PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SPRINT MELALUI PERMAINAN SIRKUIT. Slamet Riyadi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun pelajaran

MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA MATERI AJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM SEPAK BOLA. Untung

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PERISTIWA ROTASI BUMI MELALUI METODE BERMAIN PERAN. Sarotun

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VB tahun pelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING PERSEGI PANJANG MELALUI METODE DEMONSTRASI. Ghonimah

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAN LATIHAN BERULANG PADA KOMPETENSI MENENTUKAN LETAK BILANGAN PADA GARIS BILANGAN

PENINGKATAN MENGHITUNG OPERASI BILANGAN BULAT DENGAN METODE EKSPOSITORY BERBANTUAN MEDIA GARIS BILANGAN. Sri Eti Ermawati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun subjek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VD Sekolah

Didi Suhaedi Guru Pendidikan Jasmani SD Negeri Jagara Kabupaten Kuningan ABSTRAK

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INSTRINSIK PADA CERPEN MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL. Yuni Setiarini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IVB tahun pelajaran

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni

INOVASI MODEL PEMBELAJARAN VCT ANIL PADA MATERI PERUNDANG-UNDANGAN PUSAT DAN DAERAH. Umrotun

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 018

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 004 Pulau

BAB III METODE PENELITIAN. yang layak untuk melakukan PTK adalah guru di kelasnya sendiri. Lebih rinci

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di MTs. Nurul Bahri

BAB III METODE PENELITIAN. siswa, terdiri dari 10 orang laki-laki dan 27 orang perempuan. membaca pemahaman (variabel Y) sebagai variabel terikat.

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN. Bambang Turjayus

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Proses PTK merupakan proses siklus yang dimulai dari menyusun

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun pelajaran 2012-

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS MELALUI METODE ROLE PLAYING. Khoirul Huda

Penggunaan Media Kongkrit Untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 2 Tatura Pada Materi Proses Pembentukan Tanah

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah

Sujariyah. SD Negeri Pagedangan 01 Adiwerna Tegal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. siswa sebanyak 34 orang yang terdiri dari 21 orang perempuan dan 13 orang

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV tahun pelajaran

PENGEMBANGAN MODEL AKTIVITAS LARI SPRIN 50 M MENGGUNAKAN ALAT SEDERHANA PADA SISWA KELAS V MI MIFTAHUL HUDA DESA MELATI KECAMATAN MOJO KEDIRI

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ BERBASIS CD PADA MATERI SISTEM PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan untuk meningkatkan dan menyempurnakan proses pembelajaran.

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV

PADA KOMPETENSI KETENTUAN SHOLAT. Fatmawati

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

Astri Wahyuni. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UIR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG BENDA-BENDA LANGIT. Sri Utami Ningtiyanti

PENERAPAN METODE PERMAINAN LARI SAMBUNG MATA PELAJARAN PENJASKES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 2 A SDN TANGGUL KULON 03 JEMBER

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan mendeskripsikan data hasil penelitian tindakan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa inggris dikenal dengan classroom Action Research. Karakteristik dari

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu suatu action

BAB III METODE PENELITIAN. Empat Balai Kecamatan Kuok tahun pelajaran 2013/2014 dengan jumlah

MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK. Sih Yuwono

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN dengan jumlah siswa sebanyak 25 orang. Sedangkan objek penelitian

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS DALAM UPAYA DALAM MATERI AJAR PENGGABUNGAN FOTOGRAFI DIGITAL

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu siswa kelas V SD Negeri 01 Suka Agung Barat sebanyak 23 siswa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan murid kelas V SDN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Penelitian ini dilakukan di kelas II SD Negeri 6 Sindurejo, Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB III METODE PENELITIAN. sebanyak 17 orang yang terdiri dari 7 orang laki-laki dan 10 orang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

PROSES PEMBELAJARAN SHOLAT MELALUI METODE NHT. Siti Musta anah

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, tepatnya pada tahun pelajaran 2012/2013. waktu 2 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan Februari 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. dan bukan pada input kelas, seperti silabus dan materi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT

PENINGKATAN MINAT SISWA MENGIKUTI LAYANAN BK DENGAN METODE ORIENTASI FORMAT KLASIKAL. Herna Mikawati SMP 4 Kajen Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. III SD Negeri 017 Tampan Kecamatan Tampan Pekanbaru yang berjumlah

