BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Komunitas
|
|
- Siska Darmali
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Komunitas Komunitas Hobi Foto Bandung yang disingkat dengan HFB adalah salah satu komunitas yang bergerak pada bidang fotografi di lingkungan Bandung. Komunitas Hobi Foto Bandung didirikan pada tanggal 1 Juli 2007, dan tepat pada tanggal tersebut diadakan hunting pertama, pada awalnya hanya diikuti oleh sepuluh orang fotografer, dan pada saat itu juga mereka terus melakukan hunting bersama. Seiring berjalannya waktu, jumlah orang yang ikut dalam acara hunting semakin banyak, kemudian digagaslah perkumpulan tersebut dijadikan suatu komunitas fotografi yang peduli dengan lingkungan serta budaya di Kota Bandung dan wilayah di sekitarnya yang sampai sekarang dikenal dengan Komunitas Hobi Foto Bandung (HFB), dan sekarang sekretariat dari Komunitas Hobi Foto Bandung adalah berlokasi di Jl. Sederhana 22, Bandung, Jawa Barat dengan alamat website resmi yaitu ( sejarah-hfb, diakses 12 Februari 2015) Kegiatan Komunitas Hobi Foto Bandung rutin digelar setiap bulannya walaupun belum menentu waktunya, kegiatan HFB ini tidak selalu fokus pada satu genre / aliran saja, misalkan modelling yang setiap bulan harus mengadakan hunting dengan para model, akan tetapi Komunitas HFB juga merambah ke banyak aliran seperti macro, landscape, human interest, model, street dan lain-lain. Untuk kegiatan lain yang diadakan oleh Komunitas Hobi Foto Bandung diantaranya adalah pameran yang diadakan dengan tema Hanya Ada di Bandung yang diadakan pada tahun 2012 yang diselenggarakan kerjasama Komunitas HFB dengan salah satu Mall di Bandung, acara selanjutnya adalah Pameran jalanan yaitu pameran yang digelar di area car 1
2 free day Dago, kemudian adalah acara hunting steel wool photography, hunting model bertema 70-an, pajang foto dan agenda hunting lainnya. Selain itu, HFB juga mempunyai program kompetisi foto yang diadakan setiap 2 minggu sekali, yaitu para peserta membuat suatu hasil foto sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dan nantinya pemenang akan mendapatkan kesempatan menentukan tema agenda selanjutnya, akan tetapi acara tersebut belum berjalan lagi saat ini. (wawancara pendiri dan pengurus HFB Muhamad Yoddy, tanggal 24 Januari 2015) Komunitas Hobi Foto Bandung mempunyai anggota lebih dari 7600 orang baik itu anggota aktif ataupun anggota pasif, keanggotaan Komunitas Hobi Foto Bandung tersebar tidak hanya di Bandung saja bahkan tersebar di Indonesia, untuk keanggotaan juga terbuka bagi semua orang yang ingin bergabung ke dalam komunitas tersebut, anggota yang boleh bergabung tidak hanya yang memiliki kamera DSLR saja, semua perangkat yang ada fasilitas kamera juga diperkenankan untuk bergabung. Selain itu HFB juga tidak menutup kesempatan bagi orang-orang yang tidak memiliki perangkat kamera, komunitas tersebut menyebutnya sebagai seorang penikmat fotografi (wawancara pendiri dan pengurus HFB Muhamad Yoddy, tanggal 24 Januari 2015) Visi dan Misi Komunitas Visi dan Misi dari komunitas Hobi Foto Bandung (HFB) adalah sebagai berikut: Visi Komunitas pehobi fotografi yang peduli dan berperan aktif terhadap perkembangan lingkungan dan budaya di Kota Bandung dan sekitarnya. Misi 1. Wadah menjalin persahabatan sesama pehobi fotografi. 2. Berbagi pengetahuan dan keterampilan di bidang fotografi. 3. Mengeksplorasi wawasan tentang lingkungan & budaya di Kota Bandung 2
3 4. Memberikan sumbangsih, baik dalam karya maupun kegiatan yang berkaitan dengan fotografi, terhadap lingkungan dan budaya di Kota Bandung dan sekitarnya Logo Komunitas Gambar 1.1 Logo Komunitas HFB Sumber : (6 Maret 2015) Makna logo Komunitas HFB 1. Warna hijau melambangkan kehidupan, kesegaran, dan pembaharuan. 2. Warna orange melambangkan kreatifitas, semangat, antusiasme dan playfulness. 3. Warna biru melambangkan arti luas tanpa batas, tenang, kesetiaan, kesuksesan. 4. Semua terhimpun dalam sebuah komunitas fotografi yg dilambangkan dengan logo outline kamera Struktur Komunitas Komunitas HFB belum memiliki struktural organisasi secara detail dan terstruktur, para pengurus Komunitas HFB hanya menyebut namanya sebagai admin, para admin bertugas untuk mengatur urusan kegiatan Komunitas HFB, komunitas ini akan membentuk struktural hanya pada saat akan diadakan acara tertentu misalkan hunting foto dan pameran. 3
4 Berikut ini adalah struktur organisasi dari Komunitas HFB saat mengadakan acara hunting foto, pameran dan acara komunitas, seperti pada Gambar 1.2. Ketua Sekretaris Bendahara Pelaksana Lapangan Gambar 1.2 Struktur Komunitas Hobi Foto Bandung (HFB) Sumber : Komunitas Hobi Foto Bandung, Latar Belakang Penelitian Salah satu ciri-ciri dari manusia adalah sebagai makhluk sosial yang menyukai hidup secara bersama-sama atau berkelompok. Manusia atau individu bisa berkembang sebagai manusia pada umumnya apabila hidup dan membentuk kelompok sosial dan berinterkasi dengan manusia atau individu lainnya. Suatu kelompok sosial bisa terbentuk karena adanya kesamaan lokasi atau tempat tinggal, kesamaan tujuan dan minat serta kepentingan, ada juga karena adanya kesamaan karakteristik. Salah satu kelompok sosial yang terbentuk karena adanya interaksi antar individu tersebut adalah komunitas. Menurut Peak dalam Iriantara (2007:22) komunitas bukan hanya kumpulan orang atau manusia yang tinggal pada lokasi dan tempat yang sama akan tetapi komunitas juga menunjukkan terjadinya suatu interaksi sosial diantara kumpulan orang tersebut. Iriantara (2007:25) mengatakan bahwa komunitas bisa juga dipandang sebagai interaksi dalam struktur sosial yang berdiam pada lokasi yang berbeda atau bisa juga berjauhan akan tetapi dipersatukan oleh kepentingan dan nilai-nilai yang sama, misalkan komunitas seniman, komunitas pekerja ataupun komunitas pendidikan 4
