BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MANAJEMEN KEUANGAN. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan. Riska Rosdiana SE., M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II PERSAMAAN AKUNTANSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dengan mengadakan analisis atau interprestasi terhadap data

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB II LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penilaian terhadap kondisi. Pengertian laporan keuangan menurut beberapa ahli :

BAB IX. AKUNTANSI PENGERTIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Manajemen Keuangan. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.2 Pengertian Laporan Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) Standar Akuntansi Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah menjadi negara yang mengarah ke basis industri.

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pecking Order Theory menurut Myers (1984), menyatakan bahwa perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan

BAB II LANDASAN TEORI

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian

BAB II BAHAN RUJUKAN

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II BAHAN RUJUKAN

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang semakin keras telah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

BAB II BAHAN RUJUKAN. Laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat untuk mengetahui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja dalam Meningkatkan Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu periode tertentu. Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005:

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI

PROSES. identifikasi pengukuran. identifikasi. pengukuran pencatatan. pencatatan komunikasi. komunikasi USERS. Keputusan ekonomi.

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Bab 11 Analisa Dana dan Aliran Kas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORITIS. perusahaan. Pada pokoknya laporan keuangan ditujukan kepada pihak-pihak di

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB XV AKUNTANSI UTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Modal Kerja

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara lain Taufik (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. yang membutuhkannya. Disamping itu bank dikenal sebagai tempat untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terdapat di neraca. Menurut Munawir (2004:32) solvabilitas menunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. akhir dari proses akuntansi, yang disajikan sebagai bahan informasi bagi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ekonomi Sesi LAPORAN KEUANGAN A. PENGERTIAN DAN TUJUAN LAPORAN KEUANGAN B. LAPORAN LABA/RUGI a. Unsur Laporan Laba/Rugi

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian laporan keuangan adalah suatu laporan yang berisikan informasi seputar

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan

Modul 1. Laporan Keuangan dan lingkungan pelaporan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pengaruh Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 894), pengertian pengaruh adalah: Daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang. Sedangkan menurut Badudu dan Zain (1994: 1031), pengertian pengaruh adalah: (1) Daya yang menyebabkan sesuatu yang terjadi; (2) sesuatu yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain; dan (3) tunduk atau mengikuti karena kuasa atau kekuatan orang lain. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh merupakan suatu daya yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain. Sehingga dalam penelitian ini penulis meneliti sebarapa besar daya yang ada atau yang ditimbulkan oleh Sumber Pendanaan (Hutang Jangka Pendek, Hutang Jangka Panjang, dan Modal Sendiri) terhadap Laba Bersih Sebelum Pajak pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2.2 Laporan Keuangan 2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan pertanggungjawaban keuangan pimpinan atas perusahaan yang telah dipercayakan kepadanya. Kondisi keuangan dan hasilhasil operasi yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan, pada hakekatnya merupakan hasil akhir dari kegiatan perusahaan yang mana dapat menggambarkan performa atau kinerja keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. 7

8 Menurut Sofyan Safri Harahap (2004: 105), laporan keuangan yaitu: Laporan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Ardiyos (2006), dijelaskan laporan keuangan sebagai berikut: Laporan-laporan keuangan yang berisi informasi tentang kondisi keuangan dari hasil operasi perusahaan pada periode tertentu. Laporan keuangan yang lazim terdiri dari balance sheet atau neraca, income statement atau perhitungan laba/rugi, serta statement of changes in financial position atau laporan perubahan posisi keuangan. Lapoaran ini ditunjukan terutama bagi pembuat keputusan diluar perusahaan, guna member informasi tentang kondisi keuangan dari suatu perusahaan serta hasil operasi dari perusahaan tersebut. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2010: 1-2), pengertian laporan keuangan adalah sebagai berikut: Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain, serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. 2.2.2 Tujuan Laporan Keuangan berikut: Menurut Arens et al (2008), menjelaskan tujuan laporan keuangan sebagai The function of accounting is to provide certain types of quantitative information that management and others can use to make decisions. To provide relevant information, accountans must have a through understanding of the principles and rules that provide the basis for preparing the accounting information. In addition, accountans must develop a system to make sure that entity s economic events are properly recorded on a timely basis and at a reasonable cost.