Transkripsi:

Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas ISSN 2087-3557 SD Negeri 1 Nglebur Jiken Blora Abstrak Penelitian tindakan kelas ini dilatarbelakangi rendahnya aktivitas dan hasil belajar PJOK materi Sprint pada siswa kelas III SD Negeri 1 Nglebur Kecamatan Jiken Kabupaten Blora. Peneliti berupaya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui permainan sirkuit. Metode pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi observasi, tes, dan dokumentasi. Data yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi data observasi aktivitas belajar siswa dan data hasil belajar siswa. Metode permainan sirkuit dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PJOK materi Sprint. Besarnya peningkatan aktivitas belajar PJOK materi Sprint melalui metode permainan sirkuit pada siklus I memperoleh skor 23,5 (60%) berada pada kriteria cukup aktif dan pada siklus II mengalami peningkatan dengan perolehan skor sebesar 28 (72%) berada pada kriteria aktif. Besarnya peningkatan hasil belajar PJOK materi Sprint melalui metode permainan sirkuit pada kondisi awal banyak siswa yang tuntas belajarnya sebesar 33,3%, pada siklus I meningkat menjadi 71,8%, dan pada siklus II meningkat menjadi 89,7%. 2017 Didaktikum Kata Kunci: Aktivitas belajar, Hasil belajar, Permainan Sirkuit. PENDAHULUAN Sprint atau lari jarak pendek merupakan salah satu nomor dalam cabang olahraga atletik. Menurut Eddy Purmono, (2011: 32) sprint adalah lari yang menempuh jarak antara 50 meter sampai dengan jarak 400 meter. Sprint merupakan materi pembelajaran yang tidak banyak digemari oleh siswa. Oleh karena itu biasanya siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran sprint, sehingga hasil pembelajarannya pun kurang maksimal. Padahal dalam penilaian biasanya guru lebih memperhatikan hasil belajar siswa. Guru tentunya memberikan nilai lebih kepada siswa yang dapat menguasai teknik lari jarak pendek dengan baik. Saat peneliti melakukan pengamatan pada kondisi awal dalam mengajar menggunakan metode klasikal pada siswa kelas III SD Negeri 1 Nglebur yaitu guru menjelaskan materi secara keseluruhan kemudian menyuruh siswa untuk mempraktikkan langsung secara berulang-ulang. Keadaan tersebut mempengaruhi hasil belajar siswa yang menyebabkan ketuntasan belajar siswa kurang maksimal. Hal tersebut dibuktikan dengan ketuntasan belajar pada pembelajaran lari sprint yang masih rendah. Dari 39 siswa hanya mencapai 33,3% yang berarti hanya terdapat 13 siswa yang tuntas belajarnya dan 26 siswa lainnya (66,7%) belum tuntas belajarnya. Bagi siswa Sekolah Dasar, kegiatan bermain adalah suatu kegiatan yang serius, tetapi mengasyikkan (Conny, 2008: 20). Bermain merupakan suatu kebutuhan bagi siswa SD dalam masa perkembangannya. Menurut Pitadjeng (2006: 95), siswa dan permainan merupakan dua pengertian yang hampir tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dengan bermain sambil belajar diharapkan siswa 1

