IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum penelitian ini dilakukan, langkah yang harus dilakukan adalah

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Menurut Sukardi (2003 : 93), metode penelitian adalah cara yang dilakukan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sukardi (2003:93), metode penelitian adalah cara yang dilakukan

I. PENDAHULUAN. teratur. Senam biasa digunakan orang untuk rekreasi, relaksasi atau

I. METODOLOGI PENELITIAN. kelas, (Classroom Action Research). Jenis penelitian ini mampu menawarkan

III. METODE PENELITIAN. penelitian terhadap subyek yang akan diteliti. guru di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada

III. METODE PENELITIAN. Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini menggunakan metode tindak

BAB III METODE PENELITIAN. kedua, dan seterusnya sistem spiral yang saling terkait perlu diperhatikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Telaga Biru, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

1. PENDAHULUAN. Lompat kangkang merupakan unsur keterampilan gerak manipulatif karena,

METODE PENELITIAN. Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode, karena metode

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP

I. PENDAHULUAN. Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena

III. METODE PENELITIAN. dilaksanakan pada siswa kelas VI SDN 1 Wates Kecamatan Gadingrejo

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah

I. PENDAHULUAN. jasmani di mana di dalam pelaksanaannya banyak menggunakan fisik atau

III. METODE PENELITIAN. penelitian suatu subyek akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan jasmani (Penjas). Merupakan mata pelajaran yang diajarkan di setiap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

III. METODOLOGI PENELITIAN. kelas, (Class Room Action research). Jenis penelitian ini mampu

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindak kelas ( PTK )karena

III. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan Februari 2011 sampai

54

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA MATERI AJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM SEPAK BOLA. Untung

PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI


BAB I PENDAHULUAN. banyak dirasakan orang tentang manfaatnya. Oleh karena itu kita perlu

I. METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini menggunakan metode

III. METODOLOGI PENELITIAN. karena metode merupakan faktor yang penting dalam menentukan

3. 20% 0% % Sumber data : SDN Inpres Pelambane T.P Rubrik Pengamatan 1

III. METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian tindakan (kaji tindak) yang akan dilaksanakan

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan pada siswa kelas VII MTs

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dedi Asmajaya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di VI SDN 2 Lawonu

TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH MELALUI MEDIA ALAT PERAGA KOTAK DI SDN 15 BELITANG UBAH ARTIKEL ILMIAH

III. METODOLOGI PENELITIAN. (Classroom Action Research). Menurut Suhardjomo (2007: 58) Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV A SD Negeri 5

III. METODE PEMBELAJARAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. tindak kelas (Clas room action research) CAR. Dari namanya sudah

I. METODOLOGI PENELITIAN. meningkatkan atau mengefektifkan proses belajar mengajar dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. yang layak untuk melakukan PTK adalah guru di kelasnya sendiri. Lebih rinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus. Siklus 1 dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(Skripsi) Oleh : ERLIYANTO

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga aktifitas dan hasil belajar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini menggunakan metode

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Diterapkanya pendidikan dasar Sembilan tahun berdasarkan UU Nomor 2

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis, maka dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur dan Hasil Penelitian. bahwa kondisi lingkungan sekolah baik dan bersih, bentuk gedung SD Negeri 01

KUSNAN. Pendahuluan. Abstrak:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan rumusan masalah, peneliti ini menggunakan metode tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Pra Tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. penyelidikan atau mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan

Gambar 1. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus.

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

III. METODE PENELITIAN. (classroom action research) yang mampu menawarkan cara baru untuk

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Angket Penelitian. Indetitas Responden : Nama : Instansi Sekolah : Alamat Sekolah :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Sujiono, dkk (2008) memaparkan bahwa motorik kasar terbentuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) class action research sebagai cara untuk

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitianyang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data

III. METODOLOGI PENELITIAN. kaji tindak dengan menggunakan pedoman penelitian tindakan kelas (Clas room action

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. 196 Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota Bandar Lampung tahun pelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (Bola Voly)

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang di anut dalam. pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang didapat selanjutnya diolah dan digambarkan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut adalah melalui pendidikan jasmani (Penjas). Pendidikan Jasmani

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN HAKEKAT LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE. straddle.(farida Mulyaningsih dkk, 2010:64)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

OLEH : M. ZULKIFLI RAF

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan. perkembangan gerak terutama dalam membangun pengalaman gerak anak.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian terhadap subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan, yaitu suatu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

Oleh : Burhanah Farida SD Negeri 4 Tanggung ABSTRAK

PENGEMBANGAN MODEL PEMBINAAN PROFESIONALISASI GURU PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH DASAR MELALUI LESSON STUDY BERBASIS KELOMPOK KERJA GURU

