BAB III: DATA DAN ANALISA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III : DATA DAN ANALISA

Perancangan gedung rawat inap rumah sakit dengan pendekatan Green Architecture khususnya pada penghematan energi listrik. Penggunaan energi listrik me

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB I: PENDAHULUAN Latar belakang.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

BAB III: DATA DAN ANALISA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAKARTA SELATAN Arsitektur Tropis

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PERANCANGAN GEDUNG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN KELAS B SATELIT

DESAIN GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TIPE B JAKARTA SELATAN GREEN HOSPITAL

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR

Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Umum Daerah Jakarta Selatan BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA

DESAIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS B JAKARTA SELATAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB V KONSEP PERANCANGAN. konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

BAB IV: KONSEP Konsep Bentuk Massa Bangunan

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA

PENGEMBANGAN RS HARUM

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB IV KONSEP. Langkah-langkah untuk menerapkan Konsep Green Hospital, yaitu :

BAB IV ANALISA DATA. Gambar 4.1 Master Plan Lokasi Sumber : Google Maps

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN

BAB IV : KONSEP. Bagan 28.Konsep Alur Kegiatan m2 Penunjang m2 Rawat Jalan m2 Rawat Inap m2 Service. 780.

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA

BAB IV TINJAUAN WILAYAH JAKARTA SELATAN

International Fash on Institute di Jakarta

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah populasi manusia di Jakarta,

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang

KATA PENGANTAR. Surakarta, Desember Penulis

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

LINGKUNGAN DAN UKURAN JL. YOS SUDARSO SITUASI LOKASI SITE. 173,5 m. 180 m. 165 m. 173 m

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

TUGAS AKHIR PERANCANGAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN JATISAMPURNA - BEKASI

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012)

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL...

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB VI HASIL RANCANGAN.

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

IV KONDISI UMUM TAPAK

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III. DATA DAN ANALISA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode tersebut berisi tentang penjelasan atas fenomena-fenomena yang terjadi dan

Development Designfor Tanjung Batu Harbour towards Sea Tolls Concept

Pengembangan RS Harum

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB IV : KONSEP. Adapun prinsip-prinsip pendekatan arsitektur hijau adalah sebagai berikut:

2015 RUMAH SAKIT KHUSUS JANTUNG KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR DIAGRAM DAFTAR LAMPIRAN

BAB IV ANALISA TAPAK

arsitektur fakultas teknik sipil dan perencanaan

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada

BAB III METODE PERANCANGAN. proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi

Transkripsi:

BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 1.1.1. Data Fisik Letak Geografis Jakarta Selatan terletak pada 106 22 42 Bujur Timur (BT) s.d. 106 58 18 BT, dan 5 19 12 Lintang Selatan (LS). Luas Wilayah sesuai dengan Keputusan Gubernur KDKI Nomor 1815 tahun 1989 adalah 145,37 km2 atau 22,41% dari luas DKI Jakarta. Topografi Topografi Wilayah Jakarta Selatan pada umumnya dapat dikategorikan sebagai daerah perbukitan rendah dengan tingkat kemiringan 0,25%. Ketinggian tanah ratarata mencapai 5-50 meter di atas permukaan laut. Pada wilayah bagian selatan, banjir kanal relatif merupakan daerah perbukitan jika dibandingkan dengan wilayah bagian utara. Iklim Jakarta Selatan beriklim panas dengan suhu rata-rata pertahun 27 C dengan tingkat kelembapan berkisar antara 80-90%. Arah angin dipengaruhi angin Muson Barat terutama pada bulan Mei-Oktober. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 45

Data Tapak U Gambar 3. 1 Lokasi Tapak Google Maps Sumber : Google maps Pemilik, Jenis dan pelayanan Rumah Sakit o Pemilik : Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta o Nama Rumah Sakit : RS Jakarta Selatan o Kelas : B o Sasaran Pelayanan : Masyarakat DKI Jakarta dan sekitarnya Data Teknis o Lokasi Tanah adalah di Jalan TB simatupang / Jalan Harsono RM No.1. o Kelurahan : Ragunan o Kecamatan : Pasar Minggu Kota Administrasi : Jakarta Selatan Provinsi : DKI Jakarta o Luas Tanah : 25.087 m2 o Daerah Perencanaan (DP) : 21.211 m2 o Koefisien Dasar Bangunan dari DP : 20% o Koefisien Lantai Bangunan : 3 o Lapis Bangunan Maksimum : 24 lantai Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 46

