BAB IV ANALISA. Dalam merancang jaringan listrik suatu bangunan atau area terlebih dahulu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kanagarian Kasang, Padang Pariaman (Sumatera Barat).

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK PADA BLOK PASAR MODERN DAN APARTEMEN DI GEDUNG KAWASAN PASAR TERPADU BLIMBING MALANG JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

PERANCANGAN KELISTRIKAN PADA KONDOTEL BOROBUDUR BLIMBING KOTA MALANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN KEBUTUHAN GENSET

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI PERENCANAAN SISTEM MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLUMBING (MEP) PADA GEDUNG FARMASI STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III KEBUTUHAN GENSET

BAB IV HASIL PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN

BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN SISTEM MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLUMBING (MEP) PADA GEDUNG PERAWAT STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN

BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon

BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

BAB IV IMPLEMENTASI. Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK

PERENCANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG POLI GIGI UMS 5 LANTAI NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Manusa putra D

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat

TEORI LISTRIK TERAPAN

BAB III PERANCANGAN INSTALASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gedung ini direncanakan untuk tempat penginapan

SISTEM KELISTRIKAN PADA GEDUNG KANTOR BANK SUMSEL CABANG PANGKALPINANG DI PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN (Persero). Tbk

BAB III PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK GEDUNG CLUBHOUSE. penulisan ini adalah perencanaan instalasi sebuah Gedung Clubhouse.

PERENCANAAN SISTEM PENDISTRIBUSIAN TEGANGAN RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN MAGNETIK KONTAKTOR (APLIKASI KAMPUS PROKLAMATOR II UNIVERSITAS BUNG HATTA)

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)

Genset Diesel kva. Sub Distribution Panel = Panel utama distribusi listrik suatu zona tertentu, kapasitasdalam ampere.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA INSTALASI TIE BREAKER MCC EMERGENCY 380 VOLT

BAB III PROSES PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Oleh Asep Sodikin 1), Dede Suhendi 2), Evyta Wismiana 3) ABSTRAK

BAB III PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK GEDUNG SERBA GUNA DAN KANTOR PEMERINTAHAN DESA CITEPOK

SIDANG TUGAS AKHIR. Validita R. Nisa

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

III. METODE PENELITIAN

BAB III BEBAN LISTRIK PT MAJU JAYA

Analisa Instalasi Listrik Pada Rusunawa Dengan Metode Studi Deskriptif Kasus Rusunawa Universitas Islam Lamongan

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

BAB II LANDASAN TEORI

Menghitung kebutuhan jumlah titik lampu dalam ruangan

BAB III PERANCANGAN GENSET. Genset yang akan dipasang di PT. Aichitex Indonesia sebagai sumber energi

atau pengaman pada pelanggan.

Tarif dan Koreksi Faktor Daya

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik

PERENCANAAN SISTEM MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLUMBING (MEP) PADA GEDUNG FARMASI STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

STUDI EVALUASI PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN HOTEL NEO BY ASTON PONTIANAK

Udara luar = 20 x 30 cmh = 600 cmh Area yang di kondisikan = 154 m². Luas Kaca (m²)

BAB III DASAR PERANCANGAN INSTALASI TATA UDARA GEDUNG

INSTALASI CAHAYA. HASBULLAH, S.Pd. MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X

Kalkulasi Kebutuhan Daya Listrik. PDF created with FinePrint pdffactory trial version

BAB II DESKRIPSI GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (PT ASTRA INDONESIA)

BAB IV ANALISIS HASIL PEKERJAAN. Sebelum suatu instalasi listrik dinyatakan layak untuk dapat digunakan,

BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

Analisis Perencanaan Pembagian Beban Dan Instalasi Listrik Pada Hotel Golden Tulip Di Kota Pontianak

STUDI KELAYAKAN PERALATAN PADA INSTALASI PANEL KONTROL DI BENGKEL TEKNIK LISTRIK, POLITEKNIK NEGERI PADANG

PERENCANAAN MEP PADA GEDUNG REKTORAT POLTEKKES KEMENTRIAN KESEHATAN PROVINSI BANTEN

BAB III METODOLOGI DAN DESAIN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK

Ada beberapa rumus cara menentukan PK AC yang sesuai untuk ruangan, saya akan me nuliskan 2 diantaranya.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

