2015 PENGEMBANGAN PROGRAM PENINGKATAN KOMPETENSI GURU D ALAM MENYUSUN PROGRAM PEMBELAJARAN IND IVIDUAL DI SLB AD ITYA GRAHITA KOTA BAND UNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan penegasan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. perkembangan anak (Permeneg PP&PA Nomor 10 Tahun 2011).

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelayanan pendidikan di sekolah terdekat.

BAB I PENDAHULUAN. untuk semua (Education For All) yang berarti pendidikan tanpa memandang batas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iding Tarsidi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. itu secara total maupun sebagian (low vision). Tunanetra berhak untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan jalan merubah cara pandang dalam memahami dan menyadari. memperoleh perlakuan yang layak dalam kehidupan.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. penelitian ini diperoleh simpulan sebagai berikut :

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Pada hakekatnya semua anak memiliki kesempatan yang sama untuk

BAB I PENDAHULUAN. tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Kurikulum merupakan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan sekolah di MTs Kabupaten Labuhanbatu Utara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lia Liana Iskandar, 2013

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Temuan penelitian menggambarkan bahwa kondisi objektif implementasi

BAB I PENDAHULUAN. memberi dukungan dan perubahan untuk perkembangan masyarakat, bangsa,

Model Hipotetik Bimbingan dan konseling Kemandirian Remaja Tunarungu di SLB-B Oleh: Imas Diana Aprilia 1. Dasar Pemikiran

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian tentang indeks inklusi ini berdasarkan pada kajian aspek

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

Sigit Sanyata

BAB I. sosialnya sehingga mereka dapat hidup dalam lingkungan sekitarnya. Melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Maimunah, 2014

oleh: Eka Yuli Astuti & Ranti Novianti Program Studi Pendidikan Luar Biasa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Nusantara, Bandung

SOSIALISASI PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSIF NUFA (Nurul Falah) Bekasi, 22 Juni PSG Bekasi

2015 PENERAPAN PENILAIAN OTENTIK D ALAM RANGKA MENINGKATKAN PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNOLOGI MEKANIK D I SMK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Putri Permatasari, 2013

BAB V P E N U T U P. Kesimpulan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN. nasional di Indonesia. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

2015 PENGEMBANGAN PROGRAM PUSAT SUMBER (RESOURCE CENTER) SLBN DEPOK DALAM MENDUKUNG IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA DEPOK

II. TINJAUAN PUSTAKA. satunya model pembelajaran kooperatif. Secara bahasa kooperatif berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERTEMUAN 13 PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA JALUR PENDIDIKAN

PEMBELAJARAN DI KELAS INKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan adalah konstruktivisme. Menurut paham konstruktivisme,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Ketersediaan sarana dan prasarana serta pemanfaatannya secara optimal

KONTEKS TUGAS DAN EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR

KONSEP DAN STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING. A. Konsep Layanan Bimbingan dan Konseling

BAB I PENDAHULUAN. bagi kesehatan tubuh, sehingga semakin banyak masyarakat berpatisipasi di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PROGRAM KEBUTUHAN BINA DIRI BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DAN SEDANG Oleh: Atang Setiawan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Elin Budiarti, 2014

PRINSIP PRINSIP KURIKULUM

Oleh : Sugiyatno, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembelajaran kimia pada topik laju reaksi di SMA berisi konsep-konsep yang cukup sulit untuk dipahami siswa,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi setiap individu telah diatur di dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nuraini S., 2015

USULAN PROGRAM PENERAPAN IPTEKS PENYULUHAN MODEL PENGEMBANGAN GERAK MOTORIK DASAR DENGAN IRAMA UNTUK ANAK TAMAN KANAK-KANAK. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kritis sangat penting dimiliki oleh mahasiswa untuk

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 2, Desember 2017

BAB I PENDAHULUAN. orang termasuk anak berkebutuhan khusus, hal ini dapat pula diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap-tahap

2015 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MAKAN BERSAMA PADA REMAJA TUNANETRA DI KELAS IX SMPLB NEGERI A KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dede Sofiatun,2013

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Model Treffinger Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Koneksi Matematis Siswa

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang terjadi ternyata menampakkan andalan pada. kemampuan sumber daya manusia yang berkualitas, melebihi potensi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

LAYANAN PENDIDIKAN UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS dan PENDIDIKAN INKLUSIF

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN INDIVIDU. SLB G Daya Ananda

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan terus berkembang sejak manusia mengenal peradaban

2015 UPAYA GURU D ALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN VOKASIONAL BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN BAGI ANAK KESULITAN MEMBACA DI MIN KOTO LUAR PADANG (Deskriptif Kualitatif)

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN LUAR BIASA

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pribadi bangsa yang berkualitas. Salah satu yang mempengaruhi

PERANAN ORANGTUA DAN PENDIDIK DALAM MENGOPTIMALKAN POTENSI ANAK BERBAKAT AKADEMIK (ABA)

KKN Terintegrasi Multisektoral BUKU PANDUAN KKN STAIN KUDUS TAHUN 2018

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku adaptif diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam memikul

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains terdiri atas

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

tingkat Lanjutan Pertama. Asumsi pengembangan program bimbingan yang

ASSALAMU ALAIKUM WR.WB.

