ANALISIS PENJADWALAN PRODUKSI 1 UNIT GRAPPLE TRAKINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHORT PROCESSING TIME DI PT. ARKHA JAYANTI PERSADA

dokumen-dokumen yang mirip
Seminar Nasional Inovasi Dan AplikasiTeknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017

II. TINJAUAN PUSTAKA A. PENJADWALAN PRODUKSI

PENJADWALAN PRODUKSI MESIN INJECTION MOULDING PADA PT. DUTA FLOW PLASTIC MACHINERY

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS ASSEMBLY LINE BALANCING PRODUK HEAD LAMP TYPE K59A DENGAN PENDEKATAN METODE HELGESON-BIRNIE Studi Kasus PT. Indonesia Stanley electric

ABSTRAK Giffler dan Thompson

BAB II LANDASAN TEORI. informasi penjadwalan produksi paving block pada CV. Eko Joyo. Dimana sistem

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB II LANDASAN TEORI. atau minimum suatu fungsi tujuan. Optimasi produksi diperlukan perusahaan dalam

Penjadwalan Produksi Job Shop dengan Menggunakan Metode Shifting Bottleneck Heuristic (SHB)

PENJADWALAN PRODUKSI MENGGUNAKAN ALGORITMA JADWAL NON DELAY UNTUK MEMINIMALKAN MAKESPAN STUDI KASUS DI CV. BIMA MEBEL

BAB II LANDASAN TEORI. sistem kontrol persediaan dan produksi, dan MRP tipe 3 berhubungan dengan. sistem perencanaan manufaktur (Tersine, 1984).

Penjadwalan Produksi Dengan Metode Non Delay (Studi Kasus Bengkel Bubut Chevi Sintong Palembang)

BAB II LANDASAN TEORI. menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu. Aplikasi software yang. dirancang untuk menjalankan tugas tertentu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai

PENERAPAN METODE EARLIEST DUE DATE PADA PENJADWALAN PRODUKSI PAVING PADA CV. EKO JOYO

REZAFANI ALFIN NPM

PENJADWALAN PRODUKSI UNTUK MEMINIMALISASI WAKTU PROSES PRODUKSI (Studi Pada PD. Point Pride Of Mine)

Lina Gozali, Lamto Widodo, Wendy Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara Jl. S Parman no.1, Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. Sistem manufaktur adalah kumpulan dari equipment yang terintegrasi dan

ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN ATURAN PRIORITAS PENJADWALAN PADA PENJADWALAN NON DELAY N JOB 5 MACHINE

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan turun ke lantai produksi. Sistem penjadwalan yang kurang baik dapat

PENJADWALAN PRODUKSI BEDDING GOODS UNTUK PEMENUHAN JADWAL PENGIRIMAN DI PT. HILON SUMATERA

Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating

SIDANG TUGAS AKHIR PENERAPAN METODE INTEGER PROGRAMMING PADA PENJADWALAN PRODUKSI MAKE TO ORDER DENGAN MESIN PARALEL

Analisa Keseimbangan Lintasan Dengan Menggunakan Metode Helgeson-Birnie (Ranked Positional Weight) Studi Kasus PT. D

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGUKURAN BEBAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI SEPARATOR BERDASARKAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) DI PT. LASER JAYA SAKTI GEMPOL - PASURUAN SKRIPSI

Pengertian Penjadwalan

PENGEMBANGAN MODEL PENJADWALAN MENGGUNAKAN TEKNIK SISIPAN (INSERTION TECHNIQUE)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 3 DATA UNTUK PENJADWALAN JOB SHOP

BAB II LANDASAN TEORI. Pengukuran waktu ini akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk

BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dengan memanfaatkan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selesai sesuai dengan kontrak. Disamping itu sumber-sumber daya yang tersedia

Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli Dzakiy Sulaiman, Emsosfi Zaini, Arnindya Driyar M.

