BAB I PENDAHULUAN. peranannya dalam memenuhi kebutuhan manusia dan pembangunan. perekonomian Indonesia. Akan tetapi, meskipun mampu menyerap tenaga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Di

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. didefinisikan sebagai peristiwa meningkatnya suhu rata-rata pada lapisan

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produksi dan Konsumsi Beras Nasional, Tahun

Skripsi. Oleh: NIAJENG HAYUNING KODRATI F

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura

Tanaman pangan terutama padi/beras menjadi komoditas yang sangat strategis karena merupakan bahan makanan pokok bagi bangsa Indonesia.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Peningkatan suhu rata-rata bumi sebesar 0,5 0 C. Pola konsumsi energi dan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI TUKAR PETANI SEBAGAI INDIKATOR KESEJAHTERAAN PETANI PADI DI KABUPATEN SRAGEN

IX. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. A. Kesimpulan. 1. Pada daerah sentra produksi utama di Indonesia, perkembangan luas panen,

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

seperti Organisasi Pangan se-dunia (FAO) juga beberapa kali mengingatkan akan dilakukan pemerintah di sektor pangan terutama beras, seperti investasi

VIII. POTENSI DAN KENDALA PENERAPAN KALENDER TANAM DALAM MENGANTISIPASI KEJADIAN IKLIM EKSTRIM

BAB I PENDAHULUAN. juga mencuat dalam pertemuan umum pemimpin APEC di Sydney dan. Berbagai fakta mudah sekali ditemukan bahwa pemanasan global telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. iklim sudah menjadi pengetahuan yang umum saat ini. Pemanasan global adalah

BAB I PENDAHULUAN. M. Gufron H Kordi K, Budidaya Kepiting dan Ikan Bandeng di Tambak Sistem Polikultur, Dahara Prize, Semarang, 2000, Hlm.

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

PENDAHULUAN Latar Belakang

KAJIAN DAYA TAHAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP GANGGUAN FAKTOR EKSTERNAL DAN KEBIJAKAN YANG DIPERLUKAN. Bambang Sayaka

INFORMASI IKLIM UNTUK PERTANIAN. Rommy Andhika Laksono

TINJAUAN PUSTAKA. udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit pada jangka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. pembangunan pertanian dan sebagai makanan utama sebagian besar masyarakat

I. PENDAHULUAN. sektor-sektor yang berpotensi besar bagi kelangsungan perekonomian

I. PENDAHULUAN. rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGUATAN KELEMBAGAAN PENANGKAR BENIH UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN BENIH PADI DAN KEDELAI

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki

PEDOMAN TEKNIS BANTUAN SARANA PRODUKSI DALAM RANGKA ANTISIPASI DAMPAK KEKERINGAN

BAB I PENDAHULUAN. di negara ini berada hampir di seluruh daerah. Penduduk di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. paling terasa perubahannya akibat anomali (penyimpangan) adalah curah

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

POTENSI PENGEMBANGAN PRODUSEN/PENANGKAR BENIH KEDELAI BERSERTIFIKAT DI JAWA TENGAH ABSTRAK

PEMANASAN GLOBAL Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan Usaha Penanggulangannya

I. PENDAHULUAN. Perubahan dramatis paradigma pemanfaatan sumberdaya alam yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. secara signifikan yang pada akhirnya menimbulkan dampak dampak negatif

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merr.) merupakan tanaman komoditas pangan

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara

Sosio Ekonomika Bisnis ISSN

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ARAM II 2015)

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan terjadi defisit kelembaban tanah (Kharisma Nugroho dkk,

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #10 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

DAFTAR LAMPIRAN. No Lampiran Halaman

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terlihat dari rata-rata laju pertumbuhan luas areal kelapa sawit selama

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi

I. PENDAHULUAN. Upaya pemenuhan kebutuhan beras bagi 230 juta penduduk Indonesia

Fenomena El Nino dan Perlindungan Terhadap Petani

BAB I. PENDAHULUAN. adalah mencukupi kebutuhan pangan nasional dengan meningkatkan. kemampuan berproduksi. Hal tersebut tertuang dalam RPJMN

