Studi Praktek Agroforestri di Desa Talawaan Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. dan menjadi suatu sistem yang menguntungkan adalah sistem agroforestri.

AGROFORESTRY : SISTEM PENGGUNAAN LAHAN YANG MAMPU MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT DAN MENJAGA KEBERLANJUTAN

HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA TANI DENGAN PENERAPAN AGROFORESTRI DI DESA KAYUUWI KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT KABUPATEN MINAHASA

LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2013/2014. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman

LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2012/2013. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman

I. PENDAHULUAN. Agroforestry dalam Bahasa Indonesia, dikenal dengan istilah wanatani atau

KOMPOSISI JENIS DAN POLA AGROFORESTRY di DESA SUKARASA, KECAMATAN TANJUNGSARI, BOGOR, JAWA BARAT ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

INVENTARISASI KEGIATAN PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI BARAT

AGROFORESTRI PEKARANGAN DAN POTENSINYA DALAM MENDUKUNG PEREKONOMIAN RUMAH TANGGA PETANI DI DESA TEGALRETNO, KECAMATAN PETANAHAN, KABUPATEN KEBUMEN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ASPEK EKONOMI, SOSIAL, DAN BUDAYA PRAKTEK AGROFORESTRY (Studi Kasus Desa Gurukinayan, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo) SKRIPSI

OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN MELALUI PENGEMBANGAN TANAMAN BIOFARMAKA UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KABUPATEN KARANGANYAR

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Figur Data Kota Surakarta Tahun

Perkembangan Ekonomi Makro

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM AGROFORESTRI DI DESA TOLOK SATU KECAMATAN TOMPASO KABUPATEN MINAHASA

KONTRIBUSI PRODUK AGROFORESTRI TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA. (Nagori Simpang Raya Dasma, Kabupaten Simalungun)

PENDAHULUAN Latar Belakang

<!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->pemeliharaan kakao. <!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->integrasi padi sawah dan ternak

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C

VII. KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN BOGOR

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

KINERJA DAN PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BLORA

S. Andy Cahyono dan Purwanto

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

BAB I. PENDAHULUAN. Agroforestri: ilmu baru, teknik lama. Penanaman berbagai jenis. pohon dengan atau tanpa tanaman semusim (setahun) pada sebidang

Siantar Marimbun 49,31%

BAB I PENDAHULUAN. ekosistemnya sebagai modal dasar pembangunan nasional dengan. Menurut Dangler (1930) dalam Hardiwinoto (2005), hutan adalah suatu

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI MELALUI PENGEMBANGAN AGROFORESTRY

TINJAUAN PUSTAKA Sistem Agroforestri Istilah agroforestri mulai mendapat perhatian dunia internasional secara global sejak tahun 1970-an (van Maydel

Pemanfaatan Lahan Pekarangan dengan Sistem Agroforestri oleh Masyarakat di Desa Sidomulyo, Katingan Kuala, Katingan

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

II. TINJAUAN PUSTAKA. berinteraksi dalam satu sistem (pohon, tanaman dan atau ternak) membuat

BAB I PENDAHULUAN. Desa Kepuharjo salah satu desa yang berada di Kecamatan Cangkringan

Bidang Tanaman Pangan

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

A. Realisasi Keuangan

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

4.1. Letak dan Luas Wilayah

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan mulai dari tanaman keras, non kayu, satwa, buah-buahan, satuan budi

ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA DI KABUPATEN MEMPAWAH. Universitas Tanjungpura Pontianak.

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

POLA AGROFORESTRI DAN POTENSI KARBON KEBUN CAMPURAN DI DESA TELAGA LANGSAT KECAMATAN TAKISUNG KABUPATEN TANAH LAUT

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. menggabungkan unsur tanaman dan pepohonan. Agroforestri adalah suatu

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGAH JULI 2009 SEBESAR PERSEN

III. METODE PENELITIAN. Desa Pesawaran Indah ini merupakan salah satu desa yang semua penduduknya

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

PENDAPATAN USAHA TANI AGROFORESTRI TRADISIONAL PADA BEBERAPA KEMIRINGAN LAHAN DI KELURAHAN KINALI KABUPATEN MINAHASA

Menengok kesuksesan Rehabilitasi Hutan di Hutan Organik Megamendung Bogor Melalui Pola Agroforestry

