BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN HAKEKAT LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE. straddle.(farida Mulyaningsih dkk, 2010:64)

dokumen-dokumen yang mirip
II. KAJIAN PUSTAKA. peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha

BAB V PENUTUP. pembahasan yang telah disajikan dalam bab-bab terdahulu, dapat dikemukakan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Lompat jangkit ( Triple Jump ) 1

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. cabang olahraga atletik. Dalam cabang olahraga atletik secara garis besar terdapat

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh

Lompat Jauh. A. Pengertian Lompat Jauh

Sriawan Universitas Negeri Yogyakarta, Jl. Kolombo No.1, Karangmalang Yogyakarta

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

KAJIAN PUSTAKA. pendidikan jasmani, salah satu diantaranya Engkos Kosasih (1995 : 2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

: LANTAI PERINGKAT 1

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian

I. PENDAHULUAN. Sikap lilin merupakan bagian dari keterampilan gerak dasar dalam senam

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Tolak Peluru dan Aspek-Aspeknya. bermula diletakkan dipangkal bahu.

PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI

BAB II HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAN BEKAS DAN KARDUS A. Pengertian Lompat Jauh

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut adalah melalui pendidikan jasmani (Penjas). Pendidikan Jasmani

LOMPAT JANGKIT. Dalam lompat jangkit ada 3 tahapan yang harus dilaksanakan yaitu : 1. Tahapan Hop ( Jingkat ) Design by R2 Bramistra

METHODIK DASAR GERAK ATHLETIK

MODUL 2 : MODIFIKASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PENDAHULUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ayunan. Terdapat berbagai macam lari, misalnya: sprint (lari cepat), lari

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Tolak Peluru. Presented By Suci Munasharah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. lain yang menggunakan kata atletik adalah athletics (bahasa Inggris), athletiek

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dan sangat berpengaruh bagi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. integral dari pendidikan secara keseluruhan, melalui aktifitas jasmani,

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT TINGGI GAYA GULING PERUT DENGAN PENGGUNAAN METODE BAGIAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 GORONTALO

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di

BAB I PENDAHULUAN. pepatah mengatakan didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.

BAB III METODE PENELITIAN. kedua, dan seterusnya sistem spiral yang saling terkait perlu diperhatikan

2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK MELALUI TAG GAMES

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

TOLAK PELURU A. SEJARAH TOLAK PELURUH

BERANDA SK / KD INDIKATOR MATERI LATIHAN UJI KOMPETENSI REFERENSI PENYUSUN SELESAI. SMK Negeri 1 Kediri

H. Kajian Pustaka 1. Hakekat Belajar Mengajar Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pliometrik merupakan salah satu bentuk latihan yang sudah tidak asing lagi bagi dunia olahraga.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

BAB II KAJIAN TEORI. diantaranya dalam kamus olahraga, menurut Syarifudin (1985: 62) lompat

LOMPAT JANGKIT. B. Pengertian Lompat Jangkit (Triple Jump)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Atletik merupakan aktifitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

II. TINJAUAN PUSTAKA. jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan untuk

Slamet Santoso, M.Pd ABSTRAK

PERBEDAAN PENGARUH MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN LOMPAT TINGGI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga karena

I. PENDAHULUAN. hidup bangsa dan negara. Pada Negara-negara yang masih berkembang,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN. beregu. Permainan kasti dimainkan dilapangan terbuka. Jika ingin menguasai

BAB II KAJIAN PUSTAKA

1. PENDAHULUAN. Lompat kangkang merupakan unsur keterampilan gerak manipulatif karena,

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. mother of sport. Semua negara di dunia memasukkan atletik sebagai cabang

TINJAUAN PUSTAKA. hidupnya. Sedangkan menurut Suparno (2001 : 2) mengungkapkan Belajar. sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya.

Deni Kurniadi Suro Prapanca Penjas Orkes Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV

TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. dengan arah lemparan yang telah ditentukan. Menurut Fadillah Rachmat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber

TINJAUAN PUSTAKA. (learning is defened as the modification or streng-thening of behavior through

BAB I PENDAHULUAN. Anisha Novianti, Penerapan Modifikasi Media Pembelajaran dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Gerak Dasar Lompat Jauh

BAB I PENDAHULUAN. dan bahkan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul betul

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan.

Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. kejuaraan atletik. Pelaksanaan lompat dalam perlombaan atletik memerlukan

PANDUAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN USIA DINI CABANG OLAHRAGA ATLETIK. Bidang permainan atletik adalah pertama-tama untuk memotivasi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

MENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA ANAK SD MELALUI ELEVATION BOARD (PAPAN ELEVASI)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

PENDAHULUAN. Trenggalek, 16 Januari Penulis

PENERAPAN GAYA MENGAJAR INKLUSI MENGGUNAKAN MEDIA YANG DIMODIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU. Samiun Alim

ATLETIK. Bahan Belajar Mandiri

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kesempatan mengumpan bola (passing) diarena sendir, sebelum

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu wujud yang bisa mengembangkan sumber daya manusia serta

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah pendidikan yang mengaktualisasikan potensipotensi

Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 16 (1), Januari Juni 2017:12-21

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

bab 1 gerak dasar kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang

MENINGKATKAN GERAK DASAR TOLAK PELURU MELALUI MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VII SMPN 3 SUWAWA. Eman Kuku

A. Latar Belakang Masalah

Memperagakan teknik dasar permainan dan olahraga berdasarkan konsep yang benar dan memiliki sikap serta nilai-nilai yang terkandung didalamnya.

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Sejarah Lempar Lembing

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2.2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik.

Transkripsi:

1 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. KAJIAN TEORI 2.1.1. HAKEKAT LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE Lompat tinggi termasuk cabang olahraga atletik nomor lompat. Untuk pemula, lompat tinggi yang paling mudah dilakukan adalah gaya straddle.(farida Mulyaningsih dkk, 2010:64) Lompa tinggi adalah melompat melewati mistar setinggi-tingginya dan mendarat pada matras dengan tidak menjatuhkan mistar. Untuk dapat melompat melewati mistar, tentu diperlukan kekuatan, kelentukan, dan kecepatan yang digabungkan menjadi keterampilan gerak dalam menolak, melayang di atas mistar, dan melakukan pendaratan dengan baik. (Khairul Hadziq, Milka Nurfitri,2010:153). Dua gaya yang di kenal dalam lompat tinggi, yakni gaya guling perut ( straddle ) dan gaya flop. Gaya Stradle adalah gaya dimana ketika badan melewati mistar dengan cepat diputar dan dibalikkan, sehingga sikap badan di atas mistar telungkup. (Edy Sih Mitranto &Slamet, 2010:26). Gaya yang masih sering digunakan dan mampu bersaing untuk mendapatkan hasil loncatan yang tinggi, yaitu gaya straddle dan gaya flop (Khairul Hadziq, Milka Nurfitri,2010:153). Sedangkan Menurut Deni Kurniadi & Suro Prapanca (2010) Gaya Lompat Tinggi terdiri atas 4 gaya yaitu : 1) Gaya guling perut; 2) Gaya guling sisi; 3) Gaya gunting; dan 4) Gaya tergeletak (flop) (Deni Kurniadi & Suro Prapanca,2010:10-11). 1

2 Dalam loncat tinggi dikenal beberapa teknik gaya loncatan. Gaya loncatan dalam loncat tinggi di antaranya gaya langsung (straight jump), gaya gunting (scissors), gaya eastern cut off, gaya guling sisi (western roll), gaya putar (straddle), dan gaya terlentang (flop) (Khairul Hadziq, Milka Nurfitri,2010:153). 2.1.2. SARANA DAN PRASARANA a. Tempt Awalan 1. Daerah awalan panjangnya tidak terbatas minimum 15 m; 2. Daerah tumpuan harus datar dan tingkat kemiringanya 1 : 100 b. Tiang Lompat Tiang lompat harus kuat dan kukuh,dapat terbuat dari apa saja asal kuat dan kukuh.jarak kedua tiang tersebut adalah 3,98 4,02 m. c. Bilah Lompat Terbuat dari kayu,metal atau bahan lain yang sesuai dengan : 1. Panjang mistar lompat 3,98 4,02 m dan berat maksimal mistar adalah 2,00 kg; 2. Garis tengah mistar antara 2,50 3,00 m, dengan penampang mistar terbentuk bulat dan permukaannya harus datar dengan ukuran 3cm x 15 cm x 20 cm; 3. Lebar penopang bilah 4 cm dan panjang 6 cm 2

