh siswa untuk memperoleh perubahan perilaku secara keseluruhan baik dari segi kognitif, afektif maupun psikomotorik. 2. Aktivitas belajar merupakan kegiatan atau perliaku yang terjadi selama proses pembelajaran. 3. Prestasi Belajar merupakan tolak ukur atau patokan yang menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami pelajaran pada aspek kognitif. 4. Guided Inquiry merupakan inquiry (penyeledikan) yang banyak diarahkan dan diberikan petunjuk oleh guru baik lewat prosedur yang lengkap dan pertanyaan-pertanyaan pengarahan selama proses inquiry. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Menurut Gagne dalam Dahar (2011) belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Dengan belajar seseorang akan mampu memahami dan menguasai berbagai hal, baik berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan 2.2 Akktivitas Belajar Menurut Suyono dalam Salim (2011) aktivitas siswa selama proses pembelajaran merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas siswa merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses pembelajaran. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. 2.3 Prestasi Belajar Setiap proses belajar-mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa, disamping diukur dari segi prosesnya. Setiap proses pembelajaran pasti memiliki tahapan-tahapan, dan tahapan terakhir dari proses pembelajaran adalah pengukuran hasil belajar siswa. Gagne dalam Sudjana (2000) mengemukakan lima kategori tipe hasil belajar, yakni (a) verbal information, (b) intelektual skill, (c) cognitive strategy, (d) attitude, dan (e) motor skill. Dalam penelitian ini, aspek yang dinilai untuk mengetahui hasil belajar

6 siswa adalah aspek kognitif, hasil belajar pada ranah kognitif disebut juga dengan istilah prestasi belajar. Kognitif berkaitan dengan atau meliputi proses rasional untuk menguasai pengetahuan dan pemahaman konseptual (Permendiknas No 41 tahun 2007). 2.4 Teori Pembelajaran Kontruktuvisme Pendekatan kontruktuvisme dalam belajar dan pembelajaran didasarkan pada perpaduan antara beberapa penelitian dalam psikologi kognitif dan psikologi sosial, sebagaimana teknik-teknik dalam modifikasi perilaku yang didasarkan pada teori operant conditioning dalam behavioral. Premis dasarnya adalah bahwa individu harus harus secara aktif membangun pengetahuan dan keterampilannya dan informasi yang ada diperoleh dalam proses membangun kerangka oleh pelajar dari lingkungan di luar dirinya (Brunner dalam Wahyuni, 2010). 2.5 Model Pembelajaran Inkuiri 1) Pengertian Inquiry Inkuiri berasal dari kata inquiry yang berarti ikut serta terlibat, dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan. Menurut Suchman dalam Wena (2013) kesadaran siswa terhadap proses inquiry dapat ditingkatkan sehingga mereka dapat diajarkan prosedur pemeahan masalah secara ilmiah. Proses inkuiri menurut Ahmadi (2011) dilakukan melalui tahapantahapan sebagai berikut: a. Merumuskan masalah b. Menyusun hipotesis c. Menguji jawaban tentatif d. Menarik kesimpulan e. Menerapkan kesimpulan dengan generalisasi 2) Model Pembelajaran Guided Inqiury (Inkuiri Terbimbing) Menurut Kindsvatter dalam Suparno (2007), Inquiry yang terarah adalah inquiry yang banyak dicampuri oleh guru. Guru banyak mengarahkan dan memberikan petunjuk baik lewat prosedur yang lengkap dan pertanyaan-pertanyaan pengarahan selama proses inquiry. Bahkan guru sudah punya jawaban sebelumnya, sehingga siswa tidak begitu bebas mengembangkan gagasan dan idenya. Guru memberikan persoalan dan siswa disuruh memecahkan persoalan itu dengan prosedur tertentu yang diarahkan oleh guru. Siswa dalam menyelesaikan persoalan menyesuaikan dengan prosedur yang telah ditetapkan guru. Campur tangan guru misalnya dalam pengumpulan data, guru sudah memberikan beberapa data dan tinggal melengkapinya. Guru banyak memberikan pertanyaan di sela sela proses, sehingga kesimpulan lebih cepat dan mudah diambil. Dengan model terarah seperti ini, kesimpulan akan selalu benar dan sesuai dengan kehendak guru. METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus yang terdiri dari siklus I, siklus II dan siklus III. Pada tiap siklus memiliki tahapan-tahapan tertentu sesuai dengan tahapan dalam tindakan kelas. Menurut Sukardi (2013) secara garis besar terdapat 4 tahapan yang lazim dilalui, yaitu