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

TINJAUAN PUSTAKA. Hutan Rakyat dan Agroforestry. maupun lahan yang dikuasai oleh negara. Hutan rakyat tersusun dari satuan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agroforestri Definisi agroforestri

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

SEKTOR PERTANIAN UNGGULAN DI KABUPATEN BANDUNG SELAMA TAHUN Nina Herninawati 1)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Sosial, Budaya dan Ekonomi Masyarakat di Desa Kalimulyo

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

II. TINJAUAN PUSTAKA

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN JUNI 2017

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

AGROFORESTRI PENDAHULUAN. Apa itu Agroforestri? Cakupan pembahasan agroforestri

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Lokasi Geografis

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. keadaan penduduk dan keadaan pertanian yang ada di Desa Ambarketawang.

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

KLASIFIKASI PENGGUNAAN LAHAN DI HUTAN KEMASYRAKATAN KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG MODEL UNIT XIV TOBA SAMOSIR

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

KONTRIBUSI AGROFORESTRI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN DAN PEMERATAAN PENDAPATAN MASYARAKAT PENGELOLA HUTAN KEMASYARAKATAN DI SESAOT LOMBOK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Berkurangnya hutan tropis untuk kepentingan pertanian terkait dengan upayaupaya

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

BAB I PENDAHULUAN. ekologi maupun sosial ekonomi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan berbagai

II. B. KETERANGAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN

TINJAUAN PUSTAKA. kombinasi antara produksi pertanian, termasuk pohon, buah-buahan dan atau

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

(Monografi Desa Ngijo 2011). 6,5 Sedangkan horizon B21 dalam cm: warna 5YR 3/3

2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERDAGANGAN. T r a d e 7

BAB I PENDAHULUAN. pertanian di Wilayah Distrik Sorong Timur

IV. GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Batanghari. Kecamatan yang terletak di Kabupaten Lampung Timur dengan luas wilayah

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN

Transkripsi:

Studi Praktek Agroforestri di Desa Talawaan Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara W. Kogoya 1), R. Kainde 2), W. Nurmawan 2) dan A.G. Tulungen 2) 1) Mahasiswa Program Studi Ilmu Kehutanan UNSRAT 2) Dosen Ilmu Kehutanan UNSRAT ABSTRAK Sistem agroforestri merupakan sistem pengunaan lahan, yang memiliki aspek sosial dan ekologi, dilaksanakan melalui kombinasi pepohonan dengan tanaman pertanian dan atau peternakan (hewan) dan atau perikanan, baik secara bersama-sama atau bergiliran, sehingga dari satu unit lahan tercapai hasil total nabati dan atau hewan yang optimal (Nair, 1987). Praktek sistem agroforestri sudah dilakukan oleh masyarakat Desa Talawaan dalam sistem pengelolahan lahan pertanian, yang mengkombinasikan tanaman kehutanan dan tanaman pertanian. Penelitian ini bertujan untuk mengetahui praktek pengelolaan lahan agroforestri di Desa Talawaan Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Talawaan Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara pada bulan Juli sampai Agustus 2014. Penelitian dilaksanakan dengan cara wawancara terhadap responden tentang praktek agroforestri yang dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 3 kombinasi sistem agroforestri yaitu agrosilvopastur berjumlah 15 sampel kebun (75%), silvopastur berjumlah 4 kebun (20%), dan agrosilvofisheri 1 sampel kebun (5%), dengan 7 kelompok jenis. Terdapat 14 kombinasi komoditi yang dibudidayakan di lahan agroforestri. Terdapat 15 kebun sampel dengan 9 kombinasi kelompok jenis pohon kayu, 7 kebun sampel tanaman hortikultura berkayu atau pohon buah-buahan dengan 12 kombinasi dan 13 kebun sampel dengan 9 kombinasi tanaman perkebunan. Kata Kunci : Praktek agroforestri, Kombinasi kelompok jenis ABSTRACT The agroforestry system is a land use system, which has social and ecological aspects, implemented through a combination of trees with agricultural crops and / or livestock (animal) and / or fishery, either simultaneously or in rotation, so that from one unit of land is achieved the total yield of vegetable and / or optimal animals. (Nair, 1987). The practice of the agroforestry system has been done by the Talawaan villagers in the agricultural land management system, which combines forestry crops and agricultural crops. This research aims to know agroforestry land management practices in Talawaan Village Talawaan Subdistrict of North Minahasa Regency. This research was conducted in Talawaan Village Talawaan Subdistrict of North Minahasa Regency from July to August 2014. This research was conducted by interviewing the respondents about agroforestry practices. Based on the result of the research, there are 3 agroforestry system combinations of agrosilvopastur which are 15 garden samples (75%), silvopastur is 4 garden (20%), and agrosilvofisheri 1 garden sample (5%), with 7 type species. There are 14 combinations of commodities cultivated in agroforestry fields. There are 15 sample gardens with 9 combinations of timber tree species, 7 garden samples of woody horticultural plants or fruit trees with 12 combinations and 13 sample gardens with 9 plantation crop combinations. Keywords : Agroforestry practices, Combination of species groups

