KEMAMPUAN KOMUNIKASI DALAM BERINTERAKSI SOSIAL ANAK AUTIS DI SEKOLAH DASAR NEGERI BANGUNREJO 2

dokumen-dokumen yang mirip
KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANAK AUTIS DALAM INTERAKSI SOSIAL (Kasus Anak Autis di Sekolah Inklusi, SD Negeri Giwangan Kotamadya Yogyakarta)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sistriadini Alamsyah Sidik, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Dalam perkembangannya yang normal,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Peserta Program Student Exchange Asal Jepang Tahun (In Bound) No. Tahun Universitas Jumlah

POLA INTERAKSI SOSIAL ANAK AUTIS DI SEKOLAH KHUSUS AUTIS. Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan. Mencapai derajat Sarjana S-1

Memahami Pengalaman Komunikasi Guru dalam Pembelajaran Perilaku Anak Autis pada Jenjang Taman Kanak Kanak di SLB Widya Bhakti Semarang SUMMARY SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak. Autis pertama kali ditemukan oleh Kanner pada tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 PONTIANAK

Komunikasi dan Etika Profesi

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia untuk berkomunikasi. Komunikasi juga merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan anak yang berbeda-beda. Begitu pula dengan pendidikan dan

LAMPIRAN. Universita Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang

STUDI KASUS HUBUNGAN SOSIAL ANAK AUTIS DI SEKOLAH AUTIS AROGYA MITRA KLATEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang

KOMUNIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DENGAN TEMAN SEBAYA DI SMK NEGERI 4 PADANG By:

GANGGUAN INTERAKSI SOSIAL PADA ANAK AUTIS DI SEKOLAH LUAR BIASA SEMESTA MOJOKERTO ATNAN MUSYAROFA NIM

SEKOLAH UNTUK ANAK AUTISTIK

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU. Nur Oktapianti NIM :

IDENTIFIKASI PERKEMBANGAN KOMUNIKASI ANAK PERVASIVE DEVELOPMENTAL DISORDER

Komunikasi Non-Verbal Pustakawan sebagai Penyaji Informasi. Sri Andayani Magister Ilmu Perpustakaan dan Informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan anak merupakan sebuah proses yang indah di mata

O u t l I n e. T P U & T P K P e n d a h u l u a n P e m b a h a s a n

BAB II LANDASAN TEORI

INTERAKSI SOSIAL ANAK AUTIS DENGAN METODE BERMAIN PERAN DI SLB ABSTRACT

09/09/2011. Who says (Komunikator) Says what (Pesan) To Whom (komunikan) With Channels (Saluran/Media) What Effect (umpan balik)

BAB I PENDAHULUAN. lembaga-lembaga kemasyarakatan. Kelompok-kelompok ini biasanya

MENGAJARKAN BAHASA DAN KOMUNIKASI PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang tua yang mendambakannya. Para orang tua selalu. di karuniai anak seperti yang diharapkan tersebut.

HANDLING TAMU EVADA EL UMMAH KHOIRO, S.AB.,M.AB PERTEMUAN 5 PRODI D3 ADM. NIAGA SMT 2 TH AJARAN 2016/2017

Sandu Siyoto* *Progam Studi Pendidikan Ners STIKES Surya Mitra Husada Kediri Jl. Manila Sumberece No. 37 Kediri

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB III KETERAMPILAN KOMUNIKASI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1

PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN

Chapter I AUTISMA Autisma

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Pada awal tahun 1990-an, jumlah penyandang autisme diperkirakan

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

Hayyan Ahmad Ulul Albab

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan fase yang disebut Hall sebagai fase storm and stress

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KETERAMPILAN VARIASI MENGAJAR DOSEN

BAB I PENDAHULUAN. dalam fungsinya sebagai individu maupun makhluk sosial. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

APLIKASI KOMUNIKASI NON-VERBAL DI DALAM KELAS

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah aktifitas kehidupan keseharian setiap manusia sepanjang

