BAB 1 LATAR BELAKANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang ada di sekitar kita tidaklah sesusah zaman dahulu. Hal

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Pada awalnya seperti diketahui, kegiatan perekonomian hanya

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. Pertemuan 12: Industri kreatif

APA ITU FOTOGRAFI menurut Evin Global

Fotografer Freelance, Kantongi Laba Dari Moment Istimewa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Commercial / Advertising Photography

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia terlahir dengan karunia berupa kecerdasan. Kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. Industri kreatif saat ini sangat berkembang pesat dan dapat memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Seni Fotografi Semarang. Ilham Abi Pradiptha Andreas Feininger, Photographer,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Tingginya tingkat pengangguran di Indonesia sampai saat ini adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dan lain sebagainya. Perkembangan kamera mulai dari kamera manual sampai digital

PANDUAN UJI KOMPETENSI

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi kreatif atau industri kreatif. Perkembangan industri kreatif menjadi

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS DI BIDANG FOTOGRAFI OLEH : ARTHA GILANG SAPUTRA

BAB 2 PRODUK/JASA. Gambar 2.1 : Logo Sumber : Dini Nurdiani (2014)

TUGAS KOMPUTER PHOTOGRAPHY

1. Creative Manager 2. Marketing 3. Photographer & Videographer 4. Graphic Design 5. Video Editor

JENIS-JENIS FOTO DAN TEKNIS DASAR PEMOTRETAN

BAB I PENDAHULUAN. Fotografi merupakan bahasa Yunani yang dikenalkan oleh Sir John Herschel pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha bisnis dalam era globalisasi saat ini semakin pesat

BAB III KAJIAN LAPANGAN

W, 2015 #INSTAMOMENT KARYA CIPTA FOTOGRAFI MENGGUNAKAN MEDIA SMARTPHONE ANDROID DENGAN APLIKASI INSTAGRAM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Fotografi merupakan bagian dari seni sebagai salah satu hasil karya cipta

BAB I PENDAHULUAN. pertama adalah gelombang ekonomi pertanian. Kedua, gelombang ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam suatu bisnis terdapat 2 fungsi mendasar yang menjadi inti dari

BAB I PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Nur Muladica Gedung Fotografi di kota Semarang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2007) ekonomi gelombang ke-4 adalah

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

Lingkungan Bisnis Tentang Peluang Bisnis Yang Tak Lepas Dari Teknologi Informatika

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan globalisasi ditandai dengan semakin tingginya intensitas

PENDAHULUAN Latar Belakang

KARYA ILMIAH: KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: VILLA LALU PENCIPTA: A.A Gde Bagus Udayana, S.Sn.,M.Si PAMERAN. International exhibition ISACFA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memang sudah umum dilakukan oleh semua orang. Hal ini dilakukan agar

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas sehingga tidak

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. (diakses pada 2 Febuari 2013) 2

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangang fotografi sangat dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah fotografer,

BAB I PENDAHULUAN. keempat, yaitu industri ekonomi kreatif (creative economic industry). Di

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

BAB I PENDAHULUAN. memutuskan untuk hidup berkeluarga. Setiap calon pasangan yang akan menikah

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. tersebut pada saat ini dikatakan sebagai era ekonomi kreatif yang

BAB I PENDAHULUAN.

T E M A. widiantoro. Fakultas Arsitektur dan Desain. Progdi Desain Komunikasi Visual

BAB PENDAHULUAN. Kreativitas ditemukan di semua tingkatan masyarakat. Kreativitas adalah ciri

BAB I PENDAHULUAN. hidup sendiri dan selalu bergantung pada manusia lainnya. Mereka

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bisa mengurangi tingkat pengangguran. Selain UMKM ada juga Industri

BAB I PENDAHULUAN. gambar melalui cahaya pada film atau permukaan yang dipekakan. 2

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Muhammad Shofi IR. R. Adi Wardoyo, M.Mt

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan industri baik dari segi manufaktur maupun jasa. Salah satu strategi

BAB I PENDAHULUAN. karena setiap negara menginginkan proses perubahan perekonomian yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan dapat terekam dan terus terkenang. Di era kemajuan

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan teknologi yang semakin pesat di era globalisasi akan