SKRIPSI PERENCANAAN SISTEM INSTALASI TENAGA LISTRIK PADA GEDUNG DINAS TEKNIS - KUNINGAN

Perencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II

DASAR TEORI. Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core, Rugi Daya, Transmisi. I. PENDAHULUAN

BAB IV. ducting pada gedung yang menjadi obyek penelitian. psikometri untuk menentukan kapasitas aliran udara yang diperlukan untuk

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PERENCANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG POLI GIGI UMS 5 LANTAI TUGAS AKHIR. Disusun Oleh: Manusa putra D

SISTEM KELISTRIKAN GEDUNG RUANG BELAJAR POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

SIDANG FIELD PROJECT. Oleh : Rizki Bahtiar Triatmaja NRP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air dingin ( Chiller water ) merupakan air dingin yang di hasilkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Database audit energi menggunakan Program Visual Basic 6.0

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN

ANALISA KEBUTUHAN ENERGI MINIMUM PADA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LANCANG KUNING TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perkembangan Dunia Industri dan Teknonogi yang semakin pesat, tenaga

MODIFIKASI SUPLAI DAYA LISTRIK KATUP GBA01 AA001 SISTEM DISTRIBUSI AIR BAKU RSG-GAS

DAFTAR PUSTAKA. Audit Energi Pada Bangunan Gedung. Jakarta: Departemen Pertambangan dan. Energi. Direktotat Jendral Pengembangan Energi.

BAB II AUDIT DAN MANAJEMEN ENERGI LISTRIK

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda

III. METODE PENELITIAN. Agar efisiensi operasi AC maximum, masing-masing komponen AC harus

RANCANGAN BUS BAR PERANGKAT HUBUNG BAGI (PHB) LISTRIK BANGUNAN IRADIATOR GAMMA KAPASITAS 200 kci-prfn.

BAB II LANDASAN TEORI

Disusun sebagai salah Teknik Elektro Fakultas Teknik. Oleh: SUSANTO D

Transkripsi:

BAB IV ANALISA 4.1. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Listrik Dalam merancang jaringan listrik suatu bangunan atau area terlebih dahulu dilakukan penaksiran atas beban total seluruh bangunan. Beban total dapat diketahui yang pasti setelah perancangan lengkap selesai, namun hal tersebut memerlukan waktu yang lama. Dengan berdasarkan data dari tabel 3.2, dan menggunakan persamaan 2.3a dapat dihitung kebutuhan daya total dan kapasitas Genset yang diperlukan, dengan perhitungan sebagai berikut: DF (Demand Factor) = 0,8 Beban daya total = 1.530.890 VA Emergency Load = 100 % Maksimum Beban Terpasang = DF x Beban total x Emergency Load Maksimum Beban Terpasang = 0,8 x 1.530.890 x 100% = 1.224.712 VA = 979.769 VA = 979 kva Dari hasil perhitungan diatas, maka rating kinerja daya genset yang diambil adalah 2X500 kva 75

4.2. Analisa perhitungan besar arus beban maksimum dan penampang penghantar Berikut adalah beberapa hasil perhitungan arus beban maksimum pada panel dibeberapa bangunan serta penentuan besar penampang kabel: 4.2.1. Perhitungan Pada Panel Distribusi 4.2.1.1 Panel DB OFFICE Lt.1 Dari data tabel 3.2, diketahui daya untuk Office Lt.1 adalah 141.328 VA. Dengan menggunakan persamaan 2.4 maka nilai arus nominal dan KHA untuk Panel DB-OFFICE Lt.1 dapat ditentukan sebagai berikut: In = 141.328VA Vx 3Volt 141328VA = = 214,7 Amper 215Amper 380x 3Volt KHA = 1,25 x In = 1,25 x 215 A = 268,75 A Dari hasil perhitungan diatas, nilai KHA pada Panel DB-OFFICE lt 1 adalah 268,74 A. Sesuai tabel 7.3.5a dalam PUIL 2000 untuk nilai KHA 268,74 A, ukuran penghantar yang digunakan adalah NYY 4x120 mm 2 dengan nilai arus maksimum yaitu 282A 4.2.1.2 Panel DB OFFICE Lt.2 Dari data tabel 3.2, diketahui daya untuk Office Lt.2 adalah 142.346 VA. Dengan menggunakan persamaan 2.4 maka nilai arus nominal dan KHA untuk Panel DB-OFFICE Lt.2 dapat ditentukan sebagai berikut: In = 142.346VA Vx 3Volt 76