BAB IV ANALISIS DATA. klien. Setelah data diperoleh dari lapangan dengan cara wawancara, observasi dan

Psikologi Konseling. Ketrampilan Dasar Konseling II. Tazkia Edelia Sumedi M.Psi. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

KETERAMPILAN KOMUNIKASI GURU KELAS PADA PEMBELAJARAN IPA DAN BAHASA INDONESIA DI SD NEGERI

Ruang Lingkup Pertanyaan Opini mengenai anak tuna grahita. Perilaku yang ditampilkan oleh anak tunagrahita

ETIKA DALAM BERKOMONIKASI

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik gangguan pada interaksi sosial, komunikasi, perkembangan bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kebijakan pemerintah di sektor pendidikan yang mendukung

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PENDAHULUAN. Andri Irawan

adapun tahap-tahap perkembangan anak sesuai dengan usianya sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS DATA. pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah. disajikan dalam Bab III didapatkan, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. UNESCO pada tahun 2014 mencatat bahwa jumlah anak autis di dunia mencapai

SKRIPSI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN ANAK PENDERITA AUTIS BERBASIS EXPERT SYSTEM DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

INTERPERSONAL COMMUNICATION SKILL. Presented by : Dr. Mohammad Yamien,M.Si

MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA

Permasalahan Anak Usia Taman Kanak-Kanak Oleh: Nur Hayati, S.Pd PGTK FIP UNY

KEMAMPUAN KOMUNIKASI DALAM BERINTERAKSI SOSIAL ANAK AUTIS DI SEKOLAH DASAR NEGERI BANGUNREJO 2 SKRIPSI

MENINGKATKAN KETRAMPILAN KOMUNIKASI PADA ANAK AUTIS ADRIANA S. GINANJAR

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa

ROLE PLAY METHOD MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK AUTIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP ANAK AUTIS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membaca dan keterampilan menulis. Anak-akan dituntut untuk dapat berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN BOLA BOCCE PADA ANAK AUTIS DI SLB INSAN MANDIRI DLINGO JURNAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

IDENTIFIKASI PERKEMBANGAN KOMUNIKASI ANAK PERVASIVE DEVELOPMENTAL DISORDER

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS AWAL SD NEGERI INKLUSI BANGUNREJO 2 KRICAK TEGALREJO YOGYAKARTA

BAB IV INTERPRESTASI HASIL PENELITIAN. telah dipilih selama penelitian berlangsung. Selain itu juga berguna untuk

KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA TUNARUNGU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DIDASARKAN PADA TEORI SCHOENFELD

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA DINI JURNAL. Oleh ADZANI NOVITA AMALIA RANI ( )

IDENTIFIKASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS 5 DI SEKOLAH DASAR NEGERI BANGUNREJO 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehadiran anak merupakan saat yang ditunggu-tunggu dan sangat

Oleh: Cici Fitri Rahayu* Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS PENGARUH BERMAIN LOTTO TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR ANAK AUTIS DI SDLB BHAKTI WIYATA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Masa ini dapat disebut juga sebagai The Golden Age atau masa. pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berkembang.

PROFIL BENTUK KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

DESKRIPSI KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA SMA NEGERI 9 PONTIANAK MELALUI METODE PRAKTIKUM PADA MATERI KSP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

Pedoman Identifikasi Anak Autis. Sukinah jurusan PLB FIP UNY

Rahayu et al., Peningkatan Aktivitas Belajar...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Ia hanya dapat hidup berkembang dan

Transkripsi:

Kemampuan Komunikasi dalam... (Dhiki Yulia Mahardani) 584 KEMAMPUAN KOMUNIKASI DALAM BERINTERAKSI SOSIAL ANAK AUTIS DI SEKOLAH DASAR NEGERI BANGUNREJO 2 COMMUNICATION SKILLS IN SOCIAL INTERACTION OF AUTISTIC CHILDREN IN ELEMENTARY SCHOOL BANGUNREJO 2 Oleh: dhiki yulia mahardani, pendidikan luar biasa, fakultas ilmu pendidikan, universitas negeri yogyakarta dhiki9c01@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan mengenai kemampuan komunikasi yang dapat dilakukan anak autis, serta kemampuan komunikasi anak autis ketika melakukan interaksi sosial di Sekolah Dasar Negeri Bangunrejo 2. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Subjek penelitian merupakan seorang siswa autis kelas II di Sekolah Dasar Negeri Bangunrejo 2. Pengumpulan data menggunakan metode observasi dan wawancara. Data-data yang diperoleh kemudian di analisis, data disajikan dengan menarik kesimpulan mengenai pemaknaan data yang terkumpul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi yang dapat dilakukan subjek berupa komunikasi satu arah dari peneliti ke subjek. Subjek mampu berbicara tetapi dalam melakukan komunikasi verbal masih kurang dan komunikasi non verbal yang terlihat hanya melakukan sentuhan dan gerakan tubuh. Kemampuan interaksi sosial subjek sangat kurang, kontak mata yang kurang dan belum mampu bermain dengan teman sebaya. Subjek mampu merespon komunikasi saat interaksi berlangsung tetapi respon yang diberikan belum sesuai dengan topik komunikasi. Kata kunci: kemampuan komunikasi, interaksi sosial, anak autis Abstract This research aims to explore and explain the communication skill of children with autism and communication skills as well as doing social interactions in Elementary School of Bangunrejo 2. This type of research is the descriptive research.the subject of the study was a fourth grade student with autism in Elementary School of Bangunrejo 2. Data collection using the method of observation and interview. The data obtained, analyzed and presented by drawing conclusions about the meaning of the data that has been collected. The results showed that a form of communication that can be done when the subject of social interaction in the form of a oneway communication of researchers into the subject. The subject was able to talk but in doing less verbal communication and non verbalcommunication that looks simply doing touch and body movement. The social interaction skill of the subject is very less, less eye contact and hasn't been able to play with friends. The subject is able to respond to communication while the interaction takes place but the response has not been given in accordance with the topic of communication. Keywords: communication skills, social interaction, autistic children PENDAHULUAN Masyarakat mempunyai kelompok sosial maupun lembaga-lembaga kemasyarakatan. Kelompok ini biasanya mengadakan hubungan kerjasama yaitu melalui proses sosial. Unsur pokok dari proses sosial yaitu interaksi sosial. Interkasi sosial meliputi hubungan antara manusia dengan manusia (individu dengan individu), individu dengan kelompok dan antar kelompok, yang mana dalam hubungan tersebut terdapat hubungan saling mempengaruhi secara timbal balik (Yuli Tri, 2008:4).Hakikat interaksisosial menegaskan bahwa terjadi hubungan timbal balik yang bisa menimbulkan pengaruh bagi pelakunya dalam berbagai situasi. Kita semua berinteraksi dengan sesama manusia dengan cara melalukan komunikasi, yaitu proses penyampaian dan pertukaran pesan.komunikasi merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan sosial.tanpa