KURSUS DAN PELATIHAN FOTOGRAFI JENJANG V KURIKULUM KURSUS VIDEO EDITING

Industri Kreatif Jawa Barat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Komunitas

PERTEMUAN I FOTOGRAFI dan ILMU KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang membanggakan. Banyak unsur yang membuat foto tampak lebih

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pada teknologi digital. Keinginan konsumen untuk melakukan aktivitas secara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan bisnis di era globalisasi ini mendorong banyak individu

BAB I PENDAHULUAN. harus menghadapi persaingan yang ketat. Dalam era perkembangan zaman yang UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN. membuat karya ini juga sangat sederhana. karakter yang diharapkan dapat terlihat dari foto tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. informasi (e-commerce), dan akhirnya ke ekonomi kreatif (creative economy).

UNIVERSITAS DIPONEGORO GEDUNG FOTOGRAFI DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR NUR MULADICA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN/PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

A. TEKNIK FOTO JURNALISTIK

PANDUAN UJI KOMPETENSI

WEDDING CENTRE DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. JUDUL Judul Studio Tugas Akhir yang di ambil adalah Bandung Photography Center

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BERINGIN GROUP. Learn, Share and Profit HUMAN INTEREST. A. Pendahuluan

Hotlens RE UNIITED PAMERAN AKBAR. Proposal. Fotografi Club/

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia menyadari bahwa ekonomi kreatif memiliki peran penting

2015 PENGARUH BRAND PERSONALITY TERHADAP PURCHASE DECISION U

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. Karya poster film yang akan dikerjakan oleh penulis terlebih dahulu harus

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun masehi, berkembang melalui penemuan mesin-mesin

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

TERMS OF REFERENCE (TOR) EAGLE AWARDS DOCUMENTARY COMPETITION 2014

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, dan bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan dan lapangan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. pengorbanan yang telah diberikan baik dari jiwa dan raga. membawa ilmu fotografi melalui sekolah-sekolahyang didirikan Belanda.

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB 5 PROYEKSI KEUANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Fotografi merupakan sebuah karya seni, kata fotografi berasal dari kata

BAB I PENDAHULUAN. penting, dokumentasi politik, iklan, dan lain lain. Namun sekarang ini sebuah

BAB 2 PRODUK / JASA 2.1 Sejarah Desain

BERKEMBANGNYA JASA WEDDING PLANNER SEBAGAI SALAH SATU PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF DI KOTA BANDUNG

Transkripsi:

BAB 1 LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Pemilihan Usaha Salah satu peluang bisnis yang sedang berkembang pada saat ini adalah bisnis fotografi. Fotografi saat ini tidak hanya menjadi sekedar hobi saja, tetapi juga menjadi gaya hidup sekaligus menjadi ladang bisnis baru bagi penggemar fotografi. Menurut Darwis Triadi (2008) seorang ahli fotografer komersial dan fesyen senior Indonesia, menjelaskan Fotografi berasal dari 2 kata yaitu Photo yang berarti cahaya dan Graph yang berarti tulisan / lukisan. Dalam seni rupa, fotografi adalah proses melukis / menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada media yang peka cahaya. Pada dasarnya ada dua aliran umum dalam fotografi, aliran tersebut dibedakan pada lokasi pengambilan gambar. Indoor fotografi yaitu mengambil gambar di dalam ruangan, Dalam indoor fotografi diperlukan alat tambahan yang berfungsi sebagai sumber cahaya buatan yang dibutuhkan oleh kamera seperti lampu studio atau pun flash (blitz). Sedangkan foto outdoor yaitu pengambilan gambar yang dilakukan di luar ruangan dengan memanfaatkan cahaya alami dari sinar matahari atau lainnya. Foto outdoor juga dapat dibantu dengan tambahan flash untuk memperjelas detail fokus kamera terhadap objek foto. Berikut jenis-jenis fotografi secara khusus : Tabel 1.1: Jenis - jenis fotografi No Jenis Fotografi Keterangan 1. Journalism Fotografi Foto journalism adalah bentuk khusus dari jurnalisme (mengumpulkan, mengedit, dan menyajikan bahan berita untuk diterbitkan atau disiarkan) yang menciptakan gambar agar dapat menceritakan sebuah kisah berita. 2. Still life Fotografi Merekam gambar benda mati sehari-hari secara artistik dengan mengunakan cahaya 1