5 Komunitas yang ada dan sedang berkembang di Indonesia saat ini bisa dibilang cukup pesat, komunitas hobi yang berbasis pada kesenangan seringkali menimbulkan suatu ide yang kreatif yang dapat menciptakan suatu peluang baru untuk dijadikan sebagi modal kerja. Komunitas yang berkembang saat ini dapat menciptakan bibit-bibit baru generasi bangsa Indonesia untuk menciptakan Indonesia menjadi lebih baik dan lebih berkembang, dan diharapkan kedepannya berbagai komunitas bisa terus melakukan inovasi untuk membuat suatu terobosan-terobosan baru sehingga bisa menjadi tren di daerah masing-masing. ( diakses 12 Februari 2015) Adanya perkembangan komunitas yang pesat di Indonesia diiringi pula perkembangan komunitas di Kota Bandung. Jumlah komunitas di Bandung bisa dibilang banyak, baik yang sudah terdaftar secara resmi maupun yang belum terdaftar secara resmi pada Pemerintah Kota Bandung, bahkan Bandung bisa dikatakan sebagai kota yang memiliki komunitas terbanyak di negara Indonesia. Berbagai bentuk dan jenis komunitas bisa ditemui di Kota Bandung dengan mudah, mulai dari komunitas yang bergerak pada bidang hobi hingga komunitas yang besar yang dibentuk untuk tujuan tertentu, komunitas yang ada di Kota Bandung kebanyakan juga memiliki tujuan untuk ikut mengharumkan kota Bandung. Banyaknya Komunitas yang ada juga merupakan perwujudan kehidupan warga bandung yang selalu dengan kebersamaan, ( perkembangan-komunitas-di-bandung/, diakses 12 Februari 2015) Selain jumlah dan kegiatannya, berbagai macam jenis komunitas juga berkembang di Kota Bandung baik itu komunitas pada bidang olahraga, kesenian, pecinta lingkungan, komunitas hobi dan lain sebagainya. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Bandung terdapat berbagai komunitas yang bergerak pada bidang kepemudaan dan komunitas sebanyak 177 komunitas yang terdata secara resmi. Data mengenai jumlah komunitas dan organisasi yang terdata secara resmi di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota 5
6 Bandung serta Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Bandung dapat dilihat pada tabel 1.1 Tabel 1.1 Komunitas Dan Organisasi Yang Terdaftar Secara Resmi Pada Dinas Pemuda Dan Olahraga Serta Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Bandung No Jenis Organisasi dan Komunitas Jumlah 1 Grup Kesenian Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) 83 3 Organisasi Kepelajaran Organisasi Mahasiswa Organisasi kepemudaan lainnya / Komunitas 177 Total 1399 Sumber: Dinas Pemuda dan Olahraga serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung (2014) Mengenai hal fotografi sudah menjadi suatu life style pada masyarakat saat ini. Hal itu ditandai dengan menjamurnya komunitas fotografi. Produsen kamera pun menikmati tren tersebut, penjualan para produsen kamera melonjak. Selain menjamurnya komunitas fotografi, tingginya minat terhadap kamera SLR dan DSLR (Digital Single Lens Reflector) disebabkan menurunnya minat masyarakat terhadap kamera pocket. Karena fungsi kamera pocket saat ini sudah bisa digantikan dengan gadget dan smartphone yang memiliki fitur kamera dengan resolusi yang cukup bagus. ( komunitas-fotografi-menjamur. html, diakses 30 Maret 2015) Perkembangan komunitas fotografi yang begitu pesat di Indonesia sejalan dengan penjualan kamera di Indonesia. Pada tahun 2013, penjualan kamera secara keseluruhan di Indonesia mencapai 1,3 juta unit. Dari jumlah itu, penjualan kamera DSLR menyumbang 330 ribu unit. ( /read/2014/06/05/ /siapa.penguasa.pasar.dslr.di.indonesia, diakses 30 Maret 2015). Pertumbuhan pasar kamera DSLR (Digital Single Lens Reflector) di Indonesia hampir mencapai 10 persen per tahun. Tercatat pada tahun
7 pasarnya mencapai 300 ribu, kemudian pada tahun 2013 meningkat menjadi 330 ribu, dan tahun 2014 diperkirakan lebih besar lagi yaitu di atas 350 ribu unit. Hal ini beriringan dengan pertumbuhan kelas menengah masyarakat Indonesia yang juga mulai melek dengan teknologi. ( diakses 30 Maret 2015). Berkembangnya komunitas fotografi yang ada di Indonesia diikuti juga dengan perkembangan komunitas fotografi di Kota Bandung. Menurut data yang dihimpun dari Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Bandung Tahun 2014, jumlah komunitas yang termasuk dalam kategori komunitas film dan foto yang terdaftar secara resmi pada Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Bandung adalah sebanyak 18 komunitas. Tabel 1.2 menunjukkan jenis-jenis komunitas beserta jumlahnya yang berada di Kota Bandung menurut data dari Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Bandung Tahun Tabel 1.2 Komunitas yang Terdaftar pada Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Bandung Tahun 2014 No. Jenis Komunitas Jumlah 1. Komunitas Film dan Foto Komunitas Kesenian dan Budaya Komunitas Kreatif 5 4. Komunitas Otomotif Komunitas Peduli Lingkungan 6 6. Komunitas Pendidikan 5 7. Komunitas Pecinta Hewan 6 8. Komunitas Sepeda 3 9. Komunitas Sosial Komunitas Teknologi Komunitas Lainnya 18 Total 177 Sumber : Data Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Bandung Tahun