585 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 6 Tahun 2016 melibatkan diri dalam komunikasi, sesorang tidak akan tahu bagaimana makan, minum, berbicara sebagai manusia, dan memperlakukan manusia lain secara beradab, karena cara-cara berperilaku tersebut harus dipelajari lewat pengasuhan keluarga dan pergaulan dengan orang lain yang intinya adalah komunikasi (Deddy Mulyana, 2012: 6). Autis merupakan bagian dari anak berkebutuhan khusus yang mengalami hambatan pekembangan kompleks berkaitan dengan emosi, perilaku, interkasi sosial dan komunikasi. Karakteristik lainnya yang berkaitan dengan anakautis adalah terkait pengulangan aktivitas dan gerakan yang berulang-ulang.anak autis tidak akan bergabung dalam aktifitas sosial dan memilih terpisah dari kelompok temannya atau ia tetap berada dalam kelompok tapi keberadaannya tidak terlihat dalam kelompok. Anak autis memiliki hambatan dan interaksi sosial (tidak mau menatap lawan bicara), komunikasi, pengendalian emosi dan pola bermain.anak autis melakukan tindakan-tindakan tidak wajar, seperti menepuk-nepuk tangan mereka, mengeluarkan suara yang diulang-ulang, atau gerakan tubuh yang tidak bisa dimengerti seperti menggigit, memukul, atau menggarukgaruk tubuh mereka sendiri. Kebanyakan tindakan ini berasal dari kurangnya kemampuan mereka untuk menyampaikan keinginan serta harapan kepada orang lain (Mirza Maulana, 2008: 13). Anak autis merupakan suatu kondisi yang muncul sebelum anak berusia 3 tahun ditandai adanya kelainan yang membuat anak mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial, memiliki perilaku yang menyimpang, serta memiliki masalah dalam berkomunikasi dengan orang lain baik verbal maupun non verbal. Kondisi ini menyebabkan seseorang memerlukan bantuan atau layanan khusus dari semua bidang sehingga ia mampu belajar mandiri dan dapat bersosialisasi dengan orang lain. Menurut Quill (dalam Gardner, 2003: 2) menyatakan bahwa komunikasi merupakan proses yang dinamis didalamnya terjadi proses enkoding dari penyampaian pesan dan dokiding dari penerima pesan, terjadi pertukaran informasi, penyampaian perasaan (melibatkan emosi), ada tujuan-tujuan tertentu serta ada penyampaian ide. Kemampuan dalam berkomunikasi merupakan bagian terpenting dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memiliki kemampuan berkomunikasi dan berbahasa dengan baik, anak dapat memahami dan menyampaikan informasi, meminta sesuatu yang ia sukai, menyampaikan danmengekspresikan keinginan untuk memenuhi kebutuhannya. Menurut Rusmita (2011) komunikasi verbal yaitu komunikasi yang menggunakan katakata dalam penyampaian pesan atau informasinya.komunikasi yang terjadi pada anak autis dikarenakan mereka mengalami gangguan dalam berbahasa, baik verbal maupun nonverbal.dengan adanya gangguan dalam berbahasa, maka sulit pula untuk melakukan komunikasi yakni sulit untuk mengkomunikasikan keinginannya, baik secara verbal maupun nonverbal.kemampuan komunikasi non verbal anak-anak pada umumnya diperoleh secara alamiah, tanpa diajarkan secara khusus dan terus menerus dalam waktu yang lama.namun tidak demikian dengan anak autis.mereka membutuhkan rancangan dan