2 3. Potrait Fotografi 4. Commercial advertising Fotografi 5. Abstract Fotografi 6. Wedding Fotografi 7. Feshion Fotografi 8. Food Fotografi 9. Fine Art Fotografi 10. Landscape Fotografi 11. Wildlife Fotografi 12. Street Fotografi 13. Underwater Fotografi pembantu, termasuk makro (benda-benda kecil). Potret fotografi atau potret adalah penangkapan dengan cara fotografi serupa dengan seseorang atau sekelompok kecil orang (potret kelompok), di mana ekspresi wajah yang dominan. Foto yang diambil untuk keperluan bisnis. Seperti kebutuhan promosi/iklan. Foto yang didasarkan pada bentuk, warna dan garis daripada detil gambar. Pemotretan sepasang calon pengantin sebelum menjelang hari pernikahan. Fotografi fesyen adalah aliran fotografi yang ditujukan untuk menampilkan pakaian dan barang-barang fesyen lainnya. Teknik memotret makanan agar terlihat menjadi lebih menggoda. Sebuah karya fotografi yang menghasilkan sebuah gambar yang artistik layaknya sebuah karya dari seorang pelukis. Fotografi yang merekam keindahan alam, dapat juga dikombinasikan dengan yang lain seperti manusia, hewan dan yang lainnya, namun tetap yang menjadi fokus utamanya adalah alam. Pengambilan foto hewan yang melakukan aktifitas di alam liar. Foto yang memuat objek yang diambil di ruang terbuka publik dalam kondisi candid atau tanpa pengarahan. Kegiatan fotografi yang dilakukan dibawah air.

3 14. Infra Red Fotografi 15. Macro Fotografi Teknik fotografi yang menggunakan film atau sensor gambar yang digunakan adalah sensitif terhadap cahaya inframerah (bentuk gelombang cahaya yang tidak terlihat oleh mata manusia). Fotografi makro adalah fotografi closeup (dekat dengan ukuran yang sama sebagai subjek). Sumber : Hery Mahendra. Pengertian dan Jenis-Jenis Fotografi. 2013. diperoleh (22-12-2013). Dari (http://www. fotografer.net/) Jenis-jenis pemintan fotografi yang beranekaragam membuat usaha fotografi tidak membosankan. Pemintat fotografi pun bisa bereksplorasi dan menekuni lebih dari satu dari jenis peminatan fotografi. seperti halnya pada peminatan jasa bisnis fotografi ini yang bergerak pada underwater fotografi dengan spesifikasi jasa pemotretan untuk underwater prewedding dan underwater commercial. Melalui sebuah foto kenangan demi kenangan dalam hidup yang tidak mungkin kembali, akan diingat selalu dengan memandangi foto, kesan yang terdapat dalam kenangan tersebut akan terasa jika foto yang dihasilkan baik, menarik dan berkesan. Selain untuk mengabadikan momen yang penting, sebuah foto juga dapat mengandung nilai jual atau komersial, jurnalistik, ataupun nilai seni yang tinggi tergantung pada kebutuhan seseorang untuk membuat foto yang diinginkannya. Karena foto dibuat untuk menyampaikan sesuatu yang ingin diingat dan memiliki pesan untuk disampaikan. Foto yang baik dan berkualitas adalah foto yang memiliki pesan, layak secara teknis, estetik dan artistik. Tingginya permintaan jasa fotografi dipengaruhi oleh beberapa hal, yang pertama yaitu meningkatnya angka status perkawinan, berikut pendataanya:

4 Gambar 1.1 : Grafik Penduduk Berdasarkan Status Perkawinan DKI Jakarta Sumber : BPS (Badan Pusat Statist) DKI Jakarta (2011) Dari grafik diatas menjelaskan pada tahun 2011 status penduduk belum kawin sebesar 260040 jiwa, kawin sebesar 259148 jiwa, cerai hidup sebesar 3320 jiwa dan cerai mati 11428 jiwa. Pada tahun 2012 terjadi peningkatan status penduduk belum kawin sebesar 314116 jiwa, kawin sebesar 316908 jiwa, cerai hidup sebesar 4692 jiwa dan cerai mati sebesar 15272 jiwa. Pada tahun 2013 terjadi peningkatan kembali yaitu status penduduk belum kawin sebesar 352940 jiwa, kawin sebesar 353308 jiwa, cerai hidup sebesar 6044 jiwa dan cerai mati sebesar 18242 jiwa. Dengan melihat peningkatan jumlah status perkawinan DKI Jakarta dari tahun ke tahun (2011-2013), semakin banyak pula pasangan yang mengabadikan momen-momen indah agar tak terlupakan begitu saja. Foto yang merekam jejak kehidupan seseorang memang tak akan lekang dimakan waktu. Apalagi jika momen tersebut merupakan peristiwa sekali seumur hidup, misalnya foto prewedding, tentu calon pengantin tidak akan ada yang mau melewatkannya tanpa ada dokumentasi sepanjang masa. Jika demikian pasti konsep foto yang terbaiklah yang dipilih. Semakin unik maka akan semakin berkesan. Bukan hanya foto prewedding yang menjadi pendukung tingginya permintaan dalam jasa fotografi, komersial fotografi juga menjadi hal yang menjanjikan untuk ditekuni. Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, Mari Elka Pangestu, subsektor industri fesyen mendapati peringkat kedua berdasarkan pada jumlah 28,6 persen dari total jumlah subsektor industri kreatif 2012. Dalam subsektor industri fesyen tidak lepas dari kerja sama dengan jasa fotografer. Pada sebsektor industri fotografi, komersial bidang pemotretan fesyen dan beauty fotografi menjadi

5 sebuah kebutuhan khusus. Semakin berkembangnya industri fesyen dan produk kecantikan menjadikan kebutuhan pemotretan dibidang fesyen meningkat tajam. Besarnya permintaan jasa Fotografi di Jakarta dari tahun 2011-2013 mengalami peningkatan sebesar 40% sampai dengan 50% tiap tahunya, sedangkan pada tahun 2013 jumlah fotografer yang tercatat sebesar 3.449, data tersebut berdasarkan data dari Kementrian Pariwisata dan Industri Kreatif yang diungkapkan dalam acara Anugrah Fotografi 2013. Melihat peningkatan status perkawinan dari tahun ke tahun (Grafik 1.1), lalu peningkatan subsektor industri fesyen di tanah air serta besarnya permintaan dari masyarakat yang tentunya berhubungan secara langsung dengan jasa fotografi menjadikan peluang yang menjanjikan bagi bisnis fotografi ini. Tingginya permintaan jasa fotografi tentu membuka lahan bisnis. Sehingga marak bermunculan jasa untuk fotografi baik di kota-kota besar sampai pelosokpelosok daerah. Ketika persaingan semakin tajam, mereka yang bekerja menawarkan jasa fotografi seperti prewedding dan fesyen fotografi sudah dituntut untuk lebih kreatif agar bisa memberikan sesuatu yang berbeda dari yang lain. Banyak jasa fotografi yang menawarkan konsep foto unik yang dilakukan di darat dengan memanfaatkan tempat-tempat menarik. Namun ada kalanya konsep demikian sudah terlalu jamak dipakai. Bagi konsumen yang tetap menginginkan sesuatu yang berbeda untuk merekam momen indah tersebut tak ada salahnya mencoba konsep foto yang ditawarkan oleh jasa fotografi yang mengkhususkan diri seperti underwater fotografi. Minat khusus fotografi salah satunya adalah underwater fotografi atau fotografi bawah air. Secara teknis, tentu yang digunakan untuk underwater fotografi adalah kamera dengan housing (pelindung) kedap air. Penemuan kamera digital yang disertai teknologi housing dalam air, bahkan munculnya kamera waterproof, membuat perkembangan underwater fotografi melesat. Bukan hanya kamera highend yang digemari, kamera low-end yang dilengkapi dengan housing underwater pun mencuri hati penggemar fotografi. Namun sampai saat ini peralatan kamera bawah air masih tergolong mahal. Kamera pun banyak yang terintegrasi menjadi satu, tidak terpisah antara kamera dengan housing. Lantaran memakai kamera konvensional, ada keterbatasan jumlah frame yang bisa digunakan di dalam air, di Jakarta, tidak banyak fotografer yang diklaim sebagai underwater fotografer. Saat ini yang diketahui mengkhususkan pada underwater fotografi hanya H2 Photography saja.

