BAB I PENDAHULUAN. : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan dan barat¹.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan Perdagangan Nomor 23/MPP/KEP/1/1998 tentang Lembaga-lembaga

Bab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2 Jum'at, 3 Mei :48 wib

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (DP3A) KLATEN LARIS SQUARE

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III TINJAUAN TEMA

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Perkembangan dalam bidang perekonomian semakin meningkat, di

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival. : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung. : Jl. Astana Anyar

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan penduduk maka semakin besar pula tuntutan kebutuhan

STUDI POLA APRESIASI MASYARAKAT TERHADAP PASAR MODERN DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Deskripsi Judul Rembang Ocean Mall Rembang Ocean Mall 1.2 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. apapun, baik itu skala usaha yang besar, maupun skala usaha yang kecil.

BAB I PENDAHULUAN TUGAS AKHIR 135. LP3A - Beachwalk Mall di Tanjung Pandan, Belitung

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan obyek wisata air bojongsari dengan penekanan filosofi air sebagai sarana mengembangkan kreativitas anak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Wajah kota Yogyakarta yang tampak seiring berkembangnya fasilitas komersial yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian kota Binjai dilihat dari struktur PDRB riil kota Binjai yang menunjukkan karakteristik sebagai berikut : 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. 1.2 Tujuan Proyek

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Perngertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya zaman, maka semakin berkembang pula pusat

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari, karena kedua hal tersebut adalah kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari penduduk yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, usia anak

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seperti halnya perkembangan ekonomi, industri dan pusat-pusat rekreasi dan hiburan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MALL DENGAN KONSEP CITY WALK DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian maupun perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi semakin penting. Hal ini disebabkan karena

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini persaingan bisnis antar industri ritel sangat ketat, baik di pasar

PUSAT PERBELANJAAN DENGAN KONSEP MAL DI KOTA KUDUS

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

BAB I PENDAHULUAN. kota Jakarta pada akhirnya menuntut tersedianya wadah fisik untuk menampung

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. pemakaian energi karena sumbernya telah menipis. Krisis lingkungan sangat mempengaruhi disiplin arsitektur di setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan. kelangsungan hidup perusahaan sangat tergantung pada perilaku

BAB I PENDAHULUAN. menjadi ciri khas Yogjakarta. Di Yogjakarta kurang lebih terdapat 116

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

CIREBON SHOPPING MALL PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk dalam bidang ritel yang saat ini tumbuh dan berkembang pesat seiring

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN KORIDOR JALAN JEND. SUDIRMAN, PURWOKERTO BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Deskripsi 1.2 Latar Belakang

REKREASI PANTAI DAN RESTORAN TERAPUNG

PASAR TRADISIONAL DENGAN KONSEP MODERN DI KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN Deskripsi Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Sport Hall

BAB I PENDAHULUAN. beredar memenuhi pasar, mengakibatkan perusahaan berlomba-lomba

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN. iii KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI. vi DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Solo Shopping Mall sebagai pusat perbelanjaan, rekreasi dan promosi dengan pendekatan arsitektur experience. Disusun Oleh : M. Fatkhurrohman I

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini yang diiringi dengan pertumbuhan ekonomi, memaksa

BAB I PENDAHULUAN. dengan strategi masing-masing dalam mendapatkan konsumen yang diharapkan akan

International Fash on Institute di Jakarta

Seminar Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi ini, banyak orang bersaing untuk mendapatkan kehidupan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Ini adalah tingkat pertumbuhan ritel tertinggi yang pernah dicapai Indonesia

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

BAB 1 PENDAHULUAN. Berikut adalah perkembangan mall yang ada di Surabaya berdasarkan kanalsatu.com: Tabel 1.1 Perkembangan Mall di Surabaya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam era yang serba modern seperti saat ini, tingkat persaingan

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( LP3A ) SHOPPING MALL DI BUKIT SEMARANG BARU. Diajukan Oleh : Rr. Sarah Ladytama L2B

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan

SHOPPING MALL DI JAKARTA BARAT

REDESAIN PASAR INDUK BATANG Penekanan Desain Arsitektur Tropis

SHOPPING GREEN MALL DI SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada kehidupan masyarakat perkotaan saat ini. Sebagian dari

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

BAB I PENDAHULUAN. sekunder dan tersier. Semua kebutuhan tersebut dipenuhi melalui aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Pusat perbelanjaan atau yang sering disebut shopping mall belakangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan umbi-umbian. Hasil kerajinan ditukar dengan hewan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. munculnya pasar tradisional maupun pasar modern, yang menjual produk dari