PENILAIAN BERBASIS KELAS Nuryani Y.Rustaman*

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat telah

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah Ahmadi Habibie Asmariana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia dan kemajuan ilmu pengetahuan serta

EKSISTENSI PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING DI BALIK UU SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. hanya penguasaan kumpulan pengetahu yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2 RKS dan RKA hanya memuat dua dari tiga. 1 RKS dan RKA hanya memuat satu dari tiga. 0 RKS dan RKA tidak memuat ketiganya

Analisis Kinerja Mahasiswa Peserta PPL FKIP Universitas Kanjuruhan Malang

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. gambaran mengenai Implementasi Muatan Lokal Kurikulum Tingkat Satuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap peserta didik yang mengikuti proses belajar dan proses pendidikan, memiliki keadaan yang beragam. Seperti yang terjadi pada peserta didik berkebutuhan khusus, terdapat perbedaan karakteristik dan kemampuan yang sangat unik dalam bidang akademik maupun non-akademik. Perbedaan yang bervariasi dan unik tersebut berimplikasi pada potensi anak berkebutuhan khusus, bahwa agar potensi tersebut dapat berkembang secara optimal maka diperlukan bentuk layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan kekhususannya. Sistem layanan pembelajaran yang dapat mengakomodasi peserta didik sesuai kebutuhan dan kemampuannya adalah Program Pembelajaran Individual (PPI). PPI pada dasarnya merupakan dokumen tertulis yang dikembangkan dalam suatu rencana pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus (Rochyadi, 2005). PPI disusun berdasarkan potensi dan kebutuhan peserta didik yang memiliki tujuan untuk menyelaraskan antara kebutuhan peserta didik, tugas dan perkembangan belajar peserta didik dalam upaya mengembangkan potensinya secara optimal. Salah satu komponen penting dalam pengembangan dan implementasi PPI adalah penyusunan program secara sistematis, konkrit dan relevan dengan kebutuhan belajar peserta didik. Pengembangan PPI merupakan salah satu pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran bagi peserta didik berkebutuhan khusus dan oleh karena itu harus menjadi kompetensi guru pendidikan khusus. Pengembangan program individual sangat berbeda dari program pembelajaran klasikal yang biasa dilakukan di sekolah umum. Program pembelajaran klasikal biasanya dikembangkan melalui kurikulum yang telah ditetapkan tanpa memperhatikan kebutuhan anak secara individual. Sedangkan PPI dikembangkan berdasarkan atas dua hal. Pertama, berdasarkan deskripsi hasil asesmen yang akan menggambarkan kekuatan dan kebutuhan belajar peserta didik secara individual. Kedua, didasarkan kepada materi kurikulum dari bidang studi yang bersangkutan. Sehingga keduanya menjadi

2 gabungan yang sangat ideal untuk menjadi landasan dalam pembelajaran anak berkebutuhan khusus. Dengan adanya PPI ketika guru akan merancang dan melaksanakan pembelajaran, mereka tidak hanya akan terpaku pada kurikulum saja yang tujuannya belum tentu sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik tersebut. Guru-guru akan menciptakan suatu pembelajaran yang lebih tepat sasaran sehingga bisa memberikan pelayanan yang optimal bagi peserta didiknya. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia bisa diperoleh melalui proses pembelajaran disekolah. Guru sebagai komponen utama dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, perlu dibina dan dikembangkan kompetensinya secara berkelanjutan agar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara profesional. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru profesional adalah kompetensi dalam menyusun program pembelajaran. Untuk guru pendidikan khusus, salah satu kompetensi yang harus dimiliki adalah penyusunan PPI yang menjadi acuan dalam melaksanakan pembelajaran bagi siswa berkebutuhan khusus agar hasilnya sesuai dengan standar yang diharapkan. Guru pendidikan khusus sebagai seorang pendidik yang menangani peserta didik yang memiliki keberagaman tersebut harus dapat mempertimbangkan dan mengakomodasi perbedaan perbedaan peserta didiknya ketika merencanakan, melaksanakan, dan menilai suatu pembelajaran. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang didapat melalui wawancara dan observasi, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa keterampilanketerampilan dalam menyusun dan mengembangkan PPI yang terkait erat dengan keterampilan di dalam membuat asesmen, justru hal-hal itulah yang menjadi kesulitan para guru-guru di Sekolah Luar Biasa, khususnya bagi guruguru di SLB Aditya Grahita sehingga mereka masih belum terbiasa untuk membuat PPI bagi peserta didiknya dan masih kurang menganggap PPI itu sebagai salah satu komponen yang penting dalam melayani peserta didiknya. Kekurangpahaman akan membuat PPI membuat mereka merasa bingung dan malas untuk menyusunnya sehingga kebanyakan guru-guru tersebut masih