7 Perencanaan atau persiapan tindakan (Planning) Pada tahap ini peneliti membuat rencana pembelajaran, membuat rencana pembelajaran, mempersiapkan alat-alat pendukung yang diperlukan di kelas sesuai dengan perencanaan pembelajaran, membuat lembar observasi aktivitas siswa, membuat lembar observasi aktivitas guru, mendesain alat evaluasi berupa soal tes dan kunci jawaban. Pelaksanaan tindakan (Acting) Dalam pelaksanaan tindakan ini, kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disiapkan pada persiapan tindakan. Observasi (pengamatan) dan evaluasi Pengamatan terhadap pembelajaran menggunakan lembar observasi yang berupa lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran sementara evaluasi dilaksanakan setelah proses kegiatan belajar mengajar pada setiap akhir siklus dengan memberikan tes akhir. Analisis dan refleksi (Reflecting) Data yang telah diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan perhitungan dan penilaian pada masing-masing siklus. Dari hasil analisis dan refleksi akan diketahui apakah tindakan yang dilakukan dapat memecahkan permasalahan yang ada. Jika permasalahan tersebut belum terselesaikan maka akan diadakan perbaikan (revisi) pada siklus berikutnya. 3.1.1 Jenis Penelitian Sesuai dengan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). 3.1.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas X C SMA Xaverius 2 Jambi pada semester genap tahun ajaran 2013/2014. 3.2 Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Xaverius 2 Jambi. Dengan jumlah siswa 42 orang siswa. 3.3 Materi Penelitian Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah materi pembelajaran suhu dan kalor 3.4 Instrumen Penelitian Validitas Suatu alat ukur dikatakan valid bila alat ukur itu dapat mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. Untuk mengukur validitas isi dimana butir butir soal hendak disesuaikan dengan kurikulum SMA. Tingkat Kesukaran Untuk mengetahui seberapa besar tingkat kesukaran soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Arikunto (2013), sebagai berikut : B (3.1) P Js Daya Pembeda BA BB D (3.2) JA JB Reliabilitas Reliabilitas tes menunjukkan apakah suatu tes cukup untuk dipergunakan sebagai alat pengumpulan data yang dipercaya. Untuk menentukan reliabilitas dalam

8 penelitian ini digunakan rumus Kuder-Richardson (K-R21) yang dikemukakan oleh Arikunto (2013) yaitu : n M ( n M ) r (3.3) 11 1 2 n 1 nst 3.5 Pengumpulan Data Jenis Data Jenis data yang diambil dalam penelitian ini adalah: Data Kualitatif yaitu data tentang aktivitas siwa dan pelaksanaan pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Data Kuantitatif yaitu data tentang hasil belajar siswa setiap akhir siklus. Cara Pengambilan Data Pengambilan data kualitatif dilakukan dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran selama pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar. Pengambilan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan seperangkat alat tes yang berupa tes objektif yang dilaksanakan di setiap akhir siklus pembelajaran. 3.4 Analisis Data Untuk menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian digunakan beberapa teknik analisis data sebagai berikut: Data Kuantitatif Data kuantitatif yang digunakan untuk mengamati penilaian hasil belajar siswa pada masing masing siklus digunakan rumus yang dikemukakan oleh Nurkencana (1986), dengan menggunakan persamaan berikut : W (3.6) S R xwt n 1 Nilai rata rata kelas dihitung dengan menggunakan persamaan yang dikemukakan oleh Sudjana (1992), sebagai berikut : (3.7) X Na N Data Kualitatif Analisis kualitatif untuk data hasil observasi tentang situasi belajar mengajar. Penilaian terhadap hasil observasi mengenai keaktifan belajar siswa dihitung dengan rumus : Na (3.9) A x100% N Dimana perhitungan penilaiannya sebagai berikut: 0-20 = Tidak Aktif 21-40 = Kurang Aktif 41-60 = Cukup Aktif 61-80 = Aktif 81-100 = Sangat Aktif Angka rata-rata aktivitas yang diperoleh kemudian di cocokkan dengan kategori. Angka-angka tersebut dapat dijadikan tolak ukur yang dapat menunjukkan kualitas aktivitas siwa selama proses pembelajaran berlangsung.

