BAB I PENDAHULUAN. baik. Selain itu pasar juga menjadi alternatif utama untuk memperkenalkan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV GAMBARAN UMUM. 1. Letak Geografis Kabupaten Kulon Progo. wilayah ini, diharapkan akan lebih mudah memahami tingkah laku dan

BAB I PENDAHULUAN. pembeli berinteraksi. Pasar juga menjadi salah satu tempat dimana. menjadi pasar tradisional dan pasar modern.

PASAR TRADISIONAL DENGAN KONSEP MODERN DI KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dengan semakin banyaknya pusat-pusat perbelanjaan didirikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap usaha di sektor informal dituntut memiliki daya adaptasi yang

BAB I PENDAHULUAN. yang secara langsung melakukan transaksi jual beli yang biasanya dengan pola

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses tawar-menawar. Pada pasar tradisional terdapat kios-kios atau gerai,

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pasar tradisional dan pasar modern.

KEADAAN UMUM WILAYAH. ke selatan dengan batas paling utara adalah Gunung Merapi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plaza,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli barang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN JUAL BELI KIOS (MILIK UMUM) PASAR DI PASAR TANJUNG KABUPATEN JEMBER

KUESIONER Pertanyaan Untuk Pebelanja. Kelurahan :.. Kecamatan :.. Kota :.. DKI Jakarta

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG. baik minimarket, supermarket, departmen store, hypermarket, dan mall. Hasil

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terjadi. Pada umumnya, semua pasar tradisional yang ada di Indonesia

JURNAL EKONOMI Volume 22, Nomor 1 Maret 2014 ANALISIS SUMBER MODAL PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DI KOTA PEKANBARU. Toti Indrawati dan Indri Yovita

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini dampak kehadiran pasar modern terhadap keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. merambah, tidak saja di Kota Jakarta, tetapi kota-kota lain di luar. apakah pasar tradisional akan tetap eksis di era munculnya

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional, terutama dalam aspek-aspek seperti: peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk yang pada gilirannya merupakan penawaran tenaga kerja yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan

PENDAHULUAN. budaya masyarakat sudah mulai bergeser dan beralih ke pasar modern ritel

BAB I PENDAHULUAN. dan Toko Modern, memberikan pengertian Pasar Tradisional sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari, karena kedua hal tersebut adalah kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya

BAB V SOLUSI MENINGKATKAN JARINGAN DISTRIBUSI DAN PENGEMBANGAN PASAR

BAB I PENDAHULUAN. dan Perdagangan Nomor 23/MPP/KEP/1/1998 tentang Lembaga-lembaga

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Arti Judul

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa sektor pertanian menempati posisi yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipungkiri. Selama ini masyarakat memenuhi berbagai kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Pasar adalah sekumpulan orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas,

BAB I PENDAHULUAN. suatu wilayah. Menurut bentuk fisik, pusat perdagangan dibagi menjadi dua yaitu

BAB V KONDISI PASAR TRADISIONAL DI KOTA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. dampak positif juga memberi dampak negatif terutama ditunjukkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang. berpengaruh dalam persaingan global. SDM yang berkualitas, memiliki

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

I. PENDAHULUAN. Tanaman hortikultura meliputi tanaman sayuran, buah-buahan, dan tanaman

BAB VII STRATEGI PENINGKATAN POSISI TAWAR PASAR TRADISIONAL TERHADAP PEDAGANG DI KOTA BOGOR

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek

Revitalisasi Pasar Tradisional, Jumlah Kunjungan, Pendapatan Pedagang, dan Pendapatan Pasar

UKDW. Tahap Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III TINJAUAN KHUSUS Kawasan Outbound Training di Kabupaten Kulon Progo 3.1 TINJAUAN KONDISI UMUM KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBYEK PENELITIAN. Tabel 4.1 Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Kabupaten/ Luas Area

BAB I PENDAHULUAN. seperti Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Hal ini tentunya membuat jumlah

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun Pada era 1970 s/d 1980-an, format bisnis ini terus berkembang.

I. PENDAHULUAN. Pasar dinyatakan sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang terus berupaya

PEMERINTAH KABUPATEN ALOR

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN PASAR DESA DI LINGKUNGAN KABUPATEN BANDUNG BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENI HAMDANI, 2015 PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, PERSAINGAN, DAN MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PEDAGANG

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan di Pasar Modern Hypermart Binjai Super Mall

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. (Tjokroaminoto dan Mustopadidjaya, 1986:1). Pembangunan ekonomi dapat

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan semakin modernnya teknologi yang berkembang di sektor

PENERAPAN PENDEKATAN EKOLOGI TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN PASAR UJUNG BERUNG KOTA BANDUNG 1

BAB I PENDAHULUAN. Bahan Bakar Minyak (BBM) mengalami fluktuasi harga dari tahun ke

2014 DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. kacang tanah. Ketela pohon merupakan tanaman yang mudah ditanam, dapat tumbuh

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN,

STUDI POLA APRESIASI MASYARAKAT TERHADAP PASAR MODERN DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB 1V GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Buah naga merupakan buah yang berkhasiat bagi kesehatan. Beberapa khasiat

DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI UMKM DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN KAIMANA PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian Indonesia dapat diukur dengan

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta terletak antara 70 33' LS ' LS dan ' BT '

Pemberdayaan Pasar Tradisional Bantul Yogyakarta

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK DAN SUBYEK PENELITIAN. lainya berstatus Kabupaten. Kota Yogyakarta terletak antara 110 o 24 I 19 II sampai

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.

Bab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2 Jum'at, 3 Mei :48 wib

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR USULAN PROPOSAL

BAB I PENDAHULUAN. Pasar tradisional di Kota Yogyakarta telah hadir sejak Zaman

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROPOSAL PENGAJUAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) KHUSUS BIDANG SARANA PERDAGANGAN TAHUN ANGGARAN 2017

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Pasar Umum Gubug Di Kabupaten Grobogan Dengan Pengolahan Tata Ruang Luar Dan Dalam Melalui Pendekatan Ideologi Fungsionalisme Utilitarian

V. GAMBARAN UMUM PASAR BUNGA RAWABELONG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Objek Penelitian

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

Bab 5. Jual Beli. Peta Konsep. Kata Kunci. Jual Beli Penjual Pembeli. Jual Beli. Pasar. Meliputi. Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap PDB nasional. Hal ini merupakan tantangan berat, mengingat perekonomian

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BAB II TINJAUAN TENTANG PASAR MODERN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar merupakan pondasi pokok bagi perekonomian Indonesia karena dengan adanya pasar, salah satu bagian dari perekonomian yaitu perputaran uang arus keluar dan arus masuk uang sehingga perekonomian dapat tergerak dengan baik. Selain itu pasar juga menjadi alternatif utama untuk memperkenalkan dan memasarkan barang dan jasa yang telah diproduksi oleh produsen sehingga konsumen mudah untuk mendapatkan barang dan jasa yang mereka inginkan. Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli yang ingin membeli barang atau jasa tertentu (Gilarso,1992). Dengan bertemunya penjual dan pembeli maka nantinya akan ada kesepakatan harga diantara keduanya sehingga pedagang mendapatkan penghasilan sedangkan konsumen mandapatkan barang dan jasa yang mereka inginkan.pasar secara garis besar dibagi menjadi dua macam yaitu pasar modern dan pasar tradisional. Pasar Modern adalah tempat transaksi ekonomi dimana pembeli dapat mengambil barangnya sendiri dan harga barang-barangnya sudah tetap dan tidak bisa ditawar lagi. Pasar ini memiliki kelebihan yaitu tempatnya bersih, nyaman, dan rapi, namun pasar modern juga memiliki kekurangan dibanding pasar tradisional yaitu harga barang-barangnya dijual lebih mahal karena. Contoh dari pasar modern adalah Superindo, Giant, dan lain sebagainya. 1