Batas-batas Lahan o Utara : JL.TB.Simatupang o Selatan : BUPERTA Ragunan o Timur : UPT Balai Benih Induk o Barat : Kali, Permukiman Warga Kondisi existing : terdapat bangunan-bangunan yang akan dibongkar Elevasi tapak existing : berkontur, semakin menurun ke arah batas barat (kali). Bangunan o Jumlah Lantai Podium : 3 lantai o Jumlah Lantai Tower / Tipikal : 8 lantai o Jumlah Kebutuhan Tempat Tidur Rawat Inap : 432 tempat tidur Jumlah Tempat Tidur per Kamar : 4 tempat tidur ( standar ) Fasilitas parkir ( dapat diusulkan gedung parkir atau sebagian basement ) o Jumlah Kendaraan Roda 4 : 300 mobil o Jumlah Kendaraan Roda 2 : 500 motor Gedung Penunjang ( utilitas ) o GENSET o R.Pompa o R.Travo o STP o dll. yang diperlukan Fasilitas : o Masjid o Ruang Serbaguna o Ramp Darurat ( setiap lantai ). o Restaurant / FoodCourt / Kantin o ATM Center o Rental Space/retail o Ruang IT Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 47

1.1.2. Data Non Fisik Terlihat bahwa Wilayah Kota Adminstrasi Jakarta Selatan belum mempunyai RSUD sebagai pelayanan masyarakat dibidang kesehatan. Karakteristik Wilayah Kota Administrasi Jakarta selatan : Luas sekitar ± 145,73 km2 merupakan wilayah terluas kedua di Provinsi DKI Jakarta setelah Jakarta Timur. Jumlah penduduk sekitar yang sudah cukup padat yaitu sekitar ± 2.057.080 jiwa, merupakan jumlah penduduk terbanyak ketiga di Provinsi DKI Jakarta setelah Jakarta Timur dan Jakarta Barat, dan akan terus bertambah sejalan dengan pembangunan perumahan dan infrastruktur lainnya. Hal tersebut di atas merupakan pertimbangan awal bahwa Wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan perlu dibangun fasilitas kesehatan berupa Rumah Sakit Daerah, ditambah dengan pertimbangan-pertimbangan lain seperti: Kebutuhan masyarakat Wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan akan akses pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau untuk lapisan menengah bawah yang berjumlah sekitar ± 171.568 jiwa. Sudah terjadi overload pada Rumah Sakit milik Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta yang berdekatan dengan Wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan, seperti RSUD Pasar Rebo. Pemenuhan Rasio Fasilitas Kesehatan dan Populasi untuk melihat kecukupan sarana yang tersedia di masyarakat seperti rasio tempat tidur rumah sakit dan populasi dimana untuk Wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan yang berpenduduk sekitar ± 2. 057.080 jiwa menurut Rasio WHO 1 : 500 harus mempunyai 4.115 tempat tidur dimana saat ini dari rumah sakitrumah sakit yang ada di Wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan baru tersedia sekitar ± 3.250 tempat tidur sehingga masih dibutuhkan sekitar ± 865 tempat tidur. Wilayah Jakarta Selatan menempati hampir 21,8 % ( 4089 ) jumlah tempat tidur yang ada, Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 48

yang terbagi atas: 85% tempat tidur rumah sakit umum. 15% tempat tidur Rumah Sakit Khusus bersalin. Demikian pula gambaran distribusi tempat tidur rumah sakit dan rumah bersalin pada keempat wilayah yang rata- rata 72,7% adalah tempat tidur rumah sakit dan sisanya tempat tidur rumah bersalin ( tahun 2010 ). Tabel 1 Jumlah Pertumbuhan Tempat Tidur Pada Rumah Sakit Umum Daerah Di DKI Jakarta Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 49