3 d. Tempat Pendaratan Tempat pendaratan tidak boleh kurang dari 3 x 5 m yang terbuat dari busa dengan ketinggian 60 cm dan di atasnya ditutupi oleh matras yang tebalnya 10 20 cm. 2.1.3. TEKNIK DAN PERATURAN LOMPAT TINGGI Penguasaan teknik dalam lompat tinggi sangat penting untuk bisa mencapai lompatan yang maksimal. Untuk itu, teknik-tekniknya harus dikuasai betul. Teknik- teknik tersebut, antara lain awalan, tolakan, melewati mistar, dan mendarat. (Juari &Wagino,2010:81) 2.1.3.1. Teknik Lompat Tinggi Gaya Straddle a. Teknik Awalan Pada lompat tinggi gaya straddle, awalan menyamping dengan sudut antara 45 55 terhadap letak mistar. Awalan panjangnya delapan langkah, dengan empat langkah terakhir lebih lebar daripada empat langkah pertama. Dalam melakukan awalan, kecepatan lari diperlukan untuk memberikan momentum terhadap badan untuk melewati mistar. Dengan demikian, semakin tinggi mistar yang akan dilewati maka semakin cepat larinya. (Juari &Wagino,2010:82). Awalan dalam lompat tinggi biasanya tidak memerlukan awalan yang jauh. Karena yang terpenting adalah tolakan dan angkat badan secara maksimal saat melewati mistar. Langkah-langkahnya, adalah: 1. langkah lari awalan dimulai dengan panjang awalan berkisar delapan langkah. 3

4 2. terdiri empat langkah pertama dan empat langkah terakhir lebih lebar daripada langkah pertama. 3. bila tumpuan menggunakan kaki kiri maka awalan dimulai dari sebelah kiri bak lompat. dan sebaliknya ketika tumpuan dimulai dengan kaki kanan maka awalan dimulai dengan kaki kiri. (Edy Sih Mitranto &Slamet, 2010:26). Awalan pada lompat tinggi juga bertujuan untuk mendapatkan kecepatan agar dapat melompat setinggi-tingginya. Pada langkah terakhir, sikap tubuh sedikit merendah ke belakang untuk persiapan melakukan tolakan. (Deni Kurniadi & Suro Prapanca,2010:10). Sedangkan menurut Farida Mulyaningsih dkk (2010) Teknik awalan dilakukan dari samping dengan sudut kemiringan 20-45 derajat. Dengan jarak awalan lebih kurang 10 15 meter, berlari menggunakan langkah merenggang dengan kecapatan berlari semakin tinggi, pada bagian akhir langkah dipercepat, diperpanjang dan badan lebih rendah dan condong kebelakang.(farida Mulyaningsih dkk, 2010:64) b. Tolakan Menurut Edy Sih Mitranto & Slamet (2010) Langkah-langkah melakukan tolakan adalah : 1) badan condong ke belakang, kaki ayun lurus dan tidak kaku; 2) ayunan kaki lebih tinggi dari kepala dan melewati mistar lebih dahulu daripada bagian tubuh yang lain. (Edy Sih Mitranto &Slamet, 2010:27). 4

5 Sedangkan menurut Juari dan Wagino (2010) Tolakan merupakan proses mengubah awalan horizontal menjadi vertikal untuk melewati mistar. Tolakan kaki tumpu harus kuat agar gerakan lompatan mencapai titik maksimal. Untuk itu, pada langkah terakhir agak lebar dengan sikap badan agak menengah disertai gerakan ayunan ke atas untuk membantu mengangkat titik berat badan lebih tinggi. (Juari &Wagino,2010:83), kemudian Deni Kurniadi & Suro Prapanca (2010) mengemukakan bahwa Tolakan merupakan gerakan yang penting untuk menentukan lompatan yang sempurna dan setinggitingginya. (Deni Kurniadi & Suro Prapanca,2010:10). Lebih lanjut Faridah Mulyaningsih dkk (2010) mengatakan Tolakan kaki dilakukan setelah selesai melakukan awalan. Bersamaan dengan itu, kaki belakang kanan diayun ke atas samping mistar, kepala ditegadahkan kebelakang, kedua tangan di ayun ke atas, kaki kiri ditolakan sekuatnya. (Farida Mulyaningsih dkk, 2010:65) c. Sikap Badan di atas Mistar Pada saat di atas mencapai tinggi maksimum badan diputar ke kiri, menghadap ke bawah; kaki ditarik dan dijauhkan pada saat kangkang dan lurus tidak menyentuh mistar; ketika kaki ayun agak menurun maka tangan harus siap-siap membantu pendaratan. (Edy Sih Mitranto &Slamet, 2010:27) Sedangkan Juari &Wagino,(2010) Pada saat lompatan melewati mistar mencapai titik tertinggi badan diputar ke kiri secara penuh. 5

