BAB I PENDAHULUAN. semakin popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negaranegara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Lembaga Keuangan atau yang lebih khusus lagi disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting dalam menjalankan

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan

BAB I PENDAHULUAN. ditengah kondisi perekonomian yang masih dalam tahap pemulihan, membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi utama dari perbankan adalah intermediasi keuangan, yakni proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis perbankan di Indonesia era tahun 60-an dan 70-an merupakan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Januari Diakses melalui http// Tanggal 12 Oktober Undang-Undang Perbankan Syariah.

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem keuangan di Indonesia. Pengertian bank menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

BAB I PENDAHULUAN. dan pihak yang kekurangan dana. Kelebihan dana tersebut dapat disalurkan

BAB I PENDAHULUAN. perbankan sebagai dasar utamanya yang berupa kepercayaan sebagai agent. melalui kredit dan kemudahan proses pembayaran.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Bank dalam pasal 1 ayat (2) UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Rahim dan Irpa, 2008).

ANALISIS KINERJA BANK SYARIAH DI INDONESIA (Studi Empiris Bank Umum Syariah)

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam. perekonomian suatu negara baik sebagai sumber permodalan maupun sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perekonomian suatu negara dibangun atas dua sektor, yaitu sektor riil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah pada dasarnya merupakan pengembangan dari konsep

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kurangnya inisiatif perbankan. Perkembangan bank yang makin pesat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

DAFTAR ISI... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN... 1

I. PENDAHULUAN. Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. triwulan I dan II 2012, dimana ekonomi tumbuh secara berturut turut sebesar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perbankan syariah di Indonesia telah muncul pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. islam bahkan juga di negara-negara barat. Terbukti dengan ditandai semakin

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi pada saat ini. Bank berfungsi sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Resesi ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat telah menyebabkan kasus

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit)

BAB 5 PENUTUP. 0,293 Ditolak berpengaruh positif terhadap pembiayaan mudharabah 5. Capital Adequency Ratio berpengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN. dan ketiga adalah ijarah dan jasa. Bagi hasil terdiri dari mudharabah dan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediaries)

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Fungsi utama bank adalah sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain memiliki peran penting dalam proses perekonomian, bank juga

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. dengan lahirnya UU No 7 Tahun1992 tentang perbankan nasional Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bank diharapkan menjadi salah satu sektor yang berperan aktif dalam

BAB I PENDAHULUAN. ketika Bank Muamalat pertama kali berdiri dan beroperasi tahun Lalu. banking system, yakni sistem konvensional dan syariah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini Indonesia memiliki dua jenis lembaga perbankan, yaitu perbankan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan salahsatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyaluran kredit maupun pembiayaan merupakan fokus dan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi (financial intermediary) yaitu lembaga keuangan yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, banyak bank konvensional yang bermasalah akibat negative spread,

I. PENDAHULUAN. penunjang pembangunan ekonomi. Pengelolaan bank dituntut untuk senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Dimana bank memiliki beberapa fungsi, salah satunya adalah agent of trust. Agent

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Outlook Perbankan Syariah 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, bank

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang menerapkan sistem ribawi menjadi goyah. Bahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saham merupakan sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN. mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan dapat diperoleh hasil pengukuran

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan, khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Lembaga Keuangan Bank (LKB) merupakan lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Untuk Menyusun Skripsi S-1 Jurusan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Prosiding Akuntansi ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

1. PENDAHULUAN. dimana kegiatan utamanya adalah menerima simpanan giro, tabungan, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad. produknya dikembangkan berdasarkan Al-Qur an dan Hadist.

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana. Bank akan menerima dana dari. masyarakat (DPK) dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian sebagai wujud peningkatan kualitas hidup. Peningkatan kualitas hidup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio keuangan Capital

BAB I PENDAHULUAN. juga mengalami penurunan yaitu industri perbankan Indonesia. Dengan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Sejak krisis moneter pertengahan tahun 1997 perbankan nasional

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem ekonomi syariah atau biasa disebut dengan Ekonomi Islam, semakin popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negaranegara barat. Banyak kalangan melihat, islam dengan sistem nilai dan tatanan normatifnya sebagai faktor penghambat pembangunan. Penganut paham liberalisme dan pragmatisme sempit menilai bahwa kegiatan ekonomi dan keuangan akan semakin meningkat dan berkembang bila dibebaskan dari nilainilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2014). Keberadaan perbankan syariah sebagai bagian dari sistem perbankan nasional diharapkan dapat mendorong perkembangan perekonomian suatu negara. Bank syariah didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan penerapan prinsipprinsip Islam, syariah dan tradisinya ke dalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis lain yang terkait. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, perbankan syariah saat ini masih berada pada tahap perkembangan dengan tetap gencar untuk meningkatkan pangsanya, salah satunya dari sisi pembiayaan. Selama tahun 2010 perbankan syariah, yang merupakan instrumen pengembangan ekonomi nasional telah mampu memberikan dukungan besar terhadap pengembangan sektor riil yang ada selama ini. Bank Indonesia (BI) mencatat pada bulan Oktober 2010 total aset perbankan syariah sudah mencapai Rp 86 triliun. Dorongan untuk meningkatkan pangsa inilah kemudian, bank syariah memerlukan analisa yang lebih matang baik dalam konteks persaingan 1

