VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM REVITALISASI Identifikasi SWOT pada Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE KAJIAN. inovasi, dan strategi revitalisasi posyandu dalam pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN menjadi 228 kasus pada Angka kematian bayi menurun dari 70

I. PENDAHULUAN. Selama beberapa periode belakangan ini, pembangunan sosial di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk upaya

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Kesimpulan penelitian Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BETTY YULIANA WAHYU WIJAYANTI J.

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilakukan karena kesehatan bukan tanggung jawab pemerintah saja, namun

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem Kesehatan Nasional merupakan suatu tatanan yang mencerminkan

BAB I PENDAHULUAN. Peran serta masyarakat di bidang kesehatan sangat besar. Wujud nyata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar, karena menyangkut pemenuhan kebutuhan yang sangat vital bagi kesehatan

VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

MATERI PENYEGARAN KADER

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dibidang kesehatan mempunyai arti penting dalam. kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan

BAB IV VISI MISI SASARAN DAN TUJUAN

VI. EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PEDOMAN WAWANCARA. A. Pedoman Wawancara dengan Kepala Puskesmas Berohol Kota Tebing Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ismawati tahun 2010 (dalam Ariyani dkk, 2012), posyandu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas sebagai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah melalui pelayanan kesehatan di posyandu. Kegiatan-kegiatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009, p.98).

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Bab ini terdiri dari kesimpulan yang mencerminkan hasil yang didapatkan dari penelitian

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS KEPANJEN Jalan Raya Jatirejoyoso No. 04 Telp. (0341) Kepanjen

BAB I PENDAHULUAN I.1. Kondisi Umum

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM UNTUK PEJABAT DINAS KESEHATAN DAN TPG PUSKESMAS

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara keseluruhan. Guna. mendukung pertumbuhan dan perkembangan balita, orang tua perlu

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan mencapai % menurun menjadi % (Adisasmito, upaya untuk mendekatkan masyarakat terhadap jangkauan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tinggi. Hasil Survey

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KADER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DI PUSKESMAS SIAK HULU III KECAMATAN SIAK HULU KABUPATEN KAMPAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak

BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sekilas tentang POKJANAL POSYANDU Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Kemenkes RI, 2011

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbaikan kualitas manusia di suatu negara dijabarkan secara internasional

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan anak yang berkualitas dapat dilakukan dengan. memenuhi kebutuhan anak. Kebutuhan pada anak tidak hanya meliputi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Partisipasi kader adalah keikutsertaan kader dalam suatu kegiatan kelompok

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN. (pos pelayanan terpadu) di wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I sesuai data

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil dengan bentuk susunan pemerintahannya diatur dalam undangundang.

BAB 1 PENDAHULUAN. diupayakan, diperjuangkan dan tingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka meningkatkan kontribusi sektor pertanian terhadap

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

(Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Status Gizi Balita melalui Pengembangan Posyan du dan Kadernya serta Peningkatan Pengetahuan Masyarakat

ANALISIS SWOT LABORATORIUM IPS. CONTACT PERSON:

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia yang berkualitas dalam pembangunan Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan di tiap kelurahan/rw. Kegiatannya berupa KIA, KB, P2M

BAB I PENDAHULUAN. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Usaha Agroindustri Mie Musbar Jalan

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN. apabila prasyarat keadaan gizi yang baik terpenuhi. Masalah gizi yang sering

PENGUATAN KADER POSYANDU DALAM UPAYA DETEKSI DINI KESEHATAN IBU, BAYI DAN BALITA DI WILAYAH KECAMATAN TELANAIPURA KOTA JAMBI TAHUN 2013

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan (1000 HPK) yaitu 270 hari selama kehamilan, dan 730 hari pada kehidupan pertama

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. masih dihadapkan pada berbagai masalah diantaranya masih banyaknya balita

GRAFIK CAKUPAN TEMPAT BEROBAT BILA ANGGOTA KELUARGA SAKIT

BAB III ISU-ISU STRATEGIS

PEDOMAN WAWANCARA. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih. rangka pencapaian NKKBS ( Mubarak & Chayalin, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan melalui perencanaan yang baik dan efektif.