3.2. Analisa Non Fisik 3.2.1. Analisa Penguna Bangunan Bangunan ini adalah bangunan rumah sakit umum daerah Jakarta Selatan sehingga pengguna bangunan terdiri dari beberapa jenis yaitu: 1. Perugas/karyawan rumah sakiit : petugas/karyawan rumah sakit adalah setiap orang yang bekerja di rumah sakit. Berdasarkan fungsinya petugas dibagi menjadi : a. Direksi/karyawan b. Petugas medis c. Petugas non medis 2. Pasien : pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung maupun tidak langsung di rumah sakit serta mendapatkan perawatan di rumah sakit. 3. Pengunjung / keluarga pasien : adalah setiap orang yang datang ke rumah sakit hanya untuk berkunjung dalam waktu singkat atau menemani keluarganya saat mendapat pelayanan kesehatan dari rumah sakit. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 50

3.2.2. Analisa aktifitas pengguna dalam bangunan 1. Pasien Bagan 1 Aktifitas Pasien DATANG ENTRANCE MEMARKIR KENDARAAN /DENGAN KENDARAAN UMUM PARKIR IGD MEMASUKI R. IGD DITANGANI PETUGAS PENGURUSAN ADMINISTRASI PULANG ENTRANCE IGD ENTRANCE IGD R.PENDAFTARAN DAN KASIR RAWAT MEMASUKI BAGIAN PENDAFTARAN RAWAT PERAWATAN PULANG INAP HALL/LOBBI R.PENDAFTARAN R.RAWAT INAP RAWAT JALAN MEMASUKI BAGIAN PENDAFTARAN PELAYANAN Dr PEMBAYARAN PULA NG HALL/LOBBI R.PENDAFTARAN R.POLI MASING-MASING KASIR PEMBELIAN OBAT R.FARMASI Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 51

2. Petugas dan karyawan rumah sakit Bagan 2 Petugas Aktifitas DATANG MEMARKIR KENDARAAN MEMASUKI BAGIAN BEKERJA PULANG ENTRANCE PARKIR HALL/LOBBY R.KERJA MASING 2 3. Pengunjung Bagan 3 Pengunjung Aktifitas DATANG MEMARKIR KENDARAAN MEMASUKI BAGIAN YANG DITUJU PULANG ENTRANCE PARKIR HALL/LOBBY, R. INAP, R. ADMIN, DLL Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 52

3.3. Analisa Fisik 3.3.1. Ruang dan Bangunan Sekitar Jalan utama di depan tapak Pusat penangkaran Halte busway Peumahan warga samping U Peumahan warga samping Universitas Nasional Bumi Perkemahan Ragunan Departement Pertanian Gambar 3. 2 Ruang dan Bangunan Sekitar Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 53

Potensi Bangunan tinggi sekitar tapak menjadi daya tarik untuk dilihat orang, sehingga rancangan rumah sakit ini dapat menjadi perhatian orang yang melintas di jalan utama karena rancangan rumah sakit ini memiliki ketingian diatas 4 lantai. Pembuatan RSUD ini dapat menjadi main gate dari kawasan Ragunan karena di sisi sebelah timur ( gedung kementrian pertanian ) sudah ada bangunan high rise lainnya sehingga bangunan RSUD ini dapat menjadi gerbang kawasan Ragunan. Terbentuknya skyline dari kawsan tersebut dari ketinggian bangunan tersebut Permasalahan Ketinggian bangunan pada kawsan tersebut tidak beraturan. Tidak teraturnya garis horizon atau skyline dari kawasan tersebut. Tata guna lahan pada kawsan tersebut tidak tertata dengan baik. Solusi Mengatur tata guna lahan pada kawsan tersebut agar beraturan dan memiliki irama. Pembuatan bangunan yang setara dengan ketinggian highrise lainnya dan di atur sehingga memiliki sky line kawasan tersebut. Kementrian pertanian RSUD Penangkaran bibit ragunan Perumahan warga Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 54

Gambar 3. 3 Skyline Kawasan 3.3.2. View Tapak Luar dan Dalam VIEW LUAR TAPAK U VIEW DALAM TAPAK Gambar 3. 4 View Tapak Luar dan Dalam Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 55