dapat belajar sesuai dengan tuntutan taraf perkembangannya dan proses belajar pun menjadi menyenangkan. Bermain sambil belajar adalah upaya menyampaikan materi belajar kepada siswa dengan cara bermain atau dengan cara menyenangkan, sehingga tanpa disadari siswa memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari proses belajar yang mudah (Ismail, 2006: 296). Metode yang tepat menjadikan peserta didik merasa tertarik dengan apa yang dipelajari. Siswa semakin semangat dalam belajar ketika guru dapat memberikan pembelajaran menggunakan metode yang mudah diterima (Syaerozi, Supraptono dan Sutarno, 2015:75). Oleh karena itu, upaya yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah penerapan pembelajaran yang lebih inovatif, yaitu melalui metode permainan sirkuit. Menurut Sarwono (2007:111) permainan sirkuit adalah suatu bentuk permainan yang terdiri atas rangkaian permainan yang berurutan, dirancang untuk mengembangkan kebugaran fisik dan keterampilan yang berhubungan dengan olahraga tertentu. Permainan sirkuit pada umumnya dilakukan di satu tempat yang cukup luas dan representatif untuk menunjang pelaksanaan permainan tersebut. Permainan ini juga dapat dilaksanakan di tempat-tempat yang ada di lingkungan sekitar. Misalnya, taman kota, taman kantor atau sekolah, ruang fitnes, lapangan, atau lahan yang cukup luas. Dengan demikian, siswa dapat melakukan dengan saksama sesuai dengan kemampuan dan kesenangannya masing-masing. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PJOK materi sprint melalui permainan sirkuit pada siswa kelas III SD Negeri 1 Nglebur. METODE PENELITIAN Objek tindakan dalam penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar PJOK materi Sprint pada siswa kelas III. Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2016/2017 di SD Negeri 1 Nglebur Kecamatan Jiken Kabupaten Blora. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah seluruh siswa kelas III yang berjumlah 39 siswa terdiri dari 23 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi observasi, tes, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara merefleksi hasil observasi dan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan di lapangan dan diolah menjadi kalimat yang bermakna dan dianalisis. Data yang diperoleh pada penelitian ini dianalisis dengan menggunakan deskriptif komparatif yaitu dengan membandingkan data kuantitatif dari tiap siklus. Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kegiatan pembelajaran. Untuk menganalisis data yang berupa observasi keaktifan siswa, peneliti menjumlahkan skor perolehan untuk setiap aspek yang diamati kemudian dipersentase. Langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan adalah sebagai berikut: 1) Peneliti selaku guru PJOK meminta bantuan kepada kolaborator atau pengamat untuk mengobservasi aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PJOK materi Sprint; 2) Peneliti membuat rencana program pembelajaran (RPP) PJOK dengan materi Sprint melalui metode permainan sirkuit; 3) Mempersiapkan materi pelajaran serta fasilitas dan sarana yang mendukung dalam pelaksanaan skenario pembelajaran; 4) Menyusun lembar observasi (pengamatan) yang terdiri dari lembar observasi aktivitas belajar siswa; 5) Menyiapkan instrumen tes unjuk kerja siswa. Pada tahap pelaksanaan peneliti bertindak sebagai guru yang menyampaikan materi kepada siswanya, sedangkan pengamatan dilakukan oleh teman sejawat dengan menggunakan lembar pengamatan yang di buat oleh peneliti. Pengamat mengamati aktivitas belajar siswa dan kemudian membantu peneliti untuk mencatat hasil belajar setelah melakukan tindakan. Pelaksanaan tindakan pada tahap ini ialah melaksanakan proses pembelajaran sebagaimana yang telah dirancang secara terkendali, cermat, dan bijaksana sebagai pijakan bagi pengembangan tindakan berikutnya. 2 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas

Dalam tahap observasi, dengan cara mengamati, mencatat secara cermat menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Observasi dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung. Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti dibantu oleh teman sejawat melakukan pengamatan terhadap aktivitas yang dilakukan dengan siswa, kemudian mencatat aktivitas yang diraih berdasarkan kriteria seperti dalam instrumen, dengan menggunakan lembar pengamatan sebagai panduan. Selain aktivitas belajar siswa, penelitian ini juga mengambil data mengenai hasil belajar siswa menggunakan tes unjuk kerja siswa. Pada tahap ini data-data yang diperoleh melalui observasi sebelum pembelajaran, saat pembelajaran, dan setelah selesai pembelajaran dicatat, dikumpulkan dan dianalisis dengan kolaborator. Setiap akhir pertemuan dalam setiap siklus dilakukan refleksi. Hasil analisis ini digunakan untuk menentukan langkah tindakan berikutnya. Apabila pada setiap siklus ditemukan belum ada pembelajaran gerak dasar lari (belum sesuai) dengan indikator pencapaian yang diharapkan maka akan dilaksanakan penambahan pertemuan pembelajaran dimulai dari perencanaan sampai refleksi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Data hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan baik pada kondisi awal maupun kedua siklus dapat disampaikan perbandingan hasil penelitian antar siklus yang meliputi hasil observasi aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa. Hasil observasi aktivitas belajar siswa setiap siklus penelitian dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa No Indikator yang diamati K. Awal 1 2 3 4 Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh; Siswa mau mencoba mendemonstrasikan gerakan Sprint dengan sungguh-sungguh; Siswa mengikuti arahan guru dengan senang hati. Siswa mau bekerjasama dengan teman kelompoknya dalam permainan sirkuit. Kurang Aktif Siklus I Siklus II Skor % Skor % 21,5 55% 25 64% 24 62% 28,5 73% 20,5 53% 24,5 63% 26 67% 31 79% Jumlah 92 236% 109 279% Rata-rata 23,5 60% 28 72% Kriteria Cukup aktif Aktif Untuk lebih jelasnya, hasil observasi aktivitas belajar siswa tiap siklusnya dapat dilihat pada grafik berikut: 100% 80% 60% 40% 20% 0% 73% 79% 64% 55% 62% 63% 67% 53% Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Grafik 1. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Tiap Siklus Siklus I Siklus II 3