PUSAT PERBELANJAAN DI YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI HASIL RANCANGAN

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN DITINJAU DARI FAKTOR PSIKOGRAFIS KONSUMEN MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

BAB II TINJAUAN TENTANG PASAR MODERN

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif dalam memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan (need) adalah suatu

BAB II RUANG BAGI KEHIDUPAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahkan hypermarket, yang menjadi lahan subur pemilik modal asing berebut

Medan_Electronic_Mall

BAB I PENDAHULUAN. henti-hentinya bagi perusahaan-perusahaan yang berperan di dalamnya. Banyaknya

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Untuk mengetahui maksud dari judul diatas, maka perlu diuraikan arti masing masing kata : Klaten : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan berada di Kota Klaten. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Boyolali di utara, Kabupaten Sukoharjo di timur, serta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan dan barat¹. Laris : Nama sebuah perbelanjaan toko serba ada dan swalayan. Square : Merujuk pada suatu lapangan terbuka yang ditujukan bagi masyarakat untuk melakukan berbagai aktivitas, seperti halnya mengenal istilah alun-alun². : segi empat, persegi, sama, seimbang, kwadrat, kolot 3. : tipe statis dimana orang lebih sering untuk berdiam diri dalam waktu lama di ruang terbuka publik ini 4. Jadi pengertian judul secara keseluruhan Klaten Laris Square adalah wadah aktivitas perbelanjaan sebagai ruang publik di Klaten bagi masyarakat untuk melakukan berbagai aktivitas dalam waktu lama. ¹ https://id.wikipedia.org/wiki/kabupaten_klaten ² http://maulbaikyah.blogspot.co.id/2011/04/sejarah-mall.html ³ http://www.xamux.com/eng-ind_square.html 4 https://arsitekturbicara.wordpress.com/2011/08/13/makna-ruang/ 1

2 1.2 Latarbelakang 1.2.1 Perkembangan pusat perbelanjaan Berbelanja merupakan aktivitas yang sering dilakukan setiap orang, baik berbelanja kebutuhan pokok, sekunder maupun tersier. Aktivitas berbelanja bisa dilakukan di pusat perbelanjaan tradisional, maupun pusat perbelanjaan modern. Namun dewasa ini masyarakat cenderung memilih ke pusat perbelanjaan modern, karena selain lebih terkesan rapi dan bersih, pusat perbelanjaan modern juga menyediakan fasilitas yang menunjang dan bernuansa rekreasi. Di jaman yang berkembang ini, berbelanja menjadi semakin mudah, yaitu dengan sistem online. Sistem dimana orang hanya butuh jaringan internet kemudian melakukan transaksi secara online dan barang akan dikirim sesuai pemesan. Sistem ini tergolong singkat dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Dimanapun berada orang bisa melakukan dan penjual akan melayani dengan cepat dalam hitungan hari. Bahkan pembeli bisa membayar barang tersebut saat barang diterima. Akan tetapi sistem ini belum mampu membuat pembeli dan penjual membawa suasana berbelanja sesungguhnya. Yaitu suasana merasakan bisa melihat, memilih dan mencoba barang secara langsung atau suasana berbelanja itu sendiri. Pusat perbelanjaan berlomba-lomba agar ramai didatangi pengunjung guna mampu bersaing dengan toko online. Tidak hanya menyediakan kebutuhan berbelanja, pusat perbelanjaan juga menawarkan banyak fasilitas seperti kid s fun, permainan untuk keluarga, ruang terbuka yang mampu melayani setiap anggota keluarga, dari anak kecil sampai dewasa. Dalam hal ini pusat perbelanjaan dapat

3 berperan memberikan edukasi terhadap anak kecil, serta memenuhi kebutuhan refresing bagi remaja dan orang dewasa dengan fasilitas tersebut. Pusat perbelanjaan menjadi salah satu tempat yang menarik untuk dikunjungi khususnya di perkotaan dan telah menjadi tren gaya hidup kaum urban. Mengunjungi pusat perbelanjaan saat ini tidak hanya sekedar membeli barangbarang kebutuhan sehari-hari, melainkan telah berubah lebih luas lagi sebagai media untuk berkumpul (meeting point), hiburan dan rekreasi, atau sekedar cuci mata. Pergeseran gaya hidup perkotaan ini telah membuat pusat pebelanjaan tumbuh pesat di kota-kota besar dan pusat-pusat pertumbuhan baru, dan tidak menutup kemungkinan di daerah. Gambar 1.1. Meeting Point di pusat perbelanjaan http://www.malbekasi.com/ Transformasi pusat perbelanjaan berlanjut dengan mengusung tema entertainment mall dengan menambahkan unsur rekreasi yang ada di dalam pusat perbelanjaan. Area bermain menjadi pilihan untuk menciptakan entertainment mall dan memperluas segmen pengunjung ke arah family mall. Variasi jenis toko mulai banyak untuk mengakomodir kebutuhan para pengunjung tersebut. Konsep ini kemudian berkembang lagi dengan banyaknya pengembang yang lebih memilih

