Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Selatan,Triwulan IV-2013

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Selatan

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Kajian Ekonomi Regional Banten

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

Analisis Perkembangan Industri

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17. Kalimantan Tengah. Kalimantan Tengah

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

ii Triwulan I 2012

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

Publikasi ini dapat diakses secara online pada:

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara

TRIWULAN IV 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan. Triwulan I 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH I SULAWESI MALUKU PAPUA

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

Triwulan IV iii

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

TRIWULAN III 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH I SULAWESI MALUKU PAPUA

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGAH

TRIWULAN IV 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI SELATAN

Triwulan III 2014 ii

Halaman ini sengaja dikosongkan.

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan

Suharman Tabrani Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan

Rakordal KALTENG. Kondisi Perekonomian Triwulan III dan Outlook Oktober 2015

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten

Publikasi ini dapat diakses secara online pada:

TRIWULAN II 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH I SULAWESI MALUKU PAPUA

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGAH

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Proyeksi Perekonomian Sulsel 2009 Menghadapi Krisis Keuangan Global

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

Perkembangan Terkini, Prospek, dan Tantangan Ke Depan

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN I 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

RELEASE NOTE INFLASI NOVEMBER 2016

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

November L a p o r a n N u s a n t a r a 1 VOLUME 9 NOMOR 4

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015

4. Outlook Perekonomian

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi

6.1. Kinerja Sistem Pembayaran Transaksi Keuangan Secara Tunai Transaksi Keuangan Secara Non Tunai... 74

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014

RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2016

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGAH

TRIWULAN IV 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan

KONSULTASI PUBLIK RKPD PROVINSI KALTIM 2018

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-II Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-2008 i

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGAH

RELEASE NOTE INFLASI JANUARI 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm 2,86% yoy 3,67% ytd 1,90% avg yoy 1 6,51% Beras.

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti...

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN II 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN IV 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

Transkripsi:

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Selatan,Triwulan IV-213

Produk Kajian dan Hasil Survei 2 Hasil kajian BI yang dipublikasikan: 1. Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan (triwulanan) 2. Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat (triwulanan) 3. Laporan Nusantara (Bab Ekonomi Sulampua) (triwulanan) Hasil survei BI yang dipublikasikan : 1. Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Sulsel (bulanan) 2. Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Sulbar (bulanan) 3. Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (bulanan) 4.Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih Sulsel (triwulanan)

Outline 3 Perekonomian Global dan Nasional Ekonomi Global Ekonomi Nasional Inflasi Nasional Perekonomian Wilayah Sulawesi Maluku Papua Pertumbuhan Ekonomi Inflasi Prospek Perekonomian Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan Pertumbuhan Ekonomi Keuangan Daerah Inflasi Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Perbankan dan Sistem Pembayaran Prospek Perekonomian Sulawesi Selatan Ke Depan Outlook Pertumbuhan Ekonomi Outlook Inflasi

Perekonomian Global

Ekonomi Global: PDB Dunia 5 Pertumbuhan ekonomi dunia menunjukkan tanda-tanda pemulihan di triwulan IV 213 namun secara keseluruhan tetap melambat dibandingkan tahun 212 PDB dunia diperkirakan meningkat pada triwulan IV 213 ditopang oleh kinerja negara maju. Meski menguat di triwulan terakhir tahun 213, PDB dunia tumbuh melambat secara keseluruhan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Indikator PDB Unit 212 Realisasi 213 Tw I Tw II Tw III Tw IV Total PDB Dunia* % yoy 3.2 2.5 2.8 3.1 3.4 3. Indikator PDB Unit WEO (IMF) Okt 13 WEO (IMF) Jan 14 212 213p 213p Amerika Serikat 2.2 1.6 1.9 Kawasan Eropa -.6 -.4 -.4 Cina % yoy 7.8 7.6 7.7 Jepang 1.9 2. 1.7 ASEAN** 6.1 5. 5. *) Realisasi PDB Dunia 213 s.d Tw III 213; Tw IV 213 Consensus Forecast periode Des 13 + Realisasi 3 negara (Cina, Singapura, Vietnam) **) Terdiri dari Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam

Ekonomi Global: Purchasing Managers Index (PMI) 6 Membaiknya ekonomi dunia di triwulan IV 213 didukung oleh kinerja manufaktur yang ditandai dengan meningkatnya PMI di beberapa negara Ekspansi industri di Eropa dan permintaan di Jepang yang menguat mendukung kinerja manufaktur. Namun demikian, PMI Cina dan Amerika Serikat sedikit menurun pada Desember 213 sehingga menahan laju pertumbuhan sektor industri. Purchasing Managers Index (PMI) Beberapa Negara 56 Jepang Cina Korea Selatan 58 Amerika Serikat Eropa 54 56 52 5 48 46 54 52 5 48 46 44 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 12 44 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 12 213 213

Ekonomi Global: Harga Komoditas Internasional 7 Harga komoditas internasional masih berada dalam tren yang melambat meskipun kontraksi yang terjadi tidak sebesar perkiraan yang ada Harga emas masih menurun seiring preferensi investor untuk membeli saham. Harga komoditas tambang juga belum pulih sepenuhnya karena tingkat permintaan yang masih lemah dari negara-negara pengimpor utama. Perkembangan Harga Internasional Beberapa Komoditas Emas (USD/troy oz) Nikel (USD/ton metrik) Tembaga (USD/ton metrik)

Perekonomian Nasional

Ekonomi Nasional: Sisi Lapangan Usaha 9 Pertumbuhan Kawasan Sumatera dan KTI didukung oleh ekspor komoditas sektor pertanian (karet), pertambangan (batu bara, timah, tembaga), dan industri pengolahan (CPO, LNG) Sektor-sektor nontradable mengalami perlambatan karena melemahnya konsumsi domestik. Dengan perkembangan tersebut, perekonomian Indonesia untuk keseluruhan tahun 213 tumbuh melambat dari 6,3% (yoy) di tahun 212 menjadi 5,8% (yoy) di tahun 213. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dari Sisi Lapangan Usaha

Ekonomi Nasional: Daerah Pendorong 1 Di triwulan IV 213, ekonomi Indonesia tumbuh meningkat dibandingkan triwulan III 213 Menguatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia didorong oleh Kawasan Sumatera dan KTI. Dorongan tersebut membuat perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,72% (yoy) pada triwulan IV 213 setelah sebelumnya tumbuh sebesar 5,62% (yoy). KTI Sumatera JKT Jawa

Inflasi Nasional: Disagregasi Inflasi 11 Inflasi yang terjadi di Januari 214 masih sejalan dengan pola historisnya Inflasi terutama dipengaruhi oleh kenaikan inflasi volatile food akibat bencana alam dan banjir yang mengganggu produksi dan distribusi pangan. Tekanan inflasi dari komponen volatile food mendorong inflasi pada Januari 214 sebesar 1,7% (mtm) atau sebesar 8,22% (yoy). Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dari Sisi Lapangan Usaha

Inflasi Nasional: Sebaran Inflasi Daerah 12 Peningkatan inflasi pada Januari 214 tampak di Kawasan Sumatera, Jawa, serta sebagian Kawasan Timur Indonesia (KTI) Meningkatnya tekanan inflasi di Kawasan Sumatera dan Jawa disebabkan produksi yang menurun dan distribusi yang terhambat akibat kondisi cuaca yang tidak kondusif dan bencana alam. Peningkatan inflasi pangan di KTI terjadi akibat kenaikan harga komoditas ikan segar, namun tertahan oleh koreksi harga komoditas subkelompok bumbu-bumbuan. Inf > 9,% 8,4% < inf 9,% 7,7% < inf 8,4% Inf 7,7%