8 Berbagai komunitas kreatif tumbuh subur dan berkembang dikota Bandung, begitu juga dengan keberadaan komunitas pecinta fotografi yang menunjukkan peningkatan. Perkumpulan fotografi yang tertua di Indonesia juga ada di Bandung. Untuk mendukung kegiatan komunitas fotografi di Bandung juga dibangun dan diresmikan Taman Cempaka sebagai Taman Foto Bandung oleh pemerintah Kota Bandung. Taman Foto Bandung adalah sebuah ruang publik yang diinisiasi oleh seluruh komunitas dan jejaring fotografi sebagai pusat kegiatan fotografi di kota Bandung. Dalam acara peresmian Taman Foto Bandung turut hadir juga perwakilan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bandung dan perwakilan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yaitu Bapak Eddy Susilo (Kasubdit Pengembangan Fotografi, Direktorat Pengembangan Seni Rupa) beliau menyambut baik atas peresmian tersebut dan meminta dukungan serta masukan dari komunitas, industri dan pendidikan bidang fotografi untuk kemajuan pada bidang fotografi. ( /2013/12/23/peresmian-taman-foto-bandung/, diakses 23 Februari 2015) Dari informasi diatas dapat dilihat bahwa Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kota Bandung memang sedang konsen serta berusaha untuk mengembangkan, memfasilitasi dan memajukan komunitas fotografi di Kota Bandung agar lebih maju. Seiring dengan perkembangan komunitas yang relatif cepat dari segi jumlah, dibutuhkan juga strategi pengembangan suatu komunitas agar bisa bertahan, berkualitas dan terus berkembang untuk terus berkarya terutama untuk mengembangkan Bandung. Berkembanganya komunitas fotografi di Kota Bandung juga patut menjadi perhatian bagi Pemerintah Kota Bandung untuk dapat di kembangkan agar memiliki kontribusi untuk membangun kota Bandung. Salah satu komunitas yang terbentuk berdasarkan kesamaan hobi/minat serta memiliki tujuan untuk mengembangkan Bandung melalui karya maupun kegiatan yang berkaitan dengan fotografi terhadap lingkungan dan budaya di Kota Bandung adalah Komunitas Hobi Foto Bandung (HFB), komunitas ini bergerak pada banyak aliran fotografi (macro, landscape, human interest dan 8
9 lain-lain) dan tidak semua komunitas fotografi yang ada di Bandung bergerak pada banyak aliran. Komunitas HFB didirikan tahun 2007 dalam perjalanannya mengalami pertambahan anggota pada setiap tahunnnya. Dibalik kesuksesan pada awalnya, ternyata pada tahun 2012 sampai saat ini Komunitas HFB mengalami banyak kendala dan permasalahan yang mempengaruhi performa komunitas, mulai dari kegiatan sampai dengan kendala keanggotaan, permasalahan dan kendala tersebut diantaranya adalah pendataan anggota yang belum maksimal mengakibatkan ketidakpastian data anggota yang berperan aktif dalam komunitas, adanya kendala regenerasi pengurus yang kurang maksimal, belum memiliki struktural komunitas untuk mengatur kegiatannya secara lebih spesifik, selain itu Komunitas HFB juga belum terdaftar pada Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Bandung sehingga belum secara optimal mendapatkan arahan serta pengembangan dari dinas tersebut, permasalahan lain diantaranya adalah menurunnya performa dan kegiatan yang dilakukan, contohnya adalah biasanya hunting foto dilakukan minimal dua kali dalam sebulan, akan tetapi hanya dilakukan 1 kali dalam sebulan bahkan pernah 1 kali dalam kurun waktu 2 bulan. Memasuki tahun 2014 kegiatan HFB mulai dilakukan kembali tetapi tetap tidak maksimal seperti pada awalnya. Berbagai kendala dan permasalahan tersebut menunjukkan bahwa Komunitas HFB saat ini sedang membutuhkan suatu kajian pengembangan agar bisa bertahan dan terus berkembang. (wawancara pendiri dan pengurus HFB Muhamad Yoddy, tanggal 24 Januari 2015) Berdasarkan wawancara dengan admin/pengurus sekaligus pendiri dari Komunitas HFB yaitu Muhamad Yoddy, Komunitas HFB membutuhkan suatu pengembangan komunitas dan ingin mengembangkan komunitas ini dengan lebih baik lagi, baik dalam hal kegiatan maupun untuk kontribusinya terhadap lingkungan Kota Bandung dan sekitarnya, agar bisa bertahan, berkembang dan lebih berkualitas. Dalam pengembangan komunitasnya, HFB membutuhkan kajian pengembangan yang tepat dan sesuai. Berdasarkan pada paparan diatas, penelitian ini diharapkan bisa mengetahui keadaan lingkungan eksernal dan internal serta pengembangan yang 9
10 tepat untuk Komunitas HFB, sehingga bisa bermanfaat bagi Komunitas Hobi Foto Bandung dalam menentukan langkah pengembangan yang sesuai dengan Komunitas HFB itu sendiri, yang kemudian diharapkan akan berdampak pada kontribusi Komunitas HFB terhadap Kota Bandung baik dalam hal karya maupun kegiatan yang berkaitan dengan fotografi terhadap lingkungan serta budaya di Kota Bandung Untuk mempunyai rencana pengembangan yang baik, HFB bisa melakukan perumusan perencanaan pengembangan pada komunitas tersebut, yang dilakukan dengan cara analisis lingkungan faktor internal dan lingkungan faktor eksternal komunitas. Menurut Puspitasari (2013:173) analisis lingkungan eksternal dan internal dilakukan untuk mengetahui faktor eksternal dan internal dari suatu organisasi. Menurut Baroto (2014:89) tahap yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor internal yaitu kekuatan dan kelemahan dan faktor ekternal yaitu peluang dan ancaman apa saja yang dihadapi. Berdasarkan uraian dan latar belakang diatas maka penelitian ini mengambil judul Kajian Lingkungan Eksternal dan Lingkungan Internal Pada Komunitas Hobi Foto Bandung (HFB) Tahun Perumusan Masalah Berdasarkan pemaparan maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi faktor lingkungan eksternal yang mempengaruhi komunitas Hobi Foto Bandung? 2. Bagaimana kondisi faktor lingkungan internal yang mempengaruhi komunitas Hobi Foto Bandung? 3. Apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari Komunitas Hobi Foto Bandung saat ini? 10