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

Transkripsi:

50 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Sebelum penelitian ini dilakukan, langkah yang harus dilakukan adalah melakukan tes awal. Tes awal berguna untuk mengetahui tindakan yang harus dilakukan pada setiap siklus. Selain itu juga untuk mengetahui peningkatan hasil belajar setelah dilaksanakan pembelajaran pada siklus-siklus selanjutnya. Dari hasil pelaksanaan PTK, maka rekapitulasi data tes pembelajaran keterampilan lompat harimau setiap siklus dapat dilihat pada tabulasi sebagai berikut : 1. Analisis Prosentase Hasil PTK Pembelajaran Lompat Harimau Data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian di analisis guna mengetahui prosetase hasil PTK pembelajaran keterampilan lompat harimau. Deskripsi hasil penelitian dimaksud untuk memperoleh gambaran tentang data yang meliputi nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata serta prosentase dari masing-masing siklus. Berikut data lengkap hasil PTK.

51 Tabel 3. Hasil PTK Pembelajaran Lompat Harimau dengan Menggunakan Modifikasi Alat Bantu Pada Setiap Siklus dengan Alat Bantu Kayu, Kardus dan Tali Karet Pada siswa kelas VIII F SMP Negeri 6 Bandar Lampung Berdasarkan rata-rata kelas Ketuntasan Belajar Siklus Nilai Tertinggi Nilai Terendah Χ RK RK Jumlah KB KB Jumlah F % F % N % F % F % N % Tes Awal 60 20 39 24 67 12 33 36 100 0 0 36 100 36 100 Pertama 70 30 56 19 53 17 47 36 100 7 19 29 81 36 100 Kedua 80 40 65 16 44 20 56 36 100 16 44 20 56 36 100 Ketiga 90 50 74 18 50 18 50 36 100 31 86 5 14 36 100 Keterangan : RK = Rerata Kelas KB = Ketuntasan Belajar Χ = Rerata Bedasarkan tabel di atas, yang berguna sebagai perbandingan dan keberhasilan suatu penelitian ini yang dituangkan dalam bentuk tabel. Pada tes awal hasil penelitian menunjukkan nilai yang didapat sebelum siswa diberikan tindakan, sebesar 20 sampai dengan 60 dengan nilai rata-rata 39. Jika dibandingkan dengan rata-rata kelas, maka dari 36 siswa sebanyak 24 siswa mencapai nilai diatas atau sama dengan rata-rata kelas atau prosentasenya 67 % sedangkan siswa yang mendapat nilai dibawah rata-rata kelas sebanyak 12 siswa atau prosentasenya 33 %. Selanjutnya jika dibandingkan dengan ketuntasan belajar maka dari 36 siswa belum ada siswa yang mendapat nilai di atas atau sama dengan 65 atau 0 %, sedangkan siswa yang mendapat nilai dibawah 65 sebanyak 36 siswa atau 100 %.

52 Setelah dilakukan tes awal barulah masuk pada tindakan siklus pertama dilakukan dengan menggunakan alat bantu kayu yang di topang oleh kayu sebagai penyanggahnya. Hasil penelitian menunjukkan rentang nilai yang didapat setelah siswa diberikan tindakan adalah nilai terendah 30 dan nilai tertinggi 70 dengan nilai rata-rata 56. Jika dibandingakan dengan rata-rata kelas. Maka dari 36 siswa sebanyak 19 siswa mencapai nilai di atas atau sama dengan rata-rata kelas atau prosentase keberhasilan 53 %, sedangkan siswa yang mendapat nilai dibawah rata-rata kelas sebanyak 17 siswa atau 47 %. Selanjutnya jika dibandingkan dengan ketuntasan belajar maka dari 36 siswa sebanyak 7 siswa yang mendapat nilai diatas atau sama dengan 65 atau prosentase keberhasilan 19 %, sedangkan siswa yang mendapat nilai dibawah 65 sebanyak 29 siswa atau 81 %. Setelah itu tindakan pada siklus kedua dilakukan menggunakan alat bantu modifikasi berupa kardus yang tujuannya sama seperti pada siklus 1, kardus diletakkan di dekat matras, kemudian siswa melakukan gerakan lompat harimau dan melewati alat bantu kardus tersebut, setiap melakukan gerakan di usahakan agar anggota badan tidak menyentuh alat bantu atau kardus. Pada siklus kedua ini hasil penelitian menunjukkan rentang nilai yang didapat setelah siswa diberikan tindakan adalah nilai terandah 40 dan nilai tertinggi 80 dengan nilai rata-rata 65. Jika dibandingakan dengan rata-rata kelas. Maka dari 36 siswa sebanyak 16 siswa mencapai nilai diatas atau sama dengan rata-rata kelas atau prosentase keberhasilan 44 %, sedangkan siswa yang mendapat nilai dibawah rata-rata kelas sebanyak 20 siswa atau 56 %. Selanjutnya jika dibandingkan

