BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat untuk berkomunikasi dan bekerja sama dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perubahan dihampir semua aspek kehidupan manusia, dimana berbagai. manusia kedalam era persaingan global yang semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya era globalisasi jumlah orang asing yang datang ke

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menguasai suatu bahasa asing dengan baik, salah satu proses yang

BAB II GAMBARAN UMUM. kalimat sangat bervariasi dan tidak ada aturan-aturan khusus. Predikat dalam

BAB III METODE PENLITIAN

BAB I PENDAHULUAN. apalagi dalam mempelajari bahasa terutama bahasa asing. Bunyi ujar dalam

BAB III METODE PENELITIAN

PDF created with FinePrint pdffactory trial version YUK BELAJAR NIHONGO

Bab 1. Pendahuluan. tulisan maupun isyarat) orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa asing, tata bahasa, kosakata dan huruf adalah

ANALISIS MATERI AJAR VERBA BENTUK TE. Kun M. Permatasari, Juariah, Riri Hendriati Sastra Jepang Fakultas Sastra. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Jepang sebagai bahasa asing pada tingkat SMA

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

BAB III METODE PENELITIAN. Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengolahan data, sampai pada tahap pengambilan kesimpulan, disesuaikan

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB III METODE PENELITAN

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penguasaan kosakata akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas keterampilan berbahasa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Materi utama dalam pengajaran bahasa Jepang ada tiga macam, yaitu

Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

DAFTAR ISI. Purnama Sari Sirait, 2015 PENGGUNAAN METODE RESPON FISIK TOTAL DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK BAHASA PERANCIS

BAB I PENDAHULUAN. bangsa asing yang dalam proses pembelajarannya dianggap tidak mudah,

BAB III METODE PENELITIAN

2014 EFEKTIVITAS PERMAINAN KETOK PALU UNTUK MEMOTIVASI SISWA D ALAM MENGUASAI HURUF HIRAGANA D AN KATAKANA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sistematis dan obyektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: mitra tutur, ungkapan yang digunakan responden disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan belajar siswa. Oleh karena itu, jalannya proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 話すということは人と人の間で意思を伝えるあう いわゆるコミュニケーションであり その形には 1 人たい 1 人 1 人対多数 多数対 1 人などがある (Ogawa, 1984, hlm. 636)

BAB I PENDAHULUAN. akan merasa kesulitan jika harus menghapal kanji. Di tambah lagi satu kanji bisa

BAB l PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa ada 4 kemampuan yang harus dikuasai yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010). Metode

BAB I PENDAHULUAN. dan sikap (Dimyanti dan Mudjiono, 1999:157). Dari pengertian tersebut dapat

BAB III PROSES PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian Quasi Eksperiment.

BAB I PENDAHULUAN. bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Gorys Keraf 1984:16 ).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam informasi yang diterima dari seseorang kepada orang lain. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri (KBBI, 2001: 85). Sehingga dapat dikatakan bahwa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk kepentingan komunikasi dengan dunia internasional dengan baik,

Bab 1. Pendahuluan. Manusia berkomunikasi dengan menggunakan bahasa. Menurut Sutedi (2004:2),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006:160). Sehingga penelitian

BAB I PENDAHULUAN. cukup meningkat. Hal ini, didasarkan akan kebutuhan masyarakat akan. pentingnya bahasa asing itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Baik dalam hal pelafalan, intonasi, kosakata, pola kalimat, maupun tata

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 4. Simpulan. berbahasa ibu bahasa Indonesia, penulis menemukan hal yang sama seperti yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana kita ketahui kelas kata dalam gramatika bahasa Jepang dibagi

BAB I PENDAHULUAN. dengan lainnya, hubungan tersebut terjalin karena adanya komunikasi.

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab 1. Pendahuluan. makhluk hidup selain manusia seperti binatang pun mempunyai sistem komunikasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data, sampai tahap pengambilan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dengan bahasa lain. Sehingga tidaklah mengherankan jika

BAB I PENDAHULUAN. pendapat yang dapat disampaikan baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jihan Ade Daties, 2013

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menguasai suatu bahasa, kita harus memiliki empat aspek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui efektivitas media schedule board dalam meningkatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tujuan secara optimal. Metode penelitian erat kaitannya dengan tehnik dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang memiliki lebih dari satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk mengerti

BAB III METODE PENELITIAN. Deskriptif, Metode Deskriptif adalah metode yang membicarakan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

Bab 1. Pendahuluan. berbeda-beda. Lain bahasa, lain pula bunyinya, dan tidaklah mudah mempelajari suatu

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai alat berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa sebagai sarananya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif. Metode ini dipilih

