PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA PESERTA DIDIK KELAS VI SDN GUMELAR 03 BALUNG. Nanik Sudaryati 24

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA PESERTA DIDIK KELAS VI SDN GUMELAR 03 BALUNG.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) melalui Teknik Make A Match pada Siswa Kelas III SD Inpres Bumi Bahari

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Gedongtataan Kabupaten Pesawaran pada semester genap dengan jumlah siswa

III. METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini terfokus pada peserta didik SD Negeri 1 Gedong Tataan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB III METODEI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ARITMATIKA SOSIAL DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 1 SURABAYA

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB III METODE PENELITIAN

Esthi Santi Ningtyas, Emy Wuryani Program Studi PGSD-FKIP, Universitas Kristen Satya Wacana

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa inggris dikenal dengan classroom Action Research. Karakteristik dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. model yang mudah dipahami dan sesuai dengan rencana kegiatan yang akan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melakukan observasi awal terhadap hasil belajar siswa di kelas IV SDN 3 Tabongo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri,

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pendidikan. Hal ini sesuai dengan UU No. 19 Tahun 2005 tentang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

Maulizar. Kata-kata kunci: Hasil Belajar Siswa, Model Pembelajaran Make A Match, Materi Tumbuhan Biji (Spermatophyta).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menerapkan model pembelajaran make a match. Elliot (Zainal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE TINDAKAN KELAS. dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Penelitian ini dilakukan di kelas II SD Negeri 6 Sindurejo, Kecamatan

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research.

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PROSES PEMBELAJARAN SHOLAT MELALUI METODE NHT. Siti Musta anah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. IPS sejarah dengan menerapkan model pembelajarankartu Domino. Siswa kelas X-B berjumlah 37 siswa terdiri dari :

BAB III METODOLOGI Setting Penelitian 3.2 Subyek Penelitian 3.3 Sumber Data 3.4 Metode Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan untuk meningkatkan dan menyempurnakan proses pembelajaran.

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya. bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA TENTANG PERKALIAN BILANGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 2 KALITENGAH

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah

Penggunaan Metode Demontrasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Murid Kelas II SD Taba

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN DAUR HIDUP HEWAN. Zubaidah

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar IPS Siswa Sebelum Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi lokasi penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri 57

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres 2 Lere Pada Materi Sumber Daya Alam Melalui Model Pembelajaran Problem Solving

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Metode Discovery Learning pada Materi Sistem Pencernaan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Labuan

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNP Kediri

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

Tri Muah ABSTRAK. SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang

Kanti Sukowati 9. Kata Kunci: metode demonstrasi, hasil belajar. Guru Kelas VI A SDN Darungan 01 Kec. Tanggul

BAB III METODE PENELITIAN. evaluasi dan refleksi (Aqip, 2006) seperti gambar berikut.

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang. dikembangkan oleh Kemmis & Taggart 1988, menurutnya Perencanaan

Elistina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

OLEH. : Nurdin Dunggio. Nim : : Pendidikan Ekonomi. : Meyko Panigoro, S.Pd, M.Pd ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN No. 1 Enu Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai upaya untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar berdasarkan

PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. siklus terdiri atas empat langkah pokok yaitu : (1) Perencanaan (Planning),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGGUNAAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PETA

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Taopa Kabupaten Parigi Moutong

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SDN SIDOMULYO 03 SEMBORO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

METODE PENELITIAN. ini adalah model Kemmis & MC Taggart dengan pertimbangan model penelitian

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Sifat Benda Bagi Siswa Kelas IV di SD Alkhairat Bale

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahun Pelajaran 2013/2014. Tabel rencana pelaksanaan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA PESERTA DIDIK KELAS VI SDN GUMELAR 03 BALUNG Nanik Sudaryati 24 Abstrak. Pada tahun pelajaran sebelumnya, sebagian besar peserta didik kesulitan memahami konsep ASEAN. Sementara itu pada awal semester genap tahun pelajaran 2015/2016 dijumpai peserta dengan karakteristik sulit menghafal/ memahami materi. Ketuntasan klasikal pada ulangan harian sebelumnya hanya 50%. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar pada pokok bahasan ASEAN, melalui perbaikan kualitas proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran make a match. Penelitian dilakukan selama 2 siklus, melibatkan 17 peserta didik kelas VI SDN Gumelar 03 Balung. Indikator keberhasilan yang ditetapkan adalah 80% peserta didik tuntas mencapai nilai KKM 65. Data diperoleh melalui tes lembar kerja. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan secara signifikan pada prestasi belajar, yaitu 88% peserta didik tuntas. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar 24% dari siklus sebelumnya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran make a match mampu meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada pokok bahasan ASEAN. Kata Kunci: Hasil belajar, Model pembelajaran Make a match, Materi PENDAHULUAN Pendidikan dapat didefinisikan sebagai humanisasi (upaya memanusiakan manusia), yaitu suatu upaya dalam rangka membantu manusia (peserta didik) agar mampu hidup sesuai dengan martabat kemanusiaannya (Wahyudin, 2011). Pembangunan pendidikan akan dapat mencapai keberhasilan dan mencapai tujuan apabila didukung dengan adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Pada dasarnya sumber daya manusia ( SDM ) mempunyai peran penting dalam menentukan mutu dan berjalannya pendidikan. Setiap manusia dengan hak asasinya dalam pendidikan menerima pendidikan tanpa diskriminasi. Dalam UU RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan diselenggarakan secara demokrasi dan berkeadilan serta tidak diskriminatif, dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagaman, nilai kultur, dan kemajemukan bangsa. Dalam pendidikan, pada kegiatan belajar mengajar terdapat aspek-aspek yang harus dikuasai oleh guru, antara lain: tujuan kurikuler materi pelajaran, metode pengajaran, media pengajaran dan lain sebagainya. Pemilihan metode pengajaran yang tepat merupakan hal yang sangat signifikan dalam upaya meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan belajar mengajar. Data hasil observasi guru, hasil belajar siswa tidak menunjukkan ketuntasan dengan hasil siswa yang mendapat nilai diatas KKM dengan hasil 54% dan siswa nilainya kurang dari KKM dengan prosentase 46% sehingga perlu diadakan perbaikan. 24 Guru SDN Gumelar 03 Balung

194 Pancaran, Vol. 6, No. 1, hal 193-202, Februari 2017 Secara umum dapat dinyatakan rumusan masalah disusun untuk memberikan keterangan mengenai permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah apakah model pembelajaran make a match dapat meningkatkan hasil belajar pokok bahasan ASEAN pada peserta didik kelas VI SDN Gumelar 03 Balung, tahun pelajaran 2016/2017. Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah: 1. menjadi salah satu alternative bagi guru dalam melakukan inovasi pada pembelajaran di sekolah. 2. dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa. 3. sebagai pembelajaran bagi teman sejawat. 4. meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa. Siswa sebagai subjek/ pembelajar bukan sebagai objek. Sedangkan guru sebagai fasilitator. Siswa hendaknya aktif melakukan kegiatan belajar IPS sebagai pembelajaran salah satu pembentuk IQ ( Intelegensi Quotient ) menuntut kemampuan siswa dalam bereksperimen, menemukan fakta dan pengetahuan alam lainnya, yang merupakan materi yang harus dipahami dengan baik oleh peserta didik. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran kelas atau dalam pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, model dan teknik pembelajaran. Macam-macam model pembelajaran: 1. Pembelajaran langsung 2. Make a match 3. Pembelajaran bersiklus 4. Debate 5. Demonstration 6. Dll Make a match adalah teknik mengajar dengan mencari pasangan. Salah satu keunggulannya adalah siswa belajar sambil menguasai konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.

Nanik: Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran... 195 Pembelajaran model pembelajaran Make a match yaitu pembelajaran yang teknik mengajarnya dengan mencari pasangan melalui kartu pertanyaan dan jawaban yang harus ditemukan dan didiskusikan oleh pasangan siswa tersebut. Model pembelajaran Make a Match adalah pembelajaran menggunakan kartukartu. Kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu yang berisi soal dan kartu yang lainnya berisi jawaban dari soal-soal tersebut. Langkah-langkah proses dengan model pembelajaran Make a Match adalah sebagai berikut: a. guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian soal dan bagian lainnya kartu jawaban b. setiap siswa mendapatkan satu buah kartu c. setiap siswa memikirkan jawaban atau soal kartu yang dipegang d. setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya e. setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu yang ditentukan diberi poin f. setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya g. demikian seterusnya h. kesimpulan. Model Make a Match ini sangat efektif membantu siswa dalam memahami materi melalui permainan mencari kartu jawaban dan pertanyaan, sehingga dapat menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan. Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan dibandingkan dengan model pembelajaran yang lainnya. Begitu juga model pembelajaran Make a match, adapun kelebihan dan kelemahaannya adalah sebagai berikut: a. Kelebihan 1) Siswa dapat belajar dengan aktif karena guru hanya berperan sebagai pembimbing, sehingga siswa yang mendominasi dalam aktifitas pembelajaran. 2) Siswa dapat mengidentifikasi permasalahan yang terdapat dalam kartu yang ditemukannya. 3) Dapat meningkatkan antusiasme siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. 4) Dengan penyelesaian soal (masalah), maka otak siswa akan bekerja lebih baik, sehingga proses belajarpun akan menjadi lebih baik. 5) Siswa dapat mengenal siswa lainnya, karena dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antar kelompok dan interaksi antar siswa untuk membahas soal dan jawaban yang dihadapi.

196 Pancaran, Vol. 6, No. 1, hal 193-202, Februari 2017 b. Kelemahan 1) Diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan. 2) Guru memerlukan waktu untuk mempersiapkan alat dan bahan pelajaran yang memadahi. Memerlukan waktu yang lebih banyak, sehingga waktu yang tersedia harus dibatasi jangan sampai siswa terlalu banyak bermain-main dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran Make a Match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SDN Gumelar 03Balung dengan alamat jalan Rambipuji no. 251 kecamatan Balung Kabupaten Jember, yang dilaksanakan pada : Tanggal 7 Januari 2015 mata pelajaran IPS siklus I Tanggal 13 Januari 2015 mata pelajaran IPS siklus II Keterbatasan waktu, tenaga, biaya dan fokus penelitian mendorong perlunya ketegasan ruang lingkup penelitian. Dalam hal ini ruang lingkup penelitian ditetapkan sebagai berikut: 1. Perbaikan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran make a match. 2. Materi pokok yang dikaji adalah ASEAN. 3. Penelitian dilakukan pada peserta didik kelas VI SDN Gumelar 03 Balung semester Ganjil tahun pelajaran 2016 / 2017. 4. Fokus penelitian ini adalah pada prestasi belajar yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti tes pada akhir masing-masing siklus 2. Subyek penelitian adalah peserta didik kelas VI SDN Gumelar 03 Balung tahun pelajaran 2016 / 2017 yang berjumlah 17orang, terdiri dari 9 perempuan dan 8 laki-laki. PTK ini dilakukan oleh peneliti dengan kolabolator sebagai mitra penelitian, yaitu TRI SEPTOMI dan SITI MASRUROH. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang datanya dianalisis secara deskriptif naratif tanpa menggunakan teknik analisis statistik. Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dan meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Variabel bebasnya adalah model pembelajaran make a match sedangkan variabel terikatnya adalah peningkatan hasil belajar. Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus. Masing-masing Siklus menjelaskan konsep negara negara anggota ASEAN. Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan seperti yang dikemukakan Kemmis dan Taggart dalam Wiriaatmaja (2005:66)

Nanik: Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran... 197 yaitu: (1) planing (rencana tindakan), (2) Acting (pelaksanaan tindakan), (3) observing (pengamatan), dan (4) reflecting (refleksi). Prosedur penelitian tindakan kelas ini ditunjukkan pada gambar 3.1 berikut. Rencana Tindakan Pelaksanaan Observasi Refleksi Tindakan Rencana Tindakan Siklus I Refleksi Observasi Pelaksanaan Siklus II Tindakan Gambar 1. Alur Pelaksanaan Tindakan dalam PTK Model Kemmis dan (Sumber: Wiriaatmaja, 2005:66) Taggart HASIL DAN PEMBAHASAN siklus I 1. Perencanaan Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) serta meyediakan media kartu soal dan jawaban sesuai materi dalam Rencana Perbaikan Pembelajaran siklus I. 2. Pelaksanaan Dalam kegiatan perbaikan pembelajaran peneliti dibantu oleh kolaborator melaksanakan kegiatan pengamatan terhadap kegiatan belajar mengajar (KBM) pada siswa melalui observasi siklus I. 3. Pengamatan/Pengumpulan Data/instrumen Pengamatan hasil penelitian yang di laksanakan peneliti, untuk perolehan hasil belajar dari hasil ulangan siswa. Setelah pelaksanaan pembelajaran silkus I, maka diperoleh data dari 17 siswa, hanya 11 siswa (64%) yang tuntas. Tuntas yaitu bila nilanya sama atau lebih dari KKM. Belum tuntas karena nilainya dibawah KKM. Hal ini dapat dilihat dari data sebagai berikut :

198 Pancaran, Vol. 6, No. 1, hal 193-202, Februari 2017 Tabel 1. Analisis Data Hasil Belajar Siswa Siklus I siswa tuntas siswa tidak tuntas ( % tuntas) ( % tidak tuntas) seluruh siswa 4. Refleksi 11 6 17 (64%) (35,2%) (100%) ketuntasan klasikal Sumber : lampiran 7 11 17 x 100% = 64% Peneliti dibantu kolaborator mendiskusikan hasil dari nilai belajar siswa dan observasi pada siklus I, karena masih menunjukkan sedikit peningkatan, maka diputuskan melanjutkan pada siklus II serta tindak lanjut yang akan dilakukan. Siklus II 1. Perencanaan Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) serta meyediakan media kartu soal dan jawaban sesuai materi dalam Rencana Perbaikan Pembelajaran siklus II. 2. Pelaksanaan Dalam kegiatan perbaikan pembelajaran peneliti dibantu oleh kolaborator melaksanakan kegiatan pengamatan terhadap kegiatan belajar mengajar (KBM) pada siswa melalui observasi siklus II. 3. Pengamatan/Pengumpulan Data/instrumen Pengamatan hasil penelitian yang di laksanakan peneliti di bantu kolaborator, untuk perolehan hasil belajar dari hasil ulangan siswa. Setelah pelaksanaan pembelajaran siklus II, maka diperoleh data dari 17 siswa sebanyak 15 siswa (88%) tuntas dengan nilai di atas atau sama dengan KKM. Sedangkan 2 siswa (12%) masih belum tuntas walaupun ada peningkatan hasil belajar namun belum mencapai KKM. Hal ini bisa dilihat dari tabel sebagai berikut : Tabel 2. Analisis Data Hasil Belajar Siswa Siklus II siswa tuntas siswa tidak tuntas ( % tuntas) ( % tidak tuntas) seluruh siswa 15 2 17 (88%) (12%) (100%) ketuntasan klasikal Sumber : lampiran 11 15 17 x 100% = 88%

Nanik: Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran... 199 4. Refleksi Peneliti dibantu kolaborator mendiskusikan hasil belajar siswa dan observasi pada siklus II. Karena sudah menunjukkan peningkatan dalam hasil belajar, walaupun ada beberapa siswa yang belum tuntas tapi sudah menunjukkan peningkatan hasil belajar, maka diputuskan untuk tidak melanjutkan pada siklus berikutnya. Penelitian ini telah dilaksanakan dalam dua siklus pembelajaran. Sebelum diadakan perbaikan pembelajaran siklus I, hasil belajar siswa menunjukkan hanya 9siswa (52%) tuntas yakni nilainya sama dan lebih dari KKM. Sedangkan pada siklus I diperoleh data hasil belajar siswa masih rendah, terbukti ada 8 siswa (47%) dari 17siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM. Namun pada siklus II nilai siswa meningkat, terbukti 15 siswa (88%) dari 17 siswa hasil belajarnya tuntas yakni sama atau lebih dari KKM. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada siklus II terjadi peningkatan 24% dari siklus I. Hal ini dapat dilihat dari analisis data hasil belajar siswa siklus I dan siklus II sebagai berikut: No Tabel 3. Analisis Data Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II Siklus 1. Siklus I 2. Siklus II Siswa tuntas (% tuntas) 11 (64%) Ketuntasan Klasikal I 15 (88%) Sumber : lampiran 7 dan 11 Ketuntasan Klasikal II Siswa tidak tuntas (% tidak tuntas) 6 (36%) 2 (12%) Seluruh siswa 17 (100%) 11 17 100% =64% 17 (100%) 15 17 100% = 88% Perubahan kegiatan belajar terjadi karena siswa lebih senang belajar dengan menggunakan model pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. Selain itu sistem dalam pembelajaran yang dirancang dan terlaksana dengan baik sehingga pembelajaran IPS kelas VI materi ASEAN dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti adalah hasil belajar, bahwa hasil belajar merupakan wujud dari keberhasilan yang dicapai oleh peserta didik. Dalam dimaksud adalah siswa kelas VI SDN Gumelar 03 Balung. hal ini, peserta didik yang Jadi dapat dikatakan bahwa penelitian ini telah berhasil, dengan penggunaan model pembelajaran make a match dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa, sehingga siswa menjadi lebih tertarik dan merasa senang dalam pembelajaran. Dan hasil belajar yang dicapai telah maksimal. Dengan perubahan yang ada pada siswa,

200 Pancaran, Vol. 6, No. 1, hal 193-202, Februari 2017 maka perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam dua siklus ini mengalami peningkatan dan keberhasilan. 1. Pembahasan hasil penelitian siklus I Menindaklanjuti hasil penelitian pada siklus I yang dilakukan oleh peneliti dengan kolaborator, berdasarkan hasil diskusi tersebut, dapat diketahui bahwa pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I intinya sudah menunjukkan suatu peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan bertambahnya jumlah siswa yang memperoleh nilai ulangan harian minimal lebih dari 65. Jumlah siswa yang memperoleh nilai ulangan harian minimal 65 mencapai 11 siswa (64%) dibandingkan dengan jumlah siswa yang memperoleh nilai ulangan harian minimal sebelum siklus I atau pada pra siklus yang hanya bejumlah 9 siswa (52%) sehingga dapat disimpulkan, dalam tindakan perbaikan pembelajaran di siklus I ini terdapat peningkatan sebesar 12%. Peningkatan lainnya terdapat juga pada guru (peneliti) sendiri, telah menunjukkan kemampuan yang baik dalam pembelajaran maupun dalam penggunaan model pembelajaran. Analisis dan interpretasi terhadap hasil belajar yang tercapai selama pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I, terdapat beberapa temuan sebagai berikut: a. Dari seluruh siswa kelas VI di SDN Gumelar 03 Balung, peningkatan hasil belajar hanya 12% (2 siswa) dari 17 siswa, yang memperoleh nilai ulangan minimal 65. Berdasarkan pada permasalahan diatas, maka peneliti memutuskan memilih melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran siklus II 2. Pembahasan hasil penelitian siklus II. Untuk menindaklanjuti hasil penelitian siklus II diadakan diskusi antara peneliti dengan kolaborator. Dari hasil diskusi tersebut diketahui bahwa tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus II menunjukkan suatu progres yang signifikan. Terbukti dengan semakin bertambahnya siswa yang mendapat nilai ulangan harian minimal 65,dibandingkan hasil nilai ulangan harian siswa siklus I ini menunjukkan suatu peningkatan walaupun hanya sebesar 12%. Selain itu guru juga telah menunjukkan kemajuan dari segi kemampuan yang lebih baik dan kualitas model pembelajaran telah menunjukkan perbaikan yang relatif baik. Semua telah diperbaiki dalam tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus II ini. Analisis dan interpretasi terhadap hasil-hasil yang telah dicapai selama tindakan perbaikan pembelajaran dalam siklus II tersebut, terdapat beberapa hal sebagai berikut : a. Dari seluruh siswa kelas VI SDN Gumelar 03 Balung, telah menunjukkan penigkatan hasil belajar berjumlah 15 siswa dari 17 siswa yang memperoleh nilai ulangan harian minimal 65. Hasil belajar ini telah memenuhi indikator kriteria ketuntasan minimum klasikal yakni 88%.

Nanik: Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran... 201 b. Sebagaimana yang telah diperoleh dari hasil pengamatan selama tindakan perbaikan pembelajaran siklus II, aspek - aspek kemampuan serta model pembelajaran guru semakin baik. c. Dari hasil analisis dan interpretasi yang diperoleh selama tindakan perbaikan pembelajaran dalam siklus II, intinya mengarah pada kesimpulan yakni tujuan yang diharapkan dari tindakan perbaikan pembelajaran telah tercapai dan peneliti memutuskan untuk tidak lagi melanjutkan ke tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam 2 siklus terhadap penggunaan model pembelajaran make a match untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS materi ASEAN di SDN Gumelar 03 Balung kabupaten Jember, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. Penggunaan model pembelajaran make a match dalam proses pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa. b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif menggali informasi bila belum memahami materi pelajaran dapat meningkatkan semangat belajar siswa. c. Sebelum perbaikan, hasil belajar siswa di bawah nilai standar dan setelah dilaksanakan, perbaikan pembelajaran hasil belajar siswa diatas nilai standar. Beberapa hal yang seharusnya dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran IPS pada siswa antara lain sebagai berikut: a. Guru harus dapat meningkatkan kreatifitas untuk mencari suatu strategi pembelajaran yang efektif dan praktis b. Memupuk keberanian siswa untuk senantiasa bergerak dan aktif berfikir c. Hasil suatu perbaikan merupakan langkah awal dan kemajuan siswa untuk menuju keberhasilan yang lebih baik d. Mengusahakan agar pelaksanaan pembelajaran tetap menarik dan tidak membosankan dengan menggunakan berbagai metode. DAFTAR PUSTAKA Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rinareka Cipta. Hidayat,M.S. 2003. Buku Pintar Sains. Surabaya: Appolo Mulyasa, E. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Wahyudin Dinn, dkk. 2011. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Universitas Terbuka.

202 Pancaran, Vol. 6, No. 1, hal 193-202, Februari 2017 Wardani, IGAK.&Wihardit, Kuswaya. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka. http://pendidikanmerahputih.blogspot.co.id/2014/03/pengertian-model-pembelajaranmake-match.html