dengan bank konvensional maupun dalam konteks merespon kondisi pasar. Perkembangan perbankan syariah di Indonesia menunjukan arah peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu : asset, dana pihak ketiga (DPK), dan pembiayaan. Data Bank Indonesia (BI) per tahun 2013 (http://ojk.go.id/publikasi-laporan-perkembangan-keuangan-syariah-2013). menyatakan bahwa Pembiayaan merupakan pilihan utama penempatan dana perbankan syariah dibandingkan penempatan lainnya seperti penempatan pada bank lain ataupun surat-surat berharga. Hal itu terlihat dari pangsa pembiayaan yang mencapai 76,0% atau sebesar Rp184,1 triliun dari total aset BUS dan UUS, sedikit meningkat dari tahun sebelumnya yang memiliki pangsa 75,6%. Peningkatan pangsa pembiayaan tersebut di satu sisi didukung oleh pertumbuhan pembiayaan yang mencapai 24,8% (yoy) atau masih lebih tinggi dari pertumbuhan aset. Di sisi lain pangsa penempatan BUS dan UUS pada bank sentral atau Bank Indonesia (BI) dalam bentuk giro dan instrumen Operasi Moneter Syariah (OMS) mengalami penurunan sehubungan dengan ketatnya likuiditas perbankan dalam periode laporan. Sejalan dengan perkembangan BUS dan UUS, pangsa pembiayaan terhadap aset BPRS juga meningkat dari 75,6% pada tahun 2012 menjadi 76,0% pada tahun 2013. Bank Mega Syariah memberikan dukungan pembiayaan melalui berbagai skema pembiayaan baik jual beli ataupun bagi hasil. Diperlukan rambu-rambu untuk menjaga kesehatan bank dalam penanaman dananya. Hal tersebut tertuang dalam UU No. 7 Tahun 1992 yang telah diubah menjadi UU No. 10 Tahun 1998, dalam pasal 29 ayat 2 : Bank wajib memelihara kesehatan bank sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas asset, kualitas manajemen, likuiditas, 2

rentabilitas, solvabilitas dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank dan wajib melakukan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian, dan ayat 3: dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dan melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada bank. Dalam penentuan kesehatan suatu bank, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah dana yang terhimpun dari masyarakat (DPK) dan Capital Adequacy Ratio (CAR). Modal merupakan aspek penting bagi suatu unit usaha bank karena digunakan untuk memenhi kebutuhan dalam setiap aktivitasnya. Setiap penciptaan aktiva dapat berpotensi menghasilkan keuntungan dan menimbulkan risiko, maka modal dapat digunakan untuk menjaga kemungkinan terjadinya risiko kerugian terutama yang berasal dari dana pihak ketiga. Semakin bagus sistem permodalan bank syariah maka akan membentuk kepercayaan yang kuat dari masyarakat sehingga dapat mepengaruhi keputusan nasabah dalam melakukan pembiayaan. Tabel 1.1 Rasio DPK, CAR dan Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah (Periode 2009-2013) Tahun DPK (Rp) CAR (%) Pembiayaan (Rp) Perkembangan DPK CAR Pembiayaan 2009 52.271 10,77% 46.886 - - - 2010 76.036 16,25% 68.181 31,25% 33,72% 31,23% 2011 115.415 16,63% 102.655 34,11% 2,28% 33,58% 2012 147.512 14,13% 147.505 21,76% (-17,72) 30,41% 2013 183.534 14,42% 184.122 19,63% 2,01% 19,88% Sumber: www.bi.go.id (data yang telah diolah), 2015 3

Dari tabel diatas terdapat fenomena pada masing-masing variabel. DPK dan Pembiayaan selalu mengalami peningkatan pertumbuhan dalam setiap tahunnya,namun CAR mengalami fluktuasi di dalam perkembangannya. Oleh karena itu diperlukan penelitian untuk mengetahui bagaimana pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Jumlah Penyaluran Pembiayaan. Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan indikator permodalan yang dijadikan variabel yang mempengaruhi Pembiayaan didasarkan hubungannya dengan tingkat risiko bank. Kecukupan modal berkaitan dengan penyediaan modal sendiri yang diperlukan untuk menutup risiko kerugian yang mungkin timbul dari pergerakan aktiva bank yang pada dasarnya sebagian besar dana berasal dari dana pihak ketiga atau masyarakat. Tingginya rasio modal dapat melindungi deposan, dan memberikan dampak meningkatnya kepercayaan masyarakat pada bank, dan akhirnya dapat meningkatkan Pembiayaan. Manajemen bank perlu meningkatkan nilai CAR sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia minimal 8% karena dengan modal yang cukup, bank dapat melakukan ekspansi usaha dengan lebih aman. Tabel 1.2 Rasio DPK, CAR dan Pembiayaan Pada Bank Mega Syariah (Periode 2009-2013) DPK CAR Pembiayaan Perkembangan Tahun (Rp) (%) (Rp) DPK CAR Pembiayaan 2009 3.947.372 10,96% 3.195.592 - - - 2010 4.040.980 13,14% 3.154.177 2,31% 16,59% 1,31% 4

2011 4.933.556 12,03% 4.094.797 18,09% (-9,22%) 22,97% 2012 7.108.754 13,51% 6.213.570 30,61% 10,95% 34,09% 2013 7.736.248 12,99% 7.185.390 8,11% (-4,00) 13,52% Sumber : www.megasyariah.co.id (data yang telah diolah), 2015 Berdasarkan data yang tersaji dalam Tabel diatas, terdapat fenomena bisnis dalam penyaluran dana pembiayaan pada Bank Mega Syariah. Dapat dilihat CAR mengalami penurunan sebesar 0,52% yang dapat dilihat pada tahun 2012 sebesar 13,51% mengalami penurunan pada tahun 2013 menjadi 12,99%, Penurunan CAR itu disebabkan, sepanjang 2013, perusahaan banyak melakukan pembenahan internal dan penguatan infrastruktur yang sedikit banyak turut mengurangi permodalan. Selain itu, upaya pencadangan untuk mengantisipasi potensi kredit bermasalah di tengah perekonomian yang cenderung melambat selama 2013. Tetapi hal tersebut tidak terjadi pada DPK dan Pembiayaan. DPK dan Pembiayaan yang dimiliki justru mengalami peningkatan walaupun pembiayaan sempat mengalami penurunan pada tahun 2010 namun pada tahun-tahun berikutnya mengalami peningkatan. Sejalan dengan perkembangan bank syariah di Indonesia, Bank Mega Syariah juga turut membukukan peningkatan yang signifikan, Menurut Pratami dan Muharam (2011) menyimpulkan bahwa DPK berpengaruh positif signifikan terhadap Pembiayaan. Sedangkan CAR tidak berpengaruh terhadap Pembiayaan. Dan secara simultan kedua variabel independen DPK dan CAR berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan. 5

Menurut Reswanda (2011) mengindikasikan bahwa peningkatan atau penurunan Dana Pihak Ketiga (DPK) selama periode penelitian berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran pembiayaan. Koefisien variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) bernilai positif, sehingga perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) berbanding lurus dengan perkembangan pembiayaan. Sedangkan Capital Adequacy Ratio (CAR) selama periode penelitian berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap penyaluran pembiayaan. Koefisien variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) bernilai negatif, sehingga perkembangan Capital Adequacy Ratio (CAR) berbanding terbalik dengan perkembangan pembiayaan. Menurut Vina Peliana (2014) menyimpulkan bahwa Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Capital Adequency Ratio (CAR) terhadap jumlah penyaluran Pembiayaan. Berdasarkan pengujian secara parsial menunjukkan bahwa : a. Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif dan signifikan terdahap jumlah penyaluran Pembiayaan. b. Capital Adequency Ratio (CAR) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap jumlah penyaluran Pembiayaan. Sementara itu, berdasarkan pegujian secara simultan didapatkan hasil yang menunjukan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Capital Adequency Ratio (CAR) berpengaruh signifikan terhadap jumlah penyaluran Pembiayaan. Berdasarkan nilai Koefisien korelasi antara kedua variabel independen memiliki hubungan yang sangat kuat terhadap variabel dependen. Berdasarkan fenomena dan teori yang telah diungkap diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang jumlah penyaluran Pembiayaan. 6

Penelitian ini menggunakan jumlah penyaluran Pembiayaan sebagai variabel terikat (dependent) dan membatasi faktor yang mempengaruhi jumlah penyaluran Pembiayaan yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Capital Adequacy Ratio(CAR) sebagai variabel bebas (independent). Perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan syariah, yaitu Bank Mega Syariah selama periode tahun 2009 sampai dengan 2013. Dari uraian diatas, maka dilkukan penelitian dengan judul: Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Pembiayaan Pada Bank Mega Syariah. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka penulis mengidentifikasi pokok pembahasan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kecenderungan perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan perkembangan jumlah penyaluran pembiayaan pada Bank Mega Syariah. 2. Bagaimana pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap jumlah penyaluran Pembiayaan pada Bank Mega Syariah secara parsial maupun secara simultan. 7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendapatkan informasi yang berhubungan dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Capital Adequency Ratio (CAR) terhadap jumlah penyaluran pembiayaan pada Bank Mega Syariah. Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Kecenderungan perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan perkembangan jumlah penyaluran pembiayaan pada Bank Mega Syariah. 2. Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap jumlah penyaluran pembiayaan pada Bank Mega Syariah secara parsial maupun secara simultan. 1.4 Kegunaan Penelitian 1. Aspek Teoritis Hasil penelitian diharapkan berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu ekonomi, sekaligus menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya. 2. Aspek Praktis Hasil penelitian bermanfaat bagi bank syariah, juga lembaga pendidikan dan masyarakat pada umumnya. 8

1.5 Lokasi dan waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada PT. Bank Mega Syariah, dengan mengunduh data sekunder di internet yaitu laporan keuangan selama periode 2009-2013. Adapun waktu penelitian skripsi dimulai pada Bulan Februari 2015 sampai selesai. 9