4 untuk memperbanyak cafe atau tempat makan (foodcourt) di dalam pusat perbelanjaan. Kebutuhan ini muncul di tengah banyaknya permintaan meeting point yang dilakukan di pusat perbelanjaan. Konsep yang kemudian menjadi trendsetter pembangunan pusat perbelanjaan sampai saat ini dengan menyediakan tempattempat makan minum di sebagian besar area pusat perbelanjaan. Di masa mendatang diperkirakan tren pusat perbelanjaan akan semakin berkembang, tidak hanya tenant makan minum yang semakin banyak, namun penyediaan ruang publik yang memadai akan menjadi kebutuhan pengunjung untuk dapat berinteraksi lebih leluasa. Central Park di kawasan Podomoro City Jakarta menjadi salah satu contoh pelopor dalam penyediaan ruang terbuka publik dalam sebuah konsep pusat perbelanjaan. Gambar 1.2. Central Park Podomoro City Sumber : http://www.e-architect.co.uk/ Mall, square dan plaza adalah konsep pusat perbelanjaan yang menawarkan berbagai fasilitas. Konsep square menawarkan fasilitas paling banyak dibanding mall dan plaza. Konsep square mempunyai perbedaan dengan mall dan plaza,

5 keduanya cenderung lebih mengutamakan jalan-jalan, sedangkan square cederung seperti adanya ruang atraksi dan terintegrasi dengan ruang luar yaitu berupa taman aktif. Sehingga pusat perbelanjaan square berpotensi untuk dihadirkan, karena berbelanja akan menjadikan sesuatu yang menyenangkan atau sebuah rekreasi ringan untuk keluarga. 1.2.2 Perkembangan perbelanjaan di Klaten Di Kabupaten Klaten aktivitas berbelanja sangat meningkat, hal ini ditandai dengan adanya toko-toko baru yang muncul dengan menjual berbagai macam barang dan menawarkan jasa. Toko-toko yang lama bersaing dengan memperbaiki fasilitas dan melengkapi kebutuhan pasar. Hal ini akan mempengaruhi minat dan daya tarik calon pembeli. Kebutuhan bahan makanan, kebutuhan rumah tangga, perlengkapan dapur serta perlengkapan sekolah ditemui di perbelanjaan tradisional dan perbelanjaan modern di Klaten. Konsumen lebih cenderung ke pasar tradisonal guna memenuhi kebutuhan akan sayur-mayur, buah-buahan serta bahan makanan basah, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan seperti makanan kering, kebutuhan rumah tangga, perlengkapan sekolah, konsumen cenderung ke pusat perbelanjaan modern.

6 Gambar 1.3. Pusat perbelanjaan Plasa Klaten Sumber : Survey penulis, 2015 Di sepanjang Jalan Pemuda Kota Klaten ditemui deretan pusat perbelanjaan modern dari Toko Mitra, Matahari Department Store, Toko Laris, Januputra, Sami Laris serta toko-toko kecil yang hanya menjual barang secara khusus saja. Namun pusat perbelanjaan di Klaten kurang representatif karena belum mewadahi aktivitas berbelanja dan berekreasi keluarga secara bersamaan serta belum adanya tempat parkir yang mampu menampung dengan baik. Berikut adalah pusat perbelanjaan yang ada di Klaten Kota : Tabel 1.1. Data pusat perbelanjaan di Klaten Kota No Nama Jenis 1 Mitra Supermarket 2 Plasa Klaten Departement Store 3 Sami Laris Supermarket 4 Toko Laris Supermarket 5 Januputra Supermarket 6 Pasar Klaten Supermarket 7 Pasar Sore Shopping Street Sumber : Survey penulis, 2015

