BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
|
|
- Hartanti Indradjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Hasil penelitian tindakan kelas ini dideskripsikan dalam tiga kondisi yaitu kondisi awal (prasiklus), kondisi siklus I, dan kondisi siklus II. Hasil yang diperoleh dianalisis dengan analisis deskriptif kuantitatif, kualitatif, dan komparatif Deskripsi Kondisi Awal (Prasiklus) Pada kondisi awal (prasiklus), dari 10 siswa yang mengikuti tes prasiklus, hanya 3 siswa (30%) yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM =70). Berarti ada 7 siswa (70%) yang masih di bawah KKM. Nilai rata-rata kelas juga masih belum mencapai KKM, yaitu 59,00. Tabel 4.1 Analisis Nilai Prasiklus No Ketuntasan Belajar Nilai KKM Frekwensi Persentase 1 Tuntas % 2 Tidak Tuntas < % Jumlah % Rendahnya hasil belajar di atas karena peneliti belum menggunakan metode yang tepat. Hal ini sangat mempengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran,sehingga prestasi belajar yang dicapai siswa kurang maksimal. Peneliti hanya menggunakan metode ceramah,dan tanya jawab. Akhirnya siswa kurang akif dalam pembelajaran. Pembelajaran masih berpusat pada guru, dan siswa hanya sebagai pendengar saja dalam proses transfer pengetahuan. Kondisi tersebut didasarkan pada hasil observasi pembelajaran prasiklus. 26
2 Deskripsi Siklus I Rencana Tindakan Pada siklus I hasil rencana tindakan pada pembelajaran organ pernafasan manusia sebagai berikut: Dalam perencanaan hal-hal yang dilakukan ialah: Menentukan materi pernafasan manusia yang akan diajarkan dalam tahap siklus I: (a) Melakukan diskusi dengan teman sejawat dengan tujuan mengalokasikan waktu yang akan digunakan; (b) Mempersiapkan perangkat pembelajaran yakni Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan selama proses belajar- mengajar berlangsung dalam penelitian ini menggunakan metode make a match; (c) Sebelum memulai proses pembelajaran peneliti melakukan pertemuan untuk mengetahui kesiapan siswa; (d) Membuat format observasi untuk merekam bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika pelaksanaan tindakan berlangsung; (e) Merancang dan membuat soal, baik soal latihan kelas, soal tugas pekerjaan rumah, LKS (lembar kegiatan siswa; dan (f) Mempersiapkan alat, bahan dan media pembelajaran Pelaksanaan Tindakan Dari hasil observasi pembelajaran diperoleh data kualitatif pada pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut: (a) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik organ pernafasan manusia untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban; (b) Setiap siswa mendapat satu buah kartu; (c) Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang; (d) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban); (e) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin; (f) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya; (g) Pengulangan langkah 1 sampai dengan 6 sampai semua kartu lengkap berpasangan dengan tepat; (h) Perumusan kesimpulan; dan (i) Penilaian Hasil Tindakan Pada siklus I, dari 10 siswa yang mengikuti tes, ada 7 siswa (70 %) yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 70). Berarti masih ada 3 siswa (30 %) yang masih di bawah KKM. Nilai rata-rata kelas sudah mencapai KKM, yaitu 70,00.
3 3 Tabel 3 Analisis Nilai Siklus I No Ketuntasan Belajar Nilai KKM Frekwensi Persentase 1 Tuntas % 2 Tidak Tuntas < % Jumlah % Peningkatan hasil belajar di atas terjadi karena peneliti sudah menggunakan metode yang tepat. Hal ini sangat mempengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran,sehingga hasil belajar yang dicapai siswa maksimal. Pembelajaran sudah berpusat pada siswa, dan guru bertindak sebagai fasilitator. Kondisi tersebut didasarkan pada hasil observasi siswa dalam pembelajaran siklus I pertemuan 1 dan Deskripsi Siklus II Rencana Tindakan Pada siklus I hasil rencana tindakan pada pembelajaran organ pernafasan manusia sebagai berikut: Dalam perencanaan hal-hal yang dilakukan ialah: Menentukan materi pernafasan manusia yang akan diajarkan dalam tahap siklus I: (a) Melakukan diskusi dengan teman sejawat dengan tujuan mengalokasikan waktu yang akan digunakan; (b) Mempersiapkan perangkat pembelajaran yakni Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan selama proses belajar- mengajar berlangsung dalam penelitian ini menggunakan metode make a macth; (c) Sebelum memulai proses pembelajaran peneliti melakukan pertemuan untuk mengetahui kesiapan siswa; (d) Membuat format observasi untuk merekam bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika pelaksanaan tindakan berlangsung; (e) Merancang dan membuat soal, baik soal latihan kelas, soal tugas pekerjaan rumah, LKS (lembar kegiatan siswa; dan (f) Mempersiapkan alat, bahan dan media pembelajaran Pelaksanaan Tindakan Dari hasil observasi pembelajaran diperoleh data kualitatif pada pelaksanaan tindakan siklus II sebagai berikut: (a) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi
4 4 beberapa konsep atau topik organ pernafasan manusia untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban; (b) Setiap siswa mendapat satu buah kartu; (c) Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang; (d) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban); (e) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin; (f) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya; (g) Pengulangan langkah 1 sampai dengan 6 sampai semua kartu lengkap berpasangan dengan tepat; (h) Perumusan kesimpulan; dan (i) Penilaian Hasil Tindakan Pada tahap siklus II, dari 10 siswa yang mengikuti tes, ada 9 siswa (90%) yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 70). Berarti masih ada 1 siswa ( 10%) yang masih di bawah KKM. Nilai rata-rata kelas sudah mencapai KKM, yaitu 80,00. Tabel 4 Analisis Nilai Siklus II No Ketuntasan Belajar Nilai KKM Frekwensi Persentase 1 Tuntas % 2 Tidak Tuntas < % Jumlah % Peningkatan hasil belajar di atas karena peneliti sudah lebih optimal menggunakan metode make a match berbantuan kartu soal bergambar. Hal ini sangat mempengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran,sehingga hasil belajar yang dicapai siswa maksimal. Pembelajaran sudah berpusat pada siswa, dan guru bertindak sebagai fasilitator. Kondisi tersebut didasarkan pada hasil observasi siswa dalam pembelajaran siklus II pertemuan 1 dan Pembahasan Hasil Penelitian Pembahasan Hasil Siklus I Pembelajaran pada siklus I sudah menggunakan metode make a macth berbantuan kartu bergambar, sehingga terjadi peningkatan hasil belajar yang
5 5 cukup berarti. Ketuntasan belajar mencapai 70%, dan nilai rata-rata sudah melampaui KKM sebesar 70,00. Siswa semakin aktif mengikuti proses pembelajaran dalam suasana yang menyenangkan. Sebagian siswa bahkan nampak menikmati setiap tahap pembelajaran. Mereka tahu apa yang sedang dipelajari,dan mengerti apa yang harus dilakukan untuk menguasai materi. Sebagian besar siswa mengikuti permainan make a match dengan aktif dan senang. Kartu soal bergambar berhasil membuat mereka berkompetisi dalam permainan. Kondisi tersebut diperoleh berdasarkan analisis hasil observasi pembelajaran siklus I. Hasil penelitian perbaikan pembelajaran pada siklus I dapat dilihat dari grafik di bawah ini: Nilai 80% 70% 60% 50% 40% 30% Ketuntasan Belajar Siklus I 20% 10% 0% Tuntas Belum Tuntas Series1 70% 30% Gambar 4.1 Grafik Ketuntasan belajar Siklus I Meskipun pada siklus I sudah dicapai peningkatan hasil belajar siswa, tetapi berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat dan saran dari supervisor, peneliti memandang perlu untuk melanjutkan perbaikan pembelajaran ini pada siklus II agar tercapai hasil yang lebih optimal Pembahasan Hasil Siklus II Pembelajaran pada siklus II sudah menggunakan metode demonstrasi berbantuan media tiruan, sehingga terjadi peningkatan hasil belajar yang lebih tinggi dari pencapaian pada siklus I. Ketuntasan belajar mencapai 90%,dan nilai
6 6 rata-rata sudah melampaui KKM sebesar 80,00. Siswa semakin aktif mengikuti proses pembelajaran dalam suasana yang menyenangkan. Sebagian siswa bahkan nampak menikmati setiap tahap pembelajaran. Mereka tahu apa yang sedang dipelajari,dan mengerti apa yang harus dilakukan untuk menguasai materi. Sebagian besar siswa mengikuti permainan make a match dengan aktif dan senang. Kartu soal bergambar berhasil membuat mereka berkompetisi dalam permainan.kondisi tersebut diperoleh berdasarkan analisis hasil observasi pembelajaran Hasil penelitian tindakan kelas pada siklus II dapat dilihat dari grafik di bawah ini: Nilai Ketuntasan Belajar Siklus II 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Tuntas Belum Tuntas Series1 90% 10% Gambar 4.2 Grafik Ketuntasan belajar Siklus II Tindakan pada siklus II berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat dan saran dari supervisor diperoleh keputusan bahwa penelitian tidak perlu mengadakan tindakan siklus berikutnya Pembahasan Hasil Antar Siklus Berdasarkan hasil penelitian perbaikan pembelajaran dari tahap prasiklus sampai dengan siklus II diperoleh informasi tentang peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan. Pada kondisi prasiklus ketuntasan belajar hanya 30%, setelah dilakukan tindakan naik menjadi 70% pada siklus I, dan menjadi 90% pada
7 7 siklus II. Nilai rata-rata kelas juga mengalami kenaikan dari semula 59,00 pada prasiklus, naik menjadi 70,00 pada siklus I, dan 80,00 pada siklus II. Persentase Ketuntasan Belajar Persiklus 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Prasiklus Siklus I Siklus II Series1 30% 70% 90% Gambar 4.3 Grafik Ketuntasan Belajar Persiklus Kualitas aktifitas siswa dalam pembelajaran menggunakan metode kooperatif dari tahap prasiklus sampai dengan siklus II juga mengalami peningkatan. Nilai Nilai rata-rata Persiklus Prasiklus Siklus I Siklus II Series Gambar 4.4 Grafik Nilai Rata-Rata Persiklus
8 8 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan 1.Proses Penggunaan modelm Make a Match berbantuan kartu soal bergambar dalam meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SDN Kalipucang Kulon Kabupaten Batang Semester I Tahun Pelajaran 2013/2014 melalui 2 siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2 yang tiap siklusnya melalui langkah langkah yang sama yaitu: - Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban - Setiap siswa mendapat satu buah kartu - Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang - Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban) - Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin - Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya - Pengulangan langkah 1 sampai dengan 6 sampai semua kartu lengkap berpasangan dengan tepat - Perumusan kesimpulan 2.Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode make a match berbantuan kartu bergambar dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V semester 1 SDN Kalipucang Kulon Kecamatan Batang Kabupaten Batang tahun pelajaran 2013/2014. Peningkatan hasil belajar tersebut dicapai dengan tindakan perbaikan sebanyak dua siklus dengan hasil sebagai berikut: - Pada tahap siklus I terjadi peningkatan ketuntasan belajar menjadi 70,00 %, peningkatan nilai rata-rata kelas menjadi 70,00, dan keaktifan siswa dalam pembelajaran tinggi.
9 9 - Pada tahap siklus II terjadi peningkatan ketuntasan belajar menjadi 90%, peningkatan nilai rata-rata kelas menjadi 80,00, dan keaktifan siswa dalam pembelajaran tinggi. 5.2 Saran Berdasarkan simpulan di atas maka peneliti merumuskan saran kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian ini sebagai berikut: A. Bagi guru 1. Guru dapat menerapkan beberapa metode pembelajaran Make a Match agar siswa lebih semangat mengikuti pembelajaran. 2. Guru memberikan pengalaman yang baru dan menarik dalam pembelajaran dalam menggunakan metode Make a Match, agar siswa tidak jenuh dan bosan dalam menerima pelajaran. 3. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk dapat mengekspresikan diri, baik dalam pertanyaan, diskusi, atau tindakan lain yang sesuai dengan pembelajaran 4. Guru lebih kreatif dalam menggunakan media yang tersedia di sekitar lingkungan hidup siswa agar memudahkan pembelajaran B. Bagi Siswa 1. Diharapkan siswa bisa lebih aktif mengikuti pembelajaran dengan metode Make a Match C. Bagi Sekolah 1. Diharapkan kepada semua guru untuk melakukan perbaikan pembelajaran 2. Memonitor kinerja guru untuk selalu meningkatkan kompetensinya agar meningkat pula hasil belajar siswa.
10 10 DAFTAR PUSTAKA Azmiyawati, Chairil IPA Salingtemas untuk kelas V SD. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas Sutrisno, Joko Pengaruh Metode Pembelajaran Inquiry dalam belajar Sains terhadap Motivasi Belajar Siswa.. (21 April 2008) Badan Standarisasi Nasional Pendidikan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD / MI. Jakarta: Depdiknas Curran, Lorna Departemen Pendidikan Nasional Kurikulum Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Depdikbud Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Pedoman Proses Belajar Mengajar SD. Jakarta: Depdiknas Djamarah, S B dkk Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Ghozali, Imam Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi kedua Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka. Ibrahim, M dkk Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SDN Kalipucang Kulon Batang Mikarsa, Hera, Lestari dkk Materi Pokok Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas terbuka. Nur, Muhammad Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: IKIP Surabaya University Press. Rohman, Muhammad, Arief Penggunaan Software Pembelajaran untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Gaya dan Gerak. Universitas Terbuka. Skripsi Ruyan
11 11 Slavin, Robert, E Cooperativ Lerning. Boston: Allya Bacon Slameto Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Suciati, dkk Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta: Universitas Terbuka. Sudjana, Sudjana,H,D, S Strategi Pembelajaran. Bandung : Falah Production. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeda. Sumantri, Mulyani dan Syaodin, Nana Perkembangan Peserta Didik Jakarta: Universitas Terbuka. Trianto Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivis. Surabaya: Pustaka Publisher Wijaya Winataputra,Udin,S dkk Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka. Winkel Wardani, I.G.A.K, dkk Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Hasil penelitian tindakan kelas ini dideskripsikan dalam tiga kondisi yaitu kondisi awal (prasiklus), kondisi siklus I, dan kondisi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Hasil penelitian tindakan kelas ini dideskripsikan dalam tiga kondisi yaitu kondisi awal (prasiklus), kondisi siklus I, dan kondisi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Hasil penelitian tindakan kelas ini dideskripsikan dalam tiga kondisi yaitu kondisi awal (prasiklus), kondisi siklus I, dan kondisi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Rentang Nilai Banyak Siswa
28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Hasil penelitian tindakan kelas ini dideskripsikan dalam tiga kondisi yaitu kondisi awal (prasiklus), kondisi siklus I, dan kondisi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Hasil penelitian tindakan kelas ini dideskripsikan dalam tiga kondisi yaitu kondisi awal (prasiklus), kondisi siklus I, dan kondisi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melakukan observasi awal terhadap hasil belajar siswa di kelas IV SDN 3 Tabongo
28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Observasi Awal Sebelum peneliti melakukan tindakan di kelas, maka terlebih dahulu melakukan observasi awal terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Materi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang sulit dan abstrak menjadi aktivitas yang membosankan bagi sebagian siswa. Hal ini dapat dilihat dari situasi kelas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus Data yang didapat sebelum melaksanakan penelitian, ditemukan permasalahan yang perlu diberikan solusi untuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
18 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Hasil penelitian tindakan kelas ini dideskripsikan dalam tiga kondisi yaitu kondisi awal (prasiklus), kondisi siklus I, dan kondisi
Lebih terperinciMETODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA WANDY Guru SMP Negeri 3 Tapung wandy6779@gmail.com ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas II SD 5 Karangbener, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Siswa kelas II ini berjumlah 24 anak
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Gagne dalam Agus Suprijono (2011: 5-6) bahwa hasil belajar itu berupa: informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif,
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TEMA PERISTIWA DALAM KEHIDUPAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MAKE A MATCH PADA KELAS V BIARO BARU ARTIKEL
1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TEMA PERISTIWA DALAM KEHIDUPAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MAKE A MATCH PADA KELAS V BIARO BARU ARTIKEL Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciEsthi Santi Ningtyas, Emy Wuryani Program Studi PGSD-FKIP, Universitas Kristen Satya Wacana
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING) TIPE MAKE-A MATCH BERBANTUAN MEDIA KOMIK INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR IPS Esthi Santi Ningtyas, Emy Wuryani
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MATERI PEMERINTAHAN DESA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR. Titik Murwani Hadiati
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 216 (Edisi Khusus) ISSN 287-3557 PEMBELAJARAN MATERI PEMERINTAHAN DESA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR SD Negeri 1 Sokoyoso,
Lebih terperinciDENGAN MATERI PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
Dinamika Vol. 3, No. 2, Oktober 2012 ISSN 0854-2172 P E N I N G K A T A N K E T E R A M P I L A N B E L A J A R P K ; S I S WA K E L A S I V DENGAN MATERI PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT MELALUI METODE PEMBELAJARAN
Lebih terperinciOleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara
Media Bina Ilmiah51 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MENCARI PASANGAN (Make a Match) PADA POKOK BAHASAN GEJALA ALAM DI INDONESIA DAN NEGARA-NEGARA TETANGGA KELAS VI
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Sudjana (2011: 22), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Pengalaman belajar
Lebih terperinciJURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 10 NOMOR 2 OKTOBER 2014
JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 10 NOMOR 2 OKTOBER 2014 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI POKOK SENYAWA TURUNAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi, pendidikan di Indonesia masih
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah proses dengan metode tertentu sehingga peserta didik memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.
Lebih terperinciTri Muah ABSTRAK. SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang
Satya Widya, Vol. 32, No.2. Desember 2016: 138-143 PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH BAGI SISWA KELAS VIIIG SMP NEGERI 2 TUNTANG KABUPATEN SEMARANG
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan yang dimaksud antara lain seperti tujuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dimensi Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar memiliki beberapa ciri khas, yang mengharuskan pembelajaran dengan pola kreatif dan komprehensif. Kreatif mengharuskan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan Pembelajaran Beberapa ahli merumuskan tentang pengertian belajar. Slameto (1995) merumuskan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu
Lebih terperinciPENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA TENTANG PERKALIAN BILANGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 2 KALITENGAH
DIDAKTIKA PGRI, 2, (1), 2016, 156 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA TENTANG PERKALIAN BILANGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 2 KALITENGAH Umbar Rumanti *) NIP 19630407
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi diartikan sebagai hasil yang dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya (kamus besar bahasa Indonesia, 2005:895). Tri Anni
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran matematika di kelas IIIa MI Daarul Aitam Palembang
52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Pra Siklus Pembelajaran matematika di kelas IIIa MI Daarul Aitam Palembang sebelum proses perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH
Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH SD Negeri 01 Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu upaya yang dilakukan guru dalam peningkatan kualitas pembelajaran yaitu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan saat ini, peningkatan kualitas pembelajaran baik dalam penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu diupayakan. Salah satu upaya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar dan Pembelajaran Matematika Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam proses pembelajaran adalah teori belajar konstruktivisme.
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA PESERTA DIDIK KELAS VI SDN GUMELAR 03 BALUNG. Nanik Sudaryati 24
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA PESERTA DIDIK KELAS VI SDN GUMELAR 03 BALUNG Nanik Sudaryati 24 Abstrak. Pada tahun pelajaran sebelumnya, sebagian besar peserta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pendidikan. Hal ini sesuai dengan UU No. 19 Tahun 2005 tentang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru sebagai tenaga profesional diharapkan mampu mewujudkan tujuan pendidikan. Karena guru merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.1 Hasil Penelitian.1.1 Deskripsi Prasiklus Pembelajaran IPS siswa kelas V SDN Kenconorejo 03 Kecamatan Tulis Kabupaten Batang pada kondisi prasiklus menggunakan metode
Lebih terperinciPROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN KELAS 7C
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN KELAS 7C SMP NEGERI 2 BLADO Oleh : Nama : Ahmad Baroyi NIP : 197903232010011020
Lebih terperincidengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Oleh karena itu, pendidikan sangat perlu untuk dikembangkan
Lebih terperinciSITI WARTINI, SMA NEGERI 2 CEPU, BLORA, JAWA TENGAH, INDONESIA SITI WARTINI. Publikasi PTK, Telp : ,
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI Pemantapan Riset Kimia dan Asesmen Dalam Pembelajaran Berbasis Pendekatan Saintifik Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 21 Juni
Lebih terperinciBAB III METODEI PENELITIAN
15 BAB III METODEI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD Negeri Besani, Kecamatan Blado, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Siswa kelas III
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengajar berjalan dengan baik dan efektif, diperlukan usaha yang sungguhsungguh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan dasar untuk belajar sehingga dapat mengikuti bahkan menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada proses belajar mengajar ada interaksi atau hubungan timbal balik antara siswa dengan guru, dimana siswa menerima pelajaran yang diajarkan oleh guru. Guru mengajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan berkembang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah dengan cara perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang
Lebih terperinciMANAJEMEN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DALAM MENULIS TEKS REPORT DI SMK
MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DALAM MENULIS TEKS REPORT DI SMK Walia SMKN 2 Kota Bengkulu, Jl Batanghari No 2 Padang Harapan e-mail: e-mail: waliea84@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki peran yang sangat penting dalam kemajuan IPTEK yang begitu cepat dan berpengaruh dalam dunia pendidikan terutama pendidikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan
Lebih terperinciOLEH. : Nurdin Dunggio. Nim : : Pendidikan Ekonomi. : Meyko Panigoro, S.Pd, M.Pd ABSTRAK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN KELAS X THP-1 SMK NEGERI 1 LIMBOTO. OLEH Nama : Nurdin Dunggio Nim
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. KAJIAN TEORI 1. Belajar Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan, tetapi belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang sehingga
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. September 2015 selama 2 x 30 menit dari pukul sampai dengan 08.30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Prasiklus Proses Kegiatan Prasiklus dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 9 September 2015 selama 2 x 30 menit dari pukul 07.30 sampai dengan 08.30 WIB.
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MENCARI PASANGAN (MAKE A MATCH) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI SDN PASINAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MENCARI PASANGAN (MAKE A MATCH) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI SDN PASINAN Suseno Guru di SDN Pasinan Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian integral dari pembangunan bangsa,
1 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan bagian integral dari pembangunan bangsa, sehingga telah dilakukan berbagai inovasi untuk mencapai pendidikan yang bermutu, sesuai dengan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian SD N Ngrandah 1 yang terletak di desa Ngrandah, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Tenaga pengajar yang ada di SD Negeri
Lebih terperinciPenerapan Teknik Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Perbandingan dan Skala pada Siswa Kelas VI SD. Lasmini
Penerapan Teknik Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Perbandingan dan Skala pada Siswa Kelas VI SD Lasmini SDN 1 Sumberdadi Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek Email: lilik suherni@gmail.com
Lebih terperinciJURNAL PUBLIKASI SKRIPSI
0 METODE PEMBELAJARAN CTL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI TENTANG PEMAHAMAN TEKS BACAAN PADA SISWA KELAS V SDN 02 TAWANGSARI KECAMATAN KERJO KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 JURNAL PUBLIKASI
Lebih terperinciPENINGKATAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH
PENINGKATAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH Iin Karina 1, Nur Hardini Warastiti 2, Rina Marlina 3, Imam Suyanto 4, Kartika Chrysti Suryandari. 5 FKIP Universitas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Make a Match Model Make a Match adalah salah satu model dalam pembelajaran kooperatif atau salah satu bentuk model dalam Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Lebih terperinciSumono 38. Kata kunci : Metode STAD, Hasil Belajar, IPA. 38 Guru Kelas VI SDN Darungan 02 Tanggul Kabupaten Jember
PENGGUNAAN METODE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG MENGIDENTIFIKASI CIRI KHUSUS YANG DIMILIKI HEWAN PADA SISWA KELAS VI SDN DARUNGAN 02 TANGGUL Sumono 38 Abstrak. Penelitian ini diterapkan
Lebih terperinciMufarizuddin,M.Pd. 1 ABSTRAK. Keyword : Hasil belajar Matematika, Strategi Mathematical Investigation
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN STRATEGI MATHEMATICAL INVESTIGATION SISWA KELAS V SD SD NEGERI 032 SEI GARO KECAMATAN TAPUNG KABUPATEN KAMPAR Mufarizuddin,M.Pd. 1 1 STKIP Tuanku Tambusai, Bangkinang
Lebih terperinciIMPLEMENT ASI MODEL PEMBELAJARAN
IMPLEMENT ASI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KETUNTASAN BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI 'BAHAN KIMIA DALAM KEHIDUPAN' DI KELAS VIII A SMP N 29 SEMARANG Atiningsih SMP Negeri 29 Semarang
Lebih terperinciSusiyanto 2 PGSD FKIP Universitas Kristen Satya Wacana ABSTRAK 3
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH SISWA KELAS 4 SD NEGERI LEMAHIRENG 02 KECAMATAN BAWEN SEMESTER II TAHUNPELAJARAN2014/2015 1 Susiyanto 2 PGSD
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciPENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH DENGAN MEDIA KARTU KATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH DENGAN MEDIA KARTU KATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V Pratowo Wijatmoko 1, Wahyudi 2, Ngatman 3 1 Mahasiswa PGSD FKIP
Lebih terperinciBAB I. pola pikir siswa tidak dapat maju dan berkembang. pelajaran, sarana prasarana yang menunjang, situasi dan kondisi belajar yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Kurang aktifnya siswa dalam proses KBM, dipengaruhi banyak faktor, salah satunya strategi pembelajaran yang kurang menarik bagi siswa. Siswa yang cenderung
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan penelitian ini mengikuti tahapan prosedur penelitian sesuai dengan rencana tindakan yaitu sebagai berikut: a. Perencanaan Pada
Lebih terperinciPenerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No.
Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No. 1 Polanto Jaya Fartati Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya. bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang berkualitas melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan. Pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pembelajaran di kelas, interaksi aktif antara siswa dengan guru atau siswa dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran terpusat pada guru sampai saat ini masih menemukan beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut dapat dilihat pada saat berlangsungnya proses pembelajaran
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGUNGKAPKAN WAKTU (TIME) MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS II SDN 8 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGUNGKAPKAN WAKTU (TIME) MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS II SDN 8 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakter Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di SDN Sembojo yang terletak di Desa Sembojo, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Salatiga 01, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga. Siswa SD Negeri Salatiga 01 terdiri dari kelas 1
Lebih terperinciPENERAPAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 JIWAN KARANGNONGKO KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013
PENERAPAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 JIWAN KARANGNONGKO KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI SRI WAHYUNINGSIH A54B090075 FAKULTAS
Lebih terperinciKOREKSI PEMBELAJARAN BERBASIS SISWA (STUDENT CENTERED LEARNING) DALAM PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
KOREKSI PEMBELAJARAN BERBASIS SISWA (STUDENT CENTERED LEARNING) DALAM PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR Slameto PGSD FKIP UKSW Salatiga slameto@staff.uksw.edu
Lebih terperinciKata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS VII A SMP N 3 SENTOLO Estiningsih Universitas PGRI Yogyakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan melalui kegiatan matematika. Matematika juga merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional. Menurut kurikulum 2006, bertujuan antara lain agar siswa memiliki kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subejk Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas I SDN Madugowongjati 02, kecamatan Gringsing Kabupaten Batang.
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN Nurhaidah, Japet Ginting, Suhermi Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana
Lebih terperinciUpaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Materi Hak Asasi Manusia (HAM) Dengan Menggunakan Metode Make A Match
Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Materi Hak Asasi Manusia (HAM) Dengan Menggunakan Metode Make A Match Pada Mata Pelajaran PKn Siswa Kelas X A SMA Negeri 1 Balong Ponorogo Tahun Pelajaran 2013/2014
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa ditentukan oleh kreativitas pendidikan bangsa itu sendiri.kompleksnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh
Lebih terperinciII. KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Teori Yang Melandasi Model Pembelajaran Make A Match
II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Yang Melandasi Model Pembelajaran Make A Match 2.1.1 Teori Vygotski Karya Vygotski didasarkan pada tiga ide utama : (1) bahwa intelektual berkembang pada saat individu menghadapi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar IPS Siswa Sebelum Tindakan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan data nilai dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas V sebelum dilaksanakan tindakan adalah 57,19. Siswa kelas V SD Negeri Koripan
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA SEKOLAH DASAR
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA SEKOLAH DASAR ROSDIATI Guru SD Negeri 004 Toar Kecamatan Gunung Toar rosdiati.teacher@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian
10 BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di SDN Simbangdesa 01 Kecamatan Tulis Kabupaten Batang sebanyak 2 siklus,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suharsimi Arikunto menyatakan penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan sengaja dimunculkan dan terjadi
Lebih terperinciPENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN ABSTRAK FLORA Guru SD Negeri 38 Ampenan e-mail: flora.60@yahoo.com Untuk mengatasi masalah rendahnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri Kenconorejo 03 dan berjalan dalam 2 siklus. Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA (BIOLOGI) MATERI EKOSISTEM PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 5 DENPASAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH: NAMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Undang-Undang Dasar 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia
Lebih terperinciPenerapan Pembelajaran Kooperatif
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX PUZZLE MATCH PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA-6 DI SMA MUHAMMADIYAH 2 SIDOARJO Ida Fithria Guru Biologi SMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembelajaran IPA merupakan wahana untuk mengembangkan anak untuk berpikir rasional dan ilmiah. Maka pelajaran IPA diupayakan mencapai hasil yang maksimal.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Pra Siklus Sebelum dilakukan Penelitian Tindakan Kelas, peneliti melakukan survei awal. Survei awal ini dimaksudkan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
BAB 1 PENDAHULUAN Pada BAB I ini, peneliti memaparkan tentang alasan penelitian yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional. Adapun
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Arti make a match adalah mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Make a Match 2.1.1 Arti Make a Match Arti make a match adalah mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban soal sebelum habis waktu yang ditentukan. Menurut Lie (2002:30) bahwa,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Pembelajaran Tematik Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membimbing, dan memberikan fasilitas belajar yang optimal. Namun demikian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan nasional negara Indonesia yang dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya untuk mencerdaskan kehidupan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pada sub bab ini, peneliti akan membahas mengenai teori - teori yang berkaitan dengan variabel yang sudah ditentukan. Adapaun teori yang berkaitan dengan variabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. bahasa inggris dikenal dengan classroom Action Research. Karakteristik dari
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dalam bahasa inggris dikenal dengan classroom Action Research. Karakteristik dari penelitian
Lebih terperinciEwisahrani Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta,
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VII SMPN 13 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Ewisahrani Universitas Ahmad
Lebih terperinciUpaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu Yunius, Siti Nuryanti, dan Yusuf Kendek Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada proses belajar mengajar ada interaksi atau hubungan timbal balik antara siswa dengan guru, dimana siswa menerima pelajaran yang diajarkan oleh guru. Guru
Lebih terperinciP N E D N A D H A U H L U U L A U N
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional(Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar isi untuk mata pelajaran IPA di tingkat SD/ MI
Lebih terperinci