11 1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan pemaparan dari latar belakang dan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Untuk mengetahui kondisi faktor lingkungan eksternal yang mempengaruhi komunitas Hobi Foto Bandung. 2. Untuk mengetahui kondisi faktor lingkungan internal yang mempengaruhi komunitas Hobi Foto Bandung. 3. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari Komunitas Hobi Foto Bandung saat ini Kegunaan Penelitian Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan kegunaan, baik dari sisi kegunaan secara praktis dan kegunaan akademis. Kegunaan dari penelitian ini diantaranya adalah untuk : A. Kegunaan Praktis Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi informasi yang bermanfaat bagi komunitas HFB, untuk mengetahui keadaan faktor eksternal dan internal sehingga bisa diketahui faktor mana saja yang harus ditingkatkan dalam menentukan pengembangan komunitas HFB agar bisa bertahan dan terus berkembang, sehingga komunitas HFB bisa ikut berkontribusi dan bersinergi dengan pemerintah dalam hal karya dan kegiatan untuk mengembangkan Kota Bandung. B. Kegunaan Akademis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk lingkup bidang keilmuan manajemen strategi terutama dalam kajian faktor eksternal dan internal pada suatu objek penelitian, serta diharapkan bisa dijadikan sebagai pertimbangan dan referensi pada kegiatan penelitian dan karya ilmiah selanjutnya terkait kajian untuk mengetahui kondisi faktor eksternal dan faktor internal dari suatu objek penelitian. 11
12 1.6. Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran dan penjelasan mengenai penelitian agar mempermudah pembaca untuk memahami isi dari penelitian yang dilakukan, maka disusun sistematika penulisan berisi informasi-informasi mengenai materi dan pembahasan pada setiap bab. Adapun sistematika penulisan penelitian disusun sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan dan dipaparkan mengenai gambaran umum dari objek penelitian, latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, lingkup dari penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Pada bab ini dijelaskan tentang kajian pustaka mengenai teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan, serta literatur yang berkaitan dengan penelitian. Pada bab ini meliputi landasan teori, penelitian terdahulu dan kerangka pemikiran, serta lingkup penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini dijelaskan mengenai metode penelitian, pendekatan serta teknik-teknik yang digunakan dalam mengumpulkan, mengolah data dan menganalisis data sehingga bisa menjawab dan menganalisis permasalahan penelitian. 12
13 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dipaparkan tentang hasil dari penelitian dan pengolahan data beserta pembahasan secara sistematis sesuai dengan ruang lingkup penelitian dan sesuai dengan tujuan dari penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisi tentang kesimpulan serta saran atas hasil dari penelitian, baik itu saran untuk komunitas yang diteliti maupun saran untuk penelitian selanjutnya. 13
BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Komunitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Gambaran Umum Komunitas Komunitas Motor Box Bandung atau dapat disingkat sebagai KOMBO Bandung adalah suatu komunitas otomotif dimana anggotanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pusat Seni Fotografi Semarang. Ilham Abi Pradiptha Andreas Feininger, Photographer,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keinginan seseorang untuk bercerita tentang suatu pengalaman ekspresi diri, peristiwa yang aktual, nostalgia, menjadikan foto sebagai media yang akurat untuk mengungkapkan
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1. PENDAHULUAN Pada Bab ini akan dibahas mengenai pendahuluan yang meliputi Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Pembahasan, Ruang Lingkup Kajian sampai Sistematika Penyajian Tugas akhir ini. 1.1
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, dunia fotografi pun terus mengalami perkembangan yang luar biasa dari waktu ke waktu. Dewasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan dapat terekam dan terus terkenang. Di era kemajuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini Indonesia sedang menghadapi era globalisasi serta perkembangan teknologi yang semakin cepat. Indonesia harus mempersiapkan diri dan mampu terjun dalam
Lebih terperinciW, 2015 #INSTAMOMENT KARYA CIPTA FOTOGRAFI MENGGUNAKAN MEDIA SMARTPHONE ANDROID DENGAN APLIKASI INSTAGRAM
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Keberadaan fitur kamera dan kualitas kamera yang semakin baik pada ponsel memberikan kemudahan bagi setiap orang untuk mengabadikan setiap momen atau kejadian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak terbatas hanya kamera Digital Single Lens Reflect (DSLR) tetapi terdapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia fotografi sudah merambahi berbagai tingkatan masyarakat baik dari dewasa hingga anak anak. Kamera yang digunakan untuk mengambil gambar tidak terbatas hanya kamera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Dalam dunia seni khususnya dunia fotografi, seni seolah memiliki sudut pandang lain, yang memiliki daya cipta yang mampu menghipnotis siapapun yang melihatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fenomena yang ada di sekitar kita tidaklah sesusah zaman dahulu. Hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman sekarang ini mengabadikan sebuah momen atau fenomena yang ada di sekitar kita tidaklah sesusah zaman dahulu. Hal tersebut juga sudah umum dilakukan oleh semua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Rekreasi dan hiburan merupakan aktivitas yang positif dan merupakan suatu kegiatan yang bisa menyegarkan tubuh dan pikiran, untuk bisa memulihkan semangat bagi tiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, penataan ruang kota bertujuan untuk menciptakan ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.
