2 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kedelai adalah makanan bergizi yang banyak mengandung protein. Kedelai saat ini banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia karena kacang kedelai dapat dibuat berbagai macam makanan, seperti : tahu, tempe, kecap, tauco, dan susu kedelai. Kedelai dikenal dengan berbagai nama: sojaboom, soja, soja bohne, soybean, kedele, kacang ramang, kacang bulu, kacang gimbol, retak mejong, kaceng bulu, kacang jepun, dekenana, demekun, dele, kadele, kadang jepun, lebui bawak, lawui, sarupapa tiak, dole, kadule, puwe mon, kacang kuning (aceh) dan gadelei. Berbagai nama ini menunjukkan bahwa kedelai telah lama dikenal di Indonesia. (Anonim, 2010) Makanan berbahan baku kacang kedelai yang sering dijumpai adalah tempe. Tempe bagi sebagian masyarakat Indonesia sudah menjadi makanan tradisional. Tempe adalah produk fermentasi kapang golongan Rhizopus yang amat dikenal oleh masyarakat Indonesia dan mulai digemari pula oleh berbagai kelompok masyarakat Barat. Tempe dapat dibuat dari berbagai bahan, tetapi yang lazim dikenal oleh masyarakat adalah tempe kedelai. Tempe merupakan makanan sumber protein nabati serta kandungan gizinya pun lebih tinggi dibandingkan bahan bakunya yaitu kedelai. 1
2 Saat ini tempe merupakan makanan tradisional yang berpotensi sebagai makanan fungsional (Suryawinata, 2006). Tempe pada umumnya terbuat dari biji kacang kedelai dan dihasilkan dari industri rumah tangga atau industri kecil. Pembuatan tempe dari bahan baku kedelai di Indonesia baik dalam skala industri maupun tradisional pada dasarnya hampir sama. Perbedaannya terletak pada cara pengupasan kulit ari biji kedelainya. Biji kacang kedelai yang akan dibuat tempe harus bersih dari kulit ari yang masih menempel pada biji tersebut. Secara tradisional, pengupasan kulit ari pada biji kacang kedelai dengan cara biji kacang kedelai direndam terlebih dahulu dalam suatu wadah. Dengan merendam, kacang kedelai akan menyerap banyak air sehingga ukurannya menjadi besar, kemudian kacang kedelai direbus, ditunggu hingga hangat kemudian biji kacang kedelai dimasukkan dalam ember plastik besar dan diinjak-injak menggunakan kaki manusia, selanjutnya dicuci dengan air beberapa kali hingga kulit ari yang menggambang terbuang. Pengupasan kulit ari kedelai secara tradisional ini mempunyai kelemahan antara lain dilihat dari segi waktu proses ini memakan waktu yang lama, dan dari segi kebersihan dan kesehatan proses ini sangat tidak higienis. Perlu dikembangkan teknologi dan peralatan pengupasan kulit ari kedelai yang cepat, bersih dan higienis
3 I.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penulisan tesis ini adalah sebagai berikut: a. Bagaimana cara membuat desain alat pengupas kulit ari kedelai menggunakan poros pengupas jenis screw? b. Berapakah prosentase kulit ari biji kedelai yang terkelupas dan kedelai yang terbelah menjadi 2 (dua)? c. Berapakah nilai optimasi yang didapat dari pengaruh kecepatan putar menggunakan variasi penggunaan pulley pada alat pengupas kulit ari kedelai jenis screw? d. Bagaimana kelayakan ekonomi penggunaan alat pengupas kulit ari kedelai jenis screw pada industri rumah tangga pembuat tempe kedelai? I.3. Batasan Masalah 1. Batasan masalah untuk perancangan dan pengujian alat pengupas kulit ari kedelai, antara lain: a. Kedelai yang digunakan hanya untuk bahan dasar pembuatan tempe. b. Hasil yang diperoleh adalah biji kedelai yang sudah terkelupas kulit arinya dan terbelah menjadi 2 (dua). c. Menggunakan variabel kecepatan putaran (rpm) pada ukuran diameter pulley, yaitu: 10, 8, 7, 6, dan 5 inchi, serta clearance space 2,0; 2,25; dan 2,5 mm.
4 d. Kapasitas produksi tempe kedelai pada penggunaan alat pengupas antara 10 sampai 100 kg / proses. e. Proses penggilingan berjalan secara kontinyu dan biji kacang kedelai yang akan diproses direndam selama 6 (enam) jam dan direbus dahulu selama 1 (satu) jam. 2. Batasan-batasan yang digunakan dalam analisis ekonomi ini antara lain : a. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang dikeluarkan secara periodik dan besarnya selalu konstan atau tetap, tidak terpengaruh oleh besar kecilnya volume usaha yang terjadi pada periode tersebut. Biaya tetap ini terdiri dari : Biaya tenaga kerja, maintenance alat, transportasi dan distribusi, serta depresiasi per bulan dari biaya investasi. b. Biaya Variabel (variable cost) adalah biaya yang besarnya selalu berubah, tergantung pada volume usaha atau bisnis yang kita lakukan. Biaya variable ini terdiri dari : kedelai, ragi, pembungkus, listrik dan air. c. Biaya yang tidak diperhitungkan dalam analisis ekonomi akan tetapi berperan dalam usaha ini antara lain : tanah, rumah (bangunan), produk kembali (return) dan kulit ari kedelai. d. Harga bahan baku kedelai yang digunakan adalah harga yang berlaku pada bulan Januari 2013 di Toko Subur Jaya, Jln K.H Ahmad Dahlan, Yogyakarta. e. Biaya investasi dihitung berdasarkan harga yang berlaku pada bulan Januari 2013.
5 f. Keuntungan dari usaha ini yang tidak dinilai dengan uang dalam analisis ekonomi ini antara lain ditinjau dari aspek ekonomi dan sosial. I.4. Tujuan Tujuan dari perencanaan ini antara lain: a. Menentukan putaran optimum mesin pengupas kulit ari kedelai untuk proses pembuatan tempe untuk mendapatkan hasil pengupasan yang baik. b. Melakukan analisis ekonomi penggunaan alat pengupas kulit ari kedelai jenis screw pada industri rumah tangga pembuat tempe kedelai. I.5. Manfaat Manfaat yang didapat adalah : a. Mesin pengupas kulit ari biji kedelai ini dapat digunakan pada industri kecil, sehingga nantinya akan meningkatkan kualitas produksi tempe. b. Mempercepat waktu proses produksi tempe kedelai pada industri tempe dengan menggunakan mesin pengupas kulit ari kedelai. c. Manfaat dari segi ekonomi salah satunya dapat memberikan tambahan penghasilan bagi masyarakat sekitar dari industri kecil tempe. d. Bagi kalangan akademis, penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan dan berguna sebagai referensi dalam penelitian selanjutnya terutama berkaitan dengan perancangaan mesin-mesin teknologi tepat guna.
6 I.6. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai pengupasan kulit ari bijih kedelai dengan menggunakan alat pengupas kulit ari kedelai tidak ditemukan model mesin pengupas kulit ari biji kedelai seperti rancangan yang dibuat oleh penulis. Sebagian besar industri kecil tempe masih menggunakan cara tradisional dalam proses pembuatan tempe.