9 Menurut Kasmir (2010), beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan, yaitu: 1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini. 2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini. 3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu. 4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu. 5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan. 6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode. 7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan. 8. Informasi keuangan lainnya. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai kondisi keuangan perubahan mengenai aktiva, kewajiban, ekuitas, serta perubahannya pada suatu periode tertentu untuk mengambil keputusan bagi pemilik perusahaan, invertor atau entitas ekonomi lainnya. 2.3 Sumber Pendanaan Menurut Bambang Riyanto (2001:227), sumber dana perusahaan ditinjau dari asalnya dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu: 1. Sumber Dana Intern Sumber dana intern adalah dana yang dibentuk atau yang dihasilkan sendiri dalam perusahaan adalah keuntungan yang ditahan (retained net profit) dan akumulasi penyusutan (accumulated depreciation).

10 a. Laba ditahan/saldo Laba Besaran laba yang dimasukan dalam cadangan atau laba ditahan, selain tergantung kepada besarnya laba yang diperoleh selama periode tertentu. b. Depresiasi Berasal dari akumulasi depresiasi yang dibentuk setiap tahunnya adalah tergantung pada metode depresiasi yang digunakan oleh perusahaan yang bersangkutan. c. Modal sendiri Adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tentu lamanya. 2. Sumber Dana Ekstern Sumber dana eksternal adalah sumber dana yang berasal dari luar perusahaan, dana dari luar perusahaan yang berasal dari kreditur dan pemilik, peserta atau pengambilan bagian dalam perusahaan. Modal yang berasal dari kreditur adalah hutang bagi perusahaan yang bersangkutan dan modal yang berasal dari para kreditur tersebut disebut juga modal asing. Sumber-sumber pendanaan tercermin pada sisi kanan dari neraca. Secara umum, sumber-sumber pendanaan terdiri dari hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal sendiri (termasuk saham biasa dan preferen, serta laba ditahan/saldo laba). Dalam sub bab ini akan dibahas mengenai : 1. Hutang Jangka Pendek 2. Hutang Jangka Panjang 3. Modal Sendiri 2.3.1 Hutang Hutang adalah sesuatu yang dipinjam, seseorang atau badan usaha yang meminjam disebut debitur dan entitas yang memberikan utang disebut kreditur. Hutang sering disebut sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan kepada pihak lain. Kewajiban dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan, yaitu kewajiban lancar/kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.

11 Definisi hutang yang dikemukakan oleh Kieso (2002:179), yaitu: Kemungkinan pengorbanan masa depan atas manfaat ekonomi yang muncul dari kewajiban saat ini entitas tertentu untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas lainnya di masa depan sebagai hasil dari transaksi atau kejadian masa lalu. Sedangkan menurut Zaki Baridwan (2004:23) mengemukakan bahwa: Utang adalah pengorbanan manfaat ekonomis yang akan timbul di masa yang akan datang yang disebabkan oleh kewajiban-kewajiban di saat sekarang dari suatu badan usaha yang akan dipenuhi dengan mentransfer aktiva atau memberikan jasa kepada badan usaha lain di masa yang akan datang sebagai akibat dari transaksi-transaksi yang sudah lalu. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hutang merupakan kewajiban untuk menyerahkan uang, barang, atau memberikan jasa kepada pihak lain di masa yang akan datang sebagai akibat dari transaksi yang telah terjadi sebelumnya. Atau dengan kata lain hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak-pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang merupakan sumber dana atau modal perusahaan. Hutang atau modal asing di lain pihak, merupakan sumber dana bagi perusahaan yang harus dibayar kembali tepat pada waktunya baik itu dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sudah barang tentu semakin lama jangka waktu dan semakin ringannya syarat-syarat pembayaran kembali hutang tersebut akan mempermudah dan memperluas kesempatan bagi perusahaan untuk mendaya gunakan sumber dana yang berasal dari hutang tersebut. Meskipun demikian hutang tetap harus dibayar kembali pada waktu yang sudah ditetapkan tanpa memperhatikan kondisi finansial perusahaan pada saat itu, dan pada umumnya saat pembayaran hutang itu harus disertai dengan bunga (interest) yang sudah diperhitungkan sebelumnya. Maka dari itu manajemen perusahaan dituntut untuk bekerja keras agar penggunaan modal tersebut dapat memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan, sehingga perusahaan dapat berkambang dengan baik dan mampu membayar hutang tersebut kepada kreditor, baik pokok maupun bunganya.