PENDAHULUAN Agroforestri merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan di bidang pertanian dan kehutanan. Sistem agroforestri juga merupakan sistem pengunaan lahan, yang memiliki aspek sosial dan ekologi, dilaksanakan melalui kombinasi pepohonan dengan tanaman pertanian dan atau ternak (hewan) dan/atau ikan, baik secara bersama-sama atau bergiliran, sehingga dari satu unit lahan tercapai hasil total nabati dan atau hewan yang optimal (Nair, 1987dalam Rianse, 2006). Menurut Hariah, Agun, dan Sabarnurdin (2003) agroforestri adalah alternatif sistem pengunaan lahan untuk produksi yang mengusahakan komoditas kehutanan berupa pohon-pohonan. Agroforestri juga merupakan salah satu sistem pengelolaan lahan hutan dengan tujuan untuk mengurangi kegiatan perusakan/perambahan hutan sekaligus meningkatkan penghasilan petani secara berkelanjutan. Agroforestri dapat ditinjau dari komoditas yang diusahakan, skala pengelolaan, latar belakang sosial. Praktek agroforestri sudah dilakukan oleh masyarakat Desa Talawaan dalam sistem pengelolahan lahan pertanian, yang mengkombinasikan tanaman kehutanan dan tanaman pertanian. Tanaman kehutanan yang umumnya ditanam adalah cempaka, jabon, nantu dan jati sedangkan tanaman pertanian adalah jagung, padi, sayur-sayuran, pepaya dan pisang. Selain itu terdapat tanaman tahunan yang menghasilkan buah seperti duku, lansat dan kelapa. Berbagai bentuk pengelolaan lahan, pemilihan jenis, pengetahuan petani dan teknologi budidaya yang diterapkan memungkinkan adanya variasi praktek agroforestri. Masyarakat Desa Talawaan pada umumnya sebagai petani ada sekitar 405 orang yang bergantung kepada hasil usaha kehutanan, pertanian dan peternakan. Hingga saat ini belum diketahui sampai sejauh mana praktek-praktek agroforestri diterapkan oleh masyarakat. Data dan informasi tentang praktek agroforestri di suatu tempat sangat penting terkait dengan upaya perbaikan sistem dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui praktek pengelolaan lahan agroforestri di Desa Talawaan Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi mengenai praktek sistem agroforestri di Desa Talawaan Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara. METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Talawaan Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara waktu pelaksanaan penelitian mulai bulan Juli sampai Agustus 2014. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : kamera, alat tulis-menulis dan lembaran kuisioner. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplorasi, wawancara terhadap respoden dan pengamatan langsung di lapangan pada lahan agroforestri yang dimiliki responden. Analisis Data Data yang diperoleh dikelompokkan dan ditabulasi dan diinterpretasi selanjutnya dianalisis secara deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Responden Dari 20 responden 13 orang (65%) merupakan petani penggarap. Masingmasing memiliki luas lahan, 0,18 ha. 0,6 ha. 0,25 ha. 0,15 ha. 0,11 ha. 0,18 ha. 0,12 ha. 0,25 ha. 0,21 ha. 0, 14 ha. 0,12 ha 0,17 ha 0,13 ha. 7 orang lainnya (35%) menjadi petani yang memiliki lahan, kepemilikan lahan oleh 7 petani masing-masing, 0,16 ha. 0,12 ha. 0, 21ha. 0,23 ha. 0,8 ha. 0,14 ha. 0, 19 ha. Responden pemilik lahan atau pengarap berumur kurang dari 30 tahun berjumlah 5 orang, berumur 30-40 tahun berjumlah 6 orang, berumur antara 40-50tahun berjumlah 6 orang, yang berumur antara 50-60 tahun berjumlah 1 orang dan lebih dari 60 tahun berjumlah 3 orang Responden berpendidikan SD berjumlah 4 orang, SMP 9 orang, SMA 6 orang dan S1 berjumlah 3 orang. Praktek Agroforestri Penelitian yang dilakukan menghasilkan informasi mengenai pengelolaan lahan dengan sistem agroforestri di Desa Talawaan. Terdapat berbagai bentuk pengelolaan lahan dengan sistem agroforestri, baik ditinjau dari komoditas yang diusahakan maupun variasi praktek agroforestri. Komposisi Jenis Komposisi jenis yang ada di Desa Talawaan adalah kombinasi antara komponen vegetasi berkayu berdaur panjang (pohon kayu, tanaman perkebunan dan hortikultura berkayu/pohon buahbuahan) dengan tanaman pertanian berdaur pendek dan/atau ternak/ikan. Secara keseluruhan komoditi yang ada pada 20 sampel kebun dapat dikelompokkan dalam 7 kelompok dan secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Kelompok Jenis No Kelompok Jenis Jenis 1. Pohon kayu Sengon, nantu,cempaka, jabon, angsana, kayu telur, kayu hitam 2. Tanaman Kelapa perkebunan 3. pohon buahbuahan. Mangga, rambutan, duku, lansat, nangka 4. Hortikultura Tomat, pepaya, pisang, wortel, terong, cabe, sayuran 5. Tanaman pangan Padi sawah, padi ladang, jagung, ubi kayu, talas 6. Peternakan Babi, sapi, itik, ayam 7. Perikanan Ikan mas, Ikan mujair Kelompok jenis pohon kayu dan pohon buah-buahan dan tanaman perkebunan merupakan kelompok vegetasi berkayu berdaur panjang yang merupakan komponen utama dalam sistem agroforestri. Sedangkan kelompok jenis lainnya (tanaman pangan dan hortikultura) mewakili komponen pertanian berdaur pendek yang dikombinasikan dengan kelompok peternakan dan perikanan. Jenis-jenis pohon kayu atau tanaman kehutanan adalah sengon, nantu, cempaka, jabon, angsana, kayu telur, kayu hitam, tanaman perkebunan kelapa dan pohon buah-buahan berupa mangga, rambutan, duku, lansat dan nangka. Jenis paling banyak untuk pohon kayu adalah jabon, tanaman perkebunan kelapa, sedangkan rambutan dan lansat untuk pohon buah-buahan. Tanaman pertanian berdasarkan data yang ada tiap petani memiliki lahan dan tanaman pertanian wortel 1 orang (5%) cabai 5 orang (25%), tomat 1 orang (5%), padi 2 orang (10%), pepaya 11 orang (55%), terong 1 orang (5%), pisang 9 orang (45%), jagung 6 orang (30%) dan ubi kayu 1 orang (5%). Data yang diperoleh bagian peternakan ada beberapa petani yang memiliki peternakan babi 65%, ayam 65%,

