BAB I P E N D A H U L U A N
|
|
- Hendra Cahyadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitian Sistem ekonomi berbasiskan syariah dalam beberapa tahun belakangan ini semakin populer, bukan hanya di negara-negara Islam tetapi juga negara-negara barat ditandai dengan makin suburnya bank-bank yang menerapkan konsep syariah. Di Indonesia sudah banyak investor-investor asing yang berminat masuk ke perbankan syariah Indonesia diantaranya bank syariah Malaysia, Asia Finance Bank Berhad (AFB), berencana memiliki bank umum syariah di Indonesia. Selain AFB, sejumlah investor asing dari negara lain berminat masuk ke pasar perbankan syariah Indonesia, diantaranya adalah bank-bank yang berasal dari Timur Tengah yaitu Al-Barokah Bank dari Arab Saudi, Qatar Islamic Bank dari Qatar dan dua bank lainnya dari Kuwait dan Uni Emirat Arab. Hal ini merupakan dampak dari kebijakan-kebijakan yang telah ditempuh Bank Indonesia dalam rangka meningkatkan peran bank syariah dalam perekonomian nasional. Guna memelihara pertumbuhan yang pesat dari lembaga perbankan syariah dan untuk menjawab tantangan-tantangan yang akan dihadapi oleh perbankan syariah di Indonesia, Bank Indonesia telah menyusun Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia, dengan kerangka waktu perencanaan 10 tahun kedepan. Cetak biru tersebut meletakkan posisi serta cara pandang Bank Indonesia dan berfungsi sebagai pedoman bagi para stakeholder perbankan syariah. Dalam Pertemuan Tahunan Perbankan 2007 Gubernur Bank Indonesia, Burhanuddin Abdullah, menyampaikan Arah Kebijakan Ekonomi Tahun 2007 yang terkait dengan Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia sebagai berikut: Melihat pesatnya pertumbuhan industri perbankan syariah di tanah air, Bank Indonesia memandang perlu untuk mempercepat pertumbuhan tersebut agar dampaknya semakin dirasakan oleh masyarakat. Kami memproyeksikan total assets perbankan syariah
2 yang saat ini baru mencapai 1,5% dari total assets perbankan akan dapat meningkat menjadi setidaknya 5% pada akhir tahun Oleh karena itu, kami akan melaksanakan program akselerasi perbankan syariah yang secara efektif akan dilaksanakan mulai tahun Adapun tujuan dari program Akselerasi Pengembangan Perbankan Syariah adalah tercapainya share perbankan syariah sebesar 5% dari total aset seluruh perbankan di Indonesia pada akhir tahun Kehadiran perbankan syariah diharapkan dapat mengembalikan nilai-nilai fundamental perbankan di tanah air sesuai dengan hakikatnya sebagai lembaga intermediasi. Menurut data Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia tahun 2007, efektivitas fungsi intermediasi perbankan syariah tetap terjaga dengan rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga (financing to deposit ratio/fdr) masih di atas 90 persen. Dalam laporan Perkembangan Perbankan Syariah Nasional Tahun 2007, disebutkan efektivitas intermediasi tampak dari komposisi aset produktif pada periode laporan, ditandai pengalihan dari penempatan pada Bank Indonesia ke penyaluran pembiayaan. Selain itu keberadaan dan pengembangan perbankan syariah juga merupakan salah satu program dari restrukturisasi perbankan nasional yang bertujuan untuk membangun sistem perbankan yang tangguh, tahan terhadap guncangan dan berkinerja baik. Perbankan syariah memiliki sistem operasional yang berbeda dengan perbankan konvensional. Bank syariah dalam kegiatan operasinya tidak menggunakan instrumen bunga seperti yang digunakan dalam bank konvensional, selain itu bank syariah hanya beroperasi dalam batasan-batasan tertentu saja berdasarkan prinsip-prinsip yang berlaku dalam Islam. Di tengah persaingan yang ketat, setiap bank harus mampu menghimpun dana yang dibutuhkan untuk membiayai kegiatannya dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dengan efektif. Maka dari itu setiap bank harus menetapkan kebijakan yang tepat di setiap kegiatan yang dilaksanakannya agar mampu mencapai efisiensi dan menghasilkan kinerja yang baik. Dengan kinerja yang baik maka bank akan mampu menghadapi persaingan yang begitu ketat dan mampu menghasilkan keuntungan yang optimal.