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT KERJA PUSKESMAS TAMAMAUNG TAHUN 2014

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RENCANA STRATEGIS ORGANISASI REMAJA MASJID OLEH: QURAISY ABDURRAHMAN C-HI-6 BAGIAN I: ORIENTASI ORGANISASI

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS TEGAL TIMUR Jln. Flores No. 35 Telp. : ( 0283 ) Tegal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

ANALISIS SWOT. Analisis Data Input

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG MP-ASI DENGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMBERIAN MP-ASI DI KELURAHAN JEMAWAN, KECAMATAN JATINOM, KABUPATEN KLATEN

KULIAH KERJA PROFESI (KKP) 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat atau kader posyandu (Depkes, 2007). Menurut MDGs (Millenium Development Goals) di tingkat ASEAN, AKB

Transkripsi:

VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM REVITALISASI 6.1. Identifikasi SWOT pada Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota Analisis SWOT yang digunakan dalam mengkaji revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota bertujuan untuk mengetahui dan menyusun strategi revitalisasi posyandu yang akan ditetapkan dan dilaksanakan di seluruh Posyandu yang ada di kecamatan Pekanbaru Kota, agar pelaksanaan revitalisasi Posyandu tersebut terus berjalan lancar dan sukses pada masa yang akan datang. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan peluang (Oppurtunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threaths). Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, dan kebijakan. Formulasi strategi yang tepat pada revitalisasi posyandu, perlu dilakukan analisis yang mendalam agar revitalisasi Posyandu memiliki makna dan memberikan tujuan untuk jangka panjang dan dapat menjadi sarana mempeolah dasar kesehatan gratis dari pemerintah. Adapun analisis SWOT terhadap revitalisasi posyandu yang ada di kecamatan Pekanbaru Kota adalah sebagai berikut : A. Kekuatan (Strenghts) Struktur organisasi Posyandu fleksibel. Setiap kader dapat berperan serta dalam setiap kegiatan. Hal ini terlihat dari partisipasi kader di berbagai program Posyandu, sehingga dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan,

kondisi, permasalahan dan kemampuan sumberdaya. Sementara itu, keberadaan Posyandu mudah dikembangkan sehingga jumlahnya dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan. Posyandu dapat didirikan dimana saja, baik di balai desa atau kelurahan, halaman rumah penduduk, dan sebagainya. B. Kelemahan (Weaknesses) Saat ini, Posyandu belum mampu melayani masyarakat secara optimal. Sebagian besar Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota masih memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya dalam waktu pelayanan, jumlah kader, dan ketersediaan peralatan. Posyandu belum mampu melayani masyarakat setiap kali dibutuhkan. Waktu pelayanan Posyandu masih terbatas, program-program pelayanan Posyandu hanya dilaksanakan pada waktu tertentu. Hal ini dikarenakan kurangnya staf ahli kesehatan dalam suatu kelurahan sehingga proses pelayanan harus dilakukan secara bergiliran. Di lain pihak, jumlah para kader Posyandu masih terbatas dan diantara para kader Posyandu masih banyak yang tidak aktif. Faktor yang menyebabkannya adalah kesibukan lain diluar Posyandu. Keterbatasan lain yang terdapat Posyandu adalah kurangnya kuantitas dan kualitas dari peralatan yang tersedia. Keterbatasan ini mengakibatkan masyarakat enggan mempercayakan kesehatannya pada Posyandu. C. Peluang (Opportunities) Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota memiliki peluang pengembangan yang baik. Posyandu di kecamatan ini mendapat perhatian khusus dari pemerintah daerah setempat. Melalui Posyandu, diharapkan pelayanan kesehatan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, terutama masyarakat