9 3.8 Indikator kerja Ketuntasan belajar ini dapat dihitung dengan melihat kemampuan siswa dalam menjawab soal tes formatif dari materi yang dipelajari. Adapun indikator keberhasilan adalah sebagai berikut: a. Perkembangan rata-rata tes formatif pada masing-masing siklus terdapat perkembangan secara signifikan b. Persentase siswa yang dikatakan berhasil dalam belajar diharapkan sebesar 68% atau nilai 68 dan suatu kelas dikatakan berhasil secara klasikal bila di kelas tersebut terdapat 80% siswa yang telah mencapai daya serap 68% c. Persentasi rata-rata hasil observasi pelaksanaan pembelajaran diharapkan sebesar 61% dengan kriteria aktif HASIL DAN PEMBAHASAN Rincian peningkatan hasil belajar siswa pada aspek kognitif (prestasi belajar) yang diperoleh dari penerapan model pembelajaran guided inquiry dapat dilihat pada tabel berikut : NO Variabel yang Siklus I Siklus II Siklus III diamati Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen 1 Nilai Rata-rata 57,11 70,12 78,86 2 Banyaknya siswa 11 26,19% 26 65% 35 87,71% yang telah berhasil dalam belajar 3 Banyaknya siswa 31 73,8% 14 35% 7 16,67% yang belum berhasil dalam belajar Dari tabel dapat disimpulkan bahwa setiap siklus terdapat peningkatan prestasi belajar semakin baik. Sedangkan peningkatan aktivitas yang diperoleh dari penerapan model pembelajaran guided inquiry dapat dilihat pada tabel berikut : No Siklus Rata-rata % Aktivitas siswa 1 I 60,04 2 II 89 3 III 90 Rincian peningkatan hasil belajar siswa pada aspek kognitif (prestasi belajar) dan peningkatan aktivitas siswa dari siklus I sampai siklus III dapat dilihat pada grafik berikut :

10 P E R S E N T 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 89 91 77,07 60,04 70,12 57,11 I II III Rata-rata % Aktivitas Siswa Rata-rata Hasil Belajar Fisika Siswa SIKLUS Gambar 4.1 peningkatan prestasi belajar dan aktivitas belajar siswa Dari grafik di atas dapat dilihat rata-rata peningkatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Peningkatan nilai rata-rata persentase aktivitas dan hasil belajar siswa pada siklus I, rata-rata persentase aktivitas siswa adalah 60,04% dan nilai rata-rata hasil belajar 57,11 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 11 orang (26,19%). Pada siklus II rata-rata persentase aktivitas siswa meningkat menjadi 89,00% dan nilai rata-rata hasil belajar 70,12 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 26 orang (65,00%). Pada siklus III meningkat menjadi 91,00% dan nilai rata-rata hasil belajar 77,07 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 35 orang (82,35%). KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, peningkatan nilai rata-rata persentase aktivitas dan hasil belajar siswa pada siklus I, rata-rata persentase aktivitas siswa adalah 60,04% dan nilai rata-rata hasil belajar 57,11 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 11 orang (26,19%). Pada siklus II rata-rata persentase aktivitas siswa meningkat menjadi 89,00% dan nilai rata-rata hasil belajar 70,12 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 26 orang (65,00%). Pada siklus III meningkat menjadi 91,00% dan nilai rata-rata hasil belajar 77,07 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 35 orang (82,35%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran guided inquiry dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar fisika siswa pada materi Suhu dan Kalor di SMA Xaverius 2 Jambi. 5.2 Saran 1. Diharapkan kepada guru supaya dapat menggunakan model pembelajaran Guided Inqiury pada materi suhu dan kalor sebagai alternatif pada pembelajaran fisika 2. Penelitian ini masih terbatas pada materi suhu dan kalor diharapkan lebih lanjut dilakukan penelitian terhadap materi pembelajaran fisika yang lain

11 DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Khoiru., dkk. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP. Jakarta: Prestasi Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Dahar, Ratna Wilis. 2011. Teori Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Hanafiah, Nanang Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada Press Ngalimun. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Yokyakarta. Awsaja Pressindo NK, Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka cipta. Putra, Sitiatava R. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Yokyakarta: Diva Press Sudjana, Nana. 2006. Dasar Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo Sukardi. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Sumarsono, Joko. 2009. Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika.Yokyakarta:Universitas Sanata Dharma Sutrisno. 2011. Pengantar Pembelajaran Inovatif Berbasis TIK. Jakarta: Gaung Persada Tim Penyusun. 2008. Pedoman Penulisan Skripsi. Jambi: Universitas Jambi Trianto., 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme. Jakarta : Prestasi Pustaka Umar, Efrizon. 2007. Fisika dan Kecakapan Hidup untuk SMA kelas X. Jakarta: Ganeca Exact Wahyuni, Esa Nur dkk. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yokyakarta: Ar- Ruzz Media Wena, Made. 2009.Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : Bumi Aksara.