6 Kepala mendahului melewati mistar, perut dan dada menghadap ke bawah. Kaki yang semula sebagai tumpuan bergantung ditarik dalam posisi kaki kangkang. Kaki kanan sudah turun, sementara tangan mempersiapkan diri untuk membantu pendaratan. (Juari &Wagino,2010:83), kemudian oleh Faridah Mulyaningsih dkk (2010) mengemukakan bahwa Sikap badan pada saat di atas mistar adalah sikap telungkup seperti tidur, yaitu perut dan dada menghadap ke bawah, kaki ditarik dalam sikap kangkang, dan kepala mendahului mistar..(farida Mulyaningsih dkk, 2010:65) d. Mendarat Pendaratan pada kaki ayun dibantu dengan tangan; besar kemungkinan jatuhnya susah diatur; sebagai pengamanan maka diperlukan tempat pendaratan yang empuk; bila menggunakan bak pasir jangan padat atau keras. (Edy Sih Mitranto &Slamet, 2010:27). Lebih lanjut Juari dan Wagino (2010) jika pendaratan dengan bak lompat dan karet busa yang tebal, punggung dapat langsung dijatuhkan ketika sudah melewati mistar. Namun jika tempat pendaratan dengan bak pasir pendaratan dilakukan dengan kaki kanan (kaki ayun). Pendaratan ini dibantu oleh kedua tangan. Kalaupun badan terpaksa harus dijatuhkan, maka yang lebih dulu jatuh adalah pundak karena diikuti gerakan berguling. (Juari &Wagino,2010:83). Sedangakan Farida Mulyaningsih (2010) Pendaratan dimulai dengan gerakan mengayunkan kaki, kemudian bergulir menyusur sisi 6

7 bahu dan punggung hingga posisi badan sejajar dengan mistar. Apabilah mendarat dengan menjatuhkan badan, kedua tangan ditarik ke dada dan jatuhkan punggung terlebih dahulu kemudian bergulir..(farida Mulyaningsih dkk, 2010:66) Jadi dapat disimpulkan bahwa Sikap mendarat adalah sikap jatuh setelah melewati busa, sedangkan cara yang baik dalam melakukan pendaratan adalah Jika pendaratan terbuat dari matras,maka posisi jatuh adalah sisi bahu dan punggung terlebih dahulu; jika pendaratan dilakukan di atas pasir,maka yang mendarat lebih dahulu adalah kaki.ayun kaki kanan kemudian berguling ke depan,bertumpu pada pundak bahu kanan. 2.1.3.2. Peraturan Perlombaan Lompat Tinggi Peraturan dalam lompat tinggi adalah sebagai berikut. a. Terdapat mistar lompat, mistar ini dapat dari besi atau kayu. Bentuknya bulat atau segitiga dengan diameter 25 30 mm. Permulaan mistar datar atau rata pada kedua ujungnya yang berguna untuk meletakkannya pada papan penopang. Panjang mistar antara 3,64 4 m dan beratnya 2,2 kg. b. Terdapat lintasan awalan dan tolakan kaki yang panjangnya tak terbatas, minimalnya 5 m. c. Terdapat tiang lompat, di mana semua tiang dapat dipakai asal kuat, tinggi, dan mudah menaikkan mistar dengan selisih 5 atau 10 cm. 7

8 d. Terdapat tempat mendarat minimal berukuran 4 5 m dan dapat ditutup dengan matras lompat atau karet busa sebagai tempat mendarat. e. Tidak memperpendek langkah akhir saat awalan. f. Badan tidak condong ke depan. g. Kaki ayunan diangkat penuh. h. Kaki penolak tidak bengkok ketika menolak. i. Kaki penolak naik dibengkokkan. j. Rotasi cukup dari pinggang saat di atas mistar. (Juari &Wagino,2010:83). 2.1.4. PENGERTIAN PENDEKATAN MODIFIKASI Modifikasi sebagai perubahan dari keadaan lama yang semula menjadi keadaan baru. Perubahan ini dapat berupa bentuk, fungsi, cara penggunaan dan manfaat tanpa sepenuhnya menghilangkan karakteristik semula, (Lutan, 1996:9). Untuk memodifikasi cabang olahraga dalam mata pelajaran pendidikan jasmani memerlukan kreativitas guru untuk memodisikasi, mulai dari media (alat, model), proses pembelajaran, situasi lapangan, penggunaan atau pemanfaatan alat yang digunakan. Namun tanpa dukungan dan kreativitas guru yang maksimal terhadap komponenkomponen tersebut, tujuan yang ingin diraih tidak akan tercapai. Dalam kaitannya dengan penelitian ini bertujuan untuk menerapkan strategi pembelajaran modifikasi cabang olahraga atletik yakni lompat tinggi, yang dikutip dari Djumidar (1997:6.11-6.14) bahwa 8

9 untuk membuat anak memiliki pemahaman tentang lompat tinggi, maka perlu diadakan kegiatan belajar lompat dengan menggunakan lingkaran yang dibuat sedemikian rupa agar anak dapat melakukan suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik lain yang lebih jauh atau tinggi dengan ancang-ancang lari cepat atau lambat dengan menumpun satu kaki dan mendarat dengan kaki/anggota tubuh lainnya dengan keseimbangan yang baik. Menurut Lutan (1996) Tujuan memodifikasi lompat tinggi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan dengan tujuan : 1) siswa memperoleh kesenangan dalam mengikuti pelajaran, 2) meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berprestasi, dan 3) siswa dapar melakukan pola belajar yang benar, (Lutan, 1996:9). 2.1.5. MODIFIKASI ALAT Modofikasi adalah merubah serta mengurangi ukuran alat dari yang sebernarnya, untuk memudahkan siswa dalam melakukan keterampilan dasar khususnya keterampilan dasar lompat tinggi gaya straddle. Hal ini ditunjang oleh pendapat Bahagia dan Suherman modifikasi merupakan salah satu usaha para guru agar pembelajaran mencerminkan DAP (Developmentally Appropriate Practice) termasuk didalamnya body scaling atau penyesuaian dengan ukuran tubuh siswa yang sedang belajar. Bahagia dan Suherman (2000:41) 9

10 Penggunaan alat modifikasi diharapkan dapat memotivasi anak melakukan tugas gerak yang diberikan. Sehingga pembelajaran Pendidikan Jasmani yang diharapkan tercapai. Proses belajar dikatakan berhasil apabila ada perubahan pada diri anak berupa perubahan prilaku yang menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan. (Slameto, 1995: 12). Dalam proses belajar mengajar peserta didik harus menunjukkan kegembiraan, semangat yang besar dan percaya diri. Atas dasar tersebut, guru berperan untuk mempertahankan kelangsungan proses belajar mengajar, guna tercapainya tujuan belajar yang sudah ditetapkan. Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang digunakan untuk melakukan skill itu. Misalnya, berat-ringannya, besar-kecilnya, tinggirendahnya dan panjang-pendek peralatan yang digunakan. (Bahagia dan Suherman, 2000:48). Modifikasi alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan karet. Dengan modifikasi alat lompat tinggi tersebut diharapkan akan meningkatkan keterampilan gerak dasar lompat tinggi gaya Straddle pada siswa kelas V. Dapat disimpulkan bahwa Esensi modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pembelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktifitas belajar yang potensial untuk memperlancar siswa dalam proses belajar. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan dan membelajarkan siswa dari yang tadinya tidak 10

11 bisa menjadi bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi tingkat yang lebih tinggi. Modifikasi diarahkan agar aktifitas belajar sesuai dengan tingkat perkembangan anak, serta dapat membantu dan mendorong perubahan kemampuan belajar anak kearah perubahan yang lebih baik. 2.1.6. TINJAUAN TENTANG ALAT BANTU KARET Pelaksanaan penelitian ini menggunakan karet yang bertujuan untuk merangsang siswa untuk melakukan lompatan. Pembelajaran lompat tinggi menggunakan tali bertujuan agar dapat merangsang siswa untuk melakukan lompatan agar badan trangkat ke atas depan. Karet bersifat lentur dan lunak, tidak berbahaya apabila dipergunakan sebagai alat bantu pembelajaran, sehingga anak tidak merasa takut untuk melakukan latihan melompat. (Djumidar,2007: 6.16) Menurut Djumidar (2007) Pelaksanaan pembelajaran lompat tinggi menggunakan karet yang dibentangkan dengan ketinggian tertentu dan diatur sedemikian rupa. Siswa melakukan lompatan melewati karet dengan diawali lari kemudian menumpu dan menolak melewati karet. Karet dibentangkan dengan ketinggian bertahap mulai dari 30 cm kemudian 40 cm, seperti dikemukakan Djumidar yaitu tali dibentangkan dengan ketinggian 30 cm, 40 cm, 50 cm, diatur ketinggiannya, sehingga anak-anak tidak merasa jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran lompat tinggi. (Djumidar 2007: 6.16). 11

12 2.2. HIPOTESIS TINDAKAN Berdasarkan latar belakang diatas maka hipotesis tindakan adalah sebagai berikut : jika metode modifikasi diterapkan pada pembelajaran ini maka keterampilan dasar lompat tinggi gaya straddle pada siswa kelas V SDN 4 Limboto Kabupaten Gorontalo dapat ditingkatkan. 2.3. INDIKATOR KINERJA Apabila 75% siswa mampu melakukan teknik dasar lompat tinggi gaya straddle melalui metode modifikasi maka penelitian ini dinyatakan selesai. 12