Narasumber : Dadan Abdul Kohar Jabatan : Kepala Seksi Perizinan Bangunan di Dinas Tata Kota dan Bangunan kota Depok Waktu : 21 Mei 2008, jam 09.00 WIB Bagaimana proses identifikasi wajib retribusi Izin Mendirikan Bangunan di kota Depok? Caranya dengan menurunkan para petugas lapangan kita langsung ke lokasi pembangunan. Biasanya kita menganjurkan kepada masyarakat yang sudah mengantongi izin untuk membangun (Izin Mendirikan Bangunan) untuk dipasang pengumuman di depan bangunannya. Kalau ada bangunan yang kita lihat belum ada papan seperti ini, pemiliknya akan kita identifikasi untuk kemudian kita perintahkan mengurus izinnya Apakah dalam proses tersebut menghadapi kendala? Berupa apa? Memang soal kendala itu tidak bisa dipungkiri lagi. Paling karena luasnya wilayah dan petugas kita yang sedikit ya, selain itu masyarakat cenderung antipati sama yang namanya pungutan kan ya. Lalu apa yang dilakukan untuk menghadapi kendala tersebut? Sampai saat ini sih masih belum ada ya. Kalau menambah jumlah personil itu kan dari pemda-nya langsung, bukan wewenang kita. Kalau kita sih mau-mau saja kalau petugas lapangan ditambah jumlahnya. Masalahnya pemda punya anggaran atau tidak untuk membayar mereka itu. Apakah Dinas Tata Kota dan Bangunan telah menjalin kerjasama dengan pihak ketiga dalam identifikasi siapa saja yang wajib retribusi? Setahu saya ada beberapa, kalau tidak salah dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan kota Depok, coba tanya ke seksi pengendalian. Menurut Bapak, apa yang menyebabkan masyarakat cenderung enggan untuk mengurus Izin Mendirikan Bangunan ini? Memang banyak sih persyaratan yang harus dipenuhi mereka (pembayar retribusi Izin Mendirikan Bangunan), tapi sebenarnya prosesnya enggak lama kok, cuma 14 (empat belas) hari juga sudah selesai. Selain itu, menurut masyarakat tarif retribusi IMB terlalu mahal, contohnya saja untuk tempat tinggal tarifnya 1%, sedangkan kalau untuk usaha itu 2%, itu kan dua kali lipatnya. Kendala apa yang dihadapi di lapangan pada saat pemungutan Izin Mendirikan Bangunan ini? Seperti tadi saya bilang, masyarakat berpendapat bahwa tarif IMB yang menurut mereka. Selain itu sering sekali ada masalah ketika pengurusan izin di lapangan. Masyarakat bukannya tidak tahu, tapi biasanya mereka (masyarakat) membangun terlebih dahulu baru mengurus izin.
Artinya pembangunan itu kan berkembang ya, bisa saja ketika pembangunan sudah berjalan, misalnya masyarakat yang mengurus izin atas bangunan pada saat bangunan tersebut masih dalam tahapan perataan tanah atau penggalian pondasi. Kemudian nanti pas bangunannya sudah selesai akan berbeda dengan bangunan yang didaftarkan untuk mendapatkan IMB dulu. Bisa jadi luas bangunan yang berubah, atau bahkan malahan ada yang sampai fungsi bangunannya yang berubah. Apakah sosialisasi mengenai Izin Mendirikan Bangunan ini di masyarakat masih kurang? Di setiap kesempatan, kita (Dinas Tata Kota dan Bangunan) selalu mengajak masyarakat untuk mengurus Izin Mendirikan Bangunan untuk bangunanbangunan yang belum memiliki izinnya. Kita ingatkan pentingnya izin tersebut dalam hal pengurusan berbagai izin di kota Depok, seperti misalnya kalau masyarakat mau buka usaha, salah satu syarat perizinannya, masyarakat harus punya IMB. Kalau poster yang kita sebar itu, memang sih tidak berupa ajakan, isinya hanya berupa penjelasan mengenai IMB, contoh perhitungan IMB, dan peraturan-peraturan terkait lainnya