142346VA = = 216,3 Amper 380x 3Volt KHA = 1,25 x In = 1,25 x 216,3 A = 270,37 A Dari hasil perhitungan diatas, nilai KHA pada Panel DB-OFFICE lt. 2 adalah 270,37 A. Sesuai tabel 7.3.5a dalam PUIL 2000 untuk nilai KHA 268,74 A, ukuran penghantar yang digunakan adalah NYY 4x120 mm 2 dengan nilai arus maksimum yaitu 282A 4.2.1.3 Panel DB-SERVER Dari data tabel 3.2, diketahui daya untuk DB-SERVER adalah 21.612 VA. Dengan menggunakan persamaan 2.4 maka nilai arus nominal dan KHA untuk Panel DB-SERVER dapat ditentukan sebagai berikut: In = 21612VA Vx 3Volt 21612VA = = 32,83 Amper 380x 3Volt KHA = 1,25 x In = 1,25 x 32,83 A = 41,1A Dari hasil perhitungan diatas, nilai KHA pada Panel DB-SERVER adalah 41,1 A. Sesuai tabel 7.3.5a dalam PUIL 2000 untuk nilai KHA 41,1 A, ukuran penghantar yang digunakan adalah NYY 4x10 mm 2 dengan nilai arus maksimum yaitu 63A Untuk data SDB selanjutnya, disajikan dalam bentuk wiring diagram pada lampiran gambar EL-102. 77

4.2.2. Analisa perhitungan susut tegangan atau rugi tegangan. Berdasarkan PUIL 2000 pasal 4.2.3.1 menyatakan bahwa susut tegangan antara terminal konsumen dan sembarang titik dari instalasi tidak boleh melebihi 5 % dari tegangan pengenal pada terminal konsumen bila semua penghantar dari instalasi dialiri arus maksimum. Untuk menghitung susut tegangan pada tiap titik, harus ditentukan besarnya impedansi hantaran. Perhitungan untuk susut tegangan pada panel lampu: - Panjang penghantar utama panel lampu sorot (l) = 50 m = 0,05 km - Panjang penghantar panel Lampu = 130 m = 0,13 km susut tegangan ditentukan melalui persamaan 2.8 : V = 3 x I x l x (R Cos ϕ + X Sin ϕ) Susut tegangan Penghantar dari panel utama LVMDB ke panel lampu sorot: V = 3 x I x l x (R Cos ϕ + X Sin ϕ) = 3 x 220 x 0,05 x 0,121(dari tabel resistansi) = 3 x 220 x 0,05 x (0,121) = 2,3 V (Nilai R dan X diperoleh dari tabel Resistansi dan Reaktansi Busbar dan kabel 4 inti) susut tegangan dari panel 2.I ke lampu : V = 3 x I x l x (R Cos ϕ + X Sin ϕ) = 3 x 4 x 0,13 x 7,03 (dari tabel) = 6,33 V Jadi susut tegangan dari penghantar utama ke lampu yaitu : V total = 6,33 V + 2,3 V 78

= 8,63 V persentase susut tegangan dari penghantar panel LVMDP ke lampu adalah: v = 8,63 x 100 % = 2,27 % 380 Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa susut tegangan dari panel LVMDB ke panel penerangan luar adalah sebesar 2,27 %. Nilai ini masih sesuai dengan peraturan yang ada yaitu PUIL 2000. karena menurut PUIL 2000 susut tegangan tidak boleh melebihi 5 %. 4.2.3. Analisa penentuan kebutuhan penerangan. Perhitungan pencahayaan pada suatu didasarkan perhitungan sistem pencahayaan untuk dalam ruangan yang dikeluarkan oleh Departemen Pertambangan dan Energi tentang Petunjuk Teknis Konservasi Energi Untuk Sistem Pencahayaan Pada Bangunan Gedung. Penentuan sistem pencahayaan yang terdiri dari perhitungan jumlah armatur, tingkat pencahayaan dan daya pencahayaan maksimum untuk setiap ruangan Berikut adalah perhitungan pada banguan ruang ganti mekanik DATA RUANG Panjang P 8 Meter Lebar L 7.5 Meter Tinggi T 3.5 Meter Ketinggian bidang kerja Tk 0.8 Meter Jarak armatur ke bidang kerja Tb 2.7 Meter ARMATUR YANG DIGUNAKAN Type armatur dan lampu flouresen Daya/armatur Pa 36 Watt Fluks luminasi/lampu Fl 3100 Lumen Fluks luminasi/armatur Fa 6200 Lumen 79