3 Kesehatan bank merupakan refleksi dari kinerja bank, bank yang sehat tentunya memiliki kinerja yang baik pula. Oleh sebab itu Bank Indonesia memandang perlunya suatu tata cara penilaian tingkat kesehatan bank. Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satu sumber utama indikator yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan. Berdasarkan laporan tersebut akan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajemen untuk mengidentifikasikan perubahanperubahan pokok pada trend jumlah dan hubungan serta alasan perubahan tersebut. Hasil analisis laporan keuangan akan membantu mengintepretasikan berbagai hubungan serta kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan dimasa mendatang. Untuk menilai kinerja perusahaan perbankan umumnya digunakan enam aspek penilaian yang biasa disebut CAMELS, yaitu : 1) Capital; 2) Assets; 3) Management; 4) Earnings; 5) Liquidity; dan 6) Sensitivity to market risk. Penelitian yang berkaitan dengan tingkat kesehatan perbankan di Indonesia sebelumnya telah dilakukan oleh Luciana Spica Almilia dan Winny Herdinigtyas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio keuangan CAMEL memiliki daya prediksi untuk kondisi bank yang mengalami kesulitan keuangan dan bank yang mengalami kebangkrutan. Dengan semakin banyak bermunculannya bank syariah yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap pangsa pasar perbankan nasional, tentunya masyarakat ingin mengetahui bagaimana kinerja perbankan syariah yang menggunakan prinsip Islam bila dibandingkan dengan bank-bank konvensional kemudian sudah sampai sejauh mana kebijakan-kebijakan Bank Indonesia telah memengaruhi kinerja perbankan syariah jika dibandingkan perbankan
4 konvensional. Berangkat dari hal-hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian komparatif atau perbandingan mengenai perbedaan-perbedaan yang telah dikemukakan tersebut di atas, lebih khususnya peneliti akan membahas kinerja perbankan syariah yang dibandingkan dengan kinerja perbankan konvensional dengan menggunakan beberapa komponen alat ukur tingkat kesehatan bank dari Bank Indonesia yaitu melalui pengukuran aspek Kualitas Aktiva Produktif (Non Performing Loan), Likuiditas (Loan to Deposits Ratio), Permodalan (Capital Adequacy Ratio) dan Rentabilitas (Return on Assets, Return on Equity dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Penelitian ini peneliti tuangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul: Analisis Komparatif Rasio Kualitas Aktiva Produktif, Likuiditas, Permodalan dan Rentabilitas Bank Syariah dan Bank Konvensional 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti mengidentifikasikan permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat rasio-rasio kualitas aktiva produktif, likuiditas, permodalan dan rentabilitas bank syariah. 2. Bagaimana tingkat rasio-rasio kualitas aktiva produktif, likuiditas, permodalan dan rentabilitas bank konvensional. 3. Bagaimana perbandingan tingkat rasio-rasio kualitas aktiva produktif, likuiditas, permodalan dan rentabilitas antara bank syariah dan bank konvensional Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud Penelitian: Maksud dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mempelajari, menganalisis dan menyimpulkan tentang hasil perbandingan rasio-rasio kualitas aktiva produktif, likuiditas, permodalan dan rentabilitas antara bank syariah yang menggunakan prinsip bagi hasil dengan bank konvensional yang menggunakan instrumen bunga.