3 menggunakan metode klasikal dalam pembelajaran, proses pembelajaran pun semata-mata hanya didasarkan atas pencapaian tujuan kurikulum tanpa memperhatikan kebutuhan dan kemampuan masing-masing peserta didiknya. Fakta lain menunjukkan bahwa pemahaman guru terhadap program pendidikan yang diindividualkan ternyata sangat rendah. Hal ini juga sejalan dengan fakta yang diperoleh dari penelitian E.Rochyadi (2001) mengenai penerapan PPI di SLB C yang dilakukan terhadap 104 guru SLB di Kota Bandung, menunjukkan bahwa pemahaman guru sebagai berikut: (36,5%) guru baru ada pada tahap menerima informasi, (31,73%) pada tahap orientasi, (18,26%) pada tahap persiapan, (2,88%) ada pada tahap mekanis, (7,69%) pada tahap rutin, (0,95%) pada tahap penghalusan, (1,92%) pada tahap integrasi, dan pada tahap pembaruan sama sekali tidak ditemukan. Jika dilihat dari rata-rata skor pada tingkat penerapan hanya diperoleh angka sebesar (1,28%) yang berarti dalam tataran implementasi baru ada pada tahap I (orientasi) yaitu suatu keadaan dimana guru baru memperoleh informasi atau sedang mempelajari sebagai orientasi nilai tuntutan guru. Dari fakta-fakta yang telah digambarkan tadi, kita dapat melihat bahwa memang kompetensi guru Sekolah Luar Biasa dalam hal PPI ini masih kurang. Padahal penyusunan dan pengembangan PPI merupakan kompetensi penting yang harus dimiliki oleh guru pendidikan khusus, sebab PPI merupakan ruh dari pembelajaran anak berkebutuhan khusus dan untuk mencapai pembelajaran yang optimal bagi mereka harus berdasarkan kemampuan dan kebutuhan dari masing-masing individu. Berdasarkan fakta-fakta yang telah diuraikan tadi, peneliti merasa perlu untuk merumuskan suatu program yang bisa membantu guru untuk lebih meningkatkan kompetensinya dalam memahami dan menyusun PPI. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan suatu upaya konkrit untuk membantu guru dengan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan program peningkatan kompetensi guru dalam menyusun program pembelajaran individual di SLB Aditya Grahita kota Bandung. Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat membantu guru untuk lebih meningkatkan kompetensinya didalam memahami dan menyusun PPI sehingga guru bisa

4 memberikan pelayanan pembelajaran yang lebih optimal untuk peserta didiknya. B. Fokus Penelitian dan Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah program yang dapat meningkatkan kompetensi guru SLB Aditya Grahita dalam menyusun Program Pembelajaran Individual? Sedangkan pertanyaan penelitian yang ingin dijawab dari penelitian ini adalah : 1. Bagaimana kondisi objektif kompetensi guru SLB Aditya Grahita dalam memahami Program Pembelajaran Individual? 2. Bagaimana rumusan program untuk meningkatkan kompetensi guru SLB Aditya Grahita dalam menyusun Program Pembelajaran Individual? 3. Bagaimana implementasi program untuk meningkatkan kompetensi guru SLB Aditya Grahita dalam menyusun Program Pembelajaran Individual? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah merumuskan program untuk meningkatkan kompetensi guru SLB Aditya Grahita dalam menyusun Program Pembelajaran Individual D. Manfaat penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Memberikan wawasan bagi kajian ilmu keguruan sehingga dapat dijadikan sebagai rujukan untuk penelitian yang akan datang. 2. Memperluas kajian ilmu keguruan yang menyangkut peningkatan kompetensi guru, khususnya dalam menyusun Program Pembelajaran Individual. 3. Memberikan sumbangan pikiran bagi guru dalam meningkatkan kompetensi, terutama kompetensi dalam menyusun Program Pembelajaran Individual.

5 E. Penjelasan konsep 1. Pengembangan Pengembangan adalah suatu kegiatan yang menghasilkan sesuatu atau cara merevisi seseuatu yang telah ada menjadi baik. 2. Program Rencana kerja yang terstruktur dan terorganisir untuk mencapai suatu tujuan. 3. Program Peningkatan Kompetensi Guru Suatu rancangan terencana mengenai aktivitas yang dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan kemampuan dalam aspek pengetahuan, sikap, perbuatan, dan keterampilan guru yang terkait dengan tugasnya sebagai pengajar dan pendidik, sehingga proses pembelajaran dan pendidikan berjalan efektif dan baik. 4. Program Pembelajaran Individual Program Pembelajaran Individual adalah suatu program pembelajaran yang didasarkan kepada kebutuhan siswa berdasarkan hasil asesmen.