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Padi merupakan komoditas yang sangat penting, karena saat ini beras

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan peningkatan ketahanan pangan nasional. Hasil Sensus Pertanian 1993

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita (Meiviana, dkk., 2004). Menurut Sudibyakto (2011) peningkatan

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI PREFERENSI MIGRASI MASYARAKAT KOTA SEMARANG SEBAGAI AKIBAT PERUBAHAN IKLIM GLOBAL JANGKA MENENGAH TUGAS AKHIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kontribusi Parameter Iklim Untuk Peringatan Dini Serangan Wereng Batang Coklat (WBC)

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan

VI. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK NON FINANSIAL

I. PENDAHULUAN. Padi sawah (Oryza sativa L.) merupakan salah satu komoditas andalan Provinsi

BAB 1 PENDAHULUAN. pokok sebagian besar penduduk di Indonesia. karbohidrat lainnya, antara lain: (1) memiliki sifat produktivitas tinggi, (2) dapat

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia setiap tahunnya. Sektor pertanian telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hortikultura,dan 12,77 juta rumah tangga dalam perkebunan. Indonesia

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Peran sektor pertanian sangat penting terhadap perekonomian di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha di Indonesia Tahun (Persentase)

BAB IV GAMBARAN UMUM

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. sektor pertanian (MAF, 2006). Gas rumah kaca yang dominan di atmosfer adalah

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

Kebijakan Ristek Dalam Adaptasi Perubahan Iklim. Gusti Mohammad Hatta Menteri Negara Riset dan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah

MEKANISME PENYALURAN BENIH PADI BERSUBSIDI DI KABUPATEN PURBALINGGA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

V. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA. selama tahun tersebut hanya ton. Hal ini dapat terlihat pada tabel 12.

I. PENDAHULUAN. secara finansial maupun didalam menjaga keharmonisan alam. Sektor pertanian

Iklim Perubahan iklim

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAMPIRAN: Surat No.: 0030/M.PPN/02/2011 tanggal 2 Februari 2011 B. PENJELASAN TENTANG KETAHANAN PANGAN

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian sangat diandalkan sebagai salah satu tumpuan. dalam memulihkan kondisi perekonomian masyarakat, bahkan secara

Memperkuat Kapasitas Kelembagaan PemerintahDaerah untuk Mengintegrasikan Adaptasi Perubahan Iklim dalam Rencana Pembangunan Daerah

I. PENDAHULUAN. global. Peningkatan suhu ini oleh IPCC (Intergovernmental Panel on Climate

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak positif seperti mudahnya berkomunikasi maupun berpindah

I. PENDAHULUAN. yang semakin meningkat menyebabkan konsumsi beras perkapita per tahun

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI JAMBI (ANGKA SEMENTARA 2015)

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang paling penting peranannya dalam memenuhi kebutuhan manusia dan pembangunan perekonomian Indonesia. Akan tetapi, meskipun mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar, sebagian besar pekerja dalam sektor ini adalah tenaga kerja yang tidak berpendidikan tinggi, tidak berketrampilan, dan tidak mendapat pemerataan pendapatan (Mukhyi, 2007). Perlu adanya kebijakan pemerintah yang berkonsentrasi pada sektor pertanian agar terdapat keseimbangan antara kemampuan pekerja dan kemajuan teknologi. Todaro (2000) mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu daerah dipengaruhi oleh strategi pengumpulan modal, tingkat pertumbuhan penduduk serta kemajuan teknologi. Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca di suatu daerah yang berlangsung cukup panjang. Perubahan iklim dapat mempengaruhi perubahan cuaca yang berdampak pada produksi pertanian. Suberjo (2009) mengatakan bahwa penurunan produksi pertanian yang disebabkan oleh perubahan cuaca dapat mencapai 5-20 persen. Perubahan iklim dapat juga berdampak secara sosioal ekonomi seperti penurunan GDP pada sektor pertanian, fluktuasi harga produk