2 Sedangkan Pasar tradisional adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli yang ingin mendapatkan barang atau jasa dan biasanya masih menggunakan budaya tawar-menawar antara pedagang dan pembeli agar terjadi kesepakatan harga dan umumnya Pasar ini memiliki kekurangan yaitu biasanya tempatnya kotor, kumuh dan kurang tertata. Kelebihan pasar tradisional yaitu pembeli dapat membeli dengan harga yang lebih murah karena mereka bisa menawar harga barangnya. Pasar Tradisional umumnya banyak di desa-desa. Contohnya Pasar Wates, Pasar Bendungan yang berada di Kabupaten Kulon Progo. Pada daerah pedesaan, masyarakatnya masih banyak yang mendapatkan pengasilan dari menjual hasil pertanian, perkebunan dan perikannanya ke pasar tradisional terdekat. Hasil itu meliputi sayur-mayur, buah-buahan dan ikan laut segar. Selain itu dengan adanya pasar tradisional kebutuhan sehari-hari masyarakat seperti sandang dan pangan dapat dengan mudah terpenuhi. Pasar tradisional dalam perekonomian memiliki peran yang penting yaitu mengontrol harga barang kebutuhan pokok seperti beras dan gula jika harga barang kebutuhan pokok mengalami masalah seperti kenaikan atau penurunan maka sasaran utama yang dituju agar harganya seperti semula adalah menormalkan harga di pasar tradisional itu sendiri, selain itu pasar tradisional juga memiliki peranan dalam penyerapan tenaga kerja menurut Toya (dalam Firdausa,2012).

3 Di era yang modern ini banyak sekali investor yang membangun pasar-pasar modern bahkan sampai ke wilayah desa-desa. Hal ini menjadi sebuah ancaman bagi para pedagang di pasar tradisional karena mengingat kualitas pelayanan dan fasilitas dari pasar modern lebih unggul dari pasar tradisional seperti tempat yang nyaman, bersih dan harum. Sedangkan di pasar tradisional kualitas pelayanannya sangat kurang diperhatikan seperti WC yang bau, tanah becek dan lalat dimana-mana dan terkesan kumuh. Ini menjadi sebuah pertimbangan bagi seorang konsumen untuk memilih dimana ia akan berbelanja dan tentu saja banyak konsumen yang memilih untuk membeli di pasar modern walaupun harganya sedikit lebih mahal dari yang ditawarkan pasar tradisional tetapi mereka merasa lebih nyaman. Walaupun keberadaan pasar tradisional semakin dihimpit dengan hadirnya pasar modern, namun masyarakat masih sangat membutuhkan pasar tradisional untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Selain hargnya yang lebih murah, pasar tradisonal juga menyediakan barang kebutuhan yang lebih lengkap. Pasar tradisional tidak hanya digunakan untuk bertransaksi jual beli saja namun pasar ini juga bisa dijadikan tujuan wisata suatu daerah. Misalnya saja Pasar Beringharjo yang berada di jalan Malioboro Yogyakarta, pasar ini selain menjual kebutuhan sehari-hari masyarakat tetapi sekaligus menjadi tujuan wisata wajib jika berkunjung ke Yogyakarta. Dari contoh tersebut menunjukkan bahwa keberadaan pasar tradisional masih sangat eksis dan bahkan masih menjadi poros perekonomian bagi warga lokal.

4 Tidak hanya di pusat kota Yogyakarta saja namun, di kabupaten paling barat dari yogyakarta yaitu Kabupaten Kulon Progo sedang hangat hangatnya menggerakkan program Bela beli Kulon Progo yang di canangkan oleh Bupati Kulon progo yaitu Hasto wardoyo dan wakil Bupati Sutedjo. Dengan adanya program ini diharapkan agar perekonomian daerah dapat berjalan dengan baik dan dapat meningkatkan pendapatan daerah. Pokok utama dari program ini yaitu mencintai dan menggunakan produk lokal khas Kabupaten Kulon Progo. Dengan program ini pula secara otomatis keberadaan pasar tradisional di Kabupaten Kulon progo menjadi terangkat derajatnya yaitu caranya dengan menjual produk asli daerah serta dapat meningkatkan pendapatan bagi para pedagang pasar tradisional itu sendiri. Kabupaten Kulon Progo adalah salah satu dari lima kabupaten di Daerah Istimew Yogyakarta yang letaknya paling Barat. Kabupaten kulon Progo yang beribu kota Wates dan terletak diatas tanah seluas 58.67,5 ha ini memiliki 12 kecamatan, 87 desa, 1 kelurahan dan 917 padukuhan. Batas wilayah dari kabupaten Kulon Progo pada bagian Utara yaitu kabupaten magelang, batas Selatan yaitu Samudera Hindia, batas Barat yaitu kabupaten Purworejo dan batas Timr yaitu Kebupaten Sleman. Kondisi Geografis Kabupaten Kulon Progo yaitu pada bagian Utara meliputi dataran tinggi/ perbukitan Menoreh dengan ketinggian 500-1.000 mdpl, pada bagian tengah merupakan daerah perbukitn dengan ketinggian 100-500 mdpl, serta pada bagian Selatan merupakan dataran