Menurut tabel dan grafik di atas diperoleh data bahwa jumlah perolehan skor aktivitas belajar siswa sesuai dengan 4 indikator observasi pada kondisi awal berada pada kriteria kurang aktif, pada siklus I persentase aktivitas belajar siswa sebesar 60% (kriteria cukup aktif) dan pada siklus II persentase aktivitas siswa sebesar 72% (kriteria aktif). Hal ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa jika dibandingkan sebelum dan sesudah menerapkan metode permainan sirkuit. Hasil belajar siswa yang diukur melalui hasil tes unjuk kerja yang dilakukan pada pertemuan 3 tiap siklusnya mengalami peningkatan. Peningkatan terdapat pada nilai tes yaitu jumlah nilai, nilai rata-rata, nilai tertinggi, nilai terendah, jumlah siswa tuntas, dan jumlah siswa belum tuntas. Secara rinci besarnya peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus Indikator Kondisi Awal Siklus I Siklus II Jumlah nilai 2690 2960 3145 Nilai rata-rata 69,0 75,9 80,6 Nilai tertinggi 55 65 70 Nilai terendah 80 90 95 Jumlah siswa yang tuntas 13 siswa 28 siswa 35 siswa Jumlah siswa yang tidak tuntas 26 siswa 11 siswa 4 siswa Persentase siswa yang tuntas 33,3% 71,8% 89,7% Persentase siswa yang tidak tuntas 66,7% 28,2% 10,3% Menurut tabel di atas, secara klasikal siswa yang tuntas belajar pada kondisi awal adalah 13 siswa atau 33,3%, pada siklus I adalah 28 siswa atau 71,8% dan siklus II adalah 35 siswa atau 89,7%, sehingga dapat disampaikan bahwa siswa yang tuntas belajar pada setiap siklus penelitian tindakan ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Jika dibandingkan antara kondisi awal dengan siklus I berarti siswa yang tuntas belajar meningkat sebesar 38,5% dan siklus I jika dibandingkan dengan siklus II maka terdapat peningkatan sebesar 17,9%. Sebaliknya secara klasikal siswa yang belum tuntas belajar mengalami penurunan di mana pada kondisi awal siswa yang tidak tuntas belajar adalah 26 siswa atau 66,7%, pada siklus I adalah 11 siswa atau 28,2% dan pada siklus II adalah 4 siswa atau 10,3%. Secara lebih jelas peningkatan hasil belajar siswa, persentase tuntas belajar siswa secara klasikal antar siklus dan penurunan persentase belum tuntas belajar siswa secara klasikal antar siklus pada penelitian tindakan ini dapat ditunjukkan seperti pada grafik berikut ini. 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 80.6 75.9 69 Nilai Ratarata 70 65 55 Nilai Terendah 95 90 80 Nilai Tertinggi 33.3 71.8 89.7 % Siswa yang Tuntas 66.7 28.2 10.3 % Siswa yang Tidak Tuntas K. Awal Siklus I Siklus II Grafik 2. Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus 4 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas

2. Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran PJOK materi Sprint melalui metode permainan sirkuit sudah mampu meningkatkan suasana pembelajaran yang meliputi antusiasme dan kegembiraan sebagai modal untuk menciptakan partisipasi yang tinggi bagi siswa selama pembelajaran. Melalui permainan sirkuit, siswa diajak untuk banyak melakukan gerak dasar lari, bereksplorasi, menemukan, dan memanfaatkan objek-objek yang dekat dengannya, sehingga pembelajaran gerak dasar lari menjadi bermakna. Pembelajaran PJOK materi sprint dengan metode permainan sirkuit dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, dibuktikan dengan 4 indikator observasi pada kondisi awal berada pada kriteria kurang aktif, pada siklus I persentase aktivitas belajar siswa sebesar 60% (kriteria cukup aktif) dan pada siklus II persentase aktivitas siswa sebesar 72% (kriteria aktif). Hal ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa jika dibandingkan sebelum dan sesudah menerapkan metode permainan sirkuit. Selain dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, metode permainan sirkuit dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dari perolehan nilai yang diperoleh dari tes unjuk kerja masing-masing siswa. Secara klasikal siswa yang tuntas belajar pada kondisi awal adalah 13 siswa atau 33,3%, pada siklus I adalah 28 siswa atau 71,8% dan siklus II adalah 35 siswa atau 89,7%, sehingga dapat disampaikan bahwa siswa yang tuntas belajar pada setiap siklus penelitian tindakan ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Jika dibandingkan antara kondisi awal dengan siklus I berarti siswa yang tuntas belajar meningkat sebesar 38,5% dan siklus I jika dibandingkan dengan siklus II maka terdapat peningkatan sebesar 17,9%. Sebaliknya secara klasikal siswa yang belum tuntas belajar mengalami penurunan di mana pada kondisi awal siswa yang tidak tuntas belajar adalah 26 siswa atau 66,7%, pada siklus I adalah 11 siswa atau 28,2% dan pada siklus II adalah 4 siswa atau 10,3%. Pengertian siklus dalam penelitian ini adalah satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula, jadi satu siklus adalah dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi (Suharsimi Arikunto, 2008:20). Tindakan pembelajaran melalui metode permainan sirkuit telah dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PJOK materi Sprint pada siswa kelas III SD Negeri 1 Nglebur. Metode permainan sirkuit perlu dikembangkan dalam merencanakan pembelajaran dengan memperhatikan materi pelajaran, karakteristik siswa, cuaca, dan sarana prasarana yang tersedia. Di samping itu, materi pembelajaran PJOK yang terdapat dalam kurikulum dirancang dan dilaksanakan dengan tetap mengacu pada kebutuhan siswa baik fisik maupun mental SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Metode permainan sirkuit dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PJOK materi Sprint; 2) Besarnya peningkatan aktivitas belajar PJOK materi Sprint melalui metode permainan sirkuit pada siklus I memperoleh skor 23,5 (60%) berada pada kriteria cukup aktif dan pada siklus II mengalami peningkatan dengan perolehan skor sebesar 28 (72%) berada pada kriteria aktif; 3) Besarnya peningkatan hasil belajar PJOK materi Sprint melalui metode permainan sirkuit pada kondisi awal banyaknya siswa yang tuntas belajarnya sebesar 33,3%, pada siklus I meningkat menjadi 71,8%, dan pada siklus II meningkat menjadi 89,7%. 5

DAFTAR PUSTAKA Conny R. Semiawan. 2008. Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks. Eddy Purnomo. 2011. Dasar-Dasar Gerak Atletik. Yogyakarta: Alfamedia. Ismail, Andang. 2006. Education Games, Menjadi cerdas dan ceria dengan Permainan Edukatif. Yogyakarta: Pilar Media. Pitadjeng. 2006. Pembelajaran Matematika Yang Menyenangkan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Sarwono, 2007. Program metode kombinasi latihan sirkuit Pliometrik, Berat Badan dan waktu reaksi terhadap kelincahan. Laporan Hasil Penelitian. FKIP UNS. Suharsimi Arikunto. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara. Syaerozi, Syaerozi, Eko Supraptono, and Sutarno Sutarno. "PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DRILL BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOLAH DATA MENGGUNAKAN MICROSOFT EXCEL 2007." Edu Komputika Journal 2.2 (2015). 6 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas