I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berkualitas. Salah satu kendala peningkatan kualitas sumberdaya manusia adalah

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. tanaman padi salah satunya yaitu pemupukan. Pupuk merupakan salah satu faktor

TENTANG REKOMENDASI PEMUPUKAN N, P, DAN K PADA PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI

I. Pendahuluan. II. Permasalahan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penggunaan varietas unggul baru padi ditentukan oleh potensi hasil,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian selalu dikaitkan dengan kondisi kehidupan

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

Kata kunci : kompos, Azolla, pupuk anorganik, produksi

PENDAHULUAN. Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu buah yang dikonsumsi segar.

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

I. PENDAHULUAN. Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya

TEKNOLOGI PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO. Oleh. Ir. Azri, MSi.

PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Apa yang dimaksud dengan PHSL?

I. PENDAHULUAN. tersebut (Ladha et al., 1997). Indonesia merupakan negara agraris, dengan sektor

SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. besar masyarakat Indonesia. Menurut Puslitbangtan (2004 dalam Brando,

PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH ABSTRAK

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN OMISSION PLOT Kajian Efektifitas Pengelolaan Lahan Sawah Irigasi Pada Kawasan Penambangan Nikel Di Wasile - Maluku Utara

KAJIAN APLIKASI PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK ORGANIK DAN AN- ORGANIK TERHADAP PRODUKSI PADI SAWAH

Latar Belakang. Produktivitas padi nasional Indonesia dalam skala regional cukup tinggi

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

Jurnal Ilmiah Ilmu Terapan Universitas Jambi p-issn: Volume 1 Nomor 2 Tahun 2017 e-issn:

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi

TEKNOLOGI BUDIDAYA UBI KAYU UNTUK MENCAPAI PRODUKSI OPTIMAL

PENGARUH DOSIS BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS PADI. The Effect of Bokashi Dosages on Growth and Yield of Three Varieties of Rice

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam pembangunan nasional. Keberhasilan pembangunan

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) merupakan salah satu tanaman pangan

TINJAUAN PUSTAKA. kalium dari kerak bumi diperkirakan lebih dari 3,11% K 2 O, sedangkan air laut

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. tinggi perlu didukung oleh ketersediaan hijauan yang cukup dan kontinyu. Tetapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. sub tropis. Bukti sejarah menunjukkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina)

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Komoditi jagung memiliki peranan cukup penting dan strategis dalam pembangunan

TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN. F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia

PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SELUMA Studi Kasus: Lahan Sawah Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan ABSTRAK PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi merupakan tanaman yang termasuk genus Oryza L. yang

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik Lahan Sawah. reduksi (redoks) dan aktifitas mikroba tanah sangat menentukan tingkat

Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu HP:

I. PENDAHULUAN. Dalam 5 tahun terakhir produksi nasional kedelai tergolong rendah berkisar 600-

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicom esculentum Mill) merupakan salah satu jenis tanaman


BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan di dunia. Hal itu dikarenakan jagung memiliki nilai gizi yang

TEKNOLOGI PEMUPUKAN PADI SAWAH LAHAN IRIGASI DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

I. PENDAHULUAN. Mentimun merupakan suatu jenis sayuran dari keluarga labu-labuan

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN Latar Belakang

Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) Berbasis Padi Palawija

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka pencapaian ketahanan pangan nasional, Pemerintah terus berupaya

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut:

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Konsumsi kedelai di Indonesia setiap tahun semakin meningkat, seiring dengan

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH MELALUI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (PTT) DI PROVINSI JAMBI

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT DI PROVINSI BENGKULU ABSTRAK

POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGELOLAAN HARA UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS LAHAN SAWAH BUKAAN BARU DI HARAPAN MASA-TAPIN KALIMANTAN SELATAN

Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup semua pengertian yang. digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan

PENDAHULUAN Latar Belakang

KEBIJAKAN HARGA INPUT-OUTPUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP KENAIKAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI

ANALISIS KELAYAKAN PENGALIHAN SUBSIDI PUPUK MENJADI PENJAMINAN HARGA GABAH : Subsidi Input vs Output *

PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan jagung untuk pakan sudah lebih dari 50% kebutuhan

Untuk menunjang pertumbuhannya, tananam memerlukan pasokan hara

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

PEMUPUKAN BERIMBANG Oleh : Isnawan BP3K Nglegok

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sejak tahun Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

VII. KEHARAAN DAN PEMUPUKAN

PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MELALUI INDEK PERTANAMAN (IP-400) DALAM RANGKA KEMANDIRAN PANGAN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

DAYA HASIL DAN POTENSI LIMBAH UNTUK PAKAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU (VUB) PADA SISTEM TANAM LEGOWO 2:1. I NYOMAN ADIJAYA dan I MADE RAI YASA

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN KOMPONEN HASIL EMPAT VARIETAS UNGGUL BARU PADI INPARA DI BENGKULU ABSTRAK

KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ABSTRAK

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA PADI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PEMUPUKAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di berbagai bidang memerlukan sumberdaya manusia yang berkualitas. Salah satu kendala peningkatan kualitas sumberdaya manusia adalah defisiensi nutrisi Zn. Peran Zn dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia berkaitan dengan fungsinya dalam pembentukan struktur dan fungsi otak, metabolisme neurotransmitter dan fungsi kekebalan tubuh (Ibs & Rink, 2003; Watt et al., 2011; Młyniec et al., 2014). Nutrisi Zn antara lain bersumber dari produk pangan. Pangan utama rakyat Indonesia adalah beras. Asupan nutrisi Zn dari beras secara kontinyu dan dalam jumlah cukup dapat meningkatkan kecerdasan dan daya ingat, tidak mudah depresi dan tahan terhadap berbagai penyakit. Dengan demikian dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, peningkatan hasil padi dan kadar Zn beras sangat diperlukan. Padi sawah dibudidayakan pada berbagai jenis tanah dengan tekstur bervariasi mulai dari Vertisol bertekstur kleian sampai Inceptisol berteksur pasiran. Potensi produktivitas Vertisol dalam budidaya sistem sawah lebih tinggi dibandingkan Inceptisol. Menurut Borchardt (1989) dalam Prasetyo et al. (2004) hal tersebut disebabkan oleh kapasitas pertukaran kation (KPK) dan efisiensi pemupukan pada Vertisol lebih tinggi daripada Inceptisol, terutama dibandingkan dengan Inceptisol bertekstur pasiran yang mengandung bahan organik rendah. Namun ditinjau dari luas penyebaran, Inceptisol lebih berpotensi sebagai sumber produksi padi di Indonesia. Data Puslittanak (2002) menyebutkan, Inceptisol merupakan jenis

2 tanah dengan penyebaran terluas, mencapai 70,25 juta atau 37,5% dari luas daratan di Indonesia, sementara luas penyebaran Vertisol di Indonesia hanya 2,12 juta ha. Upaya peningkatan hasil padi pada Inceptisol dan Vertisol telah dilaksanakan melalui berbagai penelitian. Dari aspek budidaya telah dihasilkan berbagai inovasi teknologi, antara lain pelepasan varietas unggul baru (VUB), pemupukan N, P dan K berimbang dan pemupukan organik. Permasalahan yang dihadapi dalam implementasi teknologi yang telah dihasilkan tersebut adalah: (1) VUB hasil penelitian terutama varietas IR 64 masih dominan ditanam petani meskipun potensi hasil varietas IR 64 lebih rendah (6 t/ha) dibandingkan VUB yang lain, diantaranya varietas Widas (7 t/ha), Ciherang (8,5 t/ha) dan Cimelati (7,5 t/ha), dan (2) hasil -hasil penelitian ( teknologi VUB, pemupukan anorganik dan pemupukan organik) diimplementasikan oleh petani secara parsial dan lebih berorientasi pada peningkatan hasil. Implementasi teknologi varietas yang secara genetik berdaya hasil rendah disertai penambahan input N, P dan K dosis tinggi dan atau tidak berimbang dihadapkan pada kendala inefisiensi usahatani. Selain itu pemberian pupuk yang berlebihan terutama pupuk urea akan mencemari lingkungan, sementara implementasi teknologi budidaya yang hanya berorientasi pada peningkatan hasil dapat menurunkan kadar Zn dalam beras. Penurunan Zn beras tersebut terjadi akibat peningkatan pertumbuhan dan hasil. Teknologi pemupukan yang telah diintroduksikan pada lahan sawah dan sampai saat ini masih dominan diadopsi oleh petani adalah pemberian pupuk anorganik N, P dan K, masing-masing bersumber dari pupuk urea, SP 36 dan KCl.

3 Namun demikian diduga aplikasi teknologi tersebut oleh petani masih belum berimbang ditinjau dari aspek hasil gabah dan kadar Zn beras. Terminologi ketidakseimbangan dalam penelitian ini mengacu pada konsep dilution effect (Jarrell dan Berverly, 1981; Haase & Rose, 1995 dan Koricheva, 1999 dalam Taub dan Wang, 2008; Imo, 1999 dalam Imo, 2014). Dalam konsep dilution effect diidentifikasi interaksi nilai relatif antara tiga parameter hara secara simultan yaitu serapan hara, bobot biomas dan kadar hara. Berlandaskan konsep tersebut dapat dikemukakan, ketidakseimbangan dapat terjadi apabila teknologi pengelolaan (varietas dan pemupukan) yang diimplementasikan dapat meningkatkan serapan Zn gabah dan bobot gabah, akan tetapi peningkatan tersebut berakibat terhadap penurunan kadar Zn beras. Sampai saat ini pupuk urea, SP 36 dan KCl diaplikasikan petani dengan dosis yang kurang tepat. Di Kabupaten Bantul, dosis pemupukan yang direkomendasikan adalah 250-300 kg urea/ha, 50-100 kg SP 36/ha dan 50 kg KCl/ha (Departemen Pertanian, 2007). Rekomendasi tersebut mengacu pada hasil pemetaan status P dan K tanah (BPTP Yogyakarta, 2004). Dari hasil pemetaan tersebut dilaporkan, 63,28% dari luas total sawah irigasi (14,323 ha) di Kabupaten Bantul berstatus P dan K tanah tinggi. Dosis pupuk anorganik dan pupuk organik yang diaplikasikan petani kurang tepat dan sangat bervariasi. Pupuk urea, SP 36 dan KCl masing-masing diberikan dengan dosis 250-500 kg/ha, 75-300 kg/ha dan 50-100 kg/ha (Kabupaten Bantul dalam Angka, 2001 dalam Retno et al., 2004). Permasalahan yang dihadapi dalam aplikasi pupuk oleh petani adalah: (1) pupuk urea dan SP 36 diberikan melampaui dosis anjuran, (2) pupuk SP 36 diberikan pada setiap musim tan am meskipun

4 kandungan P tanah tinggi, (3) aplikasi pupuk KCl dengan dosis 50-100 kg/ha hanya dilakukan oleh sebagian kecil petani, dan (4) pemanfaatan pupuk organik (jerami) sebagai sumber hara K belum dilaksanakan oleh sebagian besar petani. Sementara sumber pupuk organik lainnya (pupuk kandang) telah diberikan oleh sebagian kecil petani akan tetapi dosis pemberiannya masih sangat bervariasi, berkisar antara 1-10 ton/ha. Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa ketidakseimbangan antara peningkatan hasil dan kadar Zn dalam beras diduga dapat terjadi akibat introduksi teknologi yang hanya berorientasi pada hasil dan atau adopsinya di tingkat petani yang tidak tepat. Kendala tersebut dapat diatasi melalui reorientasi penelitian pada hasil gabah dan kadar Zn beras berbasis teknologi petani. Sampai saat ini teknologi varietas, pemupukan N, P dan K berimbang dan pemupukan organik yang secara khusus untuk meningkatkan hasil sekaligus meningkatkan kualitas beras (kadar Zn) berbasis teknologi N, P dan K do sis petani belum ditemukan. Pendekatan pemupukan N, P dan K berbasis dosis petani digunakan sebagai upaya untuk mempermudah dan mempercepat pemasyarakatan hasil penelitian ini di tingkat petani. Dengan demikian penelitian ini sangat penting untuk dilaksanakan. B. Permasalahan Berdasarkan uraian yang telah disampaikan maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. a. Bagaimana karakter fisiologis varietas unggul berdaya hasil tinggi dan berkadar Zn beras tinggi di Vertisol dan Inceptisol?