Lebih terperinciHotlens RE UNIITED PAMERAN AKBAR. Proposal. Fotografi Club/
Hotlens Fotografi Club/ PAMERAN AKBAR RE UNIITED Proposal Hotlens Fotografi Club/ LATAR BELAKANG Pameran adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menyampaikan suatu pesan dalam bentuk foto kepada masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi kreatif atau industri kreatif. Perkembangan industri kreatif menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1990-an, dimulailah era baru ekonomi dunia yang mengintensifkan informasi dan kreativitas, era tersebut populer dengan sebutan ekonomi kreatif atau industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian KYMCO atau Kwang Yang Motor Co, Ltd adalah perusahaan Taiwan yang memproduksi skuter, sepeda motor, dan ATV untuk didistribusikan ke seluruh dunia.
Lebih terperinciGambar Logo Forum Hijau Bandung
Kota Bandung memiliki potensi menjadi kota lestari, kota yang dibangun oleh manusia kota yang berinisiatif dan bekerja sama dalam melakukan perubahan dan gerakan bersama. Kota lestari dibangun dengan menjaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai garis besar Tugas Akhir yang meliputi Latar Belakang, Tujuan Pembuatan, Rumusan dan Batasan Permasala han, Metodologi Pembuatan Tugas Akhir, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan Tokopedia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan Tokopedia Tokopedia adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang e-commerce yang memungkinkan setiap pebisnis di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nur Muladica Gedung Fotografi di kota Semarang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak zaman dahulu manusia berusaha mendokumentasikan sebuah peristiwa. Terlihat dengan adanya gambar-gambar pada dinding gua, kulit kayu, kulit binatang, relief, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fotografi merupakan seni yang mempunyai banyak sekali peminat dari berbagai lapisan masyarakat. Dunia fotografi semakin berkembang dengan semakin banyaknya alat untuk
Lebih terperinciDESAIN dan INPLEMENTASI WEB UNTUK TUTORIAL dan KOMPETISI FOTOGRAFI DENGAN FITUR SMS GATEWAY (Studi Kasus : Komunitas Fotografi D Best Photography )
DESAIN dan INPLEMENTASI WEB UNTUK TUTORIAL dan KOMPETISI FOTOGRAFI DENGAN FITUR SMS GATEWAY (Studi Kasus : Komunitas Fotografi D Best Photography ) SKRIPSI Disusun Oleh : RERE REZA LUFIA NPM. 0934010152
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangang fotografi sangat dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah fotografer,
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Perkembangang fotografi sangat dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah fotografer, klub fotografi dan semakin maju teknologi fotografi baik peralatan maupun perlengkapannya
Lebih terperinciBAB V. dan dilaksanakan, maka dapatlah ditarik beberapa kesimpulan. Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
79 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian atau penjelasan dalam penyajian data dan analisis data yang telah dilakukan peneliti sesuai dengan langkah-langkah yang dituntut dan dilaksanakan, maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Foto pada umumnya identik dengan kegiatan yang berkaitan dengan pengabadian suatu momen penting. Melalui media foto, kegiatan atau aktivitas akan menjadi lebih bermakna,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggunaan kamera DSLR (Digital Single Lens Reflect) telah menjadi hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan kamera DSLR (Digital Single Lens Reflect) telah menjadi hal baru bagi masyarakat Indonesia. Kamera DSLR yang pada awalnya lebih banyak dimiliki oleh para
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan pecinta fotografi di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat signifikan karena perkembangan fotografi mengalami banyak perubahan fungsi. Awalnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya atau kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat, bahwa segala sesuatu
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Pembukaan Pekan Raya Jakarta Ke-45, Jakarta, 14 Juni 2012 Kamis, 14 Juni 2012
Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pekan Raya Jakarta Ke-45, Jakarta, 14 Juni 2012 Kamis, 14 Juni 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PEMBUKAAN PEKAN RAYA JAKARTA DI JIEXPO KEMAYORAN,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi
Lebih terperinci2015 KREATIVITAS BERKARYA FOTOGRAFI KOMUNITAS LUBANG JARUM INDONESIA DI KABUPATEN SUBANG
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna diantara makhluk ciptaan Allah SWT lainnya karena manusia pada umumnya diberi kelebihan berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepentingan diantara pihak yang bersangkutan. Perumusan hubungan kerjasama ini diawali
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya suatu kerjasama ini berawal dari suatu perbedaan atau ketidaksamaan kepentingan diantara pihak yang bersangkutan. Perumusan hubungan kerjasama ini diawali
Lebih terperinciTEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB XXV MERENCANAKAN KEGIATAN USAHA PENGOLAHAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bike Trial merupakan olahraga keterampilan sepeda, termasuk salah satu olahraga sepeda ekstrim. Fokus gerakan dari sepeda trial adalah manajemen balance dan power.