Kemampuan Komunikasi dalam... (Dhiki Yulia Mahardani) 586 strategi serta pendekatan pembelajaran untuk Anak autis mengalami gangguan dalam meningkatkan kemampuan komunikasi non komunikasi tetapi terkadang sudah mampu verbal secara tepat. Interaksi sosial merupakan hubunganhubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia mengeluarkan suara yang jelas dan berbicara, namun belum diketahui mengenai kemampuan anak autis dalam komunikasi ketika berinterkasi sosial sedangkan komunikasi adalah salah satu unsur terbentuknya interaksi sosial dengan orang lain (3) Anak autis sering terlihat menyibukkan (Soerjono, 1990: 61).Cara kita bergerak dalam diri dengan benda mati, sehingga perlu ruang saat kita berkomunikasi dengan orang lain didasarkan terutama pada respon fisik dan diidentifikasi mengenai interaksi sosial serta komunikasi yang dapat dilakukan anak autis di emosional terhadap rangsangan lingkungan Sekolah Dasar Negeri Bangunrejo 2. (Deddy Mulyana, 2012: 344). Anak autis mungkin sangat tertarik untuk berinteraksi sosial, tetapi gaya sosial interkasinya aneh dan memiliki kapasitas untuk memahami Adapun tujuan yang telah dirumuskan dalam penelitian ini yaituuntuk mengetahui bentuk kemampuan komunikasi yang dapat dilakukan anak autis di sekolahdan untuk interaksi sosial orang lain secara terbatas bahkan mengetahui bentuk interaksi sosial yang bisa sama sekali tidak merespon stimulus dari dilakukan anak autis di sekolah. orang lain. Hambatan sosial pada anak autis akan berubah sesuai dengan perkembangan usia. METODE PENELITIAN Biasanya, dengan bertambahnya usia maka hambatan semakin berkurang. Jenis Penelitian Hasil observasiditemukanpermasalahan Jenis penelitian ini adalah penelitian pada anak. Di Sekolah Dasar Negeri Bangunrejo 2 saat ini, terdapat anak autis mengalami kesulitan dalam interaksi sosial. Ketika anak di dalam kelas dia sulit memperhatikan guru, anak sibuk dengan sendirinya.anak sudah mampu mengeluarkan suara, berbicara dan artikulasi deskriptif.penelitian deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang kemampuan komunikasi dalam interaksi sosial anak autis. Data diperoleh menggunakan metode observasi dan wawancara, kemudian disusun dengan deskripsikan dalam bnetuk jelas. uraian kata-kata serta bahasa, direduksi, Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka identifikasi dari permasalahan ini adalah (1) Anak autis mengalami gangguan dirangkum dan dipilih sesuai dengan tujuan penelitian, kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif interaksi sosial padahal pada kenyataannya setiap manusia harus dapat berinteraksi sosial untuk memahami lingkungan sekitar serta memahami beragam kegiatan dan persoalan yang ada (2) Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Bangunrejo 2 yang beralamat di

587 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 6 Tahun 2016 Bangunrejo RT 56 RW 13, Kricak, Tegalrejo, Yogyakarta.Peneliti memilih melakukan penelitian di Sekolah Dasar Negeri Bangunrejo 2 karena sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah yang menyelenggarakan pendidikan inklusi dan terdapat anak autis.pengambilan data penelitian guna mengungkap kemampuan komunikasi dalam berinteraksi sosial anak autis, dilakukan pada bulan April 2016 selama kurang lebih satu bulan sejak dimulai perizinan. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini sesuai dengan kriteria yaitu anak autis yang sudah dapat mengeluarkan suara dan berbicara yang bersekolah di Sekolah Dasar Negeri Bangunrejo 2.Subjek yang menjadi fokus penelitian ini berada pada kelas 2 sekolah dasar. Instrumendan Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan observasi dan wawancara.kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati kemampuan komunikasi dalam berinterkasi sosial anak autis di Sekolah Dasar Negeri Bangunrejo 2. Kegiatan observasi dilaksanakan dengan cara mengamati secara langsung kemudian dicatat sesuai dengan gejala yang nampak.wawancara dilakukan terhadap guru kelas dengan cara memberikanpertanyaanpertanyaan yang berhubungan dengan hal-hal yang menyangkut penelitian. Pada penelitian ini wawancara yang digunakan adalah wawancara tatap muka, sehingga memperoleh informasi secara langsung dari sumber subjek yang terdekat. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini berupa instrumen non tes.jenis instrumen yang dikembangkan yaitu pedoman wawancara dan pedoman observasi. Teknik Analisis Data Penelitian ini akan memperoleh data berupa data kualitatif. Data yang sudah diperoleh kemudian akan dianalisis. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif.adapun langkah-langkah dalam menganalisis data kualitatif yaitu berupa reduksi data, data display, dan penarikan kesimpulan. Kegiatan reduksi datadiperoleh melalui observasi dan wawancara.setelah data terkumpul maka data disajikan dengan menggunakan uraian singkat, kemudian menarik kesimpulan dari semua data yang dianalisis sehingga mengetahui kemampuan komunikasi dalam berinteraksi social anak autis. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian di Sekolah Dasar Negeri Bangunrejo 2 dilakukan untuk mengungkap mengenai kemampuan komunikasi dalam berinteraksi sosial anak autis.teknik yang digunakan yaitu menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Proses observasi menggunakan panduan observasi dan pengumpulan data yang dilakukan dengan teknik wawancara menggunakan panduan wawancara yang berisi garis besar pertanyaan yang akan diajukan. Berdasarkan pada hasil wawancara dengan guru kelas ditemukan bahwa kemampuan komunikasi verbal CA belum bisa komunikasi dua arah dengan baik, kejelasan artikulasi sudah