golongan miskin. Dukungan yang diberikan pemerintah daerah berupa dana yang berasal dari APBD. Pada tahun 2007, pemerintah daerah telah mengalokasikan dana sebesar Rp 576.000.000 untuk beberapa kegiatan Posyandu, seperti pelayanan kesehatan ibu dan anak, imunisasi, dan lain-lain. Selain itu, peluang pengembangan Posyandu dapat dilihat dari tingginya angka kelahiran yang disertai penurunan angka kematian. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. Posyandu dapat menjadi salah satu tempat yang menyediakan kebutuhan kesehatan masyarakat. D. Ancaman (Threaths) Semakin banyak tempat pelayanan kesehatan yang dianggap lebih baik dan professional sehingga Posyandu terancam ditinggalkan masyarakat. Saat ini, telah banyak terdapat tempat pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit, mantri, pengobatan tradisional, dan sebagainya. Masing-masing tempat menawarkan berbagai alternatif pengobatan dengan teknik pelayanan yang berbeda-beda. Dalam hal ini, masyarakat dapat memilih tempat pelayanan kesehatan yang paling sesuai dengan yang diharapkannya. Namun seiring dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat, tuntutan untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan terbaik semakin besar. Untuk itu, posyandu harus mampu bersaing melalui peningkatan pelayanan dan profesionalisme para kader. Hal ini dibutuhkan untuk mempertahankan eksisistensinya.

6.2. Analisis Perumusan Strategi Revitalisasi Posyandu Berdasarkan analisis SWOT tersebut maka dapat disusun alternatif strategi yang dapat diterapkan pada revitalisasi Posyandu yang dilaksanakan dan dibina. Alternatif strategi tersebut disajikan dalam bentuk matrik pada Tabel 29. Tabel 29. Matrik Analisis SWOT Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007 Internal Eksternal Peluang (Opportunities) 1. Adanya perhatian dari pemerintah daerah berupa dukungan dana 2. Angka kelahiran yang meningkat seiring dengan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan Kekuatan (Strenghts) 1. Struktur organisasi fleksibel sehingga Posyandu dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan sumberdaya. 2. Keberadaan Posyandu mudah dikembangkan sehingga jumlahnya dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan. Strategi (Strenghts & Opportunities). Peningkatan kegiatan Posyandu sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan sumberdaya masyarakat. Kelemahan (Weaknesses) 1. Waktu pelayanan posyandu terbatas sehingga masyarakat kurang merasakan manfaatnya. 2. Sebagian besar jumlah kader belum cukup melayani masyarakat dan masih banyak kader yang belum aktif. 3. Kinerja posyandu belum optimal karena tempat dan peralatan belum memadai. Strategi (Weaknesses & Opportunities) Pengalokasian dana APBD untuk pengembangan sarana fisik Posyandu dan pemberdayaan kader Posyandu Ancaman (Threats) Semakin banyak tempat pelayanan kesehatan yang dianggap lebih baik dan professional sehingga posyandu terancam ditinggalkan masyarakat. Stategi (Streenghts & Threats) Peningkatan pelayanan Posyandu sesuai standar mutu pelayanan kesehatan Strategi (Weaknesses & Threats) Optimalisasi kinerja Posyandu

A. Strategi Strenghts-Opportunities (S-O) Strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal dalam pelaksanaan revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota. Adapun strategi yang direkomendasikan adalah peningkatan kegiatan Posyandu sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan sumberdaya masyarakat. Strategi ini merupakan rekomendasi dari adanya peluang dari pemerintah daerah setempat yang memberikan perhatian khusus pada bidang kesehatan. Disamping itu, peluang adanya peningkatan angka kelahiran akibat dari peningkatan kesadaran masyarakat dapat mendukung strategi tersebut. Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan yang didukung oleh pemerintah dapat memudahkan Posyandu untuk lebih meningkatkan kegiatannya sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan sumberdaya masyarakat setempat. B. Strategi Strenghts-Threats (S-T) Strategi S-T merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk mengindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal bagi revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota. Adapun strategi yang direkomendasikan adalah peningkatan pelayanan Posyandu sesuai standar mutu pelayanan kesehatan. Strategi ini didasarkan atas tanggapan kekuatan dari struktur organisasi fleksibel sehingga Posyandu dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan sumberdaya dan keberadaan Posyandu mudah dikembangkan sehingga jumlahnya dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan. Faktor-faktor kekuatan tersebut dimanfaatkan untuk menghindari ancaman berupa semakin banyak tempat pelayanan