sapi 25 %. Memiliki ikan mas 60%, mujair 50%,. Kombinasi Kelompok Jenis Berdasarkan kombinasi jenis tumbuhan maupun hewan yang dibudidayakan, terdapat 3 (tiga) sistem agroforestri yaitu agrosilvopastur berjumlah 15 sampel kebun (75%), Tabel 2. Variasi Kombinasi Kelompok Jenis No Kombinasi Jenis Peternakan Perikanan 1 Pohon kayu+ perkebunan hortikultura+ peternakan+perikanan 2 Pohon kayu+ tanaman perkebunan+ tanaman pangan+peternakan dan/atau perikanan 3. Pohon kayu + hortikultura+ peternakan+perikanan 4. Perkebunan +peternakan +perikanan 5. Pohon kayu+perkebunan+ tanaman pangan+ peternakan+perikanan 6 Pohon kayu+perkebunan+ Tanaman pangan+ hortikultura+peternakan dan perikanan 7. Pohon kayu+perkebunan+ Tanaman pangan+ hortikultura dan Perikanan 8. Perkebunan + hortikultura+ peternakan 9. Pohon buah-buahan+ hortikultura+peternakan 10. Pohon kayu+ perkebunan +peternakan+ perikanan 11. Pohon kayu+ hortikultura+ tanaman pangan + peternakan +Perikanan 12. Pohon kayu+tanaman pangan+ peternakan+perikanan 13. Pohon buah-buhan+ perkebunan+peternakan 14 ` Pohon buah-buahan+ hortikultura+tanaman pangan+ peternakan Ternak babi, ternak ayam 1. ternaksapi 2. ternakitik 3. ayam, sapi, babi 4. babi, ayam 5. babi, ayam 1. ayam 2. ayam silvopastur bejumlah 4 (empat) kebun (20%) dan agrosilvofisheri 1 sampel kebun (5%). Variasi kombinasi kelompok jenis yang ada di 20 (dua puluh) sampel kebun agroforestri dikelompokkan menjadi 14 variasi kombinasi berdasarkan kelompok jenis. Pengelompokkan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini. Ikan mas, ikan mujair 1. - 2. Mas, 3. - 4. Mas, mujair 5. Mas, mujair 1. Mujair, mas 2. Mas, nila Jumlah kebun sampel Sistem Agroforestri 1 Agrosilvopastura 5 Agrosilvopastura 2 Agrosilvopastura Babi Mas, mujair 1 Silvopastura Babi Mas, mujair 1 Agrosilvopastura Sapi, itik Mas 1 Agrosilvopastura - Mas 1 Agrosilvofisheri Babi 1 Agrosilvopastura Ayam, babi 1 Agrosilvopastura 1. Ayam, itik 2. Ayam, itik, babi 1.Mas, mujair 2.Mas,ujair 2 Silvopastura Babi, ayam Mujair, mas 1 Agrosilvopastura Ayam,babi, sapi Mas mujair 1 Agrosilvopastura Ayam, babi 1 Silvopastura Babi ayam 1 Agrosilvopastura Terdapat 14 kombinasi komoditi yang dibudidayakan di lahan agroforestri. Ada 15 kebun sampel dengan 9 kombinasi kelompok jenis yang ada pohon kayu, ada 7 kebun sampel yang ada tanaman pohon buah-buahan dengan 12 kombinasi dan ada 13 kebun sampel dengan 9 kombinasi yang ada tanaman perkebunan. Penerapan agroforestri di Desa Talawaan dapat diistilahkan menurut Nair (1993) yaitu

