BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Hasil yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1. sebagai berikut : Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics Ukuran Perusahaan N Minimum Maximum Mean Std. Deviation 36 6.8607 7.4245 7.162386E0.1451341 Net Profit Margin 36.1204.3084.220247.0640790 Struktur Modal 36.1321 1.0588.371953.2248472 Valid N (listwise) 36 Dari tabel diatas dapat dilihat untuk variabel Ukuran Perusahaan bahwa PT. Holcim Indonesia Tbk yang memiliki nilai minimum sebesar 6,8607. Nilai maksimum terdapat pada PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk dengan nilai sebesar 7,4245. Sedangkan mean/rata-rata dan standar deviasi (standar penyimpangan data terhadap nilai rata-ratanya) masing-masing memiliki nilai yaitu 7,162386 dan 0,1451341. 55
56 Hal ini berarti variabel Ukuran Perusahaan memiliki sebaran yang relatif kecil, karena nilai rata-ratanya lebih besar dari standar deviasinya. Dan dapat dikatakan data Ukuran Perusahaan yang digunakan merupakan data yang bagus. Untuk variabel Net Profit Margin (NPM) bahwa nilai minimum NPM terdapat pada PT. Holcim Indonesia Tbk yaitu 0.1204. Nilai maksimum NPM terdapat pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dengan nilai sebesar 0.3084. Sedangkan mean/rata-rata dan standar deviasi (standar penyimpangan data terhadap nilai rata-ratanya) masing-masing memiliki nilai yaitu 0,220247 dan 0,640790. Hal ini berarti rata-rata perusahaan industri semen yang go public menghasilkan laba bersih sebesar 22% dari tahun 2010 sampai tahun 2012. Karena dibawah rata-rata industri, maka dapat disimpulkan bahwa NPM pada perusahaan semen yang go public masih kurang baik. Untuk variabel Struktur Modal bahwa nilai minimumnya terdapat pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk yaitu sebesar 0,1321. Nilai maksimum terdapat pada PT. Holcim Indonesia Tbk dengan nilai sebesar 1,0588. Sedangkan mean/rata-rata dan standar deviasi (standar penyimpangan data terhadap nilai rata-ratanya) masing-masing memiliki nilai yaitu 0,371953 dan 0,2248472. Hal ini berarti rata-rata penggunaan modal utang pada perusahaan industri semen yang go public sebesar 37% dari tahun 2010 sampai tahun 2012 dibandingkan dengan menggunakan modal sendiri. Dengan demikian dapat
57 disimpulkan bahwa perusahaan dalam kategori baik. Karena tingkat penggunaan utang lebih kecil dari pada modal sendiri. B. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Sebagai salah satu syarat agar model regresi linear berganda layak untuk dilanjutkan maka diperlukan adanya uji normalitas dari masingmasing variabel data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Normalitas data dapat dilihat dalam tabel 4.2 yaitu hasil yang diperoleh dari uji kolmogorov-smirnov sebagai berikut : Tabel 4.2 Uji Asumsi Klasik Statistik Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 36 Normal Parameters a Mean.0000000 Std. Deviation.15646524 Most Extreme Differences Absolute.177 Positive.177 Negative -.136 Kolmogorov-Smirnov Z 1.063 Asymp. Sig. (2-tailed).209 a. Test distribution is Normal. Dari tabel diatas hasil uji K-S untuk semua variabel diperoleh nilai sebesar 1,063 dengan probabilitas 0,209. Nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data dari variabel Ukuran Perusahaan, Net Profit Margin dan Struktur Modal berdistribusi normal sehingga layak digunakan dalam penelitian model regresi linear berganda.
58 2. Uji Multikolinearitas Tabel 4.3 Uji Asumsi Klasik Statistik Multikolinearitas Model 1 (Constant) Ukuran Perusahaan a Collinearity Statistics Tolerance VIF.454 2.201 Net Profit Margin.454 2.201 a. Dependent Variable: Struktur Modal Berdasarkan data dari tabel 4.3 diatas, angka yang didapat dalam kolom tolerance untuk variabel Ukuran Perusahaan dan Net Profit Margin adalah sebesar 0,454 dan 0,454. Sedangkan angka yang didapat dari dalam kolom VIF untuk variabel Ukuran Perusahaan dan Net Profit Margin adalah sebesar 2,201 dan 2,201. Dari angka tersebut dapat disimpulkan bahwa data untuk kedua variabel independen terbebas dari Uji Asumsi Klasik Statistik Multikolinearitas karena nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 dan nilai VIF tidak lebih dari 10.
59 3. Uji Autokorelasi Tabel 4.4 Uji Asumsi Klasik Statistik Autokorelasi Model Summary b Change Statistics Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change Durbin- Watson 1.718 a.516.486.1611369.516 17.574 2 33.000.434 a. Predictors: (Constant), Net Profit Margin, Ukuran Perusahaan b. Dependent Variable: Struktur Modal Dari hasil pengolahan data tabel 4.4 diatas, dapat disimpulkan bahwa model regresi berganda terbebas dari Uji Asumsi Klasik Statistik Autokorelasi. Karena angka yang dihasilkan dalam kolom Durbin Watson menunjukkan angka 0,434 atau 2 < 0,434 < +2. 4. Uji Heterokedastisitas Tabel 4.5 Uji Asumsi Klasik Statistik Heterokedastisitas untuk Struktur Modal a Unstandardized Standardized Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) 1.069 1.065 1.004.323 Ukuran Perusahaan -.119.156 -.177 -.760.452 Net Profit Margin -.438.354 -.287-1.235.226 a. Dependent Variable: Abs_Ut
60 Berdasarkan tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai Absolute Ut (Abs_Ut). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%, sehingga dapat disimpulkan model regresi linear berganda terbebas dari Uji Asumsi Klasik Statistik Heterokedastisitas. C. Uji Hipotesis 1. Regresi Linear Berganda Uji regresi linear berganda yaitu untuk mengetahui gambaran mengenai pengaruh antara dua atau lebih variabel X sebagai variabel independen (bebas) dengan variabel Y sebagai variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini, analisis regresi linear berganda dilakukan agar mengetahui koefisien regresi atau besarnya pengaruh variabel dependennya yaitu Struktur Modal (Y), sedangkan variabel independennya yaitu Ukuran Perusahaan (X 1 ) dan Net Profit Margin (X 2 ). Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda karena memiliki variabel independen lebih dari satu.
61 Tabel 4.6 Uji Analisi Regresi a Unstandardized Standardize d Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Toleranc e VIF 1 (Constant) 4.549 1.894 2.402.022 Ukuran Perusahaan -.538.278 -.347-1.931.062.454 2.201 Net Profit Margin -1.483.631 -.423-2.352.025.454 2.201 a. Dependent Variable: Struktur Modal Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat diketahui persamaan regresi pengaruh variabel Ukuran Perusahaan dan Net Profit Margin terhadap Struktur Modal yaitu sebagai berikut : Struktur Modal = 4,549 0,538 Ukuran Perusahaan 1,483 Net Profit Margin + Dari persamaan regresi linear berganda diatas, diketahui bahwa model regresi ini mempunyai konstanta sebesar 4,549. Hal ini menunjukkan bahwa jika variabel-variabel independen diasumsikan dalam keadaan tetap (konstan), maka variabel dependen (Struktur Modal) sebesar 4,549. Dengan koefisien regresi Ukuran Perusahaan sebesar 0,538 hal ini berarti bahwa setiap kenaikan Ukuran Perusahaan sebesar 1% akan menyebabkan penurunan Struktur Modal sebesar -0,538 dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. Hal ini menunjukkan adanya hubungan negatif antara ukuran perusahaan terhadap struktur modal.