12 Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hutang adalah kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang harus dibayar dengan uang, barang atau jasa pada saat jatuh tempo. 2.3.2 Hutang Jangka Pendek (Current Liabilities) Hutang (kewajiban) lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajibankewajiban yang penyelesaiannya harus dilakukan dengan menggunakan aktiva lancar serta kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun mendatang (Soemarso, 2005:70). Sedangkan menurut Munawir (2007:18), pengertian hutang jangka pendek adalah hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca). Hutang jangka pendek yang biasanya terdapat dalam sebuah perusahaan adalah : (1) utang dagang; (2) utang wesel; (3) utang bank jangka pendek; (4) utang beban; (5) utang pajak penghasilan dan (6) bagian kewajiban jangka panjang yang segera jatuh tempo dalam satu tahun mendatang. Menurut Munawir (2007: 18) mengemukakan bahwa hutang lancar meliputi antara lain: 1. Hutang Dagang, adalah hutang yang timbul karena adanya pembelian barang dagangan secara kredit. 2. Hutang wesel, adalah hutang yang disertai dengan janji tertulis (yang diatur dengan undang-undang) untuk melakukan pembayaran sejumlah tertentu di masa yang akan datang. 3. Hutang pajak, baik pajak untuk perusahaan yang bersangkutan maupun pajak pendapatan karyawan yang belum disetorkan ke kas negara. 4. Biaya yang masih harus dibayar, adalah biaya-biaya yang sudah terjadi tetapi belum dilakukan pembayarannya. 5. Hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, adalah sebagian (seluruh hutang jangka panjang) yang sudah menjadi hutang jangka pendek karena harus dilakukan pembayarannya. 6. Penghasilan yang diterima di muka (deferred revenue), adalah penerimaan uang untuk penjualan barang/jasa yang belum direalisir.

13 Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hutang jangka pendek adalah semua utang atau kewajiban-kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dilunasi dalam jangka pendek (kurang dari satu tahun). 2.3.3 Hutang Jangka Panjang (Non-Current Liabilities) Kewajiban-kewajiban atau hutang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang. Menurut Kieso (2002 ; 242), hutang jangka panjang terdiri dari pengorbanan masa depan yang sangat mungkin dari manfaat ekonomi yang berasal dari kewajiban sekarang yang tidak dibayarkan di dalam jangka satu tahun atau satu siklus operasi perusahaan, mana yang lebih lama. Kewajiban jangka panjang biasanya dalam sebuah perusahaan meliputi : 1. Hutang Obligasi Adalah surat perjanjian jangka panjang yang berdasarkan perjanjian pihak peminjam setuju untuk melakukan pembayaran atas bunga dan pokok pada tanggal tertentu kepada pemegang obligasi. 2. Hutang Bank Jangka Panjang Merupakan pinjaman kepada lembaga perbankan yang jatuh temponya lebih dari satu periode akuntansi, sebagai contoh untuk mendanai perluasan perusahaan (ekspansi). 3. Hutang Sewa Guna usaha (leases) Jangka Panjang Merupakan perjanjian antara perusahaan sewa guna usaha (lessor) dengan penyewa guna usaha (lessee) untuk menyewa suatu jenis barang modal tertentu yang dipilih atau ditentukan oleh penyewa guna usaha. Sewa guna usaha juga merupakan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal untuk digunakan oleh penyewa guna usaha selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. 4. Hipotik Merupakan pinjaman jangka panjang dengan jaminan harta tidak bergerak jika perusahaan menerbitkan obligasi hipotik, berarti ia telah menjamin atas obligasi yang dikeluarkan.

