BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bandara kualanamu adalah sebuah Bandar udara internasional yang melayani kota medan dan sekitarnya. Bandara ini terletak 39 km dari kota medan. Bandara ini adalah bandara terbesar kedua di Indonesia setelah bandar udara internasional Soekarno-Hatta. Lokasi bandara ini merupakam bekas areal perkebunan PT perkebunan nusantara II tanjung morawa yang terletak di beringin, Deli Serdang, Sumatera Utara. Pembangunan Bandara ini merupakan bagian dari rencana angkasa pura untuk menggantikan bandar udara Polonia yang telah berusia lebih dari 85 tahun. Bandar kuala namu di harapkan dapat menjadi pangkalan transit internasional untuk kawasan sumatera dan sekitarnya. Bandara ini mulai beroperasi sejak 25 juli 2013 meskipun ada fasilitas yang belum sepenuhnya selesai di kerjakan. Bandara ini dapat menampung 25 juta penumpang pertahun. Saat ini telah direncanakan konsep aerotropolis bandar udara internasional kualanamu. Di dalam konsep aerotropolis suatu bandara akan menjadi pusat kegiatan yang di kelilingi oleh berbagai fasilitas pendukung yang terletak di dalam pagar atau diluar bandara, seperti perkantoran, penginapan, area komersial, hiburan, pendidikan, layanan kesehatan berkelas, dan berbagai kawasan industri. Kawasan aerotropolis bandara internasional kualanamu tersebut kemudian akan di intergrasikan dengan dua pelabuhan sehingga membentuk super koridor bandara internasional kualanamu - pelabuhan belawan - pelabuhan kuala tanjung. Super koridor ini akan mendukung pengembangan kawasan strategis nasional medan, binjai, deli serdang, karo, atau yang disebut dengan MEBIDANGRO, serta kawasan ekonomi khusus sei mangke dan kawasan-kawasan industri lainnya Pengembangan bandara internasional kualanamu menjadi aerotropolis akan mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja dan membuka gerbang investasi yang besar di kawasan ini. Menurut ahli aerotropolis Prof. Jhon D.Kasarda airport leaves the city, the city follow the airport become a city!. Analisis beliau mulai menemui buktinya dalam beberapa dekade belakangan ini. Sebuah Bandar yang di bangun jauh dari kota, lama kelamaan kegiatan kota dan bisnis mengikutinya dan akhirnya bandara 1
itu mirip sebuah kota dengan semua fasilitas pendukungnya. Dan menurut beliau konsep aerotropolis harus memenuhi 3 syarat utama. Pertama adalah membangun wilayah sekitar bandara dengan hotel, perkantoran, retail, factory, outlet dan pusat bisnis lainnya. Hal ini akan membuat wisatawan atau pengunjung yang singgah di bandara tidak kesulitan untuk mengakses fasilitas-fasilitas perekonomian. Kedua menyediakan transportasi yang beragam dan saling terhubung dengan bandara berupa transportasi kereta api, bus penumpang, jalan tol, dan transportasi public lainnya mutlak terhubung dengan bandara. Ketiga menyediakan dan membangun fasilitas pengangkutan logistic di sekitar bandara. Kecamatan Batangkuis, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara merupakan kawasan yang letaknya berada di gerbang utama Menuju Bandara. Kawasan ini berpotensial menjadi pertumbuhan pembangunan di Kabupaten Deli Serdang. Berdasarkan hal ini, daerah Kecamatan Batang Kuis akan dikembangkan menjadi sebuah kota baru yang pertumbuhan pembangunannya mendukung kawasan bandara Kuala Namu yang disebut Aerotropolis ( Airport City ). Seiring dengan pertumbuhan pembangunan tersebut akan banyak penduduk yang bermigrasi ke kawasan ini. Untuk merealisasikan konsep aerotropolis ini, perlunya sebuah fasilitas pendukung. Banyaknya jumlah pengunjung dari daerah sekitar maupun wisatawan yang datang ke sumatera utara, berkembangnya pembangunan dan seiring dengan banyaknya penduduk nantinya yang akan bermigrasi ke kawasan tersebut. Hal ini harus diperhatikan dengan baik. Maka dari itu fasilitas pendukung yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut berupa pusat perbelanjaan. Saat ini pusat perbelanjaan telah menjadi gaya hidup penduduk dunia. Pusat perbelanjaan tidak hanya berfungsi sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli, namun telah menjadi ruang publik bagi masyarakat untuk melakukan interaksi sosial, melakukan pertemuan bahkan menjadi tempat rekreasi bagi masyarakat. Sehingga fasilitas berupa pusat perbelanjaan menjadi pendukung perekonomian aerotropolis di dalam pagar bandara melalui aktivitas berbelanja masyarakat sekitar maupun wisatawan. 2