Analisis Line Balancing dengan RPW pada Departemen Sewing Assembly Line Style F1625W404 di PT. Pan Brothers, Boyolali

PERENCANAAN PENJADWALAN PRODUKSI PADA PT HARAPAN WIDYATAMA PERTIWI UNTUK PRODUK PIPA PVC

BAB I PENDAHULUAN. Penjadwalan produksi merupakan ketepatan suatu perusahaan dalam

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan (job order). Perusahaan ini berada di Jl. Mayjend Sungkono No. 5 Blok

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University 1

PENJADWALAN MESIN PADA SISTEM PRODUKSI FLOW SHOP UNTUK MEMINIMALKAN KETERLAMBATAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Metode Penugasan. Penugasan & Pengurutan Job. Metode Penugasan. Supl 15. Langkah-langkah Metode Penugasan 31/10/2015

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE NON DELAY (STUDI KASUS BENGKEL BUBUT CHEVI SINTONG)

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINE BALANCING PADA PT SCOIL INDONESIA

hari sehingga menempatkan metode LPT sebagai metode paling tidak efektif untuk diterapkan di PT. XYZ.

BAB I PENDAHULUAN. yang dikelolah, maka tidak sedikit instansi maupun badan usaha yang ada

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN. Arus globalisasi dalam dunia usaha akhir-akhir ini semakin besar,

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 Ganjil 2014/2015. EMA302 - Manajemen Operasional

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang jasa maupun industri yang belum siap dan bangkit dari

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Departemen Machining, 2014

Perbaikan Penjadwalan Percetakan di PT. Hamudha Prima Media, Surakarta

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. dengan alas bergerigi yang seterusnya akan disebut Sandal Jenis B, Sandal

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PRODUKSI PAVING BLOCK PADA CV. EKO JOYO

RUDI SUSANTO NPM

ANALISA PENINGKATAN EFISIENSI ASSEMBLY LINE B PADA BAGIAN MAIN LINE DENGAN METODE RANKED POSITIONAL WEIGHTS DI PT. X

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

Pemodelan Simulasi untuk Analisis Performansi Penjadwalan pada Sistem Manufaktur Make to Order dengan Mesin Paralel

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2835

Lakukan Pekerjaanmu secara Efektif & Efisien

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang ada (Nasution, 2003). Kegiatan-kegiatan penciptaan nilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODEL PENJADWALAN FLOW SHOP n JOB m MESIN UNTUK MEMINIMASI MAKESPAN TANPA TARDY JOB DENGAN KENDALA KETIDAKTERSEDIAAN MESIN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Optimasi Penjadwalan Mesin Produksi Flowshop dengan Metode Campbell Dudek and Smith (CDS) dan Nawaz Enscore Ham (NEH) pada Departemen Produksi Massal

PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI PERCETAKAN DI SURAKARTA

Latar Belakang. Pendekatan Manajemen Ilmiah. Rancangan Kerja (Job Design) #14 - SDM dan Desain Kerja TIN211 - K3I Taufiqur Rachman 1

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE BRANCH AND BOUND PADA PT. XYZ

BAB V HASIL DAN ANALISIS

bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal dan informasi, sedangkan output produksi merupakan produk yang dihasilkan berikut adalah hasil sampingannya sep

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang di segala bidang, hal

BAB II LANDASAN TEORI

USULAN MINIMASI BIAYA DAN PENYEBAB DELAY PADA PROYEK PROSES PRODUKSI TANKI TRAFO 60 MVA DENGAN METODE PERT DAN FUZZY LOGIC DI PT. SANGGAR SARANA BAJA

PENENTUAN KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HELGESON-BIRNIE

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan yang semakin ketat. Perusahaan akan bersaing dalam

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN UKURAN LOT TRANSFER BATCH UNTUK MINIMASI MAKESPAN KOMPONEN ISOLATING COCK DI PT PINDAD

BAB 1 PENDAHULUAN. penyelesaian masalah yang memiliki peranan penting dalam industri. yang terbatas terhadap pekerjaan yang berlebihan (Pinedo, 1992).

ANALISA BEBAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DENGAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) UNTUK MENENTUKAN JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL DI PT.

