LAMPIRAN Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian Mulai Observasi desain dan rancangan Alat Destilasi bioetanol pada literatur Penyusunan desain dan rancangan Alat Destilasi bioetanol Pemilihan bahan dan pengukuran bahan sesuai dengan kebutuhan Pemotongan bahan sesuai rancangan Perakitan bahan sesuai dengan rancangan Pengujian alat destilasi Tidak Layak? Ya Finishing alat destilasi Pengamatan parameter Pengambilan data Selesai 49
50 53 Lampiran 4. Perhitungan kapasitas efektif alat, efisiensi alat dan kadar alkohol Bahan Berat bahan Volume Volume Kadar alkohol (kg) beer (ml) bioetanol (ml) (%) Bahan I 7 33 600,00 40,00 Bahan II 7 33 950,00 37,00 Bahan III 7 33 800,00 39,00 Rataan 7 33 783,33 38,67 Lama pemasakan (t) 4 jam Rentang suhu tetesan awal (T) 87-95 C 1. Kapasitas efektif alat KA KA 783,33ml 4 jam KA 2. Efisiensi alat output η alat 100% input 783,33 η alat 100% 1162 η alat 67,4% 3. Kadar Alkohol kadari + kadarii + kadariii Kadar alkohol rata rata 100% 3 40 + 37 + 39 (%) 3 Kadar alkohol rata-rata 38,67%
54 Lampiran 5. Analisis ekonomi Pengukuran biaya produksi dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya yang dikeluarkan yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap (biaya pokok). BT Biaya pokok x + BTT C dimana: BT BTT x C total biaya tetap (Rp/tahun) total biaya tidak tetap (Rp/jam) total jam kerja per tahun (jam/tahun) kapasitas alat (jam/satuan produksi) I. Unsur Produksi 1. Biaya pembuatan alat (P) Rp. 1.900.000 2. Umur ekonomi (n) 5 tahun 3. Nilai akhir alat (S) Rp. 190.000 4. Jam kerja 8 jam/hari 5. Produksi/hari 1566,64 ml 6. Biaya operator Rp. 40.000/hari 7. Biaya perbaikan Rp. 8,6/jam 8. Bunga modal dan asuransi Rp. 193.800/tahun 9. Biaya sewa gedung Rp. 19.000/tahun 10. Pajak Rp. 38.000/tahun 11. Jam kerja alat per tahun Rp. 2.376 jam/tahun (asumsi 297 hari efektif berdasarkan tahun 2010) II. Perhitungan Biaya Produksi 55 a. Biaya Tetap (BT) Biaya penyusutan D ( P S ) n
dimana: D P S biaya penyusutan (Rp/tahun) nilai awal (harga beli/pembuatan alsin) (Rp) nilai akhir alsin (10% dari P) (Rp) n umur ekonomi (tahun) D ( 1.900.000 190.000) 5 D Rp. 342.000/tahun Bunga modal dan asuransi Bunga modal pada bulan Januari sebesar 15% dan asuransi sebesar 2% Bunga modal dan asuransi i I ( P)( n +1) 2n ( )( 5 + 1) 17% 1.900.000 2 5 Rp. 193.800/tahun Biaya sewa gedung 1%. P 1% Rp. 1.900.000 Rp. 19.000/tahun 56 Pajak 2%. P 2% Rp. 1.900.000 Rp. 38.000/tahun Total biaya tetap (BT) Rp. 342.000 + Rp. 193.800 + Rp. 19.000 + Rp. 38.000
Rp. 592.800/tahun b. Biaya Tidak Tetap (BTT) Biaya perbaikan alat (reparasi) 1,2% ( P S ) x ( Rp.1.900.000 Rp.190.000) 1,2% 2376 jam Rp. 8,6 / jam Biaya operator Rp. 5000/jam Total biaya tidak tetap Rp. 8,6 + Rp. 5000 Rp. 5008,6/jam c. Biaya Produksi Bioetanol Biaya pokok BT + BTT C x 57 Rp.592.800 / tahun + Rp.5008,6 / jam 5,1 jam / liter 2376 jam / tahun ( Rp. 249,5/ jam + Rp.5008,6 / jam) 5,1 jam / liter ( Rp. 5258,1/ jam 5,1 jam / liter) Rp. 26.816,31/ liter