7 Toko Laris merupakan supermarket yang paling besar pengunjungnya dibanding dengan supermarket seperti Sami Laris, Mitra, Plasa Klaten, dan Januputra, sedangkan Pasar Sore cenderung sepi dan Pasar Klaten ramai di pagi hari guna berbelanja memenuhi kebutuhan jenis makanan basah. Toko kecil seperti Pantes, Amigo, Bata, Italy adalah toko kecil yang menjual produk khusus, seperti tas, sandal dan sepatu. Toko-toko kecil tersebut mulai berkembang, dalam hal ini menunjukkan prosentase perbelanjaan di Klaten Kota membaik. 1.2.3 Kebutuhan perbelanjaan di Klaten Di Klaten belum ditemui pusat perbelanjaan representatif yang menawarkan fasilitas dengan baik. Kehadiran Plasa Klaten pada tahun 1990an belum mampu menarik perhatian warga klaten, harga yang ditawarkan menegah keatas serta minimnya fasilitas publik, sehingga minat daya beli masyarakat atau pengunjung rendah. Hal ini menunjukan Plasa Klaten belum mampu menjadikan aktivitas ruang publik yang baik. Supermarket menjadi daya tarik sendiri bagi orang Klaten, harga yang ditawarkan tidak terlalu mahal, murah dan terjangkau, hanya saja kebutuhan fasilitas ruang publiknya begitu kurang. Di supermarket orang membeli kebutuhan rumah tangga, fashion, sekolah, perlengkapan kantor, dan perlengkapan dapur serta makanan yang bersifat kering. Dalam hal ini supermarket sudah mampu diterima di masyarakat Klaten. Aktivitas orang Klaten cenderung berkumpul (meeting point), bermain di ruang terbuka, serta berekreasi ringan dengan fasilitas yang lengkap dan harga terjangkau. Pusat perbelanjaan dengan konsep square menjadikan solusi memenuhi kebutuhan

8 tersebut, yaitu dengan menggabungkan supermarket dengan menawarkan fasilitasfasilitas ruang publik seperti area bermain, foodcourt, taman aktif dan ruang terbuka serta tidak meninggalkan kearifan lokal. Hal ini tentu membuat orang Klaten mempunyai wadah aktivitas ruang publik, dan tidak harus keluar kota untuk memenuhi kebutuhan aktivitas berbelanja serta rekreasi. 1.2.4 Gambaran Toko Laris di Klaten Toko Laris merupakan toko serba ada dan swalayan. Toko Laris terletak di Jalan Pemuda, dan mempunyai tiga tempat yang berbeda. Selain lengkap, harga di Toko Laris juga tergolong murah tetapi tidak murahan. Gambar 1.4. Toko Laris Sumber : Survey penulis, 2015 Dilihat dari perkembangannya Toko Laris paling berkembang dibanding dengan toko yang lainnya. Toko Laris awalnya mempunyai toko yang berdimensi kecil hanya satu bangunan. Kemudian mengembangkan di sebelah selatannya dengan menjual produk yang yang lebih lengkap. Seiring berjalannya waktu Toko Laris mengembangkan lagi di seberang jalan yaitu khusus menjual mainan anak-

9 anak dan alat tulis. Jika dilihat dari segi fasilitas, Toko Laris kurang begitu memadai. Dari tempat parkir belum bisa membuat tempat parkir di lahan sendiri, tetapi masih menggunakan bahu jalan sebagai tempat parkir. Serta belum adanya rest area yang mampu menunjang aktivitas perbelanjaan. 1.2.5 Pertimbangan pengembangan Toko Laris menjadi Klaten Laris Square Toko Laris sudah menjadi magnet tersendiri di Klaten. Hal ini ditandai dengan adanya pengunjung yang ramai di setiap waktu, penuhnya parkir yang memakan jalan, dan tempat makan di sekitar yang ramai. Hal ini Jalan Pemuda penuh dengan parkir pengujung dan mengganggu pengguna jalan. Gambar 1.5. Kondisi jalur lambat digunakan tempat parkir motor Sumber : Survey penulis, 2015 Hal ini memicu Toko Laris untuk melakukan pengembangan, yaitu pengembangan pusat perbelanjaan dengan konsep square yang menawarkan

10 berbagai macam fasilitas dan menyediakan tempat parkir yang baik. Hal ini juga berpotensi karena di Klaten belum ada pusat perbelanjaan yang mampu mewadahi aktivitas berbelanja dan rekreasi. Toko Laris juga tidak harus susah untuk mencari pelanggan, karena sudah mempunyai pelanggan yang setia, dan tidak menutup kemungkinan Toko Laris mampu menarik perhatian pelanggan baru bahkan nantinya menjadi pusat perbelanjaan unggul di Klaten. Gambar 1.6. Kondisi jalan utama digunakan tempat parkir mobil Sumber : Survey penulis, 2015 1.3 Rumusan Permasalahan Di Kabupaten Klaten belum mempunyai pusat perbelanjaan yang mampu mewadahi kegiatan berbelanja dan berekreasi secara representatif. Hal ini berdampak warga Klaten harus keluar kota untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan mengembangkan Toko Laris menjadi Klaten Laris Square diharapkan bisa