Potensi View keluar tapak merupakan potensi karena di depan tapak merupakan jalan utama yang dilalui banyak orang yang sering melihat ke arah tapak. Pembuatan bangunan fasilitas umum yang fungsional dan estetis sehingga banyak orang yang berobat ke RSUD ini karena dari bentuk bangunannya dan dari pelayanananya. Permasalahan Pada jam kerja di depan tapak merupakan salah satu jalan yang sangat macet sekali. Solusi Penataan ruang luar pada tapak sehingga tapak tertata rapih dan mempunyai view yang baik. Mengatur zoning dalam tapak sehingga tapak teratur dan mempunyai view ke dalam tapak yang baik. 3.3.3. Orientasi Matahari U Gambar 3. 5 Orientasi Matahari Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 56

Potensi Cahaya matahari yang masuk ke dalam site dapat diolah sebagai sumber cahaya alami. Mengolah cahaya matahari di bagian barat karena sangat panas. Mengolah cahaya matahari di bagian timur yang merupakan sumber cahaya yang sehat. Pengolahan cahaya matahari dapat di gunakan sebagai salah satu faktor untuk penyembuhan pasien. Permaslahan Bangunan yang menghadap ke barat harus di beri buffer berupa vegetasi dan sebagainya agar tidak terlalu panas. Bagian barat harus mendapat perhatian khusus terutama di segi penghawaannya. Solusi Sisi bangunan sebelah barat dapat diolah agar mendapat penghawaan yang baik agar tidak terlalu panas dengan sun screen atau solar shading agar bangunan dapat menghasilkan energi. Penggunaan material yang dapat menghemat energi terutama untuk menghemat pencahayaan dan memasukan cahaya alami ke dalam bangunan. Membuat banyak bukaan untuk memasukan cahaya alami ke dalam bangunan agar dapat mengehemat cahaya lampu. Gambar 3. 6 Solar Shading Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 57

3.3.4. Arah Angin U Gambar 3. 7 Arah Angin Potensi Udara yang masuk ke dalam site daat diolah sebagai sumber penghawaan ke dalam bangunan agar tidak terlalu panas. Udara yang masuk harus ditangkap atau diolah terlebih dahulu agar masuk ke dalam tapak. Permasalahan Udara yang masuk ke tapak sangat sedikit karena perbatasan tapak terdapat perumahan dan bangunan lain yang mengapit tapak. Udara yang masuk ke dalam tapak lebih di dominasi dari arah jalan raya utama. Solusi Udara atau angin yang masuk langsung ditangkap oleh bangunan karena letaknya yang di depan dengan cara pembuatan ventilasi silang agar udara mengalir lambat di dalam bangunan dan akan membuat sejuk di dalam bangunan. Pembuatan banyak ventilasi pada bangunan ini sebagai salah satu untuk membuat bangunan tidak terlalu panas karena radiasi matahari. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 58

Gambar 3. 8 Ventilasi Silang 3.3.5. Kebisingan Gambar 3. 9 Sumber Kebisingan U Gambar 3. 10 Kebisingan Permasalahan Intensitas kendaraan yang melalui jalur utama menimbulkan kebisingan yang sangat tinggi terutama di jam kerja dan jam pulang kerja. Kebisingan juga karena di depan tapak ada jalan tol yang berisik karena kecepatan kendaraan yang tinggi. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 59

Solusi Memberikan buffer pada kawasan yang mendapatkan kebisingan tertinggi. Penzoningan yang tepat. Area public harus berada di tempat yang mendapatkan kebisingan tertinggi. Membuat lanskap pada area yang terdaat kebisingan tertinggi untuk mengatasi kebisingan tersebut. Pemilihan bahan meterial yang dapat meredam kebisingan atau membuat dinding akustik agar suara bising tersebut sedikit berkurang. 3.4. Konsep Zoning Pembagian zoning pada RSUD ini yang akan dirancang nantinya akan dibagi menjadi 2 yaitu : zoning berdasarkan atas penyakit infeksi, menular berbahaya dan area non infeksi. Pembagian menurut jenis pelayanananya yaitu akses umum pasien dan pengunjung dan area khusus staf dan karyawan. Selain itu peletakan zoning dan massa bangunan di perhitungkan atas permasalahan dari analisa tapak seperti: Orientasi matahari Arah angin Akses utama menuju tapak View Kebisingan, dll Sehingga tercapainya rancangan desain rumah sakit RSUD yang dapat mengatasi persoalan atas analisa tapak dan tercapainya tujuan dari rancangan yang medasari persoalan latar belakang yang bertema Healing environment. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 60