53 dengan ketuntasan belajar maka dari 36 siswa sebanyak 16 siswa yang mendapat nilai diatas atau sama dengan 65 atau prosentase keberhasilan 44 %, sedangkan siswa yang mendapat nilai dibawah 65 sebanyak 20 siswa atau 56 % Setelah itu tindakan pada siklus ketiga dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa tali karet yang fungsinya sama seperti pada siklus pertama dan kedua, yaitu pada saat melakukan gerakan lompat harimau siswa harus melewati alat bantu tersebut dan di usahakan agar anggota tubuh tidak menyentuh alat bantu. Pada siklus ketiga ini hasil penelitian menunjukkan rentang nilai yang didapat setelah siswa diberikan tindakan adalah nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 90 dengan nilai rata-rata 74. Jika dibandingakan dengan rata-rata kelas. Maka dari 36 siswa sebanyak 18 siswa mencapai nilai diatas atau sama dengan rata-rata kelas atau prosentase keberhasilan 50 %, sedangkan siswa yang mendapat nilai dibawah rata-rata kelas sebanyak 18 siswa atau 50 %. Selanjutnya jika dibandingkan dengan ketuntasan belajar maka dari 36 siswa sebanyak 31 siswa yang mendapat nilai diatas atau sama dengan 65 atau prosentase keberhasilan 86 %, sedangkan siswa yang mendapat nilai dibawah 65 sebanyak 5 siswa atau 14 %.

54 40 35 30 25 20 15 Series 1 Series 2 10 5 0 Tes Awal Siklus 1 Siklus2 Siklus 3 Gambar 6 : Diagram Batang Perbandingan Berdasarkan Ketuntasan Belajar 30 25 20 15 10 Series 1 Series 2 5 0 Tes Awal Siklus 1 Siklus2 Siklus 3 Gambar 7 : Diagram Batang Perbandingan Berdasarkan Rata-rata Kelas

55 2. Refleksi Hasil Penelitian Pembelajaran Lompat Harimau Siklus 1 Pada siklus pertama dalam proses peningkatan pembelajaran lompat harimau melalui alat bantu berupa kayu dilaksanakan dengan baik. Setelah diberikan tindakan berbentuk latihan dengan menggunakan alat bantu modifikasi guna melatih sikap dalam pelaksanaan lompat harimau. Latihan tersebut dilakukan sebanyak 5 kali pengulangan dan pada akhir pembelajaran siklus pertama dilakukan tes akhir pada siklus pertama. Maka setelah dilakukan tes pada siklus pertama, maka hasilnya dapat dilihat pada lampiran 4. Pada tes pertama pembelajaran lompat harimau terdapat 34 siswa yang mengalami peningkatan dari tes awal ke tes siklus 1 atau dengan prosentase peningkatan 94 % peningkatan prosentase terjadi karena alat bantu yang diberikan berupa kayu berukuran panjang 150 cm yang di topang oleh kayu penyanggah sisi kanan dan kiri, agar alat bantu dapat dapat berbentuk horizontal yang mempermudah siswa melatih pada saat melayang di udara dalam posisi parabola. Pada siklus pertama ini terdapat 7 siswa yang mendapat nilai di atas atau sama dengan standar ketuntasan belajar 65, yaitu dengan prosentase keberhasilan sebesar 19 %. 3. Refleksi Hasil Penelitian Pembelajaran Lompat Harimau Siklus ll Pada siklus kedua dalam proses peningkatan teknik dasar pembelajaran lompat harimau melalui alat bantu yang dimodifikasi berupa kardus yang fungsinya sama dengan alat bantu pada siklus pertama yaitu sebagai alat yang membantu pada saat