14 Timbulnya hutang jangka panjang saat skala operasional perusahaan berkembang atau dalam membangun suatu perusahaan dibutuhkan sejumlah dana. Dana yang diperlukan untuk investasi dalam aktiva tetap yang akan memberikan manfaat dalam jangka panjang sebaiknya diperoleh dari hutang jangka panjang atau dengan modal sendiri. Kesimpulan definisi di atas bahwa hutang jangka panjang adalah meliputi semua utang atau kewajiban keuangan yang jatuh temponya lebih dari satu periode akuntansi. 2.3.4 Modal Sendiri (Equity) Terdapat sejumlah perbedaan yang mendasar antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri, walaupun keduanya merupakan sumber pendanaan jangka panjang bagi perusahaan. Modal sendiri merupakan modal yang berasal dari pemilik perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya, yang terdiri dari modal saham (saham biasa maupun saham preferen) dan laba ditahan. Kalau digambarkan dalam skema, modal sebagai berikut: Gambar 2.1 Skema Modal Sendiri Berasal dari luar perusahaan Saham biasa Saham preferen Modal Sendiri Laba ditahan/ Saldo Laba Berasal dari dalam perusahaan Cadangan Sumber : Lasmanah (2012)

15 Adapun penjelasannya sebagai berikut: 1. Saham Biasa (Common Stock) Adalah surat bukti kepemilikan perusahaan yang tidak mempunyai hak-hak istimewa seperti saham preferen. Kepemilikan saham biasa pada suatu perusahaan dapat berbentuk: a. kepemilikan saham pribadi (privately owned stock) b. kepemilikan saham tertutup (closely owned stock) c. kepemilikan saham publik (publicly owned stock) 2. Saham Preferen (Preferred Stock) Adalah surat bukti kepemilikan saham yang memberikan penghasilan tetap berupa dividen yang besarnya telah ditentukan prosentasenya terhadap harga sahamnya. Sebagian besar saham preferen memberikan hak kepada pemiliknya untuk memperoleh pembayaran dividen yang didahulukan dari pada saham biasa. 3. Laba Ditahan (Retained Earnings) Merupakan laba yang tidak dibayarkan sebagai cash deviden, yang merupakan hak milik pemegang saham biasa. Dimana besarnya laba yang ditahan dipengaruhi oleh kebijaksanaan perusahaan mengenai laba perusahaan dan tingkat keuntungan perusahaan (semakin besar tingkat keuntungan yang dicapai maka semakin besar tingkat laba yang ditahan). Kebijaksanaan perusahaan untuk menyisihkan dana yang berupa laba ditahan bertujuan untuk: a. melaksanakan ekspansi b. untuk meningkatkan efisiensi c. untuk menjaga stabilitas perusahaan d. untuk memperbaiki struktur modal 4. Cadangan Cadangan biasa berasal dari cadangan penyusutan mesin peralatan, bangunan, dan aktiva tetap lainnya. Cadangan bisa didefinisikan sebagai cadangan yang terbentuk dari keuntungan yang diperoleh sebagai hasil kegiatan operasional perusahaan selama beberapa waktu yang lampau atau selama tahun berjalan.

16 Cadangan yang berasal dari akumulasi penyusutan aktiva tetap dapat digunakan untuk membiayai pembelian aktiva yang baru maupun untuk menggantikan aktiva yang lama yang sudah habis umur ekonomisnya sesuai dengan metode depresiasi yang dipakai perusahaan. Dimana pemilik perusahaan adalah para pemegang saham. Pemegang saham memiliki hak-hak seperti: 1. Hak untuk mengontrol perusahaan Pemegang saham memiliki hak suara untuk memilih direktur perusahaan serta menentukan persetujuan untuk hal-hal yang bersifat khusus. Sedangkan kreditur tidak memiliki hak tersebut. 2. Preempitve Right Merupakan hak yang diberikan kepada pemegang saham untuk mempertahankan proporsi kepemilikan mereka terhadap perusahaan bila terdapat penerbitan saham baru. Tujuan preemptive right adalah untuk melindungi kekuatan kontrol pemegang saham saat ini terhadap perusahaan dan mencegah terjadinya dilution of value/ownerships. 2.4 Laba 2.4.1 Pengertian Laba Informasi mengenai laba sebuah perusahaan dapat diperoleh dari laporan keuangan, yaitu laporan laba-rugi. Tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan laba sampai taraf maksimal. Perusahaan akan melihat alternatif tindakan-tindakan yang menunjang pencapaian laba maksimal. Menurut Zaki Badriawan (2004: 31) laba diartikan sebagai berikut: Laba (Gain) adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama satu periode kecuali yang timbul dari pendapata (revenue) atau investasi oleh pemilik.

