Intan Syahni Alam, I Wayan Suwendra, Ni Nyoman Yulianthini. Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Munculnya globalisasi perekonomian yang merupakan suatu proses kegiatan

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN USAHA PADA KSP.MADANI NTB

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan itu sendiri. Menurut Marcelinda et al. (2014), perusahaan bisa

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki peran penting dalam

ANALISIS RESIKO KEUANGAN PADA PT. BANK CENTRAL ASIA TBK DENGAN MENGGUNAKANMETODE ALTMAN Z-SCORE

ANALISIS KOMPARATIF RESIKO KEUANGAN ANTARA PT.BANK NEGARA INDONESIA Tbk DAN PT. BANK NEGARA INDONESIA SYARIAH Tbk PERIODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan

METODE PENELITIAN. diolah, dianalisis, dan diproses berdasarkan teori yang relevan sehingga diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. baik dari sisi financial maupun non-financial. Hal ini berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai kekuatan rasio keuangan dalam memprediksi kondisi

Endah Juli Wulandari Moch. Dzulkirom, AR Muhammad Saifi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

PENILAIAN KESEHATAN LPD DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. (Santoso, 2005). Perusahaan property and real estate adalah perusahaan yang

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z- SCORE

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN PERIODE PENGUMPULAN PIUTANG TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan (Laba) yang optimal serta pengendalian yang seksama yang berkaitan

Nama : Putri Wulan Sari Kosnadi NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Rini Dwiastutiningsih.,SE.,MMSI

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai industri yang berkembang pesat dan memiliki kegiatan usaha yang

BAB II TINJAUAN TEORITIS. a. Pengertian Laporan Keuangan. mempunyai arti yang sangat penting terutama bagi pihak-pihak yang

ANALISIS RESIKO KEUANGAN PADA PT. BANK MANDIRI Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE

ANALISIS MODEL PREDIKSI KEBANGKRUTAN ALTMAN Z-SCORE. SPRINGATE DAN ZMIJEWSKI UNTUK MENILAI KELANGSUNGAN USAHA PT ENSEVAL PUTERA MEGATRADING Tbk

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA INDUSTRI ROKOK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z- SCORE UNTUK MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PT APAC CITRA CENTERTEX, Tbk.

ANALISIS MODAL KERJA DAN LIKUIDITAS UNTUK MENINGKATKAN RENTABILITAS PADA PT LONDON SUMATRA INDONESIA, TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB-I. mengalir ke dalam perbankan, juga melimpahnya jenis tabungan yang di. fungsi kebijakan moneter. Bank sebagai institusi yang bertujuan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. Dimana faktor terpenting untuk melihat perkembangan

FINANCIAL DISTRESS DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT PELAYARAN TEMPURAN EMAS DAN ENTITAS ANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh: Giovanni Edward Margali 1 Paulina Van Rate 2 Joubert B Maramis 3. Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN, Vol.2, No.1, Juni 2017, E-ISSN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT MULIA INDUSTRINDO, Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan tersebut yaitu terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi. keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan menggambarkan

BAB IV PEMBAHASAN. kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan jangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA dalam Kartikawati, 2008). Financial distress juga didefinisikan sebagai

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN MELIHAT RASIO LIKUIDITAS PADA PT. BANK DANAMON INDONESIATBK TAHUN Elvera *) ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT KEDAUNG INDAH CAN TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE KARINA MULIAWATI S 3EB

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

BAB IV. ANALISA dan PEMBAHASAN. 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian yang ingin dicapai sehingga penulis dapat memperoleh hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Eka Puji Purnama Sari, Nurul Qomari, Widya Susanti Progam Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Bhayangkara Surabaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

deskriptif, yaitu penelitian dengan menggunakan data-data yang diperoleh langsung pada laporan keuangan di ICMD Bursa Efek Jakarta, kemudian

PREDIKSI KEBANGKRUTAN CV. BATUBARA MAS ABADI DI SAMARINDA LISA CINTHIA. Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kebangkrutan. 1. Pengertian Kebangkrutan. Kebangkrutan atau kepailitan adalah biasanya diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. itu perusahaan harus mempertahankan dan mampu berkembang di berbagai. mengalami financial distress bahkan kebangkrutan.

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS RESIKO KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE. (Studi kasus pada PT.Bank Rakyat Indonesia.Tbk tahun )

BAB I PENDAHULUAN. semakin majunya perekonomian serta teknologi saat ini, ditambah dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesulitan keuangan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya artinya perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. model Grover, Altman Z-Score, Springate, dan Zmijewski pada perusahaan Food

BAB II LANDASAN TEORI. oleh para pelaku bisnis. Akuntansi mempunyai peran untuk memberikan

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA PT JAPFA COMFEED INDONESIA, Tbk.

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat panjang bahkan hingga ribuan tahun. Pada periode waktu yang

ANALISIS FINANCIAL DISTRESS DENGAN METODE Z- SCORE ALTMAN, SPRINGATE, ZMIJEWSKI

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT INDOSAT TBK PERIODE DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

ANALISIS Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE BERDASARKAN METODE RISK BASED CAPITAL DAN Z-SCORE PERIODE

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN MELIHAT TINGKAT LIKUIDITAS PT BANK DANAMON TBK

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Nama NPM Jurusan Pembimbing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK SINAR MAS, Tbk. DAN PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. MENGGUNAKAN METODE CAMELS

FINANCIAL DISTRESS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKRIMINAN ALTMAN PADA PT BUKIT DARMO PROPERTY, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PT GAJAH TUNGGAL DAN PT MULTISTRADA ARAH SARANA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MELALUI RASIO LIKUIDITAS, LAVERAGE, DAN PROFITABILITAS PT

sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu). pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya jumlah kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI. Untuk memenuhi salah satu persyaratan. mencapai derajat Sarjana Ekonomi. Oleh: LEILY AULIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang seluruhnya atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN BUMN PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA KOPDIT/CU. CINTA MULIA PEMATANGSIANTAR

Transkripsi:

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE G-SCORE, X-SCORE, DAN Z-SCORE PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA DI KECAMATAN BULELENG PERIODE 2013-2014. Intan Syahni Alam, I Wayan Suwendra, Ni Nyoman Yulianthini Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: intansyahni04@gmail.com, yc9eda@yahoo.co.id, yulianthini_nyoman@yahoo.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil prediksi kean pada Lembaga Perkreditan Desa di Kecamatan Buleleng periode 2013-2014 dengan menggunakan metode g-score, x-score, dan z-score. Subyek penelitian ini adalah LPD di Kecamatan Buleleng, dan objeknya adalah laporan keuangan LPD di Kecamatan Buleleng tahun 2013-2014. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang menggunakan data berupa angka yang berasal dari laporan keuangan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan Buleleng. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan tahunan LPD yang diambil dan dikutip dari data-data yang sudah ada kemudian diolah dan dianalisis oleh peneliti menggunakan metode g-score, x-score, dan z- score. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil prediksi menggunakan metode g-score tahun 2013 dan 2014 memperoleh hasil yang sama, yaitu tidak ada LPD yang akan mengalami kean dengan hasil