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata majemuk diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah satu alat komunikasi yang disampaikan seseorang ke orang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang di lakukan oleh peneliti berlokasi di SMA Negeri 4. jangkau sehingga memudahkan dalam pengumpulan data.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ditempuh untuk menjawab masalah penelitian. Metode ini sangat erat kaitannya

BAB I PENDAHULUAN. baik, karena komunikasi yang baik di tunjang oleh kemampuan bahasa yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu alat untuk berkomunikasi dan bekerja sama dengan sesama manusia, juga sebagai alat untuk mengidentifikasi diri. Dengan bahasa manusia dapat mengekspresikan ide, menyampaikan keinginan dan informasi serta dapat mewariskan dan mewarisi budaya. Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi, dan agar komunikasi yang dilakukan berjalan dengan baik dan lancar. Oleh karena itu penerima dan pengirim bahasa harus benar-benar menguasai bahasanya. Untuk dapat berkomunikasi dalam bahasa asing khususnya bahasa Jepang, kemampuan untuk menggunakan kata kerja merupakan suatu hal yang sangat penting, karena dengan adanya kemampuan ini akan memudahkan seseorang untuk menyampaikan segala sesuatu yang sedang dan ingin dilakukannya atau pun yang sudah dilakukan kepada orang lain secara tepat sehingga terhindar dari kesalahpahaman. Dalam mempelajari suatu bahasa, agar dapat menggunakan bahasa dengan tepat dan benar, kita harus dapat menguasai penggunaan tata bahasa dengan tepat dan benar pula. Dalam bahasa Jepang kalimat yang berpredikat kata kerja disebut dengan doushibun. Bentuk kata kerja selalu diletakan diakhir kalimat. Urutan kata dalam kalimat verbal bahasa Jepang berbeda dengan urutan kata dalam kalimat verbal bahasa Indonesia. Kata kerja dalam bahasa Jepang dapat diubahan berdasarkan makna dan tujuannya, juga berdasarkan ragam kalimat dan waktu.

Berdasarkan pada perubahannya, kata kerja Bahasa Jepang dapat digolongkan menjadi 3 kelompok besar, yaitu: Kata kerja kelompok I, disebut dengan godan-doushi, yaitu kata kerja yang bagian akhirnya berbunyi: u, tsu, ru, ku, gu, mu, nu, bu, su. Kata kerja kelompok II, disebut dengan ichidan-doushi, yaitu kata kerja yang bagian akhirnya berbunyi e-ru dan i-ru. Kata kerja kelompok III, disebut dengan fukisoku-doushi, ini adalah kata kerja yang tidak beraturan, dan hanya ada dua kata kerja saja yaitu KURU yang artinya datang dan SURU yang artinya melakukan. Ada beberapa kata kerja yang kalau dilihat dari ketiga ciri di atas seharusnya masuk ke dalam kata kerja kelompok II, karena bagian akhirnya berbunyi e-ru dan i-ru, tetapi digolongkan ke dalam kata kerja kelompok I, kata kerja tersebut diantaranya (lihat tabel 1.1) : Tabel 1.1 Contoh Kata Kerja Kelompok I yang Berakhiran e-ru dan i-ru Jisho-kei Imi Shi ru しる Tahu/mengetahui Hashi ru はしる Berlari Hai ru はいる Masuk Ki ru きる Memotong I ru いる Perlu

Kae ru かえる Pulang Kagi ru かぎる Membatasi Ke ru ける Menendang Dalam pemakaiannya, terutama perubahan bentuk kata kerja bahasa Jepang siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bandung banyak mengalami kesulitan. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya perubahan kata kerja dalam bahasa Jepang. Setiap kata kerja dalam bahasa Jepang mempunyai kekhususan dan perbedaan dalam penggunaannya, meskipun sama-sama menunjukan suatu kegiatan, tapi dalam penggunaan belum tentu dapat saling menggantikan. Untuk mencari penyebab kesulitan yang dihadapi oleh siswa, perlu dicari jalan keluarnya. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis bermaksud meneliti lebih dalam mengenai kemampuan siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bandung dalam mengubah kata kerja dari bentuk kamus (Jisho-kei) menjadi kata kerja bentuk masu (Masu-kei). 1.2 Rumusan dan Batasan Masalah Masalah dalam penelitian ini penulis rumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah tingkat kemampuan siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bandung dalam mengubah kata kerja bentuk kamus (Jisho-kei) menjadi kata kerja bentuk masu (Masu-kei)? 2. Adakah kesulitan yang dihadapi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bandung dalam mengubah kata kerja bentuk kamus (Jisho-kei) menjadi kata kerja bentuk masu (Masu-kei)?