kebun pohon (tree garden ) untuk lahan yang didominasi oleh pohon buah-buahan, pohon serbaguna (multipurpose trees) yang didominasi pohon buah-buahan atau pohon kayu, kombinasi tanaman perkebunan atau kebun campuran (plantation crop combinations) yang mengintegrasikan kelompok tanaman pohon kayu, tanaman perkebunan tahunan, pohon buah-buahan, dan tanaman pertanian. Di Desa Talawaan, kebun campuran umumnya dikombinasikan dengan ternak dan/atau ikan dimana air untuk kolam selalu tersedia. Pohon kayu ada yang dibudidayakan dan tumbuh secara alami. Jenis pohon kayu tersebut adalah sengon, nantu, cempaka, jabon, angsana, kayu telur dan kayu hitam. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Praktek agroforestri di Desa Talawaan menunjukkan terdapat ada 7 (tujuh) kelompok jenis yaitu tanaman perkebunan, pohon buah-buhaan dan hortikultura. 2. Variasi kombinasi kelompok jenis yang ada di 20 (dua puluh) sampel kebun agroforestri dikelompokkan menjadi 14 variasi kombinasi berdasarkan kelompok jenis. 3. Sistem agroforestris di Desa Talawaan yaitu agrosilvopastur (75%), silvopastur (20%) dan agrosilvofisheri (5%). Saran Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai aspek sosial ekonomi agroforestri di Desa Talawaan. DAFTAR PUSTAKA Hairiah, K. A. M. Sabarnudin, S. 2003. Pengantar Agroforestri World Agroforestry Centre (ICRAF). Southeast Asia Regional Office. Bogor. Lahjie, A. M., 2003. Pendekatan Pengusahaan Hutan dengan Ekosistem Agroforestri. Universitas Mulawarman. Samarinda. Mahendra, F. 2006. Komposisi Jenis Vegetasi dan Pemanfaatan Ruangan Pada Sistem Pekarangan (Studi Kasus di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta). Skripsi S-1. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Nair, P. K. R. 1987. 1987. An Introduction to Agroforestry. Kluwer Acadermic Publisher, The Netherlands. Rianse, U. dan Abdi, K. 2006. Agroforestri: Solusi Sosial dan Ekonomi Pengelolaan Sumber Daya Hutan. Penerbit Alfabeta. Bandung.