2 pertanian, penurunan produksi dan produktivitas, perubahan distribusi geografis dari perdagangan, dan peningkatan jumlah penduduk berisiko kelaparan (Handoko, et al., 2008). Pada kenyataannya perubahan iklim juga disebabkan oleh pemanasan global (Global Warming). Pembahasan mengenai kadar emisi rumah kaca dan penanggulangan Global Warming telah dilakukan oleh negara-negara ASEAN dalam Kyoto Protocol. Jumlah emisi yang dihasilkan oleh negara-negara ASEAN tidak begitu tinggi, yaitu 7 persen lebih rendah dari negara-negara Eropa, dan 12 persen lebih rendah dari negara-negara di Amerika Utara (Glover dan Onn, 2008). Akan tetapi, tetap saja tidak cukup apabila hanya negara ASEAN saja yang berusaha mengurangi kadar emisinya. Selain itu, konferensi internasional UN Summit on Climate Change yang diadakan pada bulan Desember tahun 2008 di Bali telah membahas masalah risiko perubahan cuaca yang disebabkan oleh pemanasan global pada keberlangsungan kehidupan. Penurunan produksi pangan akibat dari perubahan iklim ini akan memicu ancaman banjir, kemarau panjang dan kekeringan, kenaikan suhu, serta penurunan kualitas lahan (Suberjo, 2009). Pemanasan global yang sulit ditanggulangi. Oleh karean itu, para produsen padi harus melakukan adaptasi agar tetap berproduksi. Bencana banjir dan kekeringan akibat dari pemanasan global yang melanda ratusan hektar sawah dapat mengakibatkan penurunan produksi pertanian atau bahkan

3 kegagalan panen (Irianto, 2010; Iskandar, 2007). Perubahan musim kemarau dan penghujan yang tidak dapat diprediksi membuat petani sering kali melakukan kesalahan dalam menentukan waktu tanam. Selain itu, penyimpangan cuaca serta suhu yang tidak tepat membuat tanaman tidak dapat berproduksi secara optimum sehingga menurunkan hasil produksi (Budiastuti, 2010). PP. Kerja adalah perusahaan yang memproduksi benih padi. Benih yang dihasilkan merupakan benih bermutu unggul dan bersertifikat. Produksi benih dilakukan secara kerjasama dengan petani mitra. Lahan yang ada bukan lahan pribadi, melainkan lahan mitra yang berada di Klaten, Boyolali, Karanganyar, Sragen, dan Sukoharjo. Pada saat proses produksi oleh petani, lahan yang ditanami terdiri dari lahan-lahan milik beberapa petani mitra dalam satu area yang sama. Letak lahan-lahan tersebut harus berdampingan. Varietas yang ditanam harus satu jenis dan tidak bisa dicampur dengan jenis varietas lain atau tanaman lain. Benih padi yang ditanam petani mitra PP. Kerja merupakan benih padi unggul. PP. Kerja membeli hasil panennya untuk diolah kembali menjadi benih bersertifikat dan dijual kepada para produsen benih lainnya. Kini PP. Kerja merupakan perusahaan perorangan penghasil benih padi bersertifikat terbesar di Jawa Tengah. Terdapat beberapa petani nonmitra yang berpotensi untuk menjadi mitra PP. Kerja. Akan tetapi, letak lahan mereka terpisah cukup jauh