Fa = Fl x Jumlah Lampu Per Armatur =3100 x 2 =6200 Tingkat pencahayaan yang dianjurkan E= 350 Lux Dari data diatas, dapat dihitung nilai Indeks Ruang dengan menggunakan persamaan 2.21 dengan perhitungan sebagai berikut: Indeks Ruangan K = = 1,17 Kp = Kp 1 + (Kp 2 - Kp 1 ) = 0.51 + (0,51 0,56) = 0,55 Nilai Kp lihat tabel N L = = = 10.5 Jadi jumlah armatur yang dipasang pada ruang ganti mekanik adalah (N a ) = = 5 buah Kuat pencahayaan yang didapat dengan menggunakan persamaan 2.22 sebagai berikut: E = = = 330,7 Lux Daya (W) = N a x Pa = 5 x 72 = 360Watt Daya terpasang persatuan luas = = = 8,7 Watt/m 2 Untuk Perhitungan selengkapnya bias dilihat pada tabel 4.2 4.2.4 Perhitungan Bare Conductor Berdasarkan PUIL 2000 pasal 3.6.2.2 bagian d nomor 3 bahwa penampang logam dari konstruksi itu harus cukup besar sehingga dapat menghantarkan arus sekurang-kurangnya sama dengan kemampuan penghantar proteksi. Dan luas 80

penampang nominal penghantar proteksi bersama tersebut harus sesuai dengan perhitungan KHA. Berikut perhitungan untuk Bare Conductor pada Panel SDB-OTC dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: KHA = KHA penghantar terbesar + Arus nominal beban lainnya = 1764 + 11,3 + 1,27+85+70,2 = 1,931 ka Dari hasil perhitungan diatas, nilai untuk KHA Bare Conductor adalah 1,931 ka dengan menggunakan Kabel penghantar yang digunakan adalah NYFGbY 4(4 x 1C x 300mm2) Maka sesuai dengan PUIL 2000 pasal 3.16.1 tabel 3.16-1 untuk luas penampang kabel BC yang digunakan adalah sebesar 150 mm 2. 4.2.5 Perhitungan Setting Pengaman Dari data tabel 3.2, diketahui daya untuk DB-Canteen adalah sebesar 30.968 VA. Dengan menggunakan persamaan 2.4 maka nilai besaran pengaman utama pada Panel DB-SERVER dapat ditentukan sebagai berikut: In = Vx P 3x cosϕ = 30968 = 58,8 Amper 380x 3x0,8 KHA = 1,25 x In = 1,25 x 58,8 = 73,5 A Dari hasil perhitungan diatas, maka pengaman yang dipasang adalah MCCB 80 A 81

4.3. Perhitungan Sistem Plumbing 4.3.1. Sistem Air Bersih Untuk kapasitas sistem air bersih, disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan, berikut perhitungan untuk kebutuhan air bersih: 1. Kebutuhan Air Bersih a. Kebutuhan Harian Air Bersih (Qd) Office Lantai 1 (119 orang) = 11.900 ltr Office Lantai 2 (106 orang) = 10.600 ltr Pos Security (12 orang) = 1.200 ltr Workshop Sarana = 5.600 ltr Workshop Tyre = 2.000 ltr Kantin & Klinik = 2.700 ltr Pencucian Mobil Besar (Qs) = 32 x 500 ltr Pencucian Mobil Kecil (Qs) = 16 x 250 ltr External = 1.000 ltr General Cleaning = 1.000 ltr Staff Lapangan (175 orang) = 17.500 ltr Cadangan Air 6 Jam (Qs) = 17.000 ltr Dari data diatas, total Kebutuhan Air bersih yaitu sebesar 90.500 ltr Adapun kebutuhan air bersih perhari, dapat dihitung sebagai berikut: Factor Occupancy = 95% x Kebutuhan air bersih = 95% X 90.500 = 85.975 ltr Untuk kebutuhan air bersih cadangan yaitu: 82