58 Lampiran 6. Break even point Analisis titik impas umumnya berhubungan dengan proses penentuan tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha yang dilakukan dapat membiayai sendiri (self financing). Dan selanjutnya dapat berkembang sendiri (self growing). Dalam analisis ini, keuntungan awal dianggap sama dengan nol. N F ( R V ) Biaya tetap (F) Rp. 592.800/tahun Biaya tidak tetap (V) Rp. 5008,6/jam (1 jam 195,83 ml) Penerimaan dari tiap ml produksi: Rp. 25,576/ml { 15% ( BT + BTT )} + ( BT + BTT ) KA { 15 %( Rp.249,5/ jam + Rp.5008,6 / jam) } + ( Rp.249,5/ jam + 5008,6 / jam) 195,83ml / jam ( 15 % Rp.5258,1/ jam ) + ( Rp.5258,1/ jam ) 195,83ml / jam Rp.6046,815/ jam 195,83ml / jam 30,877 / ml Alat akan mencapai break even point jika alat telah menghasilkan bioetanol sebanyak: N N F ( R V ) Rp.592.800 / tahun ( Rp.30,877 / ml Rp.25,576 / ml)
59 592.800 / tahun N 5,301/ ml N 111.827,96ml / tahun
60 Lampiran 7. Net present value NPV adalah selisih antara present value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Identifikasi masalah kelayakan financial dianalisis dengan menggunakan metode analisis financial dengan kriteria investasi. Net present value adalah kriteria yang digunakan untuk mengukur suatu alat layak atau tidak untuk diusahakan. Perhiungan net present value merupakan net benefit yang telah didiskon dengan discount factor (pudjosumarto, 1998). Secara singkat rumusnya: CIF COF 0 dimana: CIF cash inflow COF cash outflow Sementara itu keuntungan yang diharapkan dari investasi yang dilakukan (dalam %) bertindak sebagai tingkat bunga modal dalam perhitungan-perhitungan: Penerimaan (CIF) pendapatan (P/A, i, n) + Nilai akhir (P/F, i, n) Pengeluaran (COF) investasi + pembiayaan (P/A, i, n) Kriteria NPV yaitu: - NPV > 0, berarti usaha yang telah dilaksanakan menguntungkan - NPV < 0, berarti sampai dengan t tahun investasi proyek tidak menguntungkan - NPV 0, berarti tambahan manfaat sama dengan tambahan biaya yang dikeluarkan. 61 Berdasarkan penerimaan nilai NPV alat ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: CIF COF 0
Investasi Rp. 1.900.000 Pendapatan Rp. 14.367.232,44/tahun Nilai akhir Rp. 190.000 Pembiayaan Rp. 11.900.433,6/tahun Suku bunga bank paling atraktif 15% Suku bunga coba-coba 20% Umur alat 5 tahun Pendapatan {( %( BT + BTT )) + ( BT + BTT )} jam 15 ker ja Rp. 6046,815/ jam 2376 jam / tahun Rp. 14.367.232,44 / tahun alat / tahun Pembiayaan BTT jam ker ja alat / tahun Rp. 5008,6 / jam 2376 jam / tahun Rp. 11.900.433,6 / tahun Cash in Flow 15% 1. Pendapatan Pendapatan (P/A, 15%, 5) Rp. 14.367.232,44 3,352 Rp. 48.158.963,14 2. Nilai akhir Nilai akhir (P/F, 15%, 5) Rp. 190.000 0,4972 Rp. 94.468 62 Jumlah CIF 15% Rp. 48.158.963,14 + Rp. 94.468 Rp. 48.253.431,14 Cash out Flow 15% 1. Investasi Rp. 1.900.000
2. Pembiayaan Pembiayaan (P/A, 15%, 5) Rp. 11.900.433,6 3,352 Rp. 39.890.253,43 Jumlah COF 15% Rp. 1.900.000 + Rp. 39.890.253,43 Rp. 41.790.253,43 NPV 15% CIF COF Rp. 48.253.431,14 Rp. 41.790.253,43 Rp. 6.463.177,71 Cash in Flow 20% 1. Pendapatan Pendapatan (P/A, 20%, 5) Rp. 14.367.232,44 2,991 Rp. 42.972.392,23 2. Nilai akhir Nilai akhir (P/F, 20%, 5) Rp. 190.000 0,4019 Rp. 76.361 Jumlah CIF 20% Rp. 42.972.392,23 + Rp. 76.361 Rp. 43.048.753,23 63 Cash out Flow 20% 1. Investasi Rp. 1.900.000 2. Pembiayaan Pembiayaan (P/A, 20%, 5) Rp. 11.900.433,6 2,991 Rp. 35.594.196,9 Jumlah COF 20% Rp. 1.900.000 + Rp. 35.594.196,9
Rp. 37.494.196,9 NPV 20% CIF COF Rp. 43.048.753,23 Rp. 37.494.196,9 Rp. 5.554.556,33 Jadi besarnya NPV 15% adalah sebesar Rp. 6.463.177,71 dan NPV 20% sebesar Rp. 5.554.556,33. Sehingga nilai NPV dari alat ini 0, maka usaha ini dikatakan layak untuk dijalankan.
64 Lampiran 8. Internal rate of return Internal rate of return (IRR) ini digunakan untuk memperkirakan kelayakan lama (umur) pemilikan suatu alat atau mesin pada tingkat keuntungan tertentu. Internal rate of return (IRR) adalah suatu tingkatan discount rate, dimana diperoleh B/C ratio 1 atau NPV 0. Berdasarkan harga dari NPV X (positif) atau NPV Y (positif) dan NPV X (positif) dan NPV Y (negatif), dihitung harga IRR dengan menggunakan rumus berikut: X IRR p% + X ( q% p% )(positif dan negatif ) X + Y dan X IRR q% + X ( q% p% )(positif dan positif ) X Y dimana: p suku bunga bank paling atraktif q suku bunga coba-coba (> dari p) X NPV awal pada p Y NPV awal pada q (Purba, 1997). Suku bunga bank paling aktraktif (p) 15% Suku bunga coba-coba (> dari p) (q) 20% X IRR q% + p X Y ( q% %) Rp.6.463.177,71 20% + Rp.6.463.177,71 Rp.5.554.556,33 55,56% ( 20% 15% ) 65 Lampiran 9. Spesifikasi alat destilasi bioetanol tipe sederhana
1. Tabung pemasakan Dimensi Diameter Tinggi : 37 cm : 34,5 cm 2. Tabung kondensor Dimensi Diameter tabung Tinggi tabung Diameter pipa Panjang pipa Tebal plat Kapasitas efektif : 40 cm : 49 cm : 5 mm : 5 m : 1,2 mm : 195,84 ml/jam Rendemen : 2,373% Efisiensi alat : 67,4%
66 Lampiran 10. Prinsip kerja alat Seperti diketahui sebelumnya, proses destilasi bioetanol berbahan baku ubi kayu ini diawali dengan proses pengolahan ubi kayu menjadi beer, yang kemudian beer tersebut dimasukkan dalam drum pemasakan, kemudian beer dimasak dalam drum pemasakan dan dimasak dengan suhu 87-95ºC dengan lama pemasakan 4 jam. Setelah di masak selama ± 3 jam, maka bioetanol yang didestilasikan tersebut mulai menetes secara konstan. Setelah 4 jam maka kompor dimatikan dan bioetanol yang tertampung tersebut di ukur kadarnya dengan menggunakan alkohol meter (hydrometer alkohol).
67 Lampiran 11. Biaya produksi bioetanol dari ubi kayu untuk 1 kali pendestilasian - Ubi kayu 1 Kg Rp. 1.000 Bahan ubi kayu yang diperlukan untuk 1 kali pendestilasian adalah 10 Kg. Sehingga ubi kayu 10 Kg Rp. 10.000 - Upah parut ubi kayu Rp. 2.000 Ubi kayu yang telah diparut 7 Kg - Ragi 50 gram Rp. 5.000 - Enzym alpha amilase 60 ml Rp. 114.000 (Rp. 1.900.000/L) - Enzym gluko amilase 80 ml Rp. 160.000 (Rp. 2.000.000/L) - Air untuk campuran ubi kayu parut 28 L Rp. 277 (Rp. 9,89/L) - Air untuk kondensor 56,6 L Rp. 559 - Gas untuk masak 4 jam 0,6 Kg Rp. 2.800 Sehingga biaya produksi total Rp. 294.636 Biaya operasi Rp. 42.090,86/Kg