BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah penduduk yang besar. Dengan demikian masyarakat membutuhkan sarana dan prasarana transportasi guna mendukung mobilitas penduduk untuk mencapai kemakmuran yang merata. Salah satu moda tranportasi yang banyak digunakan adalah pesawat terbang. Kebutuhan tranportasi pesawat telah didukung dengan adanya bandara yang dapat dijumpai disetiap pulau. Bandara digunakan untuk melayani penerbangan baik lokal maupun internasional. Bandara dalam hal ini tidak serta merta untuk melayani penerbangan, namun tranportasi udara juga merupakan kegiatan untuk menjamin pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan penyelenggaraan pelayanan tranportasi udara setiap tahun mengalami peningkatan yang signifikan dinyatakan oleh Asosiasi Perusahaan Penerbangan Indonesia pada tahun 2015. Informasi yang didapat melalui macam media informasi, cukup banyak kejadian kecelakaan pesawat. Kecelakaan yang terjadi di bandara seperti berupa kecalakaan pesawat yang tergelincir saat melakukan take-off dan landing pesawat. Dalam hal ini maka sangat diperlukan adanya mitigasi pengurangan risiko kecelakaan, mampu memberikan kontribusi untuk mengurangi risiko kecelakaan pesawat udara di Runway End Safety Area. Mitigasi ini adalah serangkaiaan upaya untuk mengurangi risiko bencana/kecelakaan yang terjadi. Melalui penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana menurut (UU 24 tahun 2007). Kemudian untuk mencegah terjadinya kecelakaan juga utama perlu adanya 1
mitigasi terhadap keselamatan penerbangan di daerah landas pacu Runway Strip, dan Runway End Safety Area (RESA). RESA adalah wilayah runway untuk menjaga keselamatan penumpang pesawat. Kejadian saat mendarat (landing) maupun lepas landas (take-off) mengalami gangguan pada pesawat, ataupun karena faktor alam yang tidak kondusif. RESA yaitu daerah runway akhir pesawat yang biasanya sering dikosongkan untuk pesawat yang mengalami mendarat terlalu dini atau terlalu rendah (undershoot), melampaui batas runway yang telah ditentukan (overshoot). Kejadian di runway excursion secara umum ada tiga yang berkepentingan yaitu Operator pesawat udara, aerodrome operator dan, penyelengara pelayanan navigasi. Operator pesawat memiliki kesiapan untuk mengurangi risiko keselamatan, sehingga pengoperasian pelaksanaan dapat berjalan dengan aman. International Civil Aviation Organization (ICAO) memberikan petunjuk kepada semua anggotanya bahwa runway umum sebagai landas pacu harus memiiki Runway End Safety Area yang aman. Sebagai contoh, kecelakaan pesawat terjadi pada tanggal 13 April 2013, pesawat udara PT. Lion Air tergelincir saat mendarat di Bandar Udara Ngurah Rai Bali. Seluruh 108 penumpang dan awak pesawat selamat, sebanyak 45 orang mengalami luka-luka. Pada tanggal 10 Juni 2013, PT. Merpati Nusantara Airlines penerbangan 6517 dengan rute dari Bandar Udara Soa di Bajawa menuju Bandar Udara El Tari di Kupang mengalami hard landing saat mendarat di Kupang. 20 orang mengalami luka-luka dan tidak menimbulkan korban jiwa. Kecelakaan pesawat udara terjadi pada runway, Strip dan RESA. Oleh karena itu diperlukan adanya penelitian mengenai mitigasi risiko. 2
Kecelakaan penerbangan disebabkan karena tidak terpenuhinya standar runway strip dan RESA. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Adapun rumusan masalah dari penelitian adalah sebagai berikut; 1. Belum adanya studi tentang risiko keselamatan di runway strip dan RESA metode EASA. 2. Bagaimana Probabilitas runway yang tidak menggunakan RESA dibanding dengan runway yang menggunakan RESA pada saat kondisi basah maupun kering. 3. Bagaimana mitigasi risiko kecelakaan penerbangan akibat tidak terpenuhinya standar runway strip, dan RESA. 4. Bagaimana membandingkan ukuran RESA yang tidak sesuai dengan standar RESA pada umumnya. 1.3 Maksud dan Tujuan Safety is number one dalam aktivitas di bandara keamanan merupakan kegiatan yang paling utama dalam pernerbangan. Kenyataanya adalah kecelakaan pesawat udara masih saja terjadi khususnya di lapangan, yaitu landas pacu pesawat udara baik pada saat melakukan take-off maupun pada saat landing. Banyak ditemukan kejadian incident seperti pesawat yang tergelincir di area landas pacu. Adapun dari maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut; 1. Menghitung probabilitas risiko keselamatan di RESA pada saat kondisi basah maupun kering berdasarkan eksisting di lokasi. 2. Mengetahui peluang risiko keselamatan di RESA jika runway menggunakan ukuran RESA 90 90 standar Indonesia. 3. Merumuskan mitigasi risiko keselamatan karena tidak terpenuhinya RESA di runway. 3
1.4 Ruang Lingkup Penelitian Adapun ruang lingkup dari penelitian adalah sebagai berikut; 1. Mencari pedoman dalam penilaian dan mitigasi risiko keselamatan di bandar udara akibat runway excursion. 2. Pengumpulan data sekunder. 3. Analisis probabilitas keselamatan penerbangan di landas pacu utama di RESA. 4. Evaluasi data materi/substansi untuk memperoleh target dari risiko keselamatan di bandar udara. 5. Memberikan alternatif kesimpulan dari penilaian dan mitigasi risiko keselamatan bandar udara akibat runway excursion 1.5 Batasan Ruang Lingkup Penelitian Adapun batasan ruang lingkup dari penelitian adalah sebagai berikut; 1. Dalam penelitian ini menggunakan metode European Aviation Safety Agency atau disingkat EASA. 2. Pengumpulan data sekunder. 3. Identifikasi risiko keselamatan penerbangan pada saat landing maupun take-off. 4. Identifikasi mitigasi dan gambaran risiko keselamatan di bandar udara. 5. Identifikasi sumber terjadinya kecelakaan di runway strip dan RESA. 6. Analisis model dampak mitigasi risiko keselamatan di Indonesia. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan Proyek Akhir ini adalah sebagai berikut: 1. BAB I Pendahuluan Bab I ini menjelaskan mengenai alasan melakukan penelitian ini (latar belakang), perumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, batasan ruang lingkup penelitian, serta sistematika penulisan Proyek Akhir. 4
2. BAB II Tinjauan Pustaka Bab II ini membahas mengenai tinjauan pustaka yang menjelaskan tentang pengolahan data penelitian yang diambil sebagai acuan yang dipakai untuk selanjutnya. 3. BAB III Metodologi Penelitian Bab III ini, akan membahas uraian rinci tentang urutan prosedur penelitian, data atau materi, parameter, variabel, dan model analisis yang dilakukan. 4. BAB IV Pembahasan Bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasan yang sifatnya terpadu. Penyajian hasil penelitian dapat disertai dengan tabel, grafik, foto atau bentuk lain. Pembahasan tentang hasil yang diperoleh berupa penjelasan teoretis, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Pembahasan dari penelitian tidak hanya sekedar menjelaskan atau menceritakan hasil penelitian saja akan tetapi menjelaskan mengapa hasil penelitian dapat terjadi seperti itu. 5. BAB V Penutup Bab ini berisi tentang kesimpulan yang telah diperoleh, pemecahan masalah, serta saran yang dapat diberikan karena adanya kelebihan ataupun kekurangan pada hasil penelitian ini. 6. Daftar Pustaka Daftar pustaka memuat pustaka atau referensi yang diacu dalam penelitian. 7. Lampiran 5
Lampiran memuat data atau keterangan lain yang berfungsi untuk melengkapi uraian yang telah disajikan dalam bab-bab sebelumnya. 6