I.2 Maksud dan Tujuan Maksud : Menyelesaikan perancangan arsitektur 6 dan juga skripsi sebagai syarat wisuda dan meraih gelar sarjana. Tujuan : Merancang pusat perbelanjaan di batangkuis untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup dan kebutuhan sehari-hari wisatawan maupun penduduk sekitar dengan tipologi retail dan pedestrian yang memenuhi standard yang bertemakan arsitektur metapora. I.3 Masalah Perancangan Adapun masalah dalam perancangan pusat perbelanjaan ini adalah a. Bagaimana menganalisa tapak perancangan, mengidentifikasi permasalahan dan potensi yang ada pada site secara efektif. b. Bagaimana mengidentifikasi fungsi pusat perbelanjaan yang di butuhkan kawasan batang kuis. c. Bagaimana menerapkan tema pada desain pusat perbelanjaan. I.4 Pendekatan Adapun pendekatan yang yang digunakan dalam perancangan shoping mall ini adalah : a. Pendekatan tapak Pedekatan tapak yang di lakukan adalah dengan menganalisa tapak perancangan dan mengidentifikasi permasalahan dan potensi yang ada di site. Melakukan analisa-analisa permasalahan yang ada dalam tapak seperti kelayakan tapak untuk pembangunan sebuah shoping mall. b. Pendekatan Fungsi Pedekatan fungsi yang dilakukan adalah merencanakan sebuah fungsi-fungsi apa saja di dalam pusat perbelanjaan yang di butuhkan kawasan batang kuis dan juga Bandar udara kualanamu. c. Pendekatan Literatur Pendekatan literature yang dilakukan adalah mempelajari proyekproyek sejenis, mencari teori landasan dan referensi proyek sejenis. d. Pendekatan Tema. Pendekatan metafora yang dilakukan adalah pengkajian prinsiprinsip metafora untuk merancanakan sebuah desain yang unik yang 3
mempunyai daya tarik tersendiri agar dapat menarik minat masyarakat lokal maupun global untuk mengunjungi fungsi yang akan di rancang nantinya. I.5 Lingkup/Batasan Lingkup perancangan adalah pusat perbelanjaan dengan kegiatan berupa berbelanja, wisata kuliner, berkumpul, hiburan dan pengelolaan bangunan. Batasan perancangan, yaitu: a. Batasan tapak. Adapun luas lahan 3 hektar dan luas bangunan 15.000 m 2 dengan batasan tapak sebagai berikut : Sebelah timur : jalan utama menuju Bandar udara kualanamu dan rumah warga. Sebelah barat : lahan kosong. Sebelah selatan : lahan kosong. Sebelah utara : jalan balai desa. b. Batasan Fungsi. Fungsi yang ada pada bangunan ini akan di batasi seperti tidak adanya fungsi penginapan, convention, office, rumah sakit dan apartemen. 4
I.6 Kerangka Berfikir Latar Belakang Bandar udara kualanamu akan menjadi aerotropolis dan super coridor. Batang kuis berada di gerbang utama menuju kualanamu merupakan kawasan strategis untuk pengembangan fasilitas pendukung aerotropolis. Perkembangan pembangunan dikawasan ini, bertambahnya wisatawan dan penduduk sekitar memerlukan sebuah fasilitas pusat perbelanjaan untuk memenuhi gaya hidup dan kebutuhan sehari-hari.di kawasan ini. Maksud dan Tujuan Merancang pusat perbelanjaan di batangkuis untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup dan kebutuhan sehari-hari wisatawan maupun penduduk sekitar dengan tipologi retail dan pedestrian yang memenuhi standard yang bertemakan arsitektur metapora. Judul dan tema PUSAT PERBELANJAAN BATANG KUIS ARSITEKTUR METAFORA Perumusan masalah Adapun masalah dalam perancangan pusat perbelanjaan ini adalah a. Bagaimana menganalisa tapak perancangan, mengidentifikasi permasalahan dan potensi yang ada pada site secara efektif. b. Bagaimana mengidentifikasi fungsi pusat perbelanjaan yang di butuhkan kawasan batang kuis. c. Bagaimana menerapkan tema pada desain pusat perbelanjaan. Data - Data tapak. - Survey lapangan - Studi literature - Studi banding Analisa - Analisa tapak - Analisa pengguna, aktivitas, kebutuhan ruang dan program ruang. Konsep perancangan - Konsep bangunan - Konsep perancangan tapak - Konsep struktur bangunan - Konsep utilitas DESAIN AKHIR Diagram 1.1 kerangka berfikir (sumber : Olahan sendiri,2016) 5
I.7 Sistematika Penulisan Laporan Sistematika penulisan laporan perencanaan dan perancangan Tugas Akhir dengan judul Pusat perbelanjaan di Batang Kuis dengan Pendekatan Arsitektur Metafora adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Menjelaskan secara garis besar apa yang menjadi dasar perumusan perancangan yang meliputi : latar belakang, maksud dan tujuan, masalah perancangan, pendekatan, lingkup/batasan, kerangka berfikir, sistematika penulisan laporan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisikan terminologi judul, lokasi yang meliputi kreteria pemilihan lokasi dan deskripsi kondisi existing, tinjauan fungsi, dan elaborasi tema. BAB III METODOLOGI Uraian langkah langkah penelitian yang akan ditempuh. Berisikan mengenai penjelasan kerangka pendekatan, metode, dan teknik diagnosis/analisis yang akan digunakan untuk menghasilkan desain/perancangan bangunan. BAB IV ANALISA PERANCANGAN Berisi tentang kajian analisa perencanaan yang meliputi analisa kondisi tapak dan lingkungan, analisa fungsional, analisa teknologi, analisa dan penerapan tema dan kesimpulan. BABV KONSEP PERANCANGAN Membahas konsep, program, dan persyaratan perencanaan dan perancangan arsitektur untuk pusat perbelanjaan di Batang Kuis dengan Pendekatan Desain Arsitektur Metafora. BAB VI PERANCANGAN ARSITEKTUR Berisi tentang hasil rancangan berupa gambar rancangan arsitektur dan maket. 6