17 Pengertian laba menurut Soemarso (2005:230), Laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan usahanya. Apabila beban lebih besar dari pendapatan, selisihnya disebut rugi. Menurut Harnanto (2002:91), Laba adalah suatu pengembalian dari dan dalam jumlah di atas investasinya. Selain itu laba (profit) merupakan arus masuk aktiva, sebagai imbalan modal (return on capital) yang melebihi kebutuhan untuk memelihara modal. Maka dapat disimpulkan bahwa laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya, apabila pendapatan melebihi biaya yang dikeluarkan berarti perusahaan mendapat laba dan sebaliknya jika biaya melebihi pendapatan berarti perusahaan menderita rugi. 2.4.2 Jenis Laba Menurut Theodorus (2002) mengemukakan jenis-jenis laba dalam hubungannya dengan perhitungan yaitu: 1. Laba Kotor (Gross Profit) Adalah selisih antara penjualan bersih dengan harga pokok penjualan, disebut laba kotor karena jumlah ini masih harus dikurangi dengan biayabiaya usaha. 2. Laba dari operasi (Operating Profit) Adalah selisih antara laba kotor dengan total beban operasi. Atau dengan kata lain selisih antara penjualan dengan seluruh biaya atau beban operasi dan bukan laba semata-mata yang berasal dari kegiatan utama perusahaan. 3. Laba bersih (Net Income) Adalah angka terakhir dalam perhitungan laba rugi dimana untuk mencari laba operasi ditambah pendapatan lain-lain dikurangi dengan beban lain-lain.

18 Menurut Kieso dan Weygandt dialih bahasakan oleh Gina Ginia dan Ichsan Setyo Budi (1995:182), unsur-unsur perhitungan laba rugi dapat diringkas sebagai berikut: 1. Pendapatan (revenue) Arus masuk atau peningkatan lain atas harta dari suatu kesatuan atau penyelesaian kewajibannya selama suatu periode dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa atau aktivitas lain yang merupakan operasi pakok atau utama yang berkelanjutan dari kesatuan tersebut. 2. Beban (expenses) Arus keluar atau penggunaan lain atas harta atau terjadinya kewajiban selama suatu periode dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa atau pelaksanaan aktivitas lain yang merupakan operasi pokok atau utama yang berkelanjutan dari kesatuan tersebut. 3. Keuntungan (gains) Kenaikan dalam ekuitas (harta bersih) dari transaksi sampingan kecuali yang dihasilkan dari pendapatan atau investasi oleh pemilik. 4. Kerugian (losses) Penurunan dalam ekuitas (harta bersih) dari transaksi sampingan kecuali yang diakibatkan dari beban atau pembagian kepada pemilik. Laba bersih (Net Income) merupakan keseluruhan pendapatan perusahaan yang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikit: NI = Revenue Expenses + Gains Losses Dari persamaan di atas dapat disimpulakan bahwa net income merupakan laba bersih perusahaan. Laba jenis ini merupakan laba perusahaan setelah dikurangi seluruh beban (expenses) ditambah keuntungan (gains) kemudian dikurangi dengan kerugian (losses).