kesehatan yang dianggap lebih baik dan professional sehingga Posyandu terancam ditinggalkan masyarakat. C. Strategi Weaknesses-Opportunities (W-O) Strategi W-O merupakan stategi yang disarankan untuk mengurangi kelemahan dengan memanfaatkan peluang yang ada. Adapun strategi yang direkomendasikan adalah pengalokasian dana APBD untuk pengembangan sarana fisik Posyandu dan pemberdayaan kader Posyandu. Strategi ini direkomendasikan untuk mengatasi kelemahan Posyandu yang sebagian besar jumlah kader belum cukup melayani masyarakat dan masih banyak kader yang belum aktif serta kinerja posyandu belum optimal karena tempat dan peralatan belum memadai. Dengan memanfaatkan peluang berupa dukungan khusus pemerintah terhadap bidang kesehatan dan jumlah penduduk penduduk yang bertambah akibat dari peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, sehingga diharapkan kelemahan tersebut dapat diatasi. D. Strategi Weaknesses-Threats (W-T) Strategi W-T merupakan strategi yang diusulkan untuk mengurangi kelemahan dan menghindari ancaman yang ada. Adapun strategi yang direkomendasikan adalah optimalisasi kinerja Posyandu. Strategi ini direkomendasikan untuk mengatasi kelemahan berupa kinerja Posyandu yang belum optimal dan waktu pelayanan Posyandu terbatas. Dengan mereduksi kelemahan-kelemahan tersebut, antisipasi ancaman seperti banyak tempat pelayanan kesehatan yang dianggap lebih baik dan professional dapat dilakukan sehingga Posyandu tidak ditinggalkan masyarakat

6.3 Analisis Program Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota Kota Pekanbaru Berdasarkan urutan stategi prioritas dalam pelaksanaan program revitalisasi posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota, strategi pertama yang harus dilakukan adalah meningkatkan kegiatan posyandu sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan, dan kemampuan sumberdaya masyarakat. Pelaksanaan Posyandu harus mempertimbangkan karakteristik masyarakat lokal dan memahami, serta berusaha menyediakan kebutuhan bagi peningkatan kesehatan masyarakat. Program pelaksanaan ini dapat berupa penyalurkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) secara kontinyu. PMT adalah suplai makanan tambahan yang mengandung komposisi gizi yang baik bagi anak dan balita yang diberikan secara gratis, seperti pemberian bubur kacang hijau, berbagai jenis sereal, susu dan sebagainya. Program lainnya seperti pelaksanaan berbagai vaksin dan imunisasi yang disertai penyuluhan tentang pentingnya masalah tersebut dan pemeriksaan kesehatan rutin terhadap ibu-ibu hamil dan balita serta penyuluhan ASI eksklusif bagi ibu-ibu. Sasaran dari berbagai program ini adalah anak dan balita serta ibu hamil dan menyusui. Program ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi para ibu dalam meningkatkan gizi dan kesehatan keluarga. Strategi kedua yang harus dilakukan adalah pengalokasian dana APBD untuk pengembangan sarana fisik Posyandu, serta pemberdayaan dan peningkatan jumlah kader Posyandu.. Alternatif program yang dapat dilakukan untuk mendukung program ini adalah pembangunan tempat khusus Posyandu yang memiliki sarana dan prasarana yang baik dan pemantauan Posyandu secara rutin untuk menjamin kualitas peralatan oleh pemerintah daerah. Peningkatan dukungan pemerintah setempat dapat berupa materil maupun non materil. Alokasi dana yang bersumber dari APBD setempat sebaiknya tidak