11 menjawab masalah yang ada dan mampu memenuhi kebutuhan serta rekreasi dengan baik. Menanggapi permasalahan yang ada, bagaimana merencanakan dan merancang sebuah bangunan yang mampu mewadahi aktivitas perbelanjaan dan rekreasi indoor untuk kalangan masyarakat low end, mid end dan high end pertama di Klaten. 1.4 Persoalan Berikut adalah persolaan yang harus diselesaikan : a. Persoalan fisik 1. Penentuan lokasi guna mencapai wadah perbelanjaan yang menarik dan mudah dicapai oleh semua masyarakat. 2. Pengolaan tata ruang dalam sebagai pusat perbelanjaan agar fungsi bangunan mampu menampung masyarakat dari golongan low end, mid end dan high end. 3. Pengolaan tempat parkir yang baik sehingga tidak adanya parkir liar dan tidak mengganggu aktivitas di jalan. b. Persoalan non fisik 1. Penentuan aktivitas, pola kegiatan, program ruang, sehingga sesuai klasifikasi bangunan pusat perbelanjaan dan rekreasi untuk masyarakat dari golongan low end, mid end dan high end. 2. Penentuan konsep dasar yang efektif, efisien dan besaran ruang sesuai yang direncanakan. 1.5 Tujuan dan Sasaran

12 1.5.1 Tujuan 1. Wadah yang menampung aktivitas berbelanja dan rekreasi indoor pertama di Klaten. 2. Wadah perbelanjaan yang nantinya dapat menjadi icon di Klaten. 1.5.2 Sasaran Pusat perbelanjaan yang menunjang kegiatan rekreasi di Klaten dengan menekankan fungsi dan tata ruang dalam untuk golongan masyarakat low end, mid end dan high end. 1.6 Batasan dan Lingkup Pembahasan 1.6.1 Batasan a. Pembahasan ditekankan pada permasalahan dan persoalan yang ada, agar nantinya menghasilkan faktor penentu pada perencanaan dan perancangan. b. Pembahasan dilakukan dalam lingkup pemikiran dan disiplin ilmu arsitektur dan pembahasan diluar itu dibahas dalam batasan sebagai pendukung. 1.6.2 Lingkup pembahasan Pembahasan ditekankan pada aspek-aspek perencanaan dan perancangan arsitektur meliputi perencanaan tapak, fungsi bangunan, bentuk massa bangunan, desain facade, orientasi bangunan, pencahayaan serta pembayangan. 1.7 Metodologi Pembahasan Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran adalah sebagai berikut : 1. Wawancara

13 Penulis melakukan wawacara mengenai masalah yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan pusat perbelanjaan dengan konsep square dari berbagai narasumber dan dosen secara langsung. 2. Studi Literatur Merupakan studi mempelajari tentang pusat perbelanjaan khususnya square yang sudah ada, yaitu dari : a. Referensi pustaka berupa buku atau karya ilmiah skripsi mengenai pusat perbelanjaan. b. Media elektronik internet yang dapat menjadi pertimbangan menganalisis dan membuat konsep. 3. Observasi Melakukan survey dan pengamatan meliputi : a. Mengamati Toko Laris dan pusat perbelanjaan di Klaten. b. Mengamati kondisi site eksisting guna mengetahui kondisi fisik dan potensi yang ada. c. Survey ke badan instansional : - BAPPEDA guna mengetahui RTRW. - Disperindagkop dan UMKM guna mengetahui kondisi perbelanjaan di Klaten - DPU guna mengetahui peraturan pembangunan. 4. Analisis Data

14 Melakukan uraian terhadap masalah serta menggali potensi berdasar data yang telah terkumpul dan analisis berdasar pada landasan teori yang berasal dari literatur. 1.8 Diagram Pola Pikir KANCING Bentuk beragam, letak yang berbeda dengan fungsi yang berbeda pula tetapi di tempat yang sama. KLATEN LARIS SQUARE Sebagai wadah perbelanjaan dengan rekreasi sebagai kegiatan penunjangnya yang diperuntukan semua kalangan masyarakat dari low end, mid end dan high end. Gambar 1.7. Diagram pola pikir Sumber : Penulis, 2015