Kemampuan Komunikasi dalam... (Dhiki Yulia Mahardani) 588 baik dan terkadang masih ekolalia, kemampuan kemampuan komunikasi dalam berinteraksi menulis dan tulisannya cukup baik dan rapi, sosial anak autis di Sekolah Dasar pendengaran CA tidak mengalami gangguan, Bangunrejo 2, maka diperoleh pembahasan kemampuan CA dalam merespon setelah sebagai berikut: Anak autis memiliki mendengar cukup baik, kalau komunikasinya sederhana kadang paham tetapi kalau sulit masih karakteristik tertentu dalam berkomunikasi antara lain, adanya permasalahan dalam perlu bantuan. CA sudah bisa membaca tetapi berinteraksi, bermain dan berhubungan mengenai pemahaman tanda baca masih kurang dengan orang lain, sebagaimana dijelaskan dan belum paham apa yang dibaca harus bahwa anak autis tidak memunjukkan memberikan respon seperti apa. Berdasarkan wawancara dengan guru kelas mengenai komunikasi non verbal CA melakukan sentuhan hanya pada beberapa orang tertentu saja, konta mata saat berkomunikasi konsistensi dalam berinteraksi. Adakalanya anak autis menujukkan kemampuannya, seperti mengikuti perintah guru. Berdasarkan hasil penelitian, terkadang CA memberikan respon yang sesuai dengan yang diharapkan masih kurang dan perlu diarahkan, ekspresi wajah guru, namun terkadang diam dan CA belum sesuai dengan topik yang memperhatikan hal lain yang ada dibicarakan.nada suara terkesan pelan, kecepatan disekelilingnya. dalam berkomunikasi cukup baik dan ketetapan Menurut Quill (dalam Gardner, 1990:2) saat berkomunikasi kadang tepat kadang tidak komunikasi merupakan proses yang dinamis karena pemahamannya masih kurang dalam didalamnya terjadi proses enkoding dari berkomunikasi.ketika berkomunikasi CA penyampaian pesan dan dokiding dari biasanya gerak sendiri dan tidak fokus. penerima pesan, terjadi pertukaran informasi, Interaksi sosial positif pada CA, tidak penyampaian perasaan (melibatkan emosi), pernah menyapa orang yang ditemui dan hanya ada tujuan-tujuan tertentu serta ada melihat.menjawab panggilan dengan menengok penyampaian ide. Hasil penelitian dan terkdang belum bisa fokus memperhatikan kemampuan komunikasi yang dimiliki CA sumber suara, CA bisa merespon komunikasi yaitu belum tercapai walaupun sudah mampu cukup baik dan mengikuti percakapan sederahana berbicara tetapi berbicaranya belum bisa apabila mengenai keseharian. digunakan untuk berkomunikasi dan Interkasi sosial negatif CA tidak begitu terkadang masih mengalami kesulitan, banyak, CA tidak pernah berteriak kecuali saat sehingga sulit melakukan komunikasi dengan takut, tidak pernah memanggil nama orang orang sekitarnya. Kemampuan verbal CA seenaknya dan tidak pernah memaki ketika dalam komunikasi berbicara sudah jelas berinteraksi sosial. artikulasinya dan kemampuan dalam bahasa Data hasil penelitian yang telah tulis cukup baik tetapi masih memerlukan dideskripsikan di atas untuk mengetahui pengarahan. CA belum mampu melakukan

589 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 6 Tahun 2016 komunikasi efektif dikarenakan belum mampu berempati terhadap orang lain. Menurut Rusmita (2011) komunikasi verbal adalah komunikasi yanng menggunakan kata-kata dalam penyampaian pesan atau informasi, dilihat dari hasil penelitian CA sudah mampu mengucapkan kata namun belum dapat menyampaikan pesan atau informasi kepada orang lain. Menurut Mirza Maulana (2012), gangguan komunikasi dapat terlihat dalam bentuk keterlambatan bicara, tidak bicara, bicara dengan bahasa yang tidak dimengerti (bahasa planet) atau bicara hanya meniru saja (ekolalia), kemampuan komunikasi verbal CA tidak mengalami gangguan, artikulasi saat berbicara sudah jelas namun terkadang masih ekolalia. ASLHA (America Speech Language Hearing Association) dalam Mulyono Abdurrahman (2003:83) menyatakan ada tiga komponen wicara yaitu (1) artikulasi, (2) suara, (3) kelancaran, sesuai hasil penelitian CA memiliki kemampuan artikulasi dan kelancaran saat bicara tetapi suara yang dikeluarkan masih terkesan pelan dan hatihati. Deddy Mulyana (2012:344) menyatakan bahwa cara kita bergerak dalam ruang ketika berkomunikasi dengan orang lain didasarkan terutama pada respon fisik dan emosional terhadap rangsangan lingkungan, pernyataan ini sesuai dengan hasil penelitian dimana CA melakukan sentuhan berupa salaman pada orang tertentu dan untuk beberapa orang CA mendekat atau menjauh serta memiliki aktivitas selalu menggerakan tangan, memainkan benda yang ada disekitarnya dan tertawa dalam kondisi dan keadaan ruang apapun. Menurut Yuli Tri (2008:4) interaksi sosial meliputi hubungan antara manusia dengan manusia (individu dengan individu), individu dengan kelompok dan antar kelompok, yang mana dalam hubungan tersebut terdapat hubungan saling mempengaruhi secara timbal balik. Dari hasil penelitian kemampuan interaksi sosial CA juga mengalami gangguan seperti, tidak bisa bermain dengan teman sebaya, kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional secara timbal balik. CA tidak mampu memahami ekspresi wajah orang ataupun untuk mengekpresikan perasaannya, baik dalam bentuk vokal maupun ekspresi wajah. Kondisi tersebut menyebabkan CA tidak dapat berempati kepada orang lain. CA seringkali menarik diri dari lingkungan sosialnya dikelas. CA sering hidup di dunianya sendiri karena perilaku yang sering subjek tampilkan saat berada di tengah-tengan mereka sering berbeda dengan yang lainnya, seperti contoh saat istirahat di dalam kelas tiba-tiba lari-lari, loncat-loncat serta senyum-senyum kadang menggumam berbicara sendiri. Prasetyono (2008:26) perilaku tentunya mempengaruhi cara orang berinteraksi sosial, pengertian dari perilaku itu sendiri adalah segala sesuatu yang dikerjakan, dikatakan,

Kemampuan Komunikasi dalam... (Dhiki Yulia Mahardani) 590 dilihat, dirasakan, didengar, dari seseorang atau yang anda lakukan sendiri, dalam penelitian CA tidak mengalami gangguan dalam bermain sosial maka mereka tidak akan memiliki hubungan pertemanan dengan teman seusianya. Anak autis tidak akan pendengaran tetapi saat dipanggil belum bergabung dalam aktivitas sosial dan mampu menyahut, CA tidak memiliki memilih terpisah dari kelompok temannya. inisiatif untuk meminta maaf karena belum dapat membedakan mana yang benar dan Hal ini berhubungan dengan perkembangan komunikasi. Kemampuan komunikasi dalam mana yang salah, perilaku CA dalam berinterkasi sosial, CA sudah mampu mengikuti percakapan cenderung pasif atau berbicara tetapi berbicaranya belum bisa terkadang justru hanya diam dan digunakan untuk berkomunikasi dan menghindar. terkadang masih mengalami kesulitan dalam menggunakan bahasa, sehingga sulit Deddy Mulyana (2012:426) menyatakan melakukan interaksi sosial dengan orang mereka percaya bahwa kebersamaan, sekitarnya. ngobrol, dan kegaduhan adalah tanda kehidupan yang baik tetapi untuk autis Hasil penelitian menujukkan bahwa mereka cenderung diam bukannya tidak mau tetapi mereka memiliki keterbatasan dalam subjek belum mampu melakukan interaksi sosial, baik dengan guru maupun temannya saat di dalam berkomunikasi sehingga mempengaruhi kelas, karena kurangnya minat subjek untuk perilaku mereka. Merespon adalah hal yang melakukan interaksi sosial, tidak mampu sulit untuk CA karena kelemahan dalam komunikasi sehingga belum mampu untuk memberikan umpan balik. melakukan komunikasi secara timbal balik, tidak mampu memulai atau mengawali komunikasi baik secara verbal maupun non verbal. CA termasuk dalam klasifikasi anak autis grup pasif karena merupakan jenis anak autis yang tidak berinteraksi secara spontan, tetapi tidak menolak usaha interaksi dari pihak lain, menerima pendeakatan orang lain. Sedikit berkomunikasi secara verbal maupun non verbal. CA tidak mampu memulai interaksi lebih dulu secara spontan melainkan menunggu orang yang akan memulainya. Apabila orang lain tidak mengawali memanggil atau menyapa, CA tidak akan menyapa ataupun memanggil namanya. Anak-anak yang tidak dapat terlibat SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang kemampuan komunikasi dalam berinteraksi sosial anak autis di Sekolah Dasar Negeri Bangunrejo 2 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Komunikasi yang dapat dilakukan CA berupa komunikasi satu arah dari peneliti ke subjek. CA mampu berbicara tetapi dalam melakukan komunikasi verbal masih kurang dan komunikasi non verbal yang terlihat hanya melakukan sentuhan dan gerakan tubuh. Kemampuan interaksi sosial CA sangat kurang,

591 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 6 Tahun 2016 kontak mata yang kurang dan belum mampu bermain dengan teman sebaya.ca mampu merespon komunikasi saat interaksi berlangsung tetapi respon yang diberikan belum sesuai dengan topik komunikasi dan terkadang hanya sebatas menjawab tanpa memberikan respon timbal balik. Saran Bagi kepala sekolah, Diharapkan adanya kurikulum khusus untuk mengembangkan kemampuan komunikasi dan interaksi sosial anak autis.bagi guru,diharapkan memberikan bimbingan dan stimulus kepada anak autis untuk melakukan interaksi sosial dengan benar sehingga kemampuan komunikasi anak autis menjadi lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Deddy Mulyana. 2012. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Gardner. 2003. Kecerdasan Majemuk: Teori dalam Praktik (Alih bahasa: Drs. Alexander Sindoro). Batam Center: Penerbit Interaksara Mirza Maulana. 2008. Anak Autis. Yogyakarta: Katahati. Rusmita. 2011. Pengertian Komunikasi Verbal.Diakses pada tanggal 12 Januari 2016 darihttp://id.shvoong.com/socialsciences/edu cation/2190459-pengertian-komunikasiverbal/#ixzz2mrmildbh.pengertiankomunikasi-verbal/#ixzz2mrmildbh Seorjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Yuli Tri. 2008. Pola Interaksi Sosial Anak Autis di Sekolah Khusus Autis. Skripsi. Universitas MuhammadiyahSurakarta