6 Maka dari itu bisnis fotografi ini yang bernama Terces Fotografi mengkhususkan konsep underwater pada jasa fotografi yang ditawarkan. Melihat adanya peluang deferensiasi yang belum banyak digeluti oleh fotografer lain serta founder Terces Fotografi memang hobi olahraga renang dan menggemari foto yang nyentrik. Dengan menggabungkan faktor-faktor tersebut menjadi satu maka terbentuklah jasa underwater fotografi. 1.2 Sejarah Berdirinya Usaha Bisnis startup yang akan diajukan ini adalah bisnis pada jasa underwater fotografi yang bernama Terces Fotografi, berdiri pada bulan Nopember 2012. Lokasi kantor berada di daerah Tanggerang, namun lokasi pemotretan dilakukan di studio underwater di Jakarta. Bisnis ini dirintis oleh penulis dan dua orang rekan penulis. Terces Fotografi selalu melakukan eksplorasi terhadap seni fotografi, seperti halnya mencari tahu bagaimana dan seperti apa suatu karya dapat dinyatakan sebagai seni yang memiliki pesan, layak secara teknis, estetik dan artistik, sehingga para penikmat fotografi merasa tertarik dengan karya fotografi yang diciptakan oleh Terces Fotografi. Terces berawal dari bahasa inggris yaitu secret, yang dibalik menjadi terces, secret mempunyai arti yaitu rahasia. Secret mempunyai makna yang dalam seperti misteri, sesuatu yang tersembunyi tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Sebuah rahasia akan selalu membuat orang bertanya-tanya dengan penuh rasa ingin tahu dan ketika rahasia itu sudah terungkap maka akan ada rasa kepuasaan, dalam hal ini, kepuasan dalam memahami seni. Terces Fotografi merupakan wadah untuk menciptakan sebuah secret. Menjalankan bisnis ini tidak lepas dari melihat peluang yang menjanjikan, serta founder Terces Fotografi merintis bisnis ini dengan kecintaan dan menikmati segala kegiatan untuk memajukan Terces Fotografi ini. Pribadi Terces Fotografi yang saling melengkapi satu sama lain, dalam tim ini penulis mempunyai passion di bidang make up, kedua rekan yang lain memiliki passion di bidang fotografi, serta memiliki kemampuan untuk membuat wardrope/dummy dan disain sehingga tim ini sudah cukup melengkapi sumber daya yang dibutuhkan untuk memulai bisnis fotografi. Bagi Terces Fotografi yang paling utama dalam menjalankan bisnis adalah passion, dimana suatu karya diciptakan oleh hati.

7 Selain passion dan skill tentunya ada faktor lain yang mendukung kesuksesan suatu bisnis, yaitu kepuasaan konsumen, dimana dari segi pelayanan, seperti klien merasa nyaman ketika melakukan photoshoot di bawah air yang masih jarang dilakukan, serta dari kualitas keunikan sebuah foto menjadi kepuasaan tersendiri bagi klien, hal tersebut tentunya dapat mengangkat nama Terces Fotografi ini. 1.3 Visi dan Misi Usaha 1.3.1 Visi Terces Fotografi 2020 Menjadi jasa underwater fotografi primer di Indonesia. 1.3.2 Misi Terces Fotografi 2020 1. Menciptakan karya foto dengan konsep yang unik, menggambarkan karakter dari setiap kepribadian klien. 2. Sumber daya manusia yang memiliki jiwa seni, terlatih dan profesinoal. 3. Memiliki studio underwater di Bali. 4. Memiliki sertifikat diving internasional. 5. Sertifikasi ISO (International Organization for Standardization), memperoleh standar industrial dan komersial dunia. 6. Memberikan pelayanan yang ramah serta profesional di bidang underwater fotografi. 7. Memenuhi kebutuhan masyarakat dan perusahaan yang membutuhkan jasa dokumentasi dan promosi. 1.4 Value Pada Stakeholder 1. Kepemimpian yang visioner. 2. Unggul menurut stakeholder. 3. Pembelajaran perorangan dan organisasional. 4. Menghargai tenaga kerja dan mitra. 5. Fokus kepada masa depan. 6. Mengelola Inovasi.