Perekonomian Wilayah Sulawesi Maluku Papua

Ringkasan 14 Evaluasi 213 Sulampua 1. Ekonomi Sulampua Tw-IV tumbuh 1,4% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya. Tahun 213, tumbuh 8,7%, lebih tinggi dari 212 (8,1%) 2. Pertumbuhan tinggi provinsi, Papua, Papua Barat, dan Sulawesi Tenggara menjadi pendorong pertumbuhan wilayah Sulampua. 3. Produksi Tambang pada Tw-IV meningkat tajam, diduga memanfaatkan masa pra pemberlakuan UU Minerba. 4. Laju inflasi Tw-IV sebesar 7,2% (yoy), lebih rendah dari inflasi di triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,59% (yoy). Proyeksi 214 1. Di tahun 214, pertumbuhan ekonomi Sulampua diperkirakan melambat menjadi 5,4% - 5,9% (yoy), sebagai dampak penerapan UU Minerba (provinsi terpengaruh: Sulteng, Sultra, dan Papua). 2. Tekanan inflasi Sulampua 214 diproyeksikan tidak setinggi tahun sebelumnya, yaitu pada kisaran 4.7% - 5.2% (yoy).

Pangsa Perekonomian Sulampua Sumatera Bagian Utara (Sumbagut): 8,1% Kalimantan: 8,67% Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua): 7,% Sumatera Bagian Tengah (Sumbagteng): 9,7% Jawa Bagian Barat (Jabagbar): 17,35% DKI Jakarta: 16,57% Bali dan Nusa Tenggara (Balnustra): 2,52% Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel): 6,1% Jawa Bagian Tengah (Jabagteng): 9,7% Jawa Bagian Timur (Jabagtim): 14,99% Menggunakan data Gabungan PDRB ADHB 33 Provinsi tahun 213

Pertumbuhan Ekonomi: Provinsi di Sulampua 16 Pada triwulan IV 213, ekonomi Sulampua tumbuh menguat... Pertumbuhan ekonomi Sulampua tercatat sebesar 1,4% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya. Beberapa provinsi seperti Papua, Papua Barat, dan Sulawesi Tenggara tumbuh cukup signifikan sehingga berkontribusi mendorong kenaikan pertumbuhan wilayah Sulampua. Untuk keseluruhan tahun 213, Wilayah Sulampua tumbuh menguat dari 8,1% (yoy) pada 212 menjadi 8,7% (yoy) seiring menguatnya kinerja sektor tradable utama. Pertumbuhan Ekonomi Sulampua Menurut Provinsi Provinsi (%; yoy) 212 213 212 1 2 3 4 1 2 3 4 213 1. Sulawesi Selatan 7.9 8.1 8.7 8.9 8.4 8.2 6.2 8.3 7.9 7.6 2. Sulawesi Barat 15.6 8.9 4. 8.2 9. 7.3 7.3 6.8 7.2 7.2 3. Sulawesi Tenggara 1.1 1.7 11.3 9.6 1.4 9.8 7. 4.2 8.3 7.3 4. Sulawesi Tengah 1. 9.4 6.6 11. 9.2 1.7 1.9 1. 6.3 9.4 5. Gorontalo 8.4 8.3 6.6 7.6 7.7 7.1 7.7 7.9 8.4 7.8 6. Sulawesi Utara 7.5 7.2 8.2 8.4 7.9 7.6 7.3 7.5 7.5 7.4 7. Maluku Utara 7.3 7.3 6.3 5.8 6.7 6. 6.4 5.6 6.5 6.1 8. Maluku 7.6 11.7 7.9 4.3 7.8 3.2 2. 5.4 9.8 5.1 9. Papua Barat 35.8 24.6 3.9 5.2 15.8 9.5 3.5 8.5 15.7 9.3 1. Papua -11.2-3.3 1.3 18.9 1.1 16.2 -.5 18. 23.9 14.7 Wilayah Sulampua 7.6 8.1 6.9 9.8 8.1 9.4 5.9 9.1 1.4 8.7