19 2.4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laba Menurut Mulyadi (2001:513), mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan dan penurunan laba adalah sebagai berikut : 1. Biaya Jasa 2. Harga Jual 3. Volume Penjualan dan Produksi Adapun penjelasan dari tiga faktor tersebut yaitu : 1. Biaya Jasa Biaya yang timbul dari perolehan atau mengolah suatu produk atau jasa akan mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan. 2. Harga Jual Harga jual produk atau jasa akan mempengaruhi besarnya volume penjualan produk atau jasa yang bersangkutan. 3. Volume Penjualan dan Produksi Besarnya volume penjualan berpengaruh terhadap volume produksi produk atau jasa tersebut, selanjutnya volume produksi akan mempengaruhi besar kecilnya biaya produksi. Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk menaikan volume produksi produk atau jasa secara tidak langsung perusahaan membutuhkan tambahan dana/modal yang mengakibatkan volume penjualan naik dan laba yang diperolehpun sesuai dengan kenaikan atau penurunan volume produksi. 2.4.4 Laba Bersih (Net Income) Laba bersih merupakan hasil akhir dari aktivitas-aktivitas perusahaan dan merupakan hasil dari pengurangan antara laba usaha dan biaya lain-lain di luar biaya operasi. Komponen laba bersih dapat dijadikan alat untuk mengukur kinerja perusahaan dalam mengelola atau mengoperasikan modal kerjanya. Soemarso (1990: 245) menyatakan bahwa laba bersih merupakan angka terakhir dalam perhitungan rugi laba adalah laba bersih (net profit). Jumlah

20 ini merupakan kenaikan bersih terhadap modal. Sebaliknya, apabila perusahaan menderita rugi, angka terakhir dalam perhitungan rugi laba adalah rugi bersih (net loss). Menurut Soemarso (2004:234) laba bersih dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1. Laba Bersih sebelum pajak, adalah selisih lebih antara pendapatan dan keuntungan terhadap semua biaya dan kerugian yang merupakan kenaikan bersih atas modal sebelum dikurangi oleh beban pajak. 2. laba bersih setelah pajak, adalah selisih lebih pendapatan atas biaya yang dibebankan dan merupakan kenaikan bersih atas modal setelah dikurangi beban pajak. Tujuan pelaporan laba bersih yang lebih khusus meliputi penggunaan laba sebagai pengukuran efisiensi manajemen, penggunaan angka laba historis untuk membantu meramalkan keadaaan usaha dan distribusi dividen di masa yang akan datang, dan penggunaan laba sebagai pengukuran keberhasilan serta sebagai pedoman pengambilan keputusan manajerial di masa yang akan datang. Hendriksen berpendapat bahwa Pentingnya bagi kita membedakan laba perusahaan dan pengembalian modal. Pertama, perubahan modal perusahaan dapat mempengaruhi jumlah arus yang akan datang bagi pemilik ekuitas residu (pemegang saham biasa) dan nilai ekuitasnya pada suatu saat. Kedua, perubahan modal perusahaan dapat mempengaruhi hubungan dikalangan pemegang ekuitas, termasuk pemegang saham preferen dan pemegang hutang.

21 Tabel 2.1 Ikhtisar Klasifikasi Laba Bersih Menurut Pihak Penerima Laba Konsep Laba Laba Mencakup Pihak Penerima Laba Pertambahan nilai Harga jual produk dikurangi harga pokok barang dan jasa yang diperoleh melalui transfer Semua karyawan, pemilik, kreditor dan pemerintah. Laba bersih perusahaan Laba bersih bagi investor Laba bersih pemegang saham Laba bersih bagi pemilik ekuitas residu (residual equity holders) Sumber : Harnanto, (2002) Kelebihan pendapatan atas beban; semua keuntungan dan kerugian. Beban tidak mencakup beban bunga, pajak penghasilan, dan pembagian laba yang sebenarnya. Sama seperti laba bersih perusahaan, tetapi sesudah dikurangi pajak penghasilan. Laba bersih bagi investor dikurangi beban bunga dan pembagian laba. Laba bersih bagi pemegang saham dikurangi dividen preferen. Pemegang saham, pemegang obligasi dan pemerintah. Pemegang saham dan hutang jangka panjang. Pemegang saham (saham preferen dan saham biasa) Pemegang saham biasa yang ada dan yang potensial kecuali jika pembayaran prioritas tidak dapat dipenuhi. Menurut Sofyan Syafri Harahap (1994:66) format laporan laba rugi terdiri dari dua, yaitu: 1. Single Step Dalam membuat single step semua pos hasil, baik yang normal maupun tidak normal baik yang operasi maupun nonoperasi digabung dan demikian juga mengenai biaya kemudian baru keduanya dikurangkan sehingga hanya dalan satu langkah (single step) kita dapat mengetahui laba. 2. Multiple Step Dalam bentuk multiple step laba rugi baru diketahui setelah beberapa tahap pengurangan (multiple step), mulai dari penjualan dikurangi harga pokok penjualan yang menghasilkan laba kotor, dikurangi biaya operasi menghasilkan laba operasi dan seterusnya sampai menghasilkan laba bersih.