56 setelah tolakan maka siswa dalam keadaan melayang di udara dalam posisi parabola, semakin jauh anggota tubuh dari alat bantu tersebut maka akan semakin maksimal pula gerakan yang dilakukan. Terbukti dengan meningkatnya jumlah siswa yang mendapat nilai diatas atau sama dengan ketuntasan belajar. Setelah diberi tindakan-tindakan berbentuk latihan dengan alat bantu kardus, guna melatih pada saat melayang di udara, dengan rangkaian teknik dasar lompat harimau yang telah di jelaskan dan diberikan contoh. Pada siklus kedua ini siswa melakukan 5 kali pengulangan dan pada akhir pembelajaran siklus kedua dilakukan tes akhir pada siklus kedua, maka hasilnya dapat dilihat pada lampiran 5. Dengan demikian dari hasil tes akhir siklus kedua pembelajaran lompat harimau terdapat 27 siswa yang mengalami peningkatan nilai tes, yakni dari tes siklus pertama kemudian siklus kedua atau dengan prosentase peningkatan sebesar 75 % dan siswa yang mendapat nilai lebih besar atau sama dengan ketuntasan belajar sebanyak 16 siswa artinya dengan prosentase kelulusan 44 %, prosentase peningkatan terjadi karena alat bantu yang diberikan berupa kardus membantu siswa pada saat melayang di udara setelah melakukan tolakkan. 4. Refleksi Hasil Penelitian Pembelajaran Lompat harimau Siklus lll Pada siklus ketiga dalam proses peningkatan teknik pembelajaran lompat harimau menggunakan alat bantu tali karet yang fungsinya sama seperti pada siklus pertama dan kedua. Setelah diberi tindakan-tindakan berbentuk latihan dengan

57 alat bantu tali karet, guna melatih atau memaksimalkan pada saat posisi diudara setelah melakukan tolakan, sebelumnya siswa diberikan penjelasan serta contoh melakukan gerakan lompat harimau yang benar. Pada siklus ketiga ini siswa melakukan 5 kali pengulangan dan pada akhir pembelajaran siklus ketiga dilakukan tes akhir pada siklus ketiga, maka hasilnya dapat dilihat pada lampiran 6. Dengan demikian hasil akhir pada siklus ketiga pembelajaran lompat harimau terdapat 26 siswa yang mengalami peningkatan nilai tes, yakni dari tes siklus kedua kemudian siklus ketiga atau dengan prosentase peningkatan sebesar 72 % dan siswa yang mendapat nilai lebih besar atau sama dengan katuntasan belajar sebanyak 31 siswa artinya dengan prosentase kelulusan 86 %, prosentase peningkatan terjadi karena alat bantu pada siklus ketiga ini berupa tali karet lebih memudahkan siswa untuk melewatinya pada saat melakukan gerakan lompat harimau. B. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian dan kegiatan selama penelitian dilakukan di SMP Negeri 6 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2010/2011 yang mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), peneliti melakukan tes awal terlebih dahulu dimana tes awal berguna sebagai acuan untuk melakuka tindakan-tindakan yang akan dilakukan pada siklus-siklus berikutnya, pada siklus pertama ini sebelum siswa melakukan gerakan lompat harimau, mereka diberikan penjelasan terlebih dahulu, kemudian diberikan contoh melakukan gerakan lompat harimau yang benar, lalu setelah itu diberikan perlakukan atau pengulangan sebanyak 5 kali dalam setiap siklusnya, untuk

58 latihan siklus pertama dimana peneliti menggunakan alat bantu yang dimodifikasi berupa kayu yang berguna sebagai alat yang dilewati pada saat melayang diudara, karena semakin jauh anggota tubuh dari alat bantu tersebut maka akan semakin baik pula hasil dari rangkaian gerakan lopat harimau yang dilakukan. Dalam proses latihan siklus pertama sikap awalan masih terlihat kaku dan belum terlihat kelihaian atau kemahiran, posisi badan masih belum maksimal melakukan gerakan yang dilakukan, siswa masi takut untuk melakukan gerakan lompat harimau, pada saat menolak pun masih ada yang menggunakan satu kaki. Siswa ditugaskan untuk memperbaiki kemudian mendemonstrasikannya. Hasilnya dari penilaian tes akhir siklus pertama hanya 7 siswa yang tuntas atau mendapat nilai 65 atau 19 % ketuntasan belajar, dari hasil pengamatan ketujuh siswa ini memiliki gerak motorik yang baik serta pemahaman yang baik selama dalam proses pembelajaran. Karenanya penelitian kembali dilanjutkan ke siklus kedua pembelajaran gerak dasar lompat harimau dengan memberikan perlakuan atau tindakan yaitu dengan latihan menggunakan alat bantu kardus dengan tinggi 50 cm, pada siklus kedua ini sebenarnya sama saja seperti pada siklus pertama kegunaannya, akan tetapi dengan menggunakn kardus di maksudkan agar siswa lebih maksimal lagi dalam melakukan gerakan lompat harimau, sebelum melakukan gerakan lompat harimau siswa diberikan penjelasan indikator indikator dalam melakukan lompat harimau lalu kemudian diberi contoh gerakan lompat harimau yang benar, setelah itu siswa melakukan 5 kali pengulangan, barulah siswa dites jika semua siswa telah melakukan 5 kali pengulangan.