5 rendah dengan ketinggian 0-100 mdpl. Dengan kondisi gegrafis wilayah Kabupaten Kulon progo yang perbukitan menyebabkan tingginya hasil pertanian dan perkebunan dari daerah ini. Dengan Merevitalisasi ulang sarana prasaran seperti WC dan tatanan ruang pasar dan tingkat keamanan dari pasar tradisional diharapkan dapat menarik minat masyarakat untuk lebih nyaman berbelanja di pasar tradisional daripada di pasar modern sehingga secara berkesinambungan hal ini dapat meningkatkan pendapatan para pedagang tradisional. Tabel 1.1 Data 10 Pasar Terbesar yang Terdapat di Kabupaten Kulon Progo No Nama Pasar Jumlah Pedagang Kios Los Pelataran Total 1. Brosot 15 162 140 317 2. Kranggan 38 309 265 612 3. Sewugalur 0 138 156 294 4. Potogaten 0 151 146 297 5. Bendungan 166 453 153 772 6. Jombokan 41 103 162 306 7. Wates 151 540 389 1080 8. PH pengasih 23 9 248 280 9. Kenteng 21 220 391 632 10. Dekso 46 119 309 474 Sumber: Dinas Perdagangan Perindustrian dan ESDM Dari tabel 1.1 menunjukkan bahwa setidaknya ada 10 pasar besar dari total 32 pasar tradisional yang terdapat di Kabupaten Kulon Progo. Pasar yang terbesar yaitu Pasar Wates yang memiliki 151 kios, 540 los dan 389 pelataran. Sedangkan Pasar terbesar kedua yaitu Pasar Bendungan

6 yang memiliki 166 kios, 453 los dan 153 pelataran. Pasar tersebut rata-rata menjual barang kebutuhan pokok seperti sayur, buah, bumbu masakan, daging dan lain sebagainya. Pemerintah Kabupaten Kulon Progo saat ini sedang berencana merenovasi Pasar Bendungan. Renovasi ini dilakukan dengan alasan Pasar Bendungan mengalami kebakaran pada tanggal 19 April 2016 yang lalu. Yang mengakibatkan terbakarnya separuh bagian dari Pasar Bendungan itu sendiri. Pasar bendungan merupakan salah satu pasar tradisional yang berada lumayan jauh dari pusat kota namun dekat dengan kantor Kecamatan Wates tepatnya di Jalan Wahid Hasyim, Bendungan lor. Pasar ini memiliki luas tanah sebesar 9.050m 2 dan luas bangunan sebesar 4.495,5 m 2. Di pasar ini pedagangnya menjual aneka barang kebutuhan pokok seperti sayur, buah, bunga, pakaian, dan barang-barang becah belah. Tabel 1.2 Perbandingan Jumlah Los dan Kios di Pasar Bendungan Tahun 2015 dan 2016 di kabupaten Kulon Progo Kebakaran Tahun Jenis tempat berdagang Jumlah Los Kios 2015 453 166 619 2016 (sebelum kebakaran) 620 178 798 2016 (setelah kebekaran) 275 134 409 Sumber: UPTD Pasar bendungan Kab. Kulon Progo

7 Berdasarkan data studi pendahuluan pada tabel 1.2 menunjukkan bahwa adanya peningkatan jumlah los antara tahun 2015 ke dengan tahun 2016 yaitu sebesar 15,56% atau sebanyak 167 los. Sedangkan untuk kios mengalami peningkatan sebesar 3,48% atau sebanyak 12 kios ini untuk kondisi pasar sebelum kebakaran. Setelah mengalami kebakaran jumlah los mengalami penurunan sebesar 55,65% atau 345 los dan kios sebesar 24,715 atau 44 los dibanding sebelum mengalami kebakaran. Artinya lokasi berjualan pedagang menuun 80% dari biasanya. Hal ini membuat para pedagang mengeluh mengalami penurunan pada dagangannya. Tabel 1.3 Data Pendapatan Pedagang Pasar Bendungan Setelah dan Sebelum Mengalami Kebakaran Range Pendapatan Jumlah Pedagang (orang) Sebelum Sesudah < Rp 100.000 4 10 Rp 100.000 Rp 300.000 3 6 Rp 300.000 2 3 Rp 300.000 - Rp 500.000 7 5 >Rp 500.000 9 2 Jumlah 25 25 Sumber: Data lapangan yang telah diolah Berdasarkan data pada tabel 1.3 menunjukkan hasil bahwa adanya penurunan pendapatan yang dialami oleh para pedagang di Pasar Bendungan. Sebelum Pasar mengalami kebakaran terdapat 9 orang dari 25 pedagang berpendapatan di atas Rp 500.000 namun setelah mengalami kebakaran pendapatan para pedagang menjadi di bawah 100.000.