PENJADWALAN PRODUKSI DI LINE B MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL-DUDEK-SMITH (CDS)

PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP) UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN KONSUMEN PADA PT

PERBAIKAN SISTEM KERJA DAN ALIRAN MATERIAL PADA PT. M MOTORS AND MANUFACTURING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS METODE MOODIE YOUNG DALAM MENENTUKAN KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI

ANALISIS PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE CAMPBELL DUDECK SMITH, PALMER DAN DANNENBRING DI UD. ANGGUN RAYA WARU - SIDOARJO SKRIPSI

Sistem Produksi. Produksi. Sistem Produksi. Sistem Produksi

PENJADWALAN FLOW SHOP N JOB M MESIN DENGAN METODE FIRST COME FIRST SERVED (FCFS), EARLIEST DUE DATE (EDD) DAN ALGORITMA HEURISTIK POUR

MODUL II WORK MEASUREMENT

pekerjaan pada mesin dan penugasan tenaga kerja pada mesin. Sangat penting bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan yang tepat pada saat menerima

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri SKRIPSI Semester Ganjil 2005/2006

Transkripsi:

ANALISIS PENJADWALAN PRODUKSI 1 UNIT GRAPPLE TRAKINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHORT PROCESSING TIME DI PT. ARKHA JAYANTI PERSADA Clamaya Arin Nurpraja 1), Ahmad Chirzun 2) 1)2) Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Al Azhar Indonesia, Komplek Masjid Agung Al Azhar, Jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110 Email : clamaya.nur@gmail.com Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penjadwalan produksi yang baik agar meminimalkan terjadinya keterlambatan, sehingga dapat mengalokasikan peralatan dan tenaga kerja agar mendapatkan total penyelesaian waktu terkecil. Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan dari awal bulan Februari sampai awal bulan Maret 2015. Lokasi penelitian berada di perusahaan yang bergerak dalam industri manufaktur yaitu PT. Arkha Jayanti Persada. Analisa pada penelitian ini menggunakan metode Short Processing untuk memproduksi 1 unit Grapple Trakindo. Metode ini digunakan untuk menganalisa waktu proses produksi yang diurutkan berdasarkan waktu terpendek. Dengan menggunakan metode tersebut, dapat dianalisis minimasi dari jumlah proses yang terlambat, jumlah maksimum keterlambatan (maximum lateness), rata-rata keterlambatan (mean lateness), dan proses yang dapat diminimasi waktu keterlambatannya. Sehingga, dari hasil analisis dapat diperoleh bahwa setelah dilakukan penjadwalan dengan metode SPT, jumlah proses yang terlambat ialah sebanyak 16 proses. Sebelum melakukan penjadwalan dengan metode SPT jumlah proses yang terlambat ialah sebanyak 19 proses. Untuk jumlah maksimum keterlambatan (maximum lateness) setelah menggunakan metode SPT menjadi sebesar 20,6 jam, dari yang sebelumnya 27,46 jam. Rata-rata keterlambatan secara keseluruhan setelah menggunakan metode SPT ialah sebesar 8,34 jam, dari yang sebelumnya 10,1 jam. Sehingga proses yang dapat diminimasi waktu keterlambatannya ialah proses bending, tack welding (TW), dan finishing dari machining. Kata kunci: Keterlambatan, penjadwalan, short processing time. 1. Pendahuluan Perkembangan industri yang sangat pesat pada saat ini, menyebabkan teknologi yang digunakan semakin beragam. Hal tersebut dapat diketahui pada perusahaan industri khususnya industri manufaktur. Dengan adanya berbagai macam teknologi, perusahaan dapat menggunakan sumber daya yang ada secara maksimal sehingga terciptanya efektif dan efisien dari suatu proses produksi. Pada kegiatan produksi, waktu dan alat yang digunakan menjadi hal penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan terutama perusahaan dalam skala besar. Oleh karena itu, perusahaan dapat melakukan penjadwalan terhadap kegiatan produksi yang dilaksanakan. Penelitian ini membahas penjadwalan produksi 1 unit Grapple Trakindo di PT. Arkha Jayanti Persada. Permasalahan utama dalam proses produksi 1 unit Grapple Trakindo ialah sering terjadinya keterlambatan sehingga perlu dilakukan penjadwalan. Sehingga dengan adanya penjadwalan perusahaan dapat mengalokasikan peralatan dan tenaga kerja agar mendapatkan total penyelesaian waktu terkecil. Dengan total penyelesaian terkecil, maka dapat meminimalkan terjadinya keterlambatan. Penelitian ini menggunakan metode penjadwalan short processing time yaitu penjadwalan yang diurutkan berdasarkan waktu proses produksi terkecil. 1.1. Tinjauan Pustaka 1.1.1. Keterlambatan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia keterlambatan berasal dari kata lambat yang memiliki arti perlahan-lahan (geraknya, jalannya, dan sebagainya), tidak cepat, atau sesuatu hal yang terlambat. Dengan adanya keterlambatan dalam suatu produksi, maka akan memberikan dampak negatif ke perusahaan. Bukan hanya kerugian dari segi produksi, melainkan dari segi biaya dan tingkat pelayanan yang menurun kepada konsumen. Keterlambatan pada produksi dapat diminimalisir dengan cara melakukan penjadwalan. [1] C12. 1