Lebih terperinciINSTAGRAM CAROUSEL, FITUR TERBARU DARI INSTAGRAM
INSTAGRAM CAROUSEL, FITUR TERBARU DARI INSTAGRAM Eka Indriani eka.indriani@raharja.info :: http://ilmuti.org/author/ekaindriani/ Abstrak Pada artikel pertama mengenai Sejarah dan Perkembangan Instagram,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia pasti membutuhkan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari. Tidak menutup kemungkinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakarat Indonesia. Terlebih kamera aksi ini banyak dimiliki oleh kalangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Belakangan ini fenomena digital mengalami perkembangan yang cukup pesat. Kemudahan dalam penggunaannya menjadi kelebihan digital dibandingkan pendahulunya yaitu analog.
Lebih terperinciGARIS BESAR HALUAN PROGRAM KELUARGA MAHASISWA ITB Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung
GARIS BESAR HALUAN PROGRAM KELUARGA MAHASISWA ITB 2012-2013 Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung 2012-2013 2012 K O N G R E S K E L U A R G A M A H A S I S W A I T B 2 0 1 2-2 0 1 3 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciPENCIPTAAN SERAGAM BATIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Batik merupakan salah satu warisan leluhur Indonesia yang telah dikenal secara luas oleh masyarakat Indonesia, tetapi banyak masyarakat yang belum mengerti
Lebih terperinci2014 SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Pesatnya perkembangan dunia fotografi menjadikan sebuah bidang yang sangat luas dengan aspek-apek kehidupan didalmnya. Kebutuhan manusia akan dunia fotografi
Lebih terperinciGaleri Fotografi Pelukis Cahaya yang Berlanggam Modern Kontemporer dengan Sentuhan Budaya Lombok. Ni Made Dristianti Megarini
Galeri Fotografi Pelukis Cahaya yang Berlanggam Modern Kontemporer dengan Sentuhan Budaya Lombok Ni Made Dristianti Megarini 3407100128 Potensi perkembangan kreatifitas dan seni Lombok sangat pesat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah anggota komunitas Naked Wolves Indonesia. No. Komunitas Jumlah Anggota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Komunitas Naked Wolves Indonesia Komunitas Naked Wolves Indonesia merupakan wadah bagi pengguna sepeda motor khusus untuk sepeda motor
Lebih terperinciAbdul Halim Muhammad Iqbal
ISEA (Indonesian Student Entrepreneurship Award) merupakan sebuah kompetisi bagi seluruh mahasiswa se-indonesia yang memiliki passion di bidang kewirausahaan. Kompetisi ini menjadi wadah untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebesaran, dan berbagai hal yang indah disekitarnya (Bachtiar, 2008 : 38). perkembangan teknologi yang semakin modern.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Foto adalah salah satu kegiatan yang banyak digemari orang. Dengan foto, kita dapat mengabadikan moment atau peristiwa tertentu yang tidak dapat dilihat ulang oleh
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Literatur Data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini berasal dari berbagai sumber, yaitu : 2.1.1 Hardcopy Buku The Working Camera Buku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rahmat Hidayat, 2015 Origami Maya Hirai Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni pada dasarnya adalah suatu bahasa komunikasi yang disampaikan melalui suatu media. Seniman sebagai sumber komunikasi, sedangkan karya seni sebagai media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang perlu dipelajari, baik secara formal maupun nonformal/otodidak), benda angkasa. Penemuan lain, ilmu informasi dan komunikasi,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Fotografi merupakan teknologi dan bidang ilmu yang sedang berkembang. Keberadaan ilmu fotografi untuk mensupport bidang ilmu yang membutuhkan prinsip fotografi maupun
Lebih terperinciANGGARAN DASAR INDONESIAN RAILWAY PRESERVATION SOCIETY
ANGGARAN DASAR INDONESIAN RAILWAY PRESERVATION SOCIETY Yang dimaksud dengan: 1. Indonesian Railway Preservation Society (atau disingkat IRPS) adalah organisasi yang dibentuk berdasarkan hobi dan kecintaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini tempat makan dapat dijumpai di berbagai tempat, khususnya perkotaan. Tempat makan dan gaya hidup zaman sekarang sudah tidak bisa lepas dari kehidupan
Lebih terperinci1.1 Tinjauan Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Penelitian 1.1.1 Sekilas Saung IT Saung IT (Information Technology) adalah sebuah komunitas non profit yang terdiri dari orang orang muda untuk mengembangkan ketrampilan
Lebih terperinciRencana Strategis Organisasi Penelitian Studi Internasional Malang (OPSIM)
Rencana Strategis Organisasi Penelitian Studi Internasional Malang (OPSIM) Shafira Rizki Aulia 145120400111048 A. ORIENTASI ORGANISASI 1. Identifikasi organisasi a. Citra diri: OPSIM adalah sebuah organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan Sejarah merupakan hal penting yang harus dipelajari turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Lewat sejarah generasi muda belajar untuk mengenal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi yang berkembang pesat dibanding beberapa tahun lalu.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem Informasi dianggap memiliki peran yang amat sangat penting di dalam sumber daya manusia yang berkualitas. Dan pada saat ini kita hidup di era teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan dari pendidikan Nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, tertulis dalam Pembukaan UUD 1945 Republik Indonesia, salah satunya adalah dengan sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gambar melalui cahaya pada film atau permukaan yang dipekakan. 2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia fotografi telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan manusia di seluruh dunia. Bahkan, dapat berhadapan dengan ratusan hasil fotografi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini fotografi sudah jauh berkembang, dari mulai era kamera obscura, kamera analog hingga kamera digital. Kini foto tidak hanya bisa dihasilkan lewat alat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini unsur-unsur budaya asing seperti pola pergaulan, product brand, serta pola hedonis mulai berkembang. Tindakan yang berhubungan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Penduduk di Kota Bandung Tahun