Qs = 16.000 + 4.000 + 17.000 ltr = 37.000 ltr Untuk kebutuhan air bersih perhari yaitu: Qd = 90.500 37.000 = 53.500 ltr/hari = 53,5 m3/hari b. Kebutuhan air bersih rata-rata per jam (Qh) Untuk kebutuhan air bersih rata-rata dapat dihitung sebagai berikut: h = jam operasi (20 jam) = 2,675 m 3 /jam c. Kebutuhan air bersih jam puncak (Qh-max) Untuk kebutuhan air bersih jam puncak dapat dihitung sebagai berikut: Qh-max = Qh x C C = Constanta (2 3) Qh-max = 2,675 x 2 = 5,35 m3/jam ~ 8 m3/jam 4.3.2. Pompa Pembagi Air Bersih (Distribution Pump) a. Laju Aliran (Flow Rate), (Qpump), (Rental Office & Kantin). Untuk perhitungan laju aliran, ditentukan berdasarkan laju aliran jam ratarata yaitu 90 LPM (1,5 ltr/detik) b. Total Head (Hp) 83

Untuk Total Head pompa air bersih dapat ditentukan sebagai berikut: Hp = Hs + Hf + Hr Dengan nilai: Hs = Head statis (60 MKA) Hf = Head friksi pipa (10 MKA) Hr = Head residual (10 MKA) Maka: Hp = 60 + 10 + 10 = 80 MKA c. Motor Pompa Dengan nilai: Qpump = Laju aliran pompa (1,5 ltr/detik) Hp = Total head (80 MKA) γ = Berat jenis air (1 kg/da3) = 75 kg m/detik ηp = Rendemen pompa (60%) ηm = Rendemen motor (70%) t = Faktor pengaman (120%) k = Konversi (1 Hp = 0,746 kw) = 3,41 kw 84

4.3.3. Sistem Distribusi Fuel Oil a. Kebutuhan Fuel Oil Genset Daily Tank - Penggunaan kapasitas genset = 3x 500 KVA - Konsumsi bahan bakar genset = 500 KVA = 0,4 Ltr/KVA/jam = 200 Ltr/jam - Jam kerja genset 24 jam/hari = 200 x 24 jam = 4.800 Ltr/hari = 4.800 x 3 unit genset = 14.400 Ltr/hari Pembulatan = 15.000 Ltr/hari b. Perhitungan Kapasitas Pompa Distribusi - Kapasitas Daily Tank Genset = 15.000 Ltr/hari - Waktu pengisian = 2,5 jam/hari - Kapasitas pompa = 15.000/2,5 = 6.000 Ltr/jam = 100 Ltr/menit Jumlah pompa transfer 2x 100 Lpm dengan sistem kerja digerakan oleh selenoid valve berdasarkan level control, 1 pompa duty dan 1 stand by. 4.4 Perhitungan Beban Pendingin & Ventilasi Untuk perhitungan nilai beban pendingin digunakan rumusan sebagai berikut: (W x H x I x L x E) / 60 = kebutuhan BTU W H = Panjang Ruang (dalam feet) = Tinggi Ruang (dalam feet) 85

I = Nilai 10 jika ruang berinsulasi (berada di lantai bawah, atau berhimpit dengan ruang lain). Nilai 18 jika ruang tidak berinsulasi (di lantai atas). L E = Lebar Ruang (dalam feet) = Nilai 16 jika dinding terpanjang menghadap utara; nilai 17 jika menghadap timur; Nilai 18 jika menghadap selatan; dan nilai 20 jika menghadap barat. 1 Meter = 3,28 Feet Berikut perhitungan untuk beban pendingin ruangan Receptionis: Ruang berukuran 7,5m x 4m atau (24,6 kaki x 13 kaki), tinggi ruangan 3m (10 kaki) tidak berinsulasi, dinding panjang menghadap ke timur. Kebutuhan BTU = (24,6 x 13 x 18 x 10 x 17) / 60 = 16.309,8 BTU Untuk data perhitungan lengkapnya bisa dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.1 data besar BTU per PK Kapasitas AC Besar Btu/hr ½ PK 5000 ¾ PK 7000 1 PK 9000 1 ½ PK 12000 2 PK 18000 2 ½ PK 24000 3 PK 27000 5 PK 45000 Tabel 4.2. Data perhitungan beban pendingin dan ventilasi udara NO. I. 1 URAIAN WAREHOUSE & OFFICE A. Lantai 1 Area Tinggi Beban Pendingin (Air Cooled Split) Ventilasi Luasan Lantai Air (m 2 /TR) (TR) (Btuh) Change (Cfm) (m²) (m) (...x) R. Kerja (Open Ofiice Area) 776,98-20 38,85 466.188 - - 86