Narasumber : Rahmat Hidayat Jabatan : Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Bangunan di Dinas Tata Kota dan Bangunan kota Depok Waktu : 22 Mei 2008, jam 09.00 WIB Bagaimana menurut bapak mengenai kendala yang dihadapi Dinas Tata Kota dan bangunan terkait identifikasi retribusi IMB? Oo itu pasti, dimana-mana kalau kita mau mengerjakan sesuatu pasti ada saja halangannya. Di sini kendala utama yaitu dikarenakan luas wilayah kota Depok ya. Meskipun kita masih belum bisa menjangkau sampai ke pelosok kota Depok ya, seperti anda tahu, luas kota Depok itu kan tidak kecil ya, lagipula saat ini juga sudah mulai padat di daerah-daerah tertentu. Jumlah petugas lapangan yang ada jika dibandingkan dengan luas wilayah kota Depok sendiri juga sangat kontras ya terlihat. Bayangkan dari sekitar duapuluhan tenaga lapangan kita harus mendata seluruh kota Depok, dari Ujung Cinere sana sampai Cimanggis. Itu kan bukan pekerjaan mudah. Langkah apa yang ditempuh untuk mengatasi kendala tersebut? Memperkenalkan lebih jauh kepada masyarakat mengenai pentingnya Izin Mendirikan Bangunan ini kali ya. Masa sudah punya rumah tapi enggak punya IMB. Seperti sosialisasi ya? Ya, kurang lebih seperti itu. Bagaimana dengan sosialisasi yang sudah dilakukan sekarang? Ya memang sih, sosialisasi dari kita dirasakan masih jauh dari cukup. Palingpaling kita sosialisasi kalau ada pertemuan antara pihak Pemkot (Pemerintah kota Depok) dengan pihak kecamatan atau kelurahan, itu pun bukan di forum yang khusus membahas masalah bangunan. Di forum itu, kita menyarankan agar kalau masyarakat mau membangun, ya jangan lupa diurus Izin Mendirikan Bangunannya. Selain itu, kita juga buka stan seperti pada waktu acara-acara tertentu, contohnya saat Festival Depok kemarin. Apa saja yang dilakukan dalam evaluasi? Dalam evaluasi triwulanan yang diadakan pihak pemerintah kota Depok dengan semua dinas, termasuk kita (Dinas Tata Kota dan Bangunan), masing-masing itu menyampaikan laporan apa saja yang dikerjakan, kendala yang dihadapi, sampai rencana apa lagi yang masih harus dilakukan. Kalau kita juga menyampaikan berapa kita sudah dapet, prospek ke depannya bagaimana, apakah targetnya perlu dirubah atau tidak, ya seperti itulah.
Narasumber : Anggiat P Jabatan : Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian di Dinas Tata Kota dan Bangunan kota Depok Waktu : 22 Mei 2008, jam 12.30 WIB Apakah Dinas Tata Kota dan Bangunan telah menjalin kerjasama dengan pihak ketiga dalam identifikasi siapa saja yang wajib retribusi? Memang sih kita ada kerja sama dengan beberapa pihak, seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan, khususnya seksi Pajak Bumi dan Bangunan ya. Tapi kalau yang tujuan kerja samanya khusus untuk menjaring data wajib retribusi sih belum ada ya sampai sekarang. Bagaimana prosedur pengawasan terhadap proses permohonan retribusi Izin Mendirikan Bangunan? Verifikasi itu penting. Jangan sampailah daerah dirugikan sama orang-orang yang kurang bertanggung jawab. Dia bayar IMB untuk bangunan yang luasnya 100 meter, padahal kenyataannya bisa saja dia itu bangun sampai (luasnya) 200 meter. Jangan sampai kecolongan kayak gitu lah Sampai sejauh manakah Seksi Pengawasan dan Pengendalian Dinas Tata Kota dan Bangunan Kota Depok terlibat? Bagaimana prosedur pemberian sanksi terhadap wajib retribusi yang melanggar? Sanksi administrasinya sih jumlahnya relatif kecil ya jika dibandingkan dengan nilai bangunannya. Mungkin itu yang membuat masyarakat tidak ada yang menyangkal sanksi administrasi yang diberikan. Kalau sampai pidana, itu belum pernah ada di kota Depok. Itu bakalan dikenakan kalau yang diselewengkan jumlahnya besar dan itu prosesnya bakalan melibatkan polisi nantinya Apakah ada pengawasan tersendiri untuk pihak internal dalam hal pemungutan retribusi Izin Mendirikan Bangunan ini? Pasti itu. Bagaimana bentuk pengawasan internal terhadap pegawai instansi Dinas Tata Kota dan Bangunan? Kalau dari kita itu sih tidak ada penyelewengan yang sampai merugikan ya, bukannya melegalkan penyelewengan, sebisa mungkin kita hindari itu. Kita ini kan melayani masyarakat, apa kata masyarakat nantinya kalau petugasnya melakukan penyelewengan. Kalau mereka (masyarakat) tidak mau bayar bagaimana. Kita sering melakukan pembentukan mental melalui seminar dan pengajian buat yang muslim ya. Penyelewengan itu kan tergantung bagaimana pribadi orang masing-masing.
Apakah sudah pernah ada sanksi yang diberikan sebelumnya kepada pegawai yang melanggar? Jika ada, apa bentuk sanksinya? Sampai saat ini kebetulan belum ada. Jangan sampailah kalau bisa, malu kita nanti.