8 Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang Pasar yaitu diantaanya modal. Faktor modal sangatlah penting karena semakin banyak modal yang kita keluarkan untuk membangun suatu usaha maka output yang dihasilkan akan semakin meningkat dan pendapatannya akan semakin besar. Namun, bagi pedagang pasar tradisional yang sebagian besar dari mereka dengan tingkat ekonomi menengah kebawah dan hanya mengandalkan hasil pertanian, perkebunan dan kreatifitas mereka saja. Jadi, jika mereka ingin meningkatkan modal untuk mengembangkan usahanya maka harus meminjam ke Bank Perkreditan rakyat (BPR) atau sumber dana lain seperti koperasi (Ma arif,2013). Selain faktor di atas ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi peningkatan pendapatan pedagang yaitu jam kerja pedagang. Rata-rata pasar tradisonal memiliki jam kerja antara jam 07.00-17.00, dan bahkan ada pedagang yang sudah menutup kiosnya sebelum jam tersebut. Jadi, jika pendapatan pedagang ingin meningkat maka jam kerjanya juga harus diperpanjang. Faktor tenaga kerja memiliki peran dalam menentukan pendapatan, semakin banyak tenaga yang dikerahkan maka pendapatannya akan semakin meningkat karena output yang dijualnya semakin banyak. Selain itu dengan semakin banyaknya penggunaan tenaga kerja dapat membantu mengatasi permasalahan pengangguran.

9 Dengan berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik ingin mengetahui kondisi pendapatan pedagang pasca kebakaran yang terjadi di Pasar Bendungan. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan riset studi yang berjudul Pengaruh Modal Usaha, Lokasi Usaha dan Jumlah Karyawan terhadap Pendapatan Pedagang Pasar Bendungan Kabupaten Kulon Progo Setelah Kebakaran. B. Batasan Masalah Dengan mengingat banyak faktor yang memepengaruhi pendapatan pedagang pasar tradisional maka dalam penelitian ini dibatasi pada permasalahan yang terkait dengan pendapatan pedagang Pasar Bendungan Kabupaten Kulon Progo yaitu sebagai berikut: 1. Dalam penelitian ini hanya terdapat empat (4) faktor yang memepengaruhi pendapatan pedagang di Pasar Bendungan yaitu modal usaha, lokasi usaha, jam kerja dan jumlah karyawan. 2. Wilayah yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah area yang digunakan untuk berjualan sekitar Pasar bendungan Kabupaten Kulon Progo. C. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas maka peneliti memiliki perumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh faktor modal usaha terhadap pendapatan pedagang di Pasar Bendungan?

10 2. Apakah terdapat pengaruh faktor lokasi usaha terhadap pendapatan pedagang di Pasar Bendungan? 3. Apakah terdapat pengaruh faktor jumlah jam karyawan terhadap pendapatan pedagang di Pasar Bendungan? 4. Apakah terdapat pengaruh faktor jumlah karyawan terhadap pendapatan pedagang di Pasar Bendungan? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas peneliti memiliki tujuan yang ingin dicapai yaitu: 1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor modal usaha terhdap pendapatan pedagang di Pasar Bendungan 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor lokasi usaha terhadap pendapatan pedagang di Pasar Bendungan 3. Untuk Mengetahui seberapa besar pengaruh jumlah jam kerja terhadap pendapatan pedagang di Pasar Bendungan 4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh jumlah karyawan terhadap pendapatan pedagang di Pasar Bendungan E. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman dan gambaran penulisan jika ingin melakukan penelitian yang sejenis.

11 2. Bagi Pemerintah Setempat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada Pemerintah Kabupaten Kulon Progo agar lebih semangat lagi dalam merenovasi dan mengembangkan Pasar Bendungan 3. Bagi Pedagang Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi pedagang guna meningkatkan pendapatnnya sehingga dapat mengembangkan usahanya.