5 b. Apakah pemupukan N, P dan K dosis petani pada tanah Inceptisol dan Vertisol meningkatkan hasil gabah tetapi menurunkan kadar Zn dalam beras? 2. Bagaimana kadar serta nisbah hara tanaman di Inceptisol pada varietas unggul padi pada beberapa teknologi defisien hara? bagaimana hubungan antara hasil gabah dengan Zn beras pada beberapa teknologi tersebut? 3. Bagaimana proses fisiologis, pertumbuhan, hasil gabah dan Zn beras di Inceptisol pada varietas unggul padi pada teknologi pupuk anorganik berimbang? 4. Bagaimana hasil gabah dan Zn beras di Inceptisol pada varietas unggul padi pada teknologi kombinasi pupuk organik? C. Tujuan Penelitian 1. Mendapatkan karakter fisiologis varietas unggul berdaya hasil tinggi dan berkadar Zn beras tinggi di Vertisol dan Inceptisol. 2. Mendapatkan unsur hara defisien dan pengaruhnya terhadap kadar serta nisbah hara tanaman di Inceptisol pada varietas unggul padi. 3. Mempelajari pengaruh dan mendapatkan teknologi pupuk anorganik berimbang yang dapat meningkatkan proses fisiologis, pertumbuhan, hasil gabah dan Zn beras di Inceptisol pada varietas unggul padi. 4. Mempelajari pengaruh dan mendapatkan teknologi kombinasi pupuk organik yang dapat meningkatkan proses fisiologis, pertumbuhan, hasil gabah dan Zn beras di Inceptisol pada varietas unggul padi. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat terhadap: 1. Kontinuitas asupan nurisi Zn oleh masyarakat dengan biaya relatif murah untuk semua lapisan masyarakat di Indonesia.

6 2. Peningkatan nilai jual hasil akibat peningkatan kualitas beras (Zn beras). 3. Peningkatan preferensi petani terhadap varietas unggul yang lebih berpotensi dibandingkan varietas IR 64. E. Keaslian Penelitian Inovasi teknologi budidaya padi telah banyak dihasilkan melalui berbagai penelitian. Penelitian-penelitian tersebut mencakup penelitian-penelitian yang berorientasi pada kuantitas hasil dan penelitian-penelitian yang berorientasi pada kuantitas dan kualitas hasil. Aspek yang telah banyak diteliti dalam penelitian yang berorientasi pada kuantitas hasil antara lain pemberian hara N, P dan K berimbang berbasis pemberian hara N, P dan K optimal. Hara N, P dan K berimbang ditentukan berdasarkan ketersediaan hara dalam tanah dan kebutuhan hara tanaman (Makarim, 2006). Implementasi hasil penelitian tersebut sangat nyata meningkatkan hasil padi. Dari beberapa laporan dikemukakan, pemupukan berimbang dapat meningkatkan hasil padi sekitar 76-90% (Purnomo, 2008; Gani, 2009; Razie et al., 2013). Sampai saat ini, penelitian yang berorientasi pada kuantitas hasil gabah dan kualitas hasil padi (Zn beras) masih terbatas. Dari beberapa laporan yang ada dikemukakan bahwa terjadi peningkatan hasil padi akibat implementasi berbagai teknologi, antara lain teknologi varietas dan pemupukan. Implementasi tersebut dapat meningkatkan hasil gabah tetapi peningkatan hasil berbanding terbalik dengan kadar Zn dalam beras. Akan tetapi, dalam penelitian-penelitian tersebut digunakan varietas padi spesifik dan dilaksanakan menggunakan media larutan (Impa et al., 2010; Impa et al., 2013).

7 Kajian aspek morfologis varietas Ciherang, Cimelati dan IR 64 yang berhubungan dengan hasil telah banyak diteliti. Namun sampai saat ini kajian aspek fisiologis varietas Ciherang, Cimelati dan IR 64 yang berhubungan dengan hasil gabah dan kadar Zn dalam beras pada berbagai kombinasi pemberian hara N, P dan K masih sulit ditemukan. Selain aspek varietas, penelitian ini mengkaji aspek hasil gabah dan kadar Zn dalam beras akibat pengaruh berbagai kombinasi pemberian hara N, P dan K. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang telah dilaporkan sebelumnya (Impa et al., 2012; Impa et al., 2013) adalah hara N, P dan K berimbang diberikan berbasis teknologi petani dan dilaksanakan pada media tanah dengan budidaya sistem sawah.