Nara sumber : Herwandhoni Jabatan : Kontraktor perumahan di kota Depok Waktu : 21 Mei 2008, jam 11.00 WIB Bagaimana menurut Bapak mengenai permohonan Izin Mendirikan Bangunan di kota Depok ini? Persyaratannya mungkin ya yang kebanyakan, tapi mau gimana lagi, kalau enggak diurus juga nantinya kan bakalan repot, masa jual rumah enggak ada ijinnya. Lagian selama ini selalu tepat waktu kok (14 hari). Kalau kendala yang dihadapi dalam pengurusan Izin Mendirikan Bangunan ini? Kendala yang berarti sih saya belum pernah ketemu ya. Yang penting asalkan semua persyaratan kita untuk mengajukan IMB ini sudah dapat kita penuhi, ya Insya Allah cepat selesai kok. Bagaimana pelayanan dari Dinas Tata Kota dan Bangunan Kota Depok? Kalau itu sih, saya rasa saat ini sudah cukup bagus Apakah selama ini Bapak pernah mendapatkan sosialisasi dari Dinas Tata Kota dan Bangunan Kota Depok mengenai retribusi Izin Mendirikan Bangunan ini? Kayaknya belum deh, saya belum pernah dapat sosialisasi dari lembaga ini, terkait dengan pengurusan IMB ya. Selama ini sih, saya tahu pengurusan ini dari teman saya yang dulu juga pernah mengurus hal yang sama seperti saya ini. Menurut Bapak, apakah Bapak sudah merasakan manfaat dari pembuatan Izin Mendirikan Bangunan? Sudah ya. Kita kan sebagai pengembang perumahan sangat perlu dengan izin ini, nanti kalau enggak ada izinnya terus ditanya sama konsumen, mereka malah enggak mau beli lagi. Atau bisa saja bangunan kita bakal dirobohkan karena enggak punya izin. Iya kan.
Narasumber : Dunggani Jabatan : warga kota Depok yang sedang membangun rumah Waktu : 15 Mei 2008, jam 16.00 WIB Sudah berapa lama tinggal di Depok? Wah itu sih sudah dari dulu, sejak saya kecil. Tahun 1950-an mungkin. Apakah bapak tahu tentang Izin Mendirikan Bangunan? Tahu, tapi tidak begitu ngerti ya. Apakah Bapak dalam pembangunan rumah ini mengurus Izin Mendirikan Bangunannya? Enggak. Apakah Bapak juga tahu kalau melakukan renovasi rumah harus mengurus Izin Mendirikan Bangunannya terlebih dulu? Saya juga tidak tahu. Penulis sempat menjelaskan prosedur pengurusan IMB secara singkat. Apa yang menyebabkan Bapak tidak mengurusnya? Banyak banget ya syaratnya. Prosesnya sih mungkin 14 (empat belas) hari, tapi kayaknya buat nyiapin persyaratannya bakalan lebih lama dari itu tuh. Lagian rumah saya kan cuma buat tinggal sama keluarga aja, enggak perlu juga kali ya Izin Mendirikan Bangunan segala. Nanti kalau emang perlu, ya baru buat. Ya bukannya saya enggak mau bayar ya, lagian saya kan tinggalnya di tengah kampung, masa iya dia (petugas Dinas Tata Kota dan Bangunan) mau datang ngecek ke sini, lagian uangnya kan bisa buat beli bahan (bangunan). Apakah selama ini Bapak pernah mendapatkan sosialisasi dari Dinas Tata Kota dan Bangunan Kota Depok mengenai retribusi Izin Mendirikan Bangunan ini? Belum pernah itu.
Narasumber : M. Sudarsono Jabatan : warga kota Depok yang sedang membangun rumah Waktu : 6 Juli 2008, jam 10.00 WIB Sudah berapa lama tinggal di Depok? Baru beberapa bulan. Apakah bangunan ini juga baru dibangun? Ya Dibangun dari awal atau renovasi dari bangunan lama? Saya bangun rumah ini dari awal, memang masih belum lama mulai sih. Yah seperti yang dilihat inilah. Apakah bapak tahu tentang Izin Mendirikan Bangunan? Ya, saya tahu tentang itu. Apakah bangunan rumah ini diurus Izin Mendirikan Bangunannya? Ooo.. iyalah, saya urus itu semua. Sebelum saya mulai membangun dulu, saya sudah diberitahu oleh RT setempat untuk datang ke Dinas Tata Kota dan Bangunan, saya harus mendaftarkan bangunan saya. Selain itu saya juga harus nyerahin site plan bangunan rumah saya ke situ (Dinas Tata Kota dan Bangunan). Berapa lama prosesnya? Wah saya lupa pastinya. Enggak lama kok, enggak kerasa tau-tau sudah jadi pas saya ke sana. Menurut anda apakah pembayaran retribusi ini memberatkan? Enggak ya. Kita sebagai warga Negara yang baik, apalagi buat daerah tempat tinggal sendiri, harusnya kita memahami hal ini. Kita harus secara sukarela mendaftarkan bangunan kita dan membayar retribusi yang diminta. Toh ini kan demi pembangunan daerah sini juga kan. Apakah pernah mendapat sosialisasi tentang IMB sebelumnya? Belum, saya belum pernah.