22 Format laba rugi dalam bentuk multiple step sebagai berikut: Penjualan (Sales) Harga Pokok Penjualan (Cost of Good Sold) Laba Bruto (Gross Profit) Beban Usaha (Operating Expenses) Laba Usaha (Operating Profit) Pendapatan/Beban lain-lain (Others income/expenses) Laba Bersih Sebelum Pajak (Net Income Before Taxes) Pajak Penghasilan (Income Taxes) Laba Setelah Pajak (Net Income After Taxes) Sumber : Wikipedia.org 2.4.5 Laba Besih Sebelum Pajak (Net Income Before Taxes) Laba bersih sebelum pajak adalah selisih lebih antara pendapatan dan keuntungan terhadap semua biaya dan kerugian yang merupakan kenaikan bersih atas modal sebelum dikurangi oleh beban pajak. Soemarso (2004). Dalam penelitian ini, laba bersih yang akan digunakan penulis adalah laba bersih sebelum pajak (net income before taxes), yaitu laba bersih yang merupakan Selisih antara laba usaha dikurangi biaya lain-lain di luar usaha/operasi. Di samping itu laba sebelum pajak bukan merupakan beban perusahaan melainkan kewajiban perusahaan kepada pemerintah. 2.5 Pengaruh Hutang dan Modal Sendiri terhadap Laba Bersih Sebelum Pajak 2.5.1 Pengaruh Hutang terhadap Laba Bersih Sebelum Pajak Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat pada masa sekarang ini membuat para manajer perusahaan berpikir keras untuk tidak kalah bersaing. Manajer dituntut untuk bisa mengambil keputusan yang tepat untuk kelangsungan hidup perusahaan khususnya keputusan mengenai sumber dana perusahaan. Selain

23 perkembangan suatu perusahaan dititikbaratkan pada bagaimana cara perusahaan tersebut mencapai tujuan utamanya, yaitu tercapainya laba perusahaan yang telah ditetapkan. Maka dalam hal ini perusahaan harus mempunyai sejumlah dana untuk kegiatan operasional atau bahkan untuk perluasan usaha. Bagi perusahaan yang memilki keterbatasan modal, hutang merupakan alternatif yang paling banyak dipilih untuk mengembangkan usahanya agar perusahaan dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar dimana perusahaan masih mampu membayar hutang baik pokok maupun bunganya. Menurut Bambang Riyanto (2001) mengemukakan konsep hubungan hutang dengan laba sebagai berikut: Semakin banyak hutang baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang akan mengakibatkan biaya bunga yang semakin meningkat yang pada akhirnya akan mengakibatkan laba perusahaan semakin berkurang. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa jika hutang perusahaan semakin tinggi maka akan mengakibatkan laba perusahaan berkurang karena harus membayar bunga yang semakin tinggi pula atas pinjaman tersebut. Maka dalam penelitian ini penulis menggunakan pertumbuhan dari masing-masing variabel untuk menghitung masing-masing variabel baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang agar terlihat seberapa besar perubahan kebijakan hutang yang diambil perusahaan tersebut. Berdasarkan kerangka di atas, penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: Ha 1 : Hutang Jangka Pendek berpengaruh signifikan terhadap Laba Bersih Sebelum Pajak. Ha 2 : Hutang Jangka Panjang berpengaruh signifikan terhadap Laba Bersih Sebelum Pajak. 2.5.2 Pengaruh Modal Sendiri terhadap Laba Bersih Sebelum Pajak Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan dalam jangka waktu yang tidak menentu

24 lamanya. Sedangkan modal sendiri ini bisa berasal dari dalam perusahaan yang merupakan keuntungan dari hasil kegiatan operasional perusahaan, tetapi modal sendiri juga bisa berasal dari luar perusahaan misalnya: saham biasa bukan saham obligasi. Dengan meningkatnya seluruh atau salah satu dari komponen modal sendiri maka kebutuhan akan dana perusahaan terpenuhi sehingga kegiatan operasional berjalan sesuai dengan yang ditargetkan, sehingga laba yang didapat sesuai dengan yang ditargetkan pula. Jika suatu perusahaan secara teratur memperoleh laba bersih sesuai atau bahkan melebihi target maka modal sendiri akan ikut meningkat sehingga perusahaan dapat melakukan perluasa usahanya dan kelangsungan hidup perusahaan dapat diprediksi. Laba bersih seringkali dijadikan sebagai tolok ukur kinerja perusahan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan petumbuhan modal sendiri untuk mengitung variabel ini agar terlihat seberapa besar perubahan modal sendiri. Dari penjelasan di atas, hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut: Ha 3 : Modal Sendiri berpengaruh signifikan terhadap Laba Bersih Sebelum Pajak. 2.5.3 Pengaruh Hutang dan Modal Sendiri terhadap Laba Bersih Sebelum Pajak Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa hutang dan modal merupakan komponen sumber pendanaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa perubahan sumber pendanaan perusahaan dapat menpengaruhi perubahan profit perusahaan termasuk laba sebelum pajak. Karena pada hakekatnya perubahan baik jumlah maupun komposisi sumber-sumber pendanaan mencerminkan keputusan untuk investasi dari pemilik modal atau kebijakan penentuan hutang oleh manajemen dengan expected return atau return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa yang akan datang. Secara umum laba (π) perusahaan dapat dirumuskan sebagai berikut: π = TR TC

25 Dimana: TR = Total Pendapatan TC = Total Biaya Dari persamaan di atas dengan asumsi ceteris paribus, perubahan yang terjadi pada biaya akan menyebakan perubahan pada laba perusahaan. Jadi dengan adanya konsekuensi biaya pada penggunaan sumber dana, perubahan yang terjadi pada sumber pendanaan dapat mempengaruhi laba perusahaan. Berdasarkan penjelasan di atas, hipotesis yang diajukan adalah: Ha 4 : Hutang Jangka Pendek, Hutang Jangka Panjang dan Modal Sendiri secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Laba Bersih Sebelum Pajak. Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran Hutang Jangka Pendek / CL ( X 1 ) Hutang Jangka Panjang / NCL ( X 2 ) Laba Bersih Sebelum Pajak / NIBT ( Y ) Modal Sendiri / Equity ( X 3 )

26 Nama No Peneliti 1 Dhani Ichsanuddin (2006) 2 Theresia dan Mutia Ismail (2008) 3 Iis Cahyati (2011) Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu Judul Penelitian Kesimpulan Kesamaan Perbedaan Pengaruh Perubahan Sumber Pendanaan Terhadap Laba Bersih Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar di BEJ Pengaruh Hutang Tehadap Laba Usaha Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar di BEI Pengaruh Hutang Dan Biaya Produksi Terhadap Laba Usaha Pada PT.INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan hutang dan modal sendiri berpengaruh signifikan terhadap laba bersih. Hasil penelitian menunjukan bahwa CL dan NCL secara simultan berpengaruh signifikan terhadap OP, sedangakan secara parsial hanya CL yang paling berpengaruh terhadap OP. Hasil penelitian menunjukan bahwa hutang berpengaruh signifikan terhadap laba usaha. Memiliki variabel yang sama yaitu hutang dan modal sendiri terhadap laba. Memiliki variabel bebas yang sama yaitu hutang. Memiliki variabel bebas yang sama yaitu hutang. Penelitian yang dilakukan lebih dari satu jenis perusahaan dan model analisis yang digunakan regresi berganda Variabel (Y) yang diteliti menggunaka n laba bersih sebelum pajak. Variabel (Y) yang diteliti menggunaka n laba bersih sebelum pajak.