2 Receptionis 30,00-20 1,80 16309 - - 3 R. DPM 2 27,00-20 1,35 16.200 - - 4 R. DPM 3 27,07-20 1,35 16.242 - - 5 R. Visitor 24,75-20 1,24 14.850 - - 6 R. Konseling 11,82-22 0,54 6.447 - - 7 R. Meeting 26,99-17 1,59 19.052 - - 8 R. Meeting 26,99-17 1,59 19.052 - - 9 R. Payroll 13,54-22 0,62 7.385 - - 10 Loket 9,03-22 0,41 4.925 - - 11 Finance 45,15-20 2,26 27.090 - - 12 Toilet 13,49 - - - - 15 286 13 Toilet 13,49 - - - - 15 286 14 Pantry 14,67 - - - - 15 311 15 Pantry 14,67 - - - - 15 311 16 Gudang File 17,81 - - - - 6 151 17 Musholla 26,99 - - - - Sirkulasi 18 Warehouse 1.656,00 - - - - 6 46.758 B. Lantai 2 R. Kerja (Open Ofiice Area) 910,44-17 53,56 642.664 - - 1 2 R. MCC 8,99-20 0,45 5.394 - - 3 R. MCC 8,99-20 0,45 5.394 - - 4 R. MCC 8,99-20 0,45 5.394 - - 5 R. Induksi 13,52-20 0,68 8.112 - - 6 R. Meeting 48,01-17 2,82 33.889 - - 7 R. PM 26,99-20 1,35 16.194 - - 8 R. DPM 1 26,99-20 1,35 16.194 - - 9 R. Server 7,50-17 0,44 5.294 - - 10 R. Panel 4,50-17 0,26 3.176 - - 11 Toilet 13,50 - - - - 15 286 12 Toilet 13,50 - - - - 15 286 13 Pantry 14,67 - - - - 15 311 14 Gudang File 12,01 - - - - 6 102 SUBTOTAL 113,39 1.360.737 II. KLINIK 1 R. UGD/Periksa 10,68-20 0,53 6.408 - - 2 R. Kerja 9,14-22 0,42 4.985 - - 3 K. Medik 10,68-20 0,53 6.408 - - 4 R. Serbaguna 18,27-17 1,07 12.896 - - 5 R. Kendali 10,68-20 0,53 6.408 - - 6 Kamar Mandi/WC 3,46 - - - - 12 59 7 Gudang Obat 9,14 - - - - 6 77 8 Kamar Mandi/WC 3,46 - - - - 12 59 9 Kamar Mandi/WC 3,46 - - - - 12 59 SUBTOTAL 3,09 37.106 III. KANTIN OFFICE 1 Kantin 245,25 - - - - Sirkulasi 2 R. Cuci Tangan 12,00 - - - - 12 203 3 Pantry/Dapur 8,75 - - - - 30 371 4 Toilet 2,99 - - - - 15 63 5 Toilet 2,99 - - - - 15 63 87

IV. R. GANTI MEKANIK 1 R. Ganti Mekanik 14,16 - - - - 6 130 2 R. Ganti Mekanik 14,16 - - - - 6 130 3 R. Istirahat Mekanik 35,99 - - - - Sirkulasi SUBTOTAL - - V. MUSHOLLA 1 Musholla 92,00 - - - - Sirkulasi 2 Toilet 1,80 - - - - 12 30 3 Toilet 1,80 - - - - 12 30 4 Toilet 1,80 - - - - 12 30 SUBTOTAL 116,49 1.397.843 88