Penopang Pertumbuhan 17 Pertumbuhan ekonomi Sulampua yang tinggi pada triwulan IV 213 ditopang oleh ekspor komoditas yang dihasilkan oleh sektor tradable utama... Produksi tambang mengalami akselerasi seiring lancarnya kegiatan operasional produsen serta antisipasi pemberlakuan aturan ekspor mineral dalam bentuk mentah. Kinerja ekspor didukung juga oleh hasil industri pengolahan gas yang tumbuh menguat pada triwulan IV 213 seiring peningkatan harga internasional komoditas gas olahan. Produksi Tembaga dan LNG Produksi Tembaga gproduksi Tembaga - Skala Kanan Produksi LNG gproduksi LNG - Skala Kanan 35 3 25 2 15 1 5 Juta Pounds %, yoy I II III IV I II III IV I II III IV 211 212 213 25 2 15 1 5 (5) (1) 3, 2,5 2, 1,5 1, 5 Ribu Metrik Kubik %, yoy I II III IV I II III IV I II III IV 211 212 213* *) Angka sementara 7 6 5 4 3 2 1 (1) (2) (3)

Tantangan : Kapasitas terpasang listrik Sulampua 213 (Semester I) masih rendah, sebesar 2.752 MW atau 6,17% dari kapasitas terpasang seluruh Indonesia (44.598 MW).

Inflasi: Faktor Pendorong 19 Pada triwulan IV 213, tekanan inflasi Sulampua melemah dibandingkan triwulan III 213... Perlambatan laju inflasi di Sulampua dipengaruhi oleh melambatnya laju inflasi di beberapa provinsi, antara lain Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat, dan Papua. Kembali normalnya pola pergerakan harga membuat inflasi tercatat sebesar 7,2% (yoy), lebih rendah dari inflasi di triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,59% (yoy). Dibandingkan tahun 212, inflasi tahun 213 mengalami peningkatan seiring beberapa kebijakan pemerintah yang mempengaruhi harga komponen administered price. Inflasi Sulampua Menurut Provinsi dan Disagregasi Inflasi Sulampua Inflasi IHK Core Volatile Food Administered Price 18 %; yoy 15 12 9 6 13.5 8.3 7. 3 3.8 (3) I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 21 211 212 213

Koordinasi Pengendalian Inflasi 2 Koordinasi Pengendalian Inflasi melalui TPID semakin berkembang di Sulampua Kesadaran pengendalian inflasi mulai bertumbuh di Sulampua. Instruksi Kemendagri No.27-1696-SJ ditindaklanjuti dengan pembentukan TPID Kab/Kota sebanyak 25 TPID Kab/Kota. Tabel Kelembagaan TPID di Sulampua Provinsi TPID Prov TPID Kab/Kota Jumlah Kota Inflasi Jumlah Kab/Kota Sulsel 1 14 (Makassar, Parepare, Palopo, Bone, Bulukumba, Soppeng*, Sinjai*, Tana Toraja*, Maros*, Pangkep *, Takalar*, Enrekang*, Luwu Timur*, dan Barru*) 5 24 Sulbar 1 1 5 Sultra 1 1 (Kendari) 2 12 Sulteng 1 1 (Palu) 1 11 Gorontalo 1 3 (Gorontalo, Gorontalo Utara*, Bone Bolango*) 1 6 Sulut 1 1 (Manado) 1 15 Malut 1 1 (Ternate) 1 9 Maluku 1 1 (Ambon) 2 11 Papua 1 1 (Jayapura) 2 29 Papua Barat 2 2 (Sorong dan Manokwari) 2 11 Jumlah 1 25 18 133