hanya terbatas untuk honor kader, tetapi juga dalam pemenuhan sarana dan prasarana Posyandu. Dengan diadakannya pemantauan secara rutin dapat menghindari terjadinya penyelewengan-penyelewengan antar pihak-pihak yang terkait. Sasaran dari strategi ini adalah pembina Posyandu, para kader dan pemerintah daerah setempat. Kegiatan ini seperti pengiriman tenaga ahli kesehatan ke Posyanduposyandu agar kader dapat lebih terampil dan profesional dan dapat dilakukan studi banding antar Posyandu. Hal ini terbukti dari sebagian besar kader belum mandiri karena tergantung dengan petugas puskesmas sebagai pembina dengan jumlah kader belum cukup untuk melayani masyarakat. Di Kecamatan Pekanbaru Kota tidak mudah mencari anggota masyarakat yang bersedia aktif secara sukarela sebagai kader posyandu. Untuk mengatasinya kedudukan dan peranan kader posyandu dapat digantikan oleh tenaga profesional terlatih yang bekerja secara sempurna/paruh waktu sebagai kader posyandu yang kemampuannya secara berkala diuji oleh tim ahli kesehatan. Alternatif program lain adalah dapat berupa pembetukan kelompok kader yang kontinyu dan pemerintah setempat dapat melakukan penilaian-penilaian rutin ke Posyandu dalam rangka pemantauan dan pemberdayaan kader Posyandu. Selain itu, peningkatkan honor dan penghargaan bagi kader yang berprestasi pun sangat diperlukan untuk menimbulkan loyalitas dan memacu ketertarikan para kader. Hal ini dikarenakan masih minimnya minat masyarakat untuk menjadi kader posyandu, sehingga jumlah kader tidak cukup untuk melayani masyarakat dan masih rendahnya kemampuan kader. Program ini dapat terwujud melaui koordinasi semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah. Sasaran yang ditujukan dari strategi tersebut adalah masyarakat, para kader dan pemerintah daerah setempat.

Strategi ketiga adalah optimalisasi kinerja Posyandu. Rekomendasi program yang dapat dilakukan adalah penentuan jadwal program Posyandu secara lebih teratur dan efektif sesuai kebutuhan. Penentuan jadwal yang jelas dan rutin dapat lebih mempermudah kader dalam melayani masyarakat. Kepastian jadwal akan menumbuhkan loyalitas masyarakat terhadap Posyandu karena masyarakat akan memperoleh pelayanan kesehatan setiap kali membutuhkannya. Strategi keempat adalah peningkatan pelayanan Posyandu sesuai standar mutu pelayanan kesehatan. Rekomendasi program yang dapat dilakukan adalah pembagian Kartu Keluarga Sehat Posyandu sebagai media promosi di masyarakat. Kartu tersebut dibagikan secara gratis kepada masyarakat. Adapun pengisian dan pemeriksaan dapat dilakukan secara rutin. Adanya kartu sehat pada setiap keluarga dapat mempermudah pemerintah setempat dalam pengawasan dan pengontrolan kesehatan di lingkungan masyarakat Kecamatan Pekanbaru. Adanya kartu sehat pada setiap keluarga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan minat setiap keluarga untuk memeriksakan kesehatan ke Posyandu terdekat. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 30.

Tabel 30. Strategi, Program dan Sasaran Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007 No Strategi Program Sasaran 1. Peningkatan kegiatan posyandu sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan sumberdaya masyarakat. Anak dan balita, ibu hamil dan menyusui 2. Pengalokasian dana APBD untuk pengembangan sarana fisik Posyandu, serta peningkatan dan pemberdayaan kader Posyandu a. Penyalurkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) secara kontinyu b. Pelaksanaan berbagai vaksin dan imunisasi yang disertai penyuluhan tentang pentingnya masalah tersebut c. Pemeriksaan kesehatan rutin terhadap ibu-ibu hamil dan balita d. Penyuluhan ASI eksklusif bagi ibu-ibu a. Pembangunan tempat khusus Posyandu yang memiliki sarana dan prasarana yang baik b. Pemantauan Posyandu secara rutin oleh pemerintah daerah untuk menjamin kualitas peralatan yang digunakan c. Pengiriman tenaga ahli kesehatan ke Posyanduposyandu untuk melakukan penyuluhan d. Studi banding antar Posyandu e. Pembentukan kelompok kader yang kontinyu f. Peningkatkan honor dan penghargaan bagi kader yang berprestasi sebagai insentif bagi calon-calon kader Pembina Posyandu, masyarakat, kader, dan pemerintah daerah 3. Optimalisasi kinerja Posyandu 4. Peningkatan pelayanan Posyandu sesuai standar mutu pelayanan kesehatan Penentuan jadwal program Posyandu secara lebih teratur dan efektif sesuai kebutuhan Pembagian kartu keluarga sehat Posyandu sebagai media promosi di masyarakat Masyarakat, kader Masyarakat