5 Tujuan Penelitian: Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Tingkat kualitas aktiva produktif, likuiditas, permodalan dan rentabilitas bank syariah. 2. Tingkat kualitas aktiva produktif, likuiditas, permodalan dan rentabilitas bank konvensional. 3. Perbandingan tingkat kualitas aktiva produktif, likuiditas, permodalan dan rentabilitas antara bank syariah dan bank konvensional Kegunaan Hasil Penelitian Berdasarkan maksud dan tujuan diatas, penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak berikut ini: 1. Bagi dunia perbankan Dapat memberikan masukan yang berguna agar dapat lebih meningkatkan kinerja bank-bank syariah agar mampu bersaing dengan kompetitor-kompetitornya baik sesama bank syariah maupun bankbank konvensional. 2. Bagi peneliti Agar dapat membandingkan antara teori-teori yang telah dipelajari dan mengaplikasikannya di dunia nyata yang ada kaitannya dengan tingkat kesehatan bank. 3. Bagi peneliti lain Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi dan gambaran kepada pihak-pihak lain sehingga skripsi ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan sebagai dasar bagi penelitian lebih lanjut Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Bank merupakan lembaga keuangan yang berperan penting dalam sistem keuangan dan memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam perekonomian
6 suatu negara. Keberadaan bank memiliki kontribusi terbesar dalam sistem keuangan, sesuai dengan fungsi utamanya sebagai lembaga intermediasi. Bank juga berperan sebagai agen yang menentukan bagi terlaksananya kebijakan moneter dan sistem pembayaran, yang pada gilirannya akan berpengaruh pada sektor riil. Maka dari itu, kesehatan suatu bank merupakan hal yang mutlak diperlukan dalam perekonomian negara. Kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Dengan semakin meningkatnya kompleksitas usaha dan profil risiko, bank perlu mengidentifikasi permasalahan yang mungkin timbul dari operasional bank. Tingkat kesehatan bank merupakan hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian faktor permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas dan sensitivitas terhadap risiko pasar. Penelitian terhadap faktor-faktor tersebut dilakukan melalui penilaian kuantitatif dan kualitatif setelah mempertimbangkan unsur judgement yang didasarkan atas kondisi industri perbankan dan perekonomian nasional. Sistem operasional pada bank konvensional menggunakan perangkat bunga yang telah ditetapkan di awal dalam menghimpun dan menyalurkan dananya kepada masyarakat. Dalam hal ini, bank dalam kondisi apapun harus mampu memberikan tingkat pengembalian bunga simpanan kepada para nasabahnya, demikian juga sebaliknya, para nasabah bank yang melakukan transaksi kredit dengan bank harus mampu memenuhi kewajiban membayar pokok dan bunga pinjaman. Dengan kata lain, hubungan antara bank dengan nasabah adalah dalam bentuk kreditur-debitur. Bank syariah dalam operasionalnya menerapkan sistem free-rate interest banking. Sistem ini diperkenalkan untuk pertama kalinya oleh umat Islam. Dengan kata lain adalah sistem perbankan yang tata cara operasinya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Dalam sistem operasional ini, pada hakekatnya
7 nasabah yang mengadakan transaksi dengan bank yang bersangkutan sama dengan keadaan yang sebenar-benarnya terjadi. Bank syariah tidak memberikan tingkat pengembalian yang pasti (pranata bunga) dari nilai nominal simpanan nasabah, tetapi simpanan tersebut akan diperlakukan sebagai modal dan nasabah yang bersangkutan sebagai shareholder akan mendapat bagian keuntungan sebesar nisbah yang telah disepakati bersama. Demikian pula perlakuan yang sama akan diterapkan pada kredit yang diberikan oleh bank, sehingga hubungan antara bank dengan nasabah adalah hubungan kemitraan. Adapun rasio-rasio yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Capital Adequacy Ratio (CAR) Capital Adequacy Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian didalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat-surat berharga, dengan rasio minimum 8% atas permodalan terhadap aktiva yang mengandung resiko. 2. Non Performing Loans (NPL) Non Performing Loan adalah perbandingan antara kredit bermasalah dengan total kredit pada suatu bank. Semakin tinggi Non Performing Loan suatu bank menunjukkan jumlah kredit yang bermasalah pada bank tersebut ada pada jumlah yang relatif besar terhadap kredit yang disalurkan. 3. Return on Assets (ROA) Rasio ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen Bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan, semakin besar ROA suatu Bank semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai Bank tersebut dan semakin baik pula posisi Bank tersebut dari segi penggunaan aktiva. 4. Return on Equity (ROE) Perhitungan ROE diperoleh dengan membandingkan laba sebelum pajak dengan rata-rata modal inti. 5. Loan to Deposits Ratio (LDR)
8 Dalam penelitian ini, aspek likuiditas yang diteliti adalah Loan to Deposits Ratio (LDR) atau Financing to Deposits Ratio (FDR). Rasio ini menunjukkan seberapa besar Dana Pihak Ketiga (DPK) dan total modal dalam bentuk kredit yang diberikan. Semakin besar rasio ini, maka akan semakin rendah kemampuan likuiditas bank karena jumlah dana yang dibutuhkan untuk membiayai kredit semakn besar. Sebaliknya, bila LDR rendah maka menunjukkan bahwa bank memiliki kesulitan dalam menyalurkan kreditnya. 6. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Rasio ini digunakan untuk mengukur efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Semakin kecil rasio BOPO, semakin efisien bank dalam menjalankan kegiatannya. Dalam hal penempatan aktiva produktif, bank syariah lebih banyak menyalurkan kreditnya pada usaha yang bergerak di sektor riil, sedangkan bank konvensional selain menyalurkan dananya ke sektor riil, juga menyalurkannya ke pasar uang dan pasar modal. Ini mengindikasikan bahwa bank syariah lebih agresif dalam menyalurkan pembiayaannya. Selain itu prinsip kehati-hatian (prudential principle) menyebabkan Non- Performing Loan (NPL) bank syariah lebih rendah dibandingkan bank konvensional. Walaupun dalam hal penempatan aktiva produktif bank syariah lebih agresif menyalurkan pembiayaan, namun likuiditas bank syariah masih tetap terjaga agar tidak over/under liquid. Dari aspek modal, bank konvensional mengalami negative spread ketika krisis moneter terjadi. Tingginya suku bunga simpanan dibandingkan suku bunga kredit membawa konsekuensi bank beroperasi dalam kondisi merugi (negative spread), sedangkan bank syariah yang sistem perhitungan pendapatan menggunakan prinsip bagi hasil tidak berpatokan pada suku bunga pasar sehingga bank syariah tidak mengalami negative spread. Masalah cost of capital juga mempengaruhi modal perbankan. Bank konvensional yang memperlakukan nasabahnya sebagai kreditur mempunyai kewajiban untuk memberikan return kepada nasabah yang disesuaikan dengan tingkat suku bunga pasar yang berlaku
9 saat itu. Suku bunga yang tinggi menyebabkan cost of capital bank konvensional tinggi. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti perbedaan kinerja keuangan antara bank konvensional dengan bank syariah dengan menggunakan alat ukur berupa analisis tingkat kesehatan bank. Penelitian ini dilakukan terhadap aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, rentabilitas dan likuiditas. Adapun hipotesis yang diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut: Hipotesis yang diterapkan adalah sebagai berikut: H 01 : Tidak terdapat perbedaan pada jumlah kredit yang diberikan bermasalah dengan total kredit (NPF/NPL) antara bank syariah dan bank konvensional. Ha 1 : Terdapat perbedaan pada jumlah kredit yang diberikan bermasalah dengan total kredit (NPF/NPL) antara bank syariah dan bank konvensional. H 02 Ha 2 : Tidak terdapat perbedaan pada pembiayaan terhadap dana yang diterima pihak ketiga (FDR/LDR) antara bank syariah dan bank konvensional. : Terdapat perbedaan pada pembiayaan terhadap dana yang diterima pihak ketiga (FDR/LDR) antara bank syariah dan bank konvensional. H 03 : Tidak terdapat perbedaan pada modal terhadap aktiva tertimbang menurut rata-rata (CAR) antara bank syariah dan bank konvensional. Ha 3 : Terdapat perbedaan pada modal terhadap aktiva tertimbang menurut ratarata (CAR) antara bank syariah dan bank konvensional. H 04 : Tidak terdapat perbedaan pada laba sebelum pajak terhadap total aktiva (ROA) antara bank syariah dan bank konvensional. Ha 4 : Terdapat perbedaan pada laba sebelum pajak terhadap total aktiva (ROA) antara bank syariah dan bank konvensional. H 05 : Tidak terdapat perbedaan pada laba setelah pajak terhadap total aktiva (ROE) antara bank syariah dan bank konvensional. Ha 5 : Terdapat perbedaan pada laba setelah pajak terhadap total aktiva (ROE) antara bank syariah dan bank konvensional. H 06 : Tidak terdapat perbedaan pada beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) antara bank syariah dan bank konvensional.
10 Ha 6 :Terdapat perbedaan pada beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) antara bank syariah dan bank konvensional Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian komparatif. Menurut Murti Sumarni dan Salamah Wahyuni (2006:31), penelitian komparatif adalah: Permasalahan dalam penelitian komparatif bersifat membandingkan antara satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda. Data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dikumpulkan telah selesai berlangsung. Peneliti dapat melihat akibat dari suatu fenomena dan menguji hubungan sebab akibat dari data-data yang tersedia. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1. Pengumpulan Data Sekunder Dalam penelitian ini data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari website Bank Indonesia dan Bursa Efek Indonesia, berupa informasi mengenai laporan keuangan publikasi bank umum. Data dalam penelitian ini berupa laporan keuangan publikasi dari beberapa bank syariah maupun bank konvensional yang telah ditentukan sebagai sampel penelitian yang akan diolah lebih lanjut sesuai dengan tujuan dari penelitian ini. 2. Penelitian Kepustakaan Secara library research dan internet research untuk menambah wawasan mengenai teori-teori, teknik-teknik dan metode-metode yang erat hubungannya dengan sasaran penelitian. 3. Wawancara Merupakan suatu teknik dimana peneliti mengadakan komunikasi langsung untuk memeriksa validitas jawaban dan informasi lebih lanjut mengenai kinerja suatu bank.
11 1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dengan cara memperoleh informasi lainnya yang didapat melalui website Bank Indonesia ( ) dan website Bursa Efek Indonesia ( Waktu penelitian dimulai dari bulan Januari tahun 2008.
BAB I PENDAHALUAN. Sistem ekonomi berbasiskan syariah dalam beberapa tahun belakangan
BAB I PENDAHALUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem ekonomi berbasiskan syariah dalam beberapa tahun belakangan ini semakin popular, bukan hanya di Negara-negara islam tetapi juga di Negaranegara barat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.8 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.8 Latar Belakang Penelitian Sejak diberlakukannya UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan yang memberikan peluang didirikannya bank syariah, pemerintah mempunyai keinginan untuk lebih
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan dan telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas hidup adalah dengan cara meningkatkan pendapatan melalui kegiatan perekonomian. Peningkatan ini membutuhkan suatu sarana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi perbankan di Indonesia saat ini memang sangat baik, dimana terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut terlihat dari berkurangnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi yang terjadi saat ini telah merubah aspek dalam ekonomi, politik serta budaya. Ekonomi lebih cepat tumbuh membuat lebih banyak pula modal yang diperlukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, laporan laba rugi untuk menilai perkembangan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja suatu perusahaan dapat dinilai dengan menggunakan laporan keuangan. Laporan keuangan bank yang terdiri dari neraca memberikan informasi mengenai posisi keuangan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan jantung perekonomian suatu negara dan saat ini menjadi salah satu lembaga keuangan yang memiliki peran penting dalam sektor perekonomian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam mencapai tujuan pembangunan nasional, peranan perbankan sebagai fungsi intermediary yaitu menghimpun dan menyalurkan kembali dana dirasakan semakin
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai analisis Kesehatan Bank terhadap Harga Saham pada Perbankan BUMN Go Public periode tahun 2007-2011,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 yang menyebabkan merosotnya nilai rupiah hingga terjadinya krisis keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan di dunia perbankan yang sangat pesat serta tingkat kompleksitas yang tinggi dapat berpengaruh terhadap performa suatu bank. Kompleksitas usaha perbankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak yang berkelebihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan merupakan salah satu sarana yang mempunyai peranan strategis dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai lembaga perantara (financial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi dimensi membawa dampak kehancuran usaha perbankan di Indonesia. Hal ini meninggalkan kredit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. stabilitas ekonomi. Bank untuk bisa menjaga kepercayaan masyarakat, maka harus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan stabilitas ekonomi.
Lebih terperincimenjalankan usahanya berdasarkan prinsip kepercayaan. Di dalam menjalankan fungsi-fungsi bank, bank dituntut untuk berada dalam kondisi yang sehat.
1.1. Latar Belakang Masalah Bank sebagai salah satu lembaga keuangan di dalam perekonomian suatu negara, berfungsi sebagai penunjang kelancaran sistem pembayaran, pelaksanaan kebijakan moneter, dan sarana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem ekonomi syariah atau biasa disebut dengan Ekonomi Islam, semakin popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negaranegara barat. Banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan suatu lembaga yang aktivitasnya menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, banyak bank konvensional yang bermasalah akibat negative spread,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini, selain membuka peluang bisnis yang kian mendunia, pelaku bisnis juga dihadapkan dengan permasalahan yang semakin kompleks dan dinamis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal didefinisikan sebagai tempat terjadinya transaksi jual beli berbagai instrumen atau sekuritas jangka panjang (Gunawan, 2012). Kehadiran pasar modal ini merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di bidang keuangan. Deregulasi tersebut telah mengakibatkan kebutuhan dana secara langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. intermediasi (financial intermediary) yaitu lembaga keuangan yang berfungsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bank dalam menjalankan aktivitasnya berfungsi sebagai lembaga intermediasi (financial intermediary) yaitu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan institusi yang berpengaruh signifikan dalam menentukan kelancaran aktivitas perekonomian dan keberhasilan pembangunan sehingga wajar menjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. aman dan percaya untuk menanamkan investasi atau dananya di bank.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah suatu lembaga keuangan yang cukup vital pengaruhnya terhadap perekonomian di Indonesia. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang memegang peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah peningkatan, menurut data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kini sudah ada 12 Bank Umum Syariah (BUS),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan memiliki peranan yang sangat strategis dalam menunjang berjalannya roda perekonomian dan pembangunan nasional mengingat fungsinya sebagai lembaga
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Indonesia ada dua macam yaitu bank konvensional dan bank syariah.
31 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, dan yang tidak kalah pentingnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan sector keuangan. Banyak sekali lembaga-lembaga keuangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi sekarang ini, masalah perekonomian adalah hal yang sangat penting dalam membangun suatu negara untuk menjadi negara yang lebih baik bahkan
Lebih terperinciBAB I Latar Belakang. Praktik perbankan di Indonesia saat ini yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan
BAB I Latar Belakang 1.1 LATAR BELAKANG Praktik perbankan di Indonesia saat ini yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan memiliki beberapa jenis bank. Didalam Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dan telah dijelaskan pula di bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Capital Adequacy Ratio (CAR),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan dampak bagi perekonomian di indonesia terutama pada struktur perbankan. Hal ini menyebabkan krisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kurangnya inisiatif perbankan. Perkembangan bank yang makin pesat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan Indonesia telah menjadi industri yang hampir seluruh aspek kegiatannya diatur oleh pemerintah dan Bank Indonesia. Regulasi tersebut menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perbankan sangat penting peranannya dalam perekonomian suatu negara, tidak terkecuali di Indonesia. Dalam industri perbankan sendiri, bank memiliki peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang menjual produk yang berbentuk jasa. Perbankan. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki karakteristik tersendiri dan dalam pengelolaannya disesuaikan dengan karakteristik tersebut. Salah satu karakteristik yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam perekonomian di Indonesia. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Variabel merupakan atribut yang memiliki variasi antara satu objek dengan objek lain. Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian dunia, menuntut pengelolaan perusahaan yang baik. Salah satu lembaga yang mempunyai peranan strategis dalam kegiatan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat. Secara umum, bank memiliki fungsi utama. lembaga intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan perusahaan jasa yang menyediakan jasa bagi seluruh lapisan masyarakat. Secara umum, bank memiliki fungsi utama sebagai lembaga intermediasi, yaitu menghimpun
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Peran Bank Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Aktivitas perbankan yang pertama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan program pembangunan. Meningkatkan kualitas hidup antara
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dan telah dijelaskan pula di bab-bab sebelumnya, maka dapat di ambil simpulan sebagai berikut: 1. Perkembangan Capital Adequacy
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perekonomian suatu negara saat ini Lembaga Perbankan memiliki peranan yang cukup penting, bahkan dalam kehidupan masyarakat modern sehari-hari sebagian besar melibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada umumnya, bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan dan deposito serta menyalurkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. intermediary) antara pihak yang mempunyai dana (surplus unit) dengan pihak
BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Bank dapat diartikan sebagai suatu lembaga keuangan yang mempunyai manfaat serta berperan sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki perekonomian Indonesia. Tingginya laju inflasi yang terus
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejauh ini krisis moneter yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1998 telah membawa dampak yang tidak baik bagi perkembangan bangsa Indonesia. Hampir
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (Merkusiwati,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam sistem keuangan di Indonesia. Pengertian bank menurut Undang-Undang
11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan adalah salah satu lembaga keuangan yang memiliki peranan dalam sistem keuangan di Indonesia. Pengertian bank menurut Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Kinerja (LDR) Bank Umum Tahun
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting di Indonesia. Bank dapat dikatakan sebagai lembaga penggerak perekonomian negara karena banyak kegiatan ekonomi masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada pertengahan tahun 1997 Indonesia mengalami krisis ekonomi yang terus berkelanjutan. Pada akhir tahun 1997, suku bunga untuk jangka waktu bulanan di Bank
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki fungsi menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut pada masyarakat serta memberikan jasa-jasa lainnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga keuangan khususnya perbankan. Perbankan berperan penting sebagai lembaga intermediasi,
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS MUNGNIYATI STIE TRISAKTI mungniyati@stietrisakti.ac.id PENDAHULUAN K esehatan merupakan aspek yang sangat penting dalam berbagai bidang kehidupan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan memiliki peranan yang sangat strategis dalam menunjang berjalannya roda perekonomian dan pembangunan nasional mengingat fungsinya sebagai lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk
18 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Masalah nilai dan pengukuran sudah lama menjadi isu ekonomi khususnya akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko ( kredit, penyertaan, surat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bisnis perbankan di Indonesia era tahun 60-an dan 70-an merupakan bisnis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bisnis perbankan di Indonesia era tahun 60-an dan 70-an merupakan bisnis yang belum begitu terkenal, di mana bank tidak perlu mencari nasabah tetapi sebaliknya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Institusi Perbankan Menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan, pengertian bank diatur dalam Pasal 1 ayat 2. Bank adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :
13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian tentang Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut : 2.1.1 Pengertian Perbankan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian dan pembahasan pada bab IV, serta berdasarkan teori yang mendasari penelitaian ini, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi dalam sebuah negara. Bank memegang peranan penting dalam menyeimbangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Eksistensi perbankan syariah di Indonesia saat ini semakin meningkat sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah yang memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau perusahaan yang aktivitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito, tabungan dan simpanan lainnya dari pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memperoleh laba merupakan tujuan utama berdirinya suatu badan usaha, baik badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), Yayasan maupun bentuk-bentuk badan usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Outlook Perbankan Syariah 2011
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemulihan ekonomi global yang semakin menguat di akhir tahun 2009 memberikan optimisme perkembangan ekonomi di tahun 2010 meskipun sempat diwarnai oleh krisis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial intermediary atau lembaga perantara antara pihak yang kelebihan dana (surplus) dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis moneter sebagai akibat jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap valuta asing
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin majunya perkembangan perekonomian saat ini semakin banyak pula bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber dana yang
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE 2013-2015 Nama : Yacob Berkat NPM : 27212774 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Akuntansi Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, bertugas menghimpun dana (Funding) dari masyarakat, menyalurkan dana (Lending)
Lebih terperinciA. KESEHATAN BANK 1. Pengertian 2. Dasar Hukum Penilaian Tingkat Kesehatan Bank 3. Pentingnya Tingkat Kesehatan Bank
A. KESEHATAN BANK 1. Pengertian Kesehatan bank merupakan kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dan sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan telah menjadi ujung tombak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan seperti perbankan telah menjadi ujung tombak perekonomian suatu negara termasuk Indonesia karena mempunyai peran yang sangat penting yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang wajar, serta pemenuhan modal yang memadai (Widati, 2012).
0 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan perbankan merupakan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara keuangan, dimana landasan kegiatan usaha bank adalah kepercayaan dari nasabah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan mempunyai peranan penting dalam membangun sistem perekonomian Indonesia. Bank sebagai lembaga keuangan berfungsi sebagai intermediasi atau perantara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu negara. Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini, informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri perbankan di Indonesia telah mengalami pasang dan surut. Kestabilan lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini tidak hanya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak jaman penjajahan Belanda, sistem pengkreditan rakyat sudah diterapakan pada masa itu dengan mendirikan Bank Kredit Rakyat (BKR) yang membantu para petani, pegawai,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
117 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan dari hipotesis yang diajukan sebagai berikut : Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara negara di Eropa, Amerika dan Jepang mendengar kata bank sudah tidak asing lagi. Bank sudah
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. dengan menggunakan pendekatan CAMELS pada data penelitian yang digunakan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis kinerja keuangan BPR Konvensional di Jawa dan Sumatera dengan menggunakan pendekatan CAMELS pada data penelitian yang digunakan antara tahun 2007
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup kelembagaan kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang mempunyai dana yang kelebihan dengan pihak yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank merupakan suatu lembaga keuanga yang berfungsi sebagai penyalur dana dari pihak yang mempunyai dana yang kelebihan dengan pihak yang kekurangan dana atau membutuhkan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai analisis perbandingan kinerja keuangan pada Bank Muamalat Indonesia dan Bank Muamalat Malaysia Berhad, maka penulis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi dunia kini menjadi salah satu isu utama dalam perkembangan dunia memasuki abad ke-21. Krisis ekonomi yang kembali melanda negara-negara di dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 yang menyebabkan merosotnya nilai rupiah hingga terjadinya krisis keuangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan usaha perbankan syariah pada dasarnya merupakan perluasan jasa perbankan bagi masyarakat yang membutuhkan dan menghendaki pembayaran imbalan yang tidak didasarkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing Loan (NPL),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlangsung hingga tahun 2004 yang dicerminkan oleh return on asset (ROA)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kondisi perekonomian yang terus berkembang, sektor perbankan memiliki potensi dan peluang yang besar dalam peranannya sebagai sumber pembiayaan bagi masyarakat
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT.
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK NAMA : Alien Aprilian NPM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu untuk menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (kreditur) dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan mempunyai peranan dan fungsi penting dalam perekonomian suatu negara yaitu untuk menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (kreditur) dan menyalurkannya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebutuhan masyarakat akan jasa keuangan semakin meningkat dan beragam, peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ukur kemajuan negara yang bersangkutan. Oleh karena itu bank dapat. berupa Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, maupun Badan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan mempunyai fungsi penting bagi perekonomian suatu negara. Bank mempunyai peranan besar dalam mengendalikan kemajuan ekonomi suatu negara. Kemajuan
Lebih terperinci