Prospek Perekonomian 21 Di tahun 214, pertumbuhan ekonomi diperkirakan tumbuh melambat dan tekanan inflasi diproyeksikan tidak setinggi tahun sebelumnya... Ekonomi Sulampua diperkirakan tumbuh pada kisaran 5,4% - 5,9% (yoy) apabila aktivitas tambang secara keseluruhan terhambat akibat pengaturan ekspor mineral dalam bentuk mentah. Inflasi diperkirakan terkoreksi setelah penyesuaian harga BBM dan berada di kisaran 4.7% - 5.2% (yoy). Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Wilayah 211 212 Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah I II III IV Total Jan Total p PDRB (%; yoy) 7.2 8.1 9.4 5.9 9.1 1.4 8.7 5.4-5.9 Sisi Permintaan Konsumsi 6.6 7.2 6.7 6.4 6.7 7.3 6.8 Konsumsi Swasta 6.9 7. 6.9 6.8 6.8 6.8 6.8 Konsumsi Pemerintah 5.7 7.9 6. 5.2 6.3 8.9 6.6 Pembentukan Modal Tetap Bruto 9.8 13.5 11.1 11.6 11.3 1.3 11. Ekspor (2.5) 1.9 11.2 2.7 15.7 22.7 13.3 Impor 2.1 5.7 4.9 4.3 (.1) 5.5 3.6 Sisi Produksi Sektor Pertanian 5. 5.2 3.3 2.2 4.4 8.3 4.5 Sektor Pertambangan & Penggalian (11.7).1 27.7 (1.5) 24.8 22.6 18.3 Industri Pengolahan 18.5 12.7 9.6 5.5 7.2 11.4 8.4 Listrik, Gas & Air bersih 8.1 11.6 8.1 1.9 1.4 1.3 9.9 Bangunan 13.1 12.7 8.6 9.3 8.9 7.4 8.5 Perdagangan, Hotel & Restoran 1.7 1.2 1.2 1. 9.1 1.2 9.9 Pengangkutan & Komunikasi 9.6 1.8 8. 8.8 8.6 7.5 8.2 Keuangan, Persewaan & Jasa perush. 11.9 11.9 15.1 13.1 13.9 13. 13.7 Jasa-jasa 8.8 7.1 7.5 6.1 7.6 7.4 7.2 Inflasi IHK (%; yoy) 2.9 5. 5.1 4.3 7.6 7. 7. 7.2 4.7-5.2 p proyeksi 213 214

Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

Ringkasan 23 Evaluasi 213 Sulsel 1. Perekonomian Sulsel 213 tumbuh 7,65% (yoy), tetap lebih tinggi daripada pertumbuhan nasional (5,8%; yoy). 2. Faktor pendukung adalah Sektor primer dan sekunder Sulsel pada 213 tumbuh lebih tinggi daripada nasional. 3. Dari sisi harga, inflasi Sulsel pada 213 mengalami peningkatan dibandingkan laju inflasi pada 212, namun tetap lebih kecil dari inflasi nasional 4. Pencapaian indikator sistem pembayaran, intermediasi perbankan, dan target keuangan daerah cukup baik dan mendukung tingginya pertumbuhan ekonomi. Proyeksi 214 1. Perekonomian Sulsel pada tahun 214 diperkirakan akan tumbuh pada level 7,% - 8,%(yoy). Pertumbuhan ekonomi sangat tergantung pada penyelesaian proyek-proyek infrastruktur baik oleh pemerintah dan perdagangan dengan luar negeri. 2. Inflasi Sulsel 214 akan berada pada kisaran 4,3% - 5,3%, namun akan mengalami tekanan pada awal tahun terutama untuk VF dan core inflation.

Pertumbuhan Ekonomi: Sisi Permintaan Pada tahun 213, perekonomian Sulsel tumbuh 7,65% (yoy), tetap lebih tinggi daripada pertumbuhan nasional (5,8%; yoy). Komponen konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor cenderung tumbuh lebih tinggi daripada nasional. Kinerja neraca perdagangan bersih Sulsel mengalami akselerasi yang signifikan. Tantangan : melambatnya pertumbuhan pendapatan per kapita Sulawesi Selatan. 24 1 8 6 4 2-2 % 29 21 211* 212* 213** Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi Pemerintah Investasi Neraca Perdagangan (Ekspor - Impor) Pertumbuhan PDRB 25 2 15 1 5 Rp Juta Pendapatan per Kapita Sulawesi Selatan g Pendapatan per Kapita - Skala Kanan 14.62 16.85 19.38 22.15 21 211 212 213 %; yoy 17. 16.5 16. 15.5 15. 14.5 14. 13.5 13. USD Juta 7 6 5 4 3 2 1 Realisasi PMA gpma - Skala Kanan %, yoy Bank 211 Indonesia 212 213 6 5 4 3 2 1 (1) (2) Rp Miliar 4,5 4, 3,5 3, 2,5 2, 1,5 1, 5 Realisasi PMDN gpmdn - Skala Kanan %, yoy 211 212 213 3 2 1 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 8, 6, 4, 2, (2,) (4,) (6,) (8,) Ekspor Impor Neraca Perdagangan Bersih - Skala Kanan Rp Miliar I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 29 21 211 212 213 Rp Miliar 2, 1,8 1,6 1,4 1,2 1, 8 6 4 2

Pertumbuhan Ekonomi: Sisi Sektoral 25 Sektor primer dan sekunder Sulsel pada 213 tumbuh lebih tinggi daripada nasional. Sektor primer (Pertanian, Pertambangan) serta sektor sekunder ( industri, LGA, dan Konstruksi) tumbuh lebih tinggi daripada sektor yang sama di nasional. Sektor pertambangan dan penggalian Sulsel mengalami penguatan dibandingkan tahun 212, karena dampak UU Minerba relatif minimal. Tantangan : Rata-rata tingkat penghunian kamar hotel sepanjang tahun 213 hanya meningkat sebesar,32%; produksi tabama cenderung menurun. 1 8 6 4 2 % Pertanian 29 21 211* 212* 213** Industri Pengolahan Perdagangan, Hotel & Restoran Sektor Lainnya PDRB 5.2 5. 4.8 4.6 4.4 4.2 4. 3.8 Produksi Padi gproduksi Padi - Skala Kanan Juta Ton %; yoy 29 21 211 212 213* 12 1 8 6 4 2 (2) (4) Nikel Tembaga - Skala Kanan Jumlah Kedatangan Wisman gwisman - Skala Kanan 3, 25, 2, 15, 1, 5, USD/metrik ton USD/metrik ton 1 2 3 4 5 6 7 8 9111121 2 3 4 5 6 7 8 9111121 2 3 4 5 6 7 8 911112 12, 1, 8, 6, 4, 2, 6, 5, 4, 3, 2, 1, Orang %; yoy I II III IV I II III IV I II III IV 8 6 4 2 (2) (4) (6) 211 212 213 211 212 213

Inflasi Sulsel 213 Inflasi Sulsel pada 213 mengalami peningkatan dibandingkan laju inflasi pada 212, namun tetap lebih kecil dari inflasi nasional Pada triwulan IV 213, inflasi Sulsel tercatat sebesar 6,22% (yoy), lebih rendah dari triwulan III 213 (7,24%; yoy), seiring redanya dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) serta pasokan pangan yang melimpah. Realisasi inflasi Sulsel di luar target inflasi nasional pada tahun 213. Perkembangan Harga Sulawesi Selatan dan Nasional 26

Perbankan 27 Kinerja perbankan di Sulsel pada triwulan IV213, dari indikator utama yaitu aset, dana pihak ketiga (DPK), dan kredit/pembiayaan yang disalurkan, memperlihatkan pertumbuhan yang melambat di akhir tahun 213. Perlambatan peningkatan aset bank umum terjadi pada bank pemerintah maupun bank swasta nasional. Perlambatan kenaikan dana pihak ketiga terjadi khususnya pada giro dan tabungan. Sedangkan perlambatan kredit terjadi pada semua jenis penggunaan dan sektor utama. Kegiatan intermediasi perbankan sedikit menurun menjadi 133,65%, namun tetap lebih tinggi dibandingkan LDR nasional (92,21%). Komponen Pertumbuhan (%, yoy) Nominal (Rp. Milyar) 212 213 212 213 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 1. DPK 22.91 25.24 22.8 18.27 14.41 9.97 14.94 12.5 45,58 48,468 49,77 53,546 52,147 53,299 57,24 6,239 a. Giro 2.2 15.28 13.52 17.4 3.98 11.24 27.11 6.87 7,461 7,269 7,246 7,333 7,759 8,86 9,211 7,836 b. Tabungan 26.96 29.9 3.15 19.1 17.29 1.5 12.34 11.17 24,9 27,97 28,434 31,338 29,26 29,942 31,943 34,84 c. Deposito 17.37 17.9 14.55 17.36 14.85 13.7 13.92 18.6 13,219 13,55 14,89 14,875 15,182 15,271 16,5 17,563 2. Kredit 26.3 26.32 22.49 22.77 22.58 21.84 21.71 15.9 58,755 63,265 65,412 69,956 72,19 77,83 79,613 8,59 3. LDR (%) 128.9 13.53 131.43 13.64 138.11 144.62 139.17 133.65 4. NPLs Gross (%) 2.82 2.88 2.65 2.64 2.84 2.68 2.77 3.13

Sistem Pembayaran 28 Indikator sistem pembayaran nontunai tumbuh melambat yang ditunjukkan oleh kinerja pembayaran nontunai melalui kliring maupun RTGS. Terjadinya net outflow pada triwulan laporan disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan uang tunai pada saat perayaan Natal dan Tahun Baru. Secara total, nilai transaksi BI-RTGS Sulsel hingga akhir triwulan IV213 sebesar Rp62,2 triliun atau tumbuh melambat menjadi sebesar 2,46% (yoy), dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp56,38 triliun yang tumbuh 12,66%. 3. 2.5 2. 1.5 1..5 Net Inflow Net Outflow 7 6 5 4 Rp Triliun Total gtotal Incoming & Outgoing - Skala Kanan %; yoy 45 4 35 3 25. (.5) (1.) I II III IV I II III IV I II III IV 211 212 213 3 2 1 I II III IV I II III IV I II III IV 211 212 213 2 15 1 5

Keuangan Daerah: 29 Peran pemerintah daerah dalam pembangunan provinsi Sulsel 213 cukup kuat yang tercermin dari hampir tercapainya beberapa target baik pada pos pendapatan maupun belanja. Realisasi pendapatan daerah hingga akhir tahun 213 hampir mencapai target kenaikan yang ditetapkan, dan sebagai pendorong adalah dari komponen PAD. Hingga triwulan IV213, peran realisasi komponen belanja APBD untuk stimulus ekonomi daerah meningkat. Realisasi Belanja Operasional yang bersifat rutin,baik secara nominal maupun persentase capaian, adalah lebih tinggi dari tahun 212. 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 1..9.8.7 % 1.44 1.4 1.25 1.39 1.31 1.38.91.8.8 1.24 29 21 211 212 213 Pendapatan Asli Daerah Dana Perimbangan 2. 1.9 1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 1. % %.4.34 1.94.35 1.89.3.3.25.27.24.25.2 1.51 1.46.15.1 1.42.5. 29 21 211 212 213 Belanja Operasi Belanja Modal - Skala Kanan

Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan 3 Pertumbuhan ekonomi Sulsel pada triwulan IV 213 yang tergolong tinggi telah berhasil menekan tingkat pengangguran terbuka meskipun belum dibarengi dengan penurunan angka kemiskinan. Peningkatan pertumbuhan ekonomi diikuti dengan penurunan persentase jumlah pengangguran. Penurunan jumlah penduduk miskin di Sulawesi Selatan pada September 213 lebih tinggi dibanding Maret 213 Kegiatan Utama Agustus Agustus 212 213 1. Angkatan Kerja 3.56.891 3.468.192 Bekerja 3.351.98 3.291.28 Tidak Bekerja (Pengangguran 28.983 176.912 Terbuka) 2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 62,8 % 6,5 % 3. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 5,9 % 5,1 % 1, 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Kota Desa % Total Penduduk Miskin - Skala Kanan Ribu Orang % 1.3 1.3 1.3 1.1 93.3 9.8 88.9 696.6 9.5 696.9 672.3 639.7 152.8 15.8 129.2 133.6 148. 16.5 Mar-11 Sep-11 Mar-12 Sep-12 Mar-13 Sep-13 1.4 1.2 1. 9.8 9.6 9.4 9.2 9.

211 Q1 211 Q2 211 Q3 211 Q4 212 Q1 212 Q2 212 Q3 212 Q4 213 Q1 213 Q2 213 Q3 213 Q4 214 Q1 214 Q2 214 Q3 214 Q4 Outlook Pertumbuhan Ekonomi 31 Perekonomian Sulsel pada tahun 214 diperkirakan akan tumbuh pada level 7,% - 8,%(yoy). Pertumbuhan ekonomi yang melambat tersebut tidak terlepas dari relatif lemahnya faktor-faktor pendukung pertumbuhan. Pertumbuhan ekonomi sangat tergantung pada penyelesaian proyek-proyek infrastruktur baik oleh pemerintah (dalam kerangka MP3EI maupun bukan) dan pihak swasta serta penyelesaian pembangunan pabrik pemurnian logam (smelter). Kinerja perdagangan eksternal (ekspor-impor) diprakirakan masih akan tertahan sehubungan dengan masih stabilnya perekonomian negara mitra dagang 1 9 %; yoy Tahun 211: 7,61% Tahun 212: 8,39% Tahun 213: 7,65% Tahun 214: 7,% - 8,% 8 7 Laju Pertumbuhan Sulsel 6 5 Laju Pertumbuhan Nasional Tahun 214: 5,8% - 6,2%

Inflasi Tahunan Prospek Inflasi Sulsel tahun 214 (1) 32 Inflasi Sulsel 214 akan berada pada kisaran 4,3% - 5,3% Dengan mempertimbangkan kondisi di awal tahun dan potensi tekanan inflasi Sulsel sepanjang tahun 214, inflasi Sulsel akan mampu mendukung pencapaian target nasional (4,5%±1%). Inflasi Sulsel 214 diproyeksikan berada pada kisaran 4,3% - 5,3% (yoy) 1% 9% 8% 7% 6% 5% 4% 3% 2% 1% % Nasional yoy Sasaran Inflasi 211: 5% + 1 Sulsel 211: 2,87% Nasional 211: 3,79% Sulsel yoy Sasaran Inflasi 212: 4,5% + 1 Sulsel 212: 4,41% Nasional 212: 4,3% Sasaran Inflasi 214 4,5% + 1 Sasaran Inflasi 213: 4,5% + 1 Sulsel 213: 6,22% Nasional 211: 8,38% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 11112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 11112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 11112 1... 12 211 212 213 214

Prospek Inflasi Sulsel tahun 214 (2) 1. Inflasi volatile food diperkirakan akan mengalami peningkatan, terutama karena pasokan bahan makanan berpotensi turun, melihat kalender tanam awal tahun 214 yang cenderung tidak ditanami atau baru masuk mulai tanam di Sulsel bagian selatan yang areal lahan pertaniannya lebih luas dibandingkan Sulsel bagian utara. 2. Inflasi tahunan komponen administered price memasuki tahun 214 relatif stabil, setelah redanya dampak kenaikan harga BBM mereda pada akhir tahun 213.

Prospek Inflasi Sulsel tahun 214 (3) Ekspektasi konsumen yang meningkat pada awal 214, yang tercermin dari hasil Survey Konsumen (SK). Indeks ekspektasi konsumen menunjukkan akan terjadinya peningkatan harga dalam kurun 3 bulan ke depan. Namun demikian, masih terdapat faktor positif yang berasal dari tren pelemahan harga emas internasional dan ekspektasi dari pedagang. Indeks Ekspektasi Konsumen Indeks Ekspektasi Pedagang

T e r i m a K a s i h