4 dengan area lahan petani mitra PP. Kerja sehingga mereka tidak dapat bergabung sebagai anggota petani mitra PP. Kerja. Tabel 1.1. Daftar Sepuluh Perusahaan Swasta Penghasil Benih Padi Terbesar di Jawa Tengah Tahun 2015 No. Produsen Produksi (Ton) (1) (2) (3) 1 PP. Kerja 5.781,442 2 PT. Saprotan Benih Utama 3.651,395 3 PB. Ellya Tani 2.378,675 4 CV. Putra Utama Perkasa 1.758,435 5 CV. Karya Mandiri 1.660,720 6 PB. Puti 1.657,860 7 PB. Tani Maju 1.628,500 8 PB. Usaha Tani 962,920 9 PT. Arindo Utama Perkasa 800,000 10 PB. Agro Makmur Wijaya 689,075 Sumber: BPSB Jawa Tengah, 2015 Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Jawa Tengah mencatat jumlah tonase lulus benih padi PP. Kerja menempati peringkat pertama dibandingkan produsen benih swasta lainnya. Hal ini menggambarkan bahwa PP. Kerja memiliki kontribusi yang tinggi terhadap ketersediaan varietas benih padi unggul. Pemanfaatan tenaga kerja serta adaptasi terhadap perubahan iklim yang dilakukan oleh PP. Kerja sudah sangat baik. Jumlah

5 produksi tertinggi PP. Kerja berasal dari sawah mitra di Kabupaten Sragen. Akan tetapi, lahan mitra yang berada di wilayah Kabupaten Sragen merupakan lahan berpotensi banjir. Salah satu lahan mitra PP. Kerja yang paling berpotensi banjir berada di Desa Tenggak, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen. Oleh karena itu, para petani di Desa Tenggak baik petani mitra PP. Kerja maupun nonmitra melakukan adaptasi-adaptasi untuk mengatasi dampak perubahan iklim pada lahan potensi banjir. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengkaji perbedaan cara adaptasi petani yang bekerja sama dengan PP. Kerja dan petani yang tidak bekerja sama dengan perusahaan benih padi manapun dalam rangka mengurangi dampak perubahan iklim. Oleh karena itu, penulis membuat penelitian dengan judul ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM ANTARA PETANI MITRA PP. KERJA DENGAN PETANI NONMITRA TERHADAP HASIL PRODUKSI PADI DI DESA TENGGAK KECAMATAN SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2015. B. Batasan Masalah Perubahan iklim yang terjadi telah membawa dampak bagi sektor pertanian. Hal ini membuat para petani harus melakukan adaptasi untuk mengatasi dampak perubahan iklim. Adaptasi perubahan iklim oleh petani

6 cenderung tergantung dari keanggotaan petani tersebut sebagai petani mitra atau nonmitra. Kecenderungan petani sebagai mitra PP. Kerja dan nonmitra dibedakan dari cara adaptasi perubahan iklim, input produksi, dan karakteristik individu petani. Penelitian ini dilakukan di Desa Tenggak untuk produksi tahun 2015. C. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang ingin diselesaikan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana perbedaan adaptasi perubahan iklim yang dilakukan oleh petani mitra PP. Kerja dan petani mitra untuk tetap berproduksi? 2. Apakah terdapat perbedaan hasil produktivitas padi antara petani mitra PP. Kerja dengan petani nonmitra? D. Tujuan Penelitian Tujuan dari dilakukannya penelitian ini antara lain : 1. Mengetahui perbedaan adaptasi yang dilakukan oleh petani mitra PP. Kerja dan petani nonmitra dalam mengatasi dampak perubahan iklim terhadap produksi padi. 2. Mengetahui perbedaan hasil produktivitas antara petani mitra PP. Kerja dan petani nonmitra.

7 E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : 1. Manfaat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi a. Guna dalam memenuhi persyaratan dalam menempuh jenjang pendidikan S-1 Jurusan Ekonomi Pembangunan. b. Sebagai kajian mengenai dampak perubahan iklim terhadap produksi padi serta perbedaan adaptasi yang dilakukan oleh petani mitra PP. Kerja dan petani nonmitra untuk tetap dapat berproduksi. 2. Manfaat Praktis a. Bagi petani mitra PP. Kerja dan petani nonmitra, sebagai informasi mengenai dampak perubahan iklim terhadap produksi padinya serta hasil yang diperoleh dari adaptasi yang telah dilakukan dalam rangka mengurangi dampak perubahan iklim. b. Bagi pemerintah untuk membuat kebijakan terkait dengan adaptasi petani mitra produsen benih padi dan petani nonmitra dalam menghadapi perubahan iklim.