3. Apakah faktor kesulitan yang dihadapi kelas XI SMA Negeri 2 Bandung dalam mengubah kata kerja bentuk bentuk kamus (Jisho-kei) menjadi kata kerja bentuk masu (Masu-kei)? 4. Usaha apakah yang harus dilakukan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bandung dalam mengubah kata kerja bentuk kamus (Jishokei) menjadi kata kerja bentuk masu (Masu-kei). Mengenai masalah dalam penelitian ini, maka penulis membatasinya pada hal-hal berikut ini : 1. Penelitian ini hanya akan meneliti tentang bagaimana tingkat kemampuan siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bandung dalam mengubah kata kerja dari bentuk kamus (Jisho-kei) menjadi kata kerja bentuk masu (Masu-kei). 2. Penelitian ini hanya akan meneliti kesulitan-kesulitan dan faktor penyebab kesulitan siswa dalam mempelajari perubahan kata kerja dari bentuk kamus (Jisho-kei) menjadi kata kerja bentuk masu (Masu-kei). 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab seluruh permasalahan yang telah dirumuskan diatas. Tujuan khusus dari penelitian ini penulis rumuskan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimanakah tingkat kemampuan siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bandung dalam mengubah kata kerja bentuk kamus (Jisho-kei) menjadi kata kerja bentuk masu (Masu-kei). 2. Untuk mendapatkan data mengenai kesulitan yang dialami oleh siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bandung dalam mengubah kata kerja bentuk kamus (Jisho-kei) menjadi kata kerja bentuk masu (Masu-kei).

3. Untuk mendapatkan data mengenai faktor penyebab sulitnya siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bandung dalam mengubah kata kerja bentuk kamus (Jisho-kei) menjadi kata kerja bentuk masu (Masu-kei). 4. Untuk mengetahui usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bandung dalam mengubah kata kerja bentuk kamus (Jisho-kei) menjadi kata kerja bentuk masu (Masu-kei). Adapun manfaat yang ingin diperoleh berdasarkan tujuan penelitian ini adalah : 1. Dapat dijadikan sebagai informasi mengenai kesulitan-kesulitan pembelajar dalam mengubah kata kerja bentuk kamus (Jisho-kei) menjadi kata kerja bentuk masu (Masu-kei), serta solusi untuk mengatasi kesulitan tersebut. 2. Sebagai bahan masukan untuk peningkatan kualitas proses belajar mengajar bahasa Jepang bagi guru dan siswa di SMA agar lebih terampil dalam mempelajari perubahan bentuk kata kerja dari bentuk kamus (Jisho-kei) menjadi kata kerja bentuk masu (Masu-kei). 3. Sebagai bahan referensi bagi para pembelajar bahasa Jepang khususnya mengenai perubahan kata kerja dari bentuk kamus (Jisho-kei) menjadi kata kerja bentuk masu (Masu-kei). 1.4 Definisi Operasional Pengertian konsep-konsep yang terkandung pada judul penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: 1. Kemampuan Mengubah Kata Kerja Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan atau kekuatan.

Yang dimaksud kemampuan mengubah kata kerja dalam penelitian ini adalah kesanggupan, kecakapan atau kekuatan siawa dalam mengubah kata kerja dari bentuk kamus (Jisho-kei) menjadi kata kerja bentuk masu (Masu-kei). 2. Kata kerja Bentuk Kamus Kata kerja bentuk kamus adalah kata kerja asli yang berasal dari kamus yang belum mengalami perubahan bentuk apapun. 3. Kata Kerja Bentuk Masu Kata kerja bentuk masu adalah kata kerja yang sudah mengalami perubahan dari bentuk asal atau bentuk kamus menjadi kata kerja bentuk masu, dengan mengubah akhiran vokal u dengan kata masu. 1.5 Anggapan dasar dan Hipotesis Asumsi-asumsi yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan penelitian ini adalah bahwa perubahan kata kerja memiliki beberapa bentuk. Bentuk-bentuk tersebut memiliki perbedaan-perbedaan dalam perubahannya, sehingga jika tidak dipahami secara benar akan menimbulkan kesulitan dalam penggunaannya. Berdasarkan anggapan dasar penelitian diatas maka dirumuskan hipotesis penelitian, yaitu bahwa kemampuan siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bandung dalam mengubah kata kerja dari bentuk kamus (Jisho-kei) menjadi kata kerja bentuk masu (Masu-kei) adalah rendah, karena beberapa faktor yang menimbulkan kesulitan. 1.6 Metode Penelitian 1.6.1 Jenis Metode Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Seperti yang dikemukakan oleh Travers dalam Umar (2005 : 22) bahwa metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset

dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Metode ini dipilih karena berdasarkan tema dalam penelitian ini sendiri yaitu kemampuan dalam mengubah bentuk kata kerja, dari bentuk kamus menjadi bentuk masu. 1.6.2 Populasi dan Sample Penelitian 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sedang sampel adalah bagian dari jumlah dan karkateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono, 2006 : 90). Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bandung. 2. Sampel Sampel adalah bagian kecil yang mewakili kelompok atau keseluruhan yang lebih besar (KBBI, 2002:991). Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik penyampelan secara purposife yaitu pengambilan sampel yang didasarkan atas pertimbangan peneliti itu sendiri, dengan maksud atau tujuan tertentu yang dapat dipertanggugjawabkan secara ilmiah (Sutedi, 2009 : 149). Sampel dari penelitian ini adalah, siswa kelas XI IPA 5 SMA Negeri 2 Bandung. 1.6.3 Teknik Pengumpulan Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah dari instrumen penelitian yang berbentuk tes dan non tes. Pengumpulan data ini melalui beberapa tahap yaitu: 1. Tes

Tes diberikan kepada siswa kelas XI IPA 5 SMA Negeri 2 Bandung untuk mengetahui sejauh mana kemampuan mereka dalam mengubah kata kerja dari bentuk kamus (Jisho-kei) menjadi kata kerja bentuk masu (Masu-kei). 2. Angket Angket diberikan kepada siswa kelas XI IPA 5 SMA Negeri 2 Bandung untuk mengetahui kesulitan-kesulitan apa saja yang dihadapi dalam mengubah kata kerja bentuk kamus (Jisho-kei) menjadi kata kerja bentuk masu (Masu-kei). Selain itu juga untuk mengetahui usaha apa saja yang dilakukan untuk menguatkan kemampuan dalam mengubah kata kerja bentuk kamus (Jisho-kei) menjadi kata kerja bentuk masu (Masu-kei). 1.6.4 Teknik Pengolahan Data 1. Data Tes a. Analisis Soal Tes Menganalisis perangkat soal tes yang telah diujikan, mengoreksi hasil jawaban siswa, dan kemudian mengolah data tersebut. b. Analisis Data Tes Setelah melalui tahap Analisis Soal Tes, hasil data tersebut kemudian diolah. Pengolahan data ini bertujuan untuk mencari skor mentah dan kemudian mengubah skor mentah tersebut menjadi nilai standar 100 dengan menggunakan rumus sebagai berikut: X= B x 100 N Ket: X B = Nilai yang dicari = Jumlah jawaban benar

N = Jumlah soal (Sumber: Arifin, 2009) c. Interpretasi Data Setelah mendapatkan nilai standar melalui pengolahan data, maka nilai tersebut diinterpretasikan berpatokan pada standar nilai yang berlaku. Tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bandung dalam mengubah bentuk kata kerja secara tepat. 2. Data Non Tes Data yang diperoleh dari angket akan dihitung jumlah persentase siswa yang menjawab setiap item pertanyaan. Angket akan diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menjumlahkan setiap jawaban angket. b. Menyusun frekuensi jawaban. c. Membuat tabel frekuensi. d. Menghitung persentase frekuensi dari setiap jawaban berdasarkan kriteria Kuntjaraningrat (Herawati, 2006: 35) sebagai berikut: P = f x 100% n Ket: P adalah persentase jawaban f adalah frekuensi jawaban n adalah banyak responden

Setelah data hasil angket diolah, langkah selanjutnya adalah menafsirkan atau menginterpretasikan berdasarkan kriteria pada tabel berikut. Tabel 1.2 Klasifikasi Persentase Jawaban Angket Besar Persentase 0% 1% - 25% 26% - 49% 50% 51% - 75% 76% - 99% 100% Interpretasi tak seorang pun sebagian kecil hampir setengahnya setengahnya sebagian besar hampir seluruhnya seluruhnya 1.7 Sistematika Pembahasan Bab I Pendahuluan Mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah dan batasan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, dan teknik penelitian. Bab II Landasan Teori Bab ini akan membahas mengenai teori-teori yang berhubungan dengan perubahan bentuk kata kerja dari bentuk kamus (Jisho-kei) menjadi kata kerja bentuk masu (Masu-kei). Bab III Metode Penelitian penelitian ini. Bab ini akan membahas mengenai metode yang dipakai untuk Bab IV Analisis Data dan Pembahasan Menjelaskan mengenai pengolahan dan interpretasi data, juga gambaran umum dari hasil penelitian mengenai kemapuan kelas XI SMA

Negeri 2 Bandung dalam mengubah kata kerja bentuk kamus (Jisho-kei) menjadi kata kerja bentuk masu (Masu-kei). Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi Bab ini menjelaskan kesimpulan pada seluruh penelitian yang telah dilakukan mengenai kemapuan mengubah kata kerja bentuk kamus (Jisho-kei) menjadi kata kerja bentuk masu (Masu-kei) kelas XI SMA Negeri 2 Bandung. Setelah itu penulis mamberikan rekomendasi yang dirasa penting untuk penelitian selanjutnya.