8 1.5 Tujuan Jangka Panjang Objektif jangka panjang perusahaan untuk lima tahun mendatang adalah: 1. Mampu menjual jasa yang ditawarkan sesuai dengan target pasar Terces Fotografi. 2. Mampu membangun studio underwater sendiri dengan fasilitas yang memadai. 3. Mampu melakukan pemotretan di bawah laut dengan skill dan peralatan yang memadai. 4. Dapat memperluas pasar underwater fotografi yang menjangkau daerah daerah Indonesia. 5. Legalitas menjadi CV. 1.6 Tujuan di masa yang akan datang : 1. Membuat lini bisnis baru seperti : Terces Desain yang menawarkan jasa design logo, layout portofolio, dan sebagainya. Terces Properti yang menawarkan peminjaman dan penyewaan properti untuk keperluan photoshoot. Terces Makeup yang menawarkan jasa makeup dan kursus makeup. 2. Memperluas pasar secara global, bukan hanya melakukan pemotretan di Indonesia tetapi juga melakukan pemotretan di luar negeri. 1.7 Perkembangan Industri Industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreatifitas, ketrampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Aktivitas ekonomi kreatif meliputi 15 subsektor, yakni periklanan, arsitektur, pasar barang seni, kerajinan, desain, fesyen, video, film, dan fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan peranti lunak, televisi dan radio, serta riset dan pengembangan (R&D) dan kuliner. Maka dari itu bisnis fotografi merupakan subsektor video, film, dan fotografi yaitu kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi, produksi video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video dan film. Termasuk didalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron dan eksibisi film.

9 Di dalam industri kreatif, kreatifitas memegang peranan sentral sebagai sumber daya utama. Industri kreatif lebih banyak membutuhkan sumber daya ktearif yang berasal dari kreatifitas manusia daripada sumber daya fisik. Namun demikian, sumber daya fisik tetap diperlukan terutama dalam peranannya sebagai media kreatif. Pada proses penciptaan nilai pada umumnya tidak terjadi di sektor industri kreatif. Hal ini tentunya berbeda dengan sektor manufaktur dan industri konvensional lainnya. Industri kreatif mengutamakan desain dalam penciptaan produk. Industri kreatif membutuhkan kreativitas individu sebagai input utama dalam proses penciptaan nilai. Dalam pertumbuhan subsektor industri ini, subsektor Industri fotografi diperkirakan diperkirakan memiliki prospek cukup bagus, hal tersebut diungkapkan oleh Kementerian Ekonomi Kreatif mencatat, fotografi termasuk di dalamnya film dan video sebagai salah satu subsektor industri kreatif pada 2011 yang mampu menyumbangkan pendapatan Rp6,54 triliun atau 1,2 persen dari total kontribusi industri kreatif terhadap PDB dengan tingkat pertumbuhan 7,55 persen. Dan, Fotografi adalah salah satu produk kreatif yang potensial untuk dimanfaatkan sebagai alat promosi. Serta pernyataan dari Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, dalam acara pembukaan Konvensi Pekan Produk Kreatif Indonesia 2011, industri kreatif di Indonesia masih bisa dieksplorasi jika melihat pertumbuhan sejumlah industri kreatif yang cukup pesat dalam lima tahun terakhir. Industri film, video, dan fotografi berkembang paling pesat sebesar 103,19%. Bisnis usaha fotografi pastinya harus bermodal kreativitas dan keahlian namun dapat menghasilkan hasil yang lebih. Usaha ini harus dijalankan dengan cara yang kreatif, terlebih lagi perkembangan zaman semakin maju artinya para pesaing dalam dunia kerja semakin banyak dan tidak bisa di pungkiri. 1.8 Bentuk Kepemilikan Usaha Bentuk badan usaha Terces Fotografi saat ini yaitu belum memiliki bentuk badan usaha. Namun Terces Fotografi berencana untuk menjadikan legalitas CV pada bisnis ini pada akhir tahun 2014 nanti, karena Terces Fotografi masih memiliki kendala yaitu belum stabil secara finansial dan klien Terces Fotografi belum merambah ke corporate. Sehingga Terces Fotografi belum memerlukan bentuk badan usaha saat ini.

10