59 Dari hasil penelitian siklus kedua terdapat 27 siswa yang nilainya meningkat dari tes pertama atau dengan prosentase peningkatan 75 %, akan tetapi jika dilihat prosentase kelulusan 85 %, dalam siklus kedua ini belum mencapai prosentase kelulusan karena dari 36 siswa hanya 16 siswa yang memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan ketuntasan belajar atau dengan prosentase keberhasilan 44 %. Dari hasil pengamatan peningkatan ini bisa terjadi karena 16 siswa ini mulai memahami gerak dasar lompat harimau yang telah diberikan penjelasan dan contoh yang benar, tidak hanya itu mereka juga melakukan pemanasan dengan sungguh - sungguh sehingga perlahan tingkat kelentukan mereka pun semakin baik, sehingga semakin baik pula gerak dasar lompat harimau yang mereka lakukan. Karena pada siklus kedua belum tercapainya prosentase ketuntasan kelas atau belum mencapai ketuntasan 85 %, maka peneliti melanjutkan pada siklus ketiga, dimana pada siklus ketiga ini alat bantu yang digunakan berupa tali karet yang fungsinya sama seperti pada siklus-siklus sebelumnya, sebelum mereka melakukan gerak dasar lompat harimau diberikan penjelasan tentang indikator dan urutan gerakan pada lompat harimau, kemudian diberikan contoh yang benar melakukan gerak dasar lompat harimau. Sama seperti siklus pertama dan kedua, pada siklus ketiga ini setiap siswa melakukan gerak dasar lompat harimau sebanyak lima kali pengulangan, setelah semua siswa telah melakukannya, barulah kemudian dites pada siklus ketiga ini dengan menggunakan instrument yang telah disediakan sebelumnya.

60 Dari tindakan siklus ketiga ini diperoleh peningkatan yaitu dari 36 siswa yang mendapat nilai 65 sebanyak 31 siswa atau dengan prosentase kelulusan sebesar 86 %, karena pada siklus ketiga ini siswa semakin terlatih dengan baik, mereka telah berulang-ulang mendengar, melihat dan melakukan gerak dasar lompat harimau, pemanasaan yang mereka lakukan pun dilakukan dengan baik. Sehingga rangkaian gerakan lompat harimau dari posisi awal, pelaksanaan, sikap akhir yang mereka lakukan pada siklus ketiaga ini mendapatkan hasil atau nilai yang baik. Langkah langkah Perhitungan Skor dan Prosentase 1. Nilai skor dalam penelitian ini adalah 100 2. Mencari skor = Jumlah total penilaian indikator dibagi 10 kemudian dikalikan 100 % atau sama dengan : Penilaian proses = ( ) x 100 % 3. Mencari nilai rerata kelas, jumlah total nilai dibagi jumlah siswa 4. Menghitung jumlah prosentase ketuntasan belajar, yang mendapat nilai di bawah rerata ketuntasan belajar, nilai maksimal dalam PTK adalah 100 untuk penilaian ini standar ketuntasan yang harus diperoleh sebesar 65 sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), atau KKM Masing masing sekolah. Contoh : Hasil tes siklus pertama pembelajaran lompat harimau 7 siswa yang mendapat nilai diatas ketuntasan belajar, jadi prosentase rerata ideal dari 36 siswa. Adalah dengan rumus P = x 100 %

61 Ket : P = Rerata prosentase keberhasilan f = Jumlah siswa yang mendapat nilai diatas ketuntasan belajar N = Jumlah siswa seluruhnya Jadi, rerata prosentase = x 100 % = 19 % 4. Menghitung jumlah prosentase kelas yang mendapat nilai di atas dan di bawah rerata kelas dengan rumus : P = x 100 % Ket : P = Rerata prosentase keberhasilan f = Jumlah siswa yang mendapat nilai diatas ketuntasan belajar N = Jumlah siswa seluruhnya Contoh : Hasil tes pembelajaran lompat harimau pada siklus pertama 19 siswa yang mendapat nilai diatas rerata kelas, sedangkan jumla siswa 36 orang. Jadi, rerata prosentase = x 100 % = 53 % 5. Angka 100 % pada tabel adalah jumlah prosentase maksimal dalam ketuntasan belajar dan prosentase rerata kelas dimana jumlah prosentase antara lebih besar dan lebih kecil harus mencapai jumlah 100 %.