62 Semakin besar ukuran perusahaan, semakin besar tingkat penggunaan utang. Maka ukuran perusahaan naik, struktur modalnya juga naik. Tetapi dalam penelitian ini Ukuran Perusahaan naik sedangkan Struktur Modalnya turun. Untuk koefisien regresi Net Profit Margin sebesar 1,483 mengindikasikan bahwa setiap kenaikan Net Profit Margin sebesar 1% akan menyebabkan penurunan Struktur Modal sebesar -1,483 dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. Hal ini menunjukkan adanya hubungan negatif antara NPM terhadap struktur modal. Tingkat laba bersih yang besar mengurangi risiko perusahaan untuk menggunakan utang. Karena laba bersih yang semakin meningkat akan menaikan saldo laba ditahan. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa jika NPM naik maka Struktur Modalnya turun. 2. Uji Simultan (Uji F) Tabel 4.7 Uji Simultan (Uji F) ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression.913 2.456 17.574.000 a Residual.857 33.026 Total 1.769 35 a. Predictors: (Constant), Net Profit Margin, Ukuran Perusahaan b. Dependent Variable: Struktur Modal
63 Dari pengujian regresi pada tabel 4.7 diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat diartikan bahwa Ukuran Perusahaan dan Net Profit Margin secara serentak (simultan) berpengaruh terhadap Struktur Modal. 3. Uji Parsial (Uji T) Tabel 4.8 Uji Parsial (Uji T) Unstandardized Standardized Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) 4.549 1.894 2.402.022 Ukuran Perusahaan -.538.278 -.347-1.931.062 Net Profit Margin -1.483.631 -.423-2.352.025 a. Dependent Variable: Struktur Modal Untuk menguji hasil yang didapat dari regresi linear, maka dilakukan Uji T. Berdasarkan hasil perhitungan diatas, makan diperoleh untuk koefisien regresi Ukuran Perusahaan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,062 lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan kata lain Ukuran Perusahaan (X1) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Struktur Modal. Untuk koefisien regresi Net Profit Margin memiliki nilai signifikansi sebesar 0,025 lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan kata kain Net Profit Margin berpengaruh secara signifikan terhadap Struktur Modal.
64 D. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis pengujian regresi berganda tentang pengaruh variabel Ukuran Perusahaan dan Net Profit Margin terhadap Struktur Modal diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal Berdasarkan hasil pengujian secara parsial diketahui Ukuran Perusahaan mempunyai pengaruh negatif dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Struktur Modal perusahaan industri semen yang go public. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t yang disajikan pada tabel 4.8 diperoleh nilai untuk Ukuran Perusahaan sebesar -0,538 dan nilai t hitung sebesar -1,931 dengan signifikansi 0,062 lebih besar dari 0,05 atau ternyata p-value 0,062 > 0,05. Hasil ini berarti menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 satuan pada variabel variabel Ukuran Perusahaan akan menyebabkan penurunan Struktur Modal sebesar - 0,538 satuan. Tidak adanya pengaruh yang signifikan antara Ukuran Perusahaan dengan Struktur Modal mungkin dikarenakan besar kecilnya suatu perusahaan tidak dapat dipastikan bahwa perusahaan tersebut bisa mendapatkan sumber dana, baik dari utang maupun dari tambahan modal yang ditanamkan oleh para investor. Hasil penelitian ini mendukung atau sependapat dengan hasil penelitian Friska Firnanti (2011) yang memberikan kesimpulan bahwa ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur
65 modal. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Astiwi Indriani dan Endang Tri Widyarti (2013) memberikan kesimpulan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal. 2. Pengaruh Net Profit Margin terhadap Struktur Modal Berdasarkan hasil pengujian secara parsial diketahui Net Profit Margin mempunyai pengaruh negatif namun tetap berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal perusahaan industri semen yang go public. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t yang disajikan pada tabel 4.8 diperoleh nilai untuk Net Profit Margin sebesar -1,483 dan nilai t hitung sebesar -2,352 dengan signifikansi 0,025 lebih kecil dari 0,05 atau ternyata p-value 0,025 < 0,05. Hasil ini berarti menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 satuan pada variabel Net Profit Margin akan menyebabkan penurunan Struktur Modal sebesar 1,483 satuan. Hasil penelitian ini mendukung atau sependapat dengan hasil penelitian Hasa Nurrohim (2008) yang memberikan kesimpulan bahwa profitabilitas yang dihitung dengan menggunakan rasio Net Profit Margin berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Seftianne (2011) memberikan kesimpulan bahwa profitabilitas yang dihitung dengan menggunakan rasio Net Profit Margin tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal. Perbedaan hasil penelitian ini mungkin disebabkan oleh perbedaan sampel dan periode penelitian.