BAB II TINJAUAN TEORI. ini, akan dijelaskan mengenai parasosial, dan penjelasan mengenai remaja

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Perilaku Seksual Pranikah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Perkembangan Sepanjang Hayat

2. TINJAUAN KEPUSTAKAAN

1 Universitas Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Nilai Anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beragam suku dan sebagian besar suku yang menghuni kabupaten Merangin

TAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. rendah atau tinggi. Penilaian tersebut terlihat dari penghargaan mereka terhadap

PSIKOLOGI REMAJA. Sumber buku : Psikologi Remaja karangan Prof. Dr. Sarlito WS. Oleh : Saktiyono B. Purwoko, S.Psi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Demam idola (idols) akhir-akhir ini sepertinya sedang mewabah di

TINJAUAN PUSTAKA Remaja

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan fisik, kognitif, dan psikososial

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruhi oleh kematangan emosi baik dari suami maupun istri. dengan tanggungjawab dan pemenuhan peran masing-masing pihak yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Harga diri merupakan evaluasi individu terhadap dirinya sendiri baik secara

Disusun oleh Ari Pratiwi, M.Psi., Psikolog & Unita Werdi Rahajeng, M.Psi., Psikolog

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Remaja. Istilah adolescence atau remaja berasal dari bahasa Latin adolescere yang

golongan ekonomi menengah. Pendapatan keluarga rata-rata berada pada kisaran lima jutaan rupiah perbulan dengan sebagian besar ayah bekerja sebagai

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Tugas-tugas Perkembangan Remaja. Menurut Havighurst (dalam Syaodih : 161) mengatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Valentina, 2013). Menurut Papalia dan Olds (dalam Liem, 2013) yang dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus penuh tantangan

BAB I PENDAHULUAN. mengenal awal kehidupannya. Tidak hanya diawal saja atau sejak lahir, tetapi keluarga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa transisi yang terjadi di kalangan masyarakat, secara khusus

BAB I PENDAHULUAN. hingga masa awal dewasa, dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual.

TINJAUAN PUSTAKA Remaja

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB II. Tinjauan Pustaka

PERKEMBANGAN KOGNITIF (INTELEKTUAL) (PIAGET) Tahap operasional formal (operasi = kegiatan- kegiatan mental tentang berbagai gagasan) Dapat berpikir lo

BAB I PENDAHULUAN. istri adalah salah satu tugas perkembangan pada tahap dewasa madya, yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dengan transisi adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Latifah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, dunia entertainment selalu dijadikan fenomena oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Riesa Rismawati Siddik, 2014 Kontribusi pola asuh orangtua terhadap pembentukan konsep diri remaja

I. PENDAHULUAN. Secara hakiki, manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja tidak dapat dikatakan sebagai anak-anak dan belum termasuk pada

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan manusia. Dalam keluarga komunikasi orang tua dan anak itu. sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagi remaja itu sendiri maupun bagi orang-orang yang berada di sekitarnya.

BAB II LANDASAN TEORI. sebagai sembarang respon (reaksi, tanggapan, jawaban, alasan) yang dilakukan oleh

Erikson berpendapat bahwa perkembangan manusia melalui tahap tahap. psikososial dan tahap tahap perkembangan tersebut terus berlanjut sampai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara majemuk yang terdiri atas berbagai macam

Gambaran konsep pacaran, Nindyastuti Erika Pratiwi, FPsi UI, Pendahuluan

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tampak pada pola asuh yang diterapkan orang tuanya sehingga menjadi anak

BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Jelia Karlina Rachmawati, 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Identity Achievement. (Kartono dan Gulo, 2003). Panuju dan Umami (2005) menjelaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke fase remaja. Menurut

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Pada zaman modernisasi ini banyak dijumpai remaja yang sering ikutikutan

TINJAUAN PUSTAKA Remaja Akhir

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

HUBUNGAN ANTARA PARASOCIAL RELATIONSHIP

BAB II KAJIAN TEORI. dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. bila arah pembangunan mulai memusatkan perhatian terhadap upaya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa belajar bagi remaja untuk mengenal dirinya,

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Salusu (2004), pengambilan keputusan adalah proses memilih

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. Masa remaja

KONSEP KENDIRI (Part 5)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : PSIKOLOGI PERKEMBANGAN 2* KODE MATAKULIAH / SKS = MKK

BAB I PENDAHULUAN. baik dari faktor luar dan dalam diri setiap individu. Bentuk-bentuk dari emosi yang

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN oleh: Dr. Lismadiana,M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup dengan tugas yang dihadapi pada setiap masa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN MINAT MEMBACA KOMIK DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA SMA S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar tahun dan

MASA KANAK-KANAK AKHIR. Rita Eka Izzaty

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan sosial dan psikologis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tahap perkembangan psikososial Erikson, intimacy versus isolation, merupakan isu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (dalam Kompas, 2011) menyatakan bahwa didapatkan jumlah mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak

BAB II TINJAUAN TEORI. Dalam kamus tthe world book encyclopedia (dalam Widowaty,2008)

BAB I PENDAHULUAN. Masa ini menimbulkan perubahan-perubahan baik itu secara fisik maupun

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan kehadiran manusia lain di sekelilingnya untuk

BAB II LANDASAN TEORI. mau dan mampu mewujudkan kehendak/ keinginan dirinya yang terlihat

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TIU : Agar mahasiswa memahami ciri-ciri dan beberapa issue utama pada tahapan perkembangan remaja sampai dengan akhir kehidupan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN TEORI Bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang digunakan didalam penelitian ini, akan dijelaskan mengenai parasosial, dan penjelasan mengenai remaja 2.1. Parasosial 2.2.1. Pengertian Parasosial McCutcheon, dalam Julianto, (2005), dengan model absorption-addiction menjelaskan fenomena parasosial, dari hubungan dan interaksi parasosial ini akan tercipta motivasi untuk menyerap identitas diri dari idola (absorption) yang selanjutnya membawa penggemar kepadarasa cinta yang mendalam (addiction) yang ditunjukkan melalui perilaku mereka. Perilaku inilah yang disimpulkan sebagai perilaku parasosial, yaitu perilaku yang ditunjukkan seseorang untuk menunjukkan rasa cinta mereka terhadap seorang artis idola. Perilaku parasosial memiliki ciri satu arah yaitu kontrol pada artis idolanya, apapun yang dilakukan atau dikatakan oleh artis tersebut, merupakan stimulasi bagi para penggemar untuk mengetahuinya, tidak peduli hal itu benar atau tidak. Penggemar pengalaman melalui perantara media ini dirasakan sebagai hubungan yang benar-benar terjadi nyata, sehingga tampak adanya perasaan hubungan layaknya para penggemar sangat mengenal artis idolanya, baik itu latar belakang pribadinya, 6

hobi, kepribadian mereka bahkan siapa saja yang pernah berhubungan dengan mereka (Horton & Wohl dalam Julianto 2005). Istilah television perfomer digunakan untuk menjelaskan untuk menjelaskan tokoh khas dan asli dalam kehidupan sosial yang ditampilkan di radio dan televisi seperti karakter fisik yang tampil dalam film atau opera, selain itu television perfomer bisa berasal dari tokoh yang menunjukkan karakter dirinya sendiri seperti pembawa acara, penyanyi, model, politikus, olah ragawan, dan lain-lain. television perfomer bisa juga bukan manusia nyata, melainkan tokoh kartun (Giles dalam Widiasari, 2002). 2.2.2. Karakteristik Individu Parasosial Terdapat beberapa faktor dari karakteristik individu yang memiliki peran yang sangat besar dalam pembentukan hubungan parasosial (Holffner, dalam Julianto, 2005): 1. Interpesonal Attacment menggunakan tokoh televisi sebagai sarana pemuasan keinginan-keinginan dan kebutuhan-kebutuhanyang tidak tercapai. 7

2. Empati Individu Empati akan meningkat kecenderungan penonton dalam mengenali, memahami, dan saling berbagi dengan tokoh artis yang sedang disaksikannya. 3. Perempuan Banyak penelitian membuktikan bahwa perilaku parasosial ini memiliki kecenderungan lebih kuat dan lebih sering terjadi pada perempuan (Holffner, 2002 dalam Julianto, 2005). 2.2.3. Efek Parasosial Beberapa hal yang terbentuk atau dipengaruhi oleh adanya perilaku parasosial (Hoffner dalam Julianto 2005): a. Membentuk hubungan dan interaksi parasosial, penonton merasakan suatu kepuasan dalam kebutuhan interaksi sosialnya. b. Timbulnya rasa persahabatan yang semu antara penggemar dengan artis idolanya c. Pedoman bertingkah laku, perilaku yang ditunjukkan artis idola, bahkan nilai-nilai budaya menjadi panduan penggemar untuk bertingkah laku yang sama dalam kehidupan sehari-hari 8

d. Penggemar mengguanakan situasi dan tingkah laku artis idolanya di dalam film maupun di dunia nyata, untuk mengartikan dan memahami kehidupan dirinya sendiri e. Penggemar yang membentuk hubungan maupun interaksi yang sangat kuat terhadap artis idolanya dapat menimbulakan gejala patologis, dimana individu akan melakukan segala hal yang dilakukan oleh artis idolanya. 2.2.4. Aspek Parasosial Parasosial mempunyai 3 (tiga) aspek yaitu (Hollfner dalam Julianto 2005); 1. Aspek sosial dan hiburan, dimana individu mengagumi artis idola dan merasakan bahwa hal tersebut menghibur. 2. Aspek intense personal feeling, individu merasakan adanya hubungan emosional dengan artis idolanya. 3. Aspek patologi ringan, dimana individu menunjukkan tanda-tanda patologi terhadap artis idolanya dan bahkan rela berbuat hal-hal berbahaya demi artis idolanya. 2.3.1. Definisi Remaja Masa remaja memerlukan pertimbangan tentang usia dan pengaruh faktor sejara-sosial, dengan berbagai batasan tersebut remaja (adolescence) diartikan 9

sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencangkup perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional (Santrock, 2006). Remaja (adolescence) adalah masa transisi/peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis, dan psikososial. Secara kronologis yang tergolong remaja ini berkisar antara usia 12/13-21 tahun. Untuk menjadi orang dewasa, mengutip pendapat Erikson, maka remaja akan melalui masa krisis dimana remaja berusaha untuk mencari identitas diri ( search for self-identity) Dariyo (2004) Transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal 20 tahun (Papalia & Olds, 2001). Hurlock membagi masa remaja menjadi masa remaja awal 13 hingga 16 atau 17 tahun, dan masa remaja akhir 16 atau 17 tahun hingga 18 tahun. Hurlock membedakan masa remaja awal dan akhir karena pada masa akhir individu telah sampai pada masa transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa (Hurlock, 1990). Tahap Perkembangan Remaja, Saraswaty 2009 kedewasaan; Tiga tahap perkemangan remaja dalam proses penyesuaian diri menuju 10

1. Remaja Awal Seorang remaja pada tahap ini masih bingung akan perubahan yamg terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubanhan tersebut, pada masa remaja awal ini sulit dimengerti orang dewasa. 2. Remaja Madya Tahap ini remaja sangat membutuhkan teman-teman, selain itu pada tahap perkembangan remaja madya ini, remaja sedang berada dalam kondisi kebingungan karena ia tidak tahu harus memilih yang mana. Remaja pria harus mempererat hubungan dengan kawan-kawan lain dari lawan jenis. 3. Remaja Akhir Tahap ini adalah masa kondisi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian 5 hal berikut : 1) Minat yang makin mantap dengan fungsi-fungsi intelek 2) Egonya yang mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang lain dalam pengalaman baru 3) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi 11

4) Egoisentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain. 5) Tumbuh dinding yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan masyarakat umum (the public) Karakteristik Perkembangan Remaja Isu perkembangan remaja meliputi identity (menentukan dan memahami diri sebagai individu), autonomy (mengembangkan sence of independence yang sehat), intimacy (mengekspesikan perasaan seksual dan menikmati kontak fisik dengan orang lain), sexuality dan achievement (menjadi seorang yang sukses dan kompeten sebagai anggota masyarakat). (Race dalam Saraswaty 2009), remaja memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Transformasi fisik Perubahan fisik yang terjadi secara signifikan, misalnya badan bertambah tinggi dan bertambah berat, bentuk badan yang membulat pada wanita, pertumbuhan jakun pada pria, dan lain sebagainya. 2) Meningkatnya testion (ketegangan) Perubahan fisik juga meliputi kematangan system reporduksi sehingga berpotensi mengakibatkan masalah psikologisn dan emosional 12

3) Perubahan emosi Perubahan seksual tubuh remaja berdampak pada perubahan emosi dalam diri mereka dan sering mengakibatkan mereka kurang tepat dalam mengarahkan emosi dan terkadang dalam situasi, tempat, maupun orang yang salah. 4) Ketidak puasan status Status remaja dalam masyarakat dianggap kurang jelas, tidak dianggap sebagai anak-anak tetapi juga belum dikatakan dewasa. Gejolak emosi dan masalah remaja pada umumnya disebabkan oleh adanya konflik peras sosial tersebut. 5) Kedewasaan secara intelektual Remaja umumnya sudah mencapai tahap kedewasaan secara intelektual karena mereka sudah mencapai tahap format operation yang ditandai dengan kemampuan untuk berfikir abstrak (Piaget dalam Santrock, 2007). Priode formal operasional ini, remaja dianggap mampu mengemukakan alasan dengan cara abstrak dan logis, mampu merumuskan ide tanpa ketergantungan terhadap objek/peristiwa kongkrit, dan sudah memiliki sciencetific reasoning. 2.2. Kerangaka Pemikiran berikut Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian, maka kerangga pemikiran sebagai 13

Gambar 2.1. Kerangka berfikir Remaja Mencari hubungan dengan orang lain Keinginan untuk keterlibatan sosial Parasosial Interaksi parasosial Persahabatan semu Pedoman tingkah laku Menggunakan tingkah laku didalam dunia nyata Membuat hubungan yang sangat kuat Pada tahap ini remaja mencari hubungan dengan orang lain dan keinginannya sangat besar untuk keterlibatannya dalam bersosialisasi. Remaja yang berperilaku parasosial memiliki persahabasan semu dengan idolanya dan menggunakan tingkah laku idolanya dalam dunianya sehingga membuat hubungan yang sangat kuat dengan selebriti idolanya. 14