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kota Bandung merupakan kota metropolitan yang merupakan pusat bisnis, wisata dan perekonomian khususnya di Jawa Barat. Julukan sebagai Kota Kembang juga dimiliki oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlihat seiring dengan era keterbukaan informasi publik saat ini. Tetapi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berbagai perusahaan atau instansi, baik swasta maupun negeri yang bergerak pada berbagai bidang mulai memperhatikan arti penting peranan Humas seiring dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensial bagi kesejahteraan masyarakat ekonomi, sosial dan lingkungan hidup.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hutan bakau merupakan salah satu ekosistem lautan dan pesisir yang sangat potensial bagi kesejahteraan masyarakat ekonomi, sosial dan lingkungan hidup. Dibeberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. biasa disebut dengan media massa. Pesatnya perkembangan industri media
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media komunikasi yang dapat mencangkup banyak penerima pesan biasa disebut dengan media massa. Pesatnya perkembangan industri media yang didukung dengan majunya teknologi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lain. Manusia tidak dapat sebagai makhluk sosial membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dengan manusia lain. Manusia tidak dapat sebagai makhluk sosial membutuhkan manusia dalam upaya
Lebih terperinci2017, No Peraturan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Ekonomi Kreatif (Berita Negara R
No.1015, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BEKRAF. Pemasaran Produk Ekonomi Kreatif Nasional. PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEMASARAN PRODUK EKONOMI KREATIF NASIONAL
Lebih terperincinegeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan politik di Indonesia saat ini adalah kurangnya kesadaran politik dalam masyarakat khususnya generasi pemuda untuk terlibat dalam partisipasi politik. Tuntutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mode atau fashion merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sejak zaman dahulu. Kebutuhan akan dunia mode atau fashion termasuk dalam
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. smartphone Android. Variabel-variabel yang diuji di antaranya harga, nama
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Penelitian ini menguji pengaruh eksternal terhadap keputusan pembelian smartphone Android. Variabel-variabel yang diuji di antaranya harga, nama merek, pengaruh sosial,
Lebih terperinciPANDUAN PENGANUGRAHAN KREATIVITAS DAN INOVASI MASYARAKAT (KRENOVA) KOTA PEKALONGAN TAHUN 2017
PANDUAN PENGANUGRAHAN KREATIVITAS DAN INOVASI MASYARAKAT (KRENOVA) KOTA PEKALONGAN TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH KOTA PEKALONGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Produsen smartphone dunia saat ini tengah berlomba-lomba menciptakan inovasi pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produsen smartphone dunia saat ini tengah berlomba-lomba menciptakan inovasi pada produk mereka. Banyak perusahaan global seperti Apple, Samsung, Blackberry, Asus dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berbagai jaringan komunitas menjadi kian mudah tanpa harus terhalang tempat dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, pembentukkan berbagai jaringan komunitas menjadi kian mudah tanpa harus terhalang tempat dan waktu. Kecanggihan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, semakin berkembang pesat pula persaingan bisnis antar produsen-produsen global ternama. Persaingan bisnis seperti ini berlaku juga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini pemerintah daerah memiliki kewenangan penuh untuk mengatur dan mengelola pembangunan di daerah tanpa adanya kendala struktural yang berhubungan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tepat untuk memudahkan dalam pencariannya. pada PT PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Surabaya Selatan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan membutuhkan cara praktis dalam mengelola dokumen. Dokumen yang dimaksud adalah bermacam-macam bentuk surat seperti surat perjanjian, surat kuasa,
Lebih terperinciandalas civil engineering term of reference photography competition himpunan mahasiswa teknik sipil fakultas teknik universitas andalas
andalas civil engineering term of reference himpunan mahasiswa teknik sipil fakultas teknik universitas andalas a. tema Infrastruktur Dalam Negeri b. peserta Persyaratan Peserta: - Warga Negara Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Fruitea Holic Sumber: Data Internal Fruitea Holic
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kafe Fruitea Holic adalah suatu usaha di bidang kuliner yang berdiri pada tanggal 19 juli 2015. Pendirinya adalah Bayu Pandhu Prabowo. Kafe Fruitea
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini terlihat bahwa banyak budaya lokal warisan para leluhur semakin terpinggirkan oleh karena berbagai kemajuan teknologi yang tak mampu dibendung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Gambaran Umum Lazada Berikut ini adalah logo dari lazada :
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian dalam karya tulis ini merupakan perusahaan online shop yang menawarkan berbagai jenis produk. Sebagian besar website online shop yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjabarkan pendahuluan penelitian. Pendahuluan berisi latar
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjabarkan pendahuluan penelitian. Pendahuluan berisi latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitan, tujuan penelitian, lingkup penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
Lebih terperinciLOMBA FOTOGRAFI BANK JATIM
LOMBA FOTOGRAFI BANK JATIM LATAR BELAKANG Seiring perkembangannya yang telah menjadi perusahaan Go Public, maka sudah seharusnya PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) untuk terus menjaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kota Baru Parahyangan merupakan sebuah kota mandiri yang berada di kabupaten Bandung Barat. Luas Kota Baru Parahyangan mencapai 1000 hektar tanah dengan jumlah penduduk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang menjadi salah satu anggota dari ASEAN, para pemimpin ASEAN setuju dengan peraturan baru yang disahkan pada akhir desember 2015
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Akibat terbukanya perdagangan bebas di tahun 2003, persaingan bisnis makin meningkat tajam baik pada pasar domestik ( nasional ) maupun global ( internasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini perkembangan teknologi di dunia mengalami kemajuan yang begitu pesat. Dari perkembangan teknologi yang sangat pesat ini telah memberikan perubahan yang luar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1-1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jawa Barat dikenal sebagai Kota Parahyangan/Tatar Sunda, yang berarti tempat para Rahyang/Hyang bersemayam. Menurut cerita cerita masyarakat kuno, Tatar Parahyangan
Lebih terperinciTERM OF REFERENCE (TOR) PROGRAM BUMN MENGAJAR (BM) 2016
TERM OF REFERENCE (TOR) PROGRAM BUMN MENGAJAR (BM) 2016 LATAR BELAKANG Pasang surut gelombang perubahan dunia, menjadi tantangan bangsa ke depan, untuk terus memajukan peradaban bangsa, namun sekaligus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. JUDUL Judul Studio Tugas Akhir yang di ambil adalah Bandung Photography Center
BAB I PENDAHULUAN 1.1. JUDUL Judul Studio Tugas Akhir yang di ambil adalah Bandung Photography Center 1.2. LATAR BELAKANG Di Indonesia, perkembangan fotografi tampak dengan semakin banyaknya jumlah penggemar
Lebih terperinciBAB III KAJIAN LAPANGAN
BAB III KAJIAN LAPANGAN 1. A. Tinjauan Umum Kota Yogyakarta berkedudukan sebagai ibukota Propinsi DIY dan merupakan satu-satunya daerah tingkat II yang berstatus Kota di samping 4 daerah tingkat II lainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Fotografi merupakan bagian dari seni sebagai salah satu hasil karya cipta
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fotografi merupakan bagian dari seni sebagai salah satu hasil karya cipta manusia. Sejarah fotografi telah melalui sebuah perjalanan yang cukup panjang. Prinsip kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gadget adalah suatu peranti atau instrumen yang memiliki tujuan dan fungsi praktis yang secara spesifik dirancang lebih canggih dibandingkan dengan teknologi
Lebih terperinciYSH. KOMANDAN BATALYON 614 RAJA PANDITA; YSH. KOMANDAN SATUAN TUGAS PERBATASAN/ YONIF 527; YSH. KETUA TIM PENGGERAK PKK KABUPATEN MALINAU BESERTA
SAMBUTAN BUPATI MALINAU PADA ACARA PEMBUKAAN TURNAMEN FUTSAL SUPER LEAGUE SMA NEGERI 8 UNGGULAN MALINAU SEKALIGUS SOSIALISASI HIV/AIDS DAN NARKOBA OLEH KPA DAN BNK KABUPATEN MALINAU JUM AT, 05 FEBRUARI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan fotografi tampak dengan semakin banyaknya jumlah penggemar fotografi, tumbuhnya klub-klub fotografi, serta semakin banyaknya digunakan media fotografi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdiri sendiri, banyak pihak yang dapat mempengaruhi kegiatan perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebuah perusahaan dalam melaksanakan kepentingannya tidak bisa berdiri sendiri, banyak pihak yang dapat mempengaruhi kegiatan perusahaan. Pihak-pihak yang berkaitan
Lebih terperinciBAB I RINGKASAN EKSEKUTIF
BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF 1.1 Deskripsi Konsep Bisnis Kreatif Event Organizer merupakan pengembangan corporate brand dari beberapa jasa event organizer yang pernah kami buat diantaranya itdistribution
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO
WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG KEGIATAN PAGI DI JALAN PANGLIMA SUDIRMAN MORNING ON PANGLIMA SUDIRMAN STREET (MPS2) WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang
Lebih terperinci2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang di Jawa Barat memiliki jenis yang beragam. Keanekaragaman jenis kesenian tradisional itu dalam perkembangannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Olahraga di Indonesia mulai berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Olahraga bermanfaat bagi kesehatan jasmani maupun rohani manusia. Saat ini masyarakat
Lebih terperinciPANDUAN LOMBA PENCIPTAAN SOFTWARE APLIKASI INTERAKTIF 2012 MENINGKATKAN KREATIVITAS MAHASISWA DIY MELALUI PENGEMBANGAN APLIKASI PEMBELAJARAN BERBASIS
PANDUAN LOMBA PENCIPTAAN SOFTWARE APLIKASI INTERAKTIF 2012 MENINGKATKAN KREATIVITAS MAHASISWA DIY MELALUI PENGEMBANGAN APLIKASI PEMBELAJARAN BERBASIS MOBILE KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL KOORDINASI PERGURUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya berasal dari bahasa sanskerta yaitu Buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi atau akal diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi
Lebih terperinci1-1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini memberikan penjelasan umum mengenai tugas akhir yang dikerjakan. Penjelasan tersebut meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan tugas akhir, lingkup tugas akhir,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dunia Asuransi terus berkembang dengan pesat pada saat ini di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia Asuransi terus berkembang dengan pesat pada saat ini di Indonesia khususnya di Jakarta. Asuransi merupakan kebutuhan bagi setiap orang. Terlepas apakah
Lebih terperinciANGGARAN DASAR MOBILIO INDONESIA
ANGGARAN DASAR MOBILIO INDONESIA BAB I NAMA, WAKTU, DAN KEDUDUKAN Pasal 1 Perkumpulan ini bernama MOBILIO INDONESIA, merupakan suatu wadah yang menghimpun semua pemilik, pengguna maupun pemerhati mobil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di era modern ini setiap wilayah sedang mengembangkan potensi budaya dan kesenian yang warisankan oleh genersi sebelumnya. Seni sendiri terbagi dalam bebepa jenis antara
Lebih terperinciWalikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat
Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat Menimbang PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KEPEMUDAAN, OLAHRAGA, KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA
Lebih terperinci