1.1.2. Penjadwalan Penjadwalan didefinisikan sebagai rencana pengaturan urutan kerja serta pengalokasian sumber, baik waktu maupun fasilitas untuk setiap operasi yang harus diselesaikan (Vollman, 1998). Masalah penjadwalan muncul karena adanya keterbatasan waktu, tenaga kerja, jumlah mesin, sifat dan syarat pekerjaan yang akan dilaksanakan. Secara umum ada dua permasalahan utama yang akan diselesaikan melalui penjadwalan, yaitu penentuan pengalokasian mesin yang akan digunakan untuk menyelesaikan suatu proses produksi dan pengurutan waktu pemakaian mesin tersebut. [2] 1.1.3. Metode Short Processing (SPT) Pada pekerjaan yang mempunya batas waktu, penjadwalan diperlukan untuk meminimalkan rata-rata keterlambatan yang mungkin terjadi. Aturan ini dapat meminimalkan rata-rata keterlambatan. Langkahlangkah penjadwalan dengan pendekatan SPT: a. Urutkan pekerjaan berdasarkan waktu proses terkecil b. Hitung waktu penyelesaian pekerjaan tersebut, yaitu total proses sebelum pekerjaan ditambah dengan waktu proses pekerjaan itu sendiri c. Hitung keterlambatan masing-masing pekerjaan d. Hitung rata-rata keterlambatan Beberapa aturan dalam perhitungan SPT memiliki beberapa kelebihan yaitu meminimumkan flow time rata-rata karena n tasks yang akan diproses disebuah mesin diurutkan berdasarkan waktu pemrosesan terpendek dan meminimumkan mean lateness. [3] 1.2. Metodologi Penelitian Analisis permasalahan ini menggunakan metode short processing time (SPT) yaitu dengan menentukan waktu baku. Berikut ini merupakan tahapan-tahapan dalam melakukan analisis: a. Penelitian diawali dengan mengidentifikasi masalah yang terdapat pada PT. Arkha Jayanti Persada dan melakukan studi literatur, b. Mengumpulkan data berupa data waktu siklus produksi dari setiap stasiun kerja produksi Grapple Trakindo. c. Tahap-tahap dalam melakukan pengolahan data antara lain: 1) Membuat plot data waktu siklus produksi 2) Melakukan perhitungan waktu baku/waktu standar 3) Melakukan perhitungan penjadwalan dengan metode SPT d. Menganalisis proses produksi yang harus didahulukan berdasarkan perhitungan dengan metode SPT e. Kesimpulan 2. Pembahasan 2.1. Produksi Grapple Trakindo Pada 1 unit Grapple Trakindo terdiri dari 5 komponen yaitu link, link keong, upper, lower, dan bracket arm. Dari setiap komponen mengalami beberapa proses dengan waktu siklus yang berbeda-beda. Berikut ini merupakan gambaran dari proses produksi Grapple Trakindo. Roll Bending Tack Welding (TW) Quality Control (QC) Submerged Arc Welding (SAW) Assembly Painting dari dari SAW Gambar 1. Produksi Grapple Trakindo Sebelum melakukan perhitungan waktu baku berdasarkan data waktu siklus yang diperoleh, maka dapat dibuat grafik waktu proses pembuatan 1 unit Grapple Trakindo. Berikut ini Gambar 2. menyajikan grafik waktu siklus dari proses pembuatan 1 unit Grapple Trakindo sebelum dilakukan penjadwalan dengan menggunakan metode SPT. C12. 2

Gambar 2. Grafik Waktu Sikus Pembuatan 1 Unit Grapple Trakindo Sebelum Dijadwalkan Dari Gambar 1 dan 2, maka dapat dilakukan perhitungan waktu baku dengan menggunakan metode Westing-House. Pada metode Westing-House waktu baku diperoleh dengan memberikan penilaian terhadap empat faktor yang mempengaruhi proses produksi (performance rating) yaitu, keahlian (skill), usaha (effort), kompetensi (competency), dan kondisi pekerjaan (working condition). Selain empat faktor tersebut terdapat faktor kelonggaran (allowance) dalam bekerja yang diperhitungkan. Batas waktu pada setiap proses produksi ialah sebesar 10 menit lebih lama dari perhitungan waktu baku yang telah diperoleh. Pada Tabel 2.disajikan data berupa hasil perhitungan jumlah proses yang terlambat (tardy job), jumlah maksimum keterlambatan (maximum lateness), rata-rata keterlambatan (mean lateness), dan rata-rata waktu alir keterlambatan. Tabel 2. Hasil Perhitungan Sebelum Dilakukan Penjadwalan dengan Metode SPT untuk Pembuatan 1 Unit Grapple Trakindo No Tardy Urutan Bagian 1 Roll 0 0.00-10 1.85 Roll 2 Bending 1 1.70-4.15 249.52 2) Roll 3 TW 5 222.68 81.36 316.74 Keong 3) Link 4) Lower Assy 5) Lower 6) Upper 4 QC 0 0-10 15.49 QC 5 SAW 3 530.56 165.37 397.86 4) Lower C12. 3

Tabel 2. Hasil Perhitungan Sebelum Dilakukan Penjadwalan dengan Metode SPT untuk Pembuatan 1 Unit Grapple Trakindo(lanjutan) No Tardy Urutan Bagian C12. 4 6 1) Upper 1 69.82 29.91 263.40 dari SAW 7 3 493.17 217.36 724.23 8 dari 3 170.85 82.91 322.57 4) Link 9 Painting 3 158.91 61.66 249.52 10 Assembly 0 0-10 11.75 Assembly Untuk dapat meminimasi keterlambatan yang terjadi pada proses produksi 1 unit Grapple Trakindo, maka selanjutnya dilakukan penjadwalan dengan metode Short Processing (SPT). Penjadwalan dikelompokkan berdasarkan prosesnya, sehingga dapat diketahui pada suatu proses permbuatan Grapple Trakindo proses bagian mana saja yang harus dikerjakan sesuai dengan jadwal. Pada proses roll, QC, dan assembly tidak dilakukan penjadwalan karena hanya terdiri dari 1 proses kerja. Sehingga hasil jadwal yang ada nanti diurutkan berdasarkan proses pembuatan 1 unit Grapple Trakindo. Berikut ini pada Tabel 3. menyajikan hasil perhitungan penjadwalan proses pembuatan 1 unit Grapple Trakindo dengan menggunakan metode SPT. Tabel 3. Hasil Perhitungan Setelah Dilakukan Penjadwalan dengan Metode SPT untuk Pembuatan 1 Unit Grapple Trakindo No Tardy Urutan Bagian 1 Roll 0 0-10 1.85 Roll 2 Bending 0 0-9.48 7.42 2) Roll 3 TW 4 152.01 139.85 180.96 Keong 3) Link 4) Lower Assy 5) Lower 6) Upper 4 QC 0 0-10 15.49 QC 5 SAW 3 341.35 114.08 492.64 4) Lower 6 dari SAW 1 69.82 29.91 263.40 1) Upper

No Tardy Urutan Bagian 7 3 356.36 139.85 515.96 8 dari 2 160.19 55.56 221.13 9 Painting 3 158.91 60.38 244.40 4) Link 10 Assembly 0 0-10 11.75 Assembly Pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa pada proses pembuatan 1 unit Grapple Trakindo dengan melakukan penjadwalan dengan metode SPT, pemrosesan dilakukan secara lebih terjadwal. Maka dapat dibuat grafik waktu proses pembuatan 1 unit Grapple Trakindo. Berikut ini merupakan Gambar 3 yang menyajikan grafik waktu proses setelah dilakukan penjadwalan dengan metode SPT. Gambar 3. Grafik Pembuatan 1 Unit Grapple Trakindo Sesudah Dijadwalkan Dari data yang ada pada Tabel 2 dan 3, dapat dianalisa bahwa pada proses produksi 1 unit Grapple Trakindo setelah dilakukan penjadwalan dengan metode SPT memiliki jumlah keterlambatan pekerjaan yang lebih kecil dibandingkan dengan sebelum dilakukan penjadwalan. Hal tersebut dapat dilihat pada jumlah keterlambatan pekerjaan (tardy job) sebelum dilakukan penjadwalan ialah sebanyak 19 proses. Dimana proses yang banyak mengalami keterlambatan berada pada proses tack welding (TW) sebesar 5 bagian proses dan finishing dari machining sebesar 3 bagian proses. Setelah dilakukan penjadwalan, jumlah keterlambatan pekerjaan (tardy job) menjadi 16 pekerjaan, dengan proses di tack welding (TW) menjadi 4 bagian proses dan finishing dari machining menjadi 2 bagian proses. Selain itu, dari keterlambatan maksimum (maximum lateness) sebelum dilakukan penjadwalan jumlah keterlambatan maksimum keseluruhan ialah 1647,48 menit atau 27,91 jam. Sedangkan apabila sudah dilakukan penjadwalan jumlah keterlambatan maksimum keseleruhan ialah sebesar 1238,64 menit atau 20,64 jam. Pada keterlambatan rata-rata (mean lateness) sebelum dilakukan penjadwalan secara keseluruhan ialah sebesar 604,41 menit atau 10,07 jam, namun bila sudah dilakukan penjadwalan maka keterlambatan rata-rata menjadi 500,15 menit atau 8,34 jam. Untuk rata-rata aliran keterlambatan (mean flow time) C12. 5

secara keseluruhan sebelum dilakukan penjadwalan ialah sebesar 2552,93 menit atau 42,55 jam. Bila sudah dilakukan penjadwalan rata-rata aliran keterlambatan menjadi 1954,99 menit atau 32,58 jam. Dengan demikian penjadwalan dengan menggunakan metode SPT dapat meminimasi keterlambatan dalam proses produksi 1 unit Grapple Trakindo. Dengan hasil terbaik penjadwalan ialah pada rata-rata aliran keterlambatan (mean flow time). Hal tersebut dikarenakan pada semua proses diurutkan dari bagian proses terkecil hingga terbesar. 3. Simpulan 1. Dengan menggunakan metode SPT, jumlah proses produksi 1 unit Grapple Trakindo yang dapat diminimasi keterlambatannya ialah sebanyak 3 proses yaitu proses bending, tack welding (TW), dan finishing dari machining. 2. flow time dari proses bending berkurang 242,1 menit, proses tack welding (TW) berkurang sebesar 135,78 menit, dan proses finishing dari machining sebesar 101,44 menit. Daftar Pustaka [1]. KBBI, Tim Penyusun, 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima. Edisi ke-lima. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. [2]. Vollman, T. E., Whybark, dan Lee Berry W. 1998. Manufacturing Planning & Control System, 4thEdition. McGraw-Hill:Trade. Heizer, Jay dan Barry Render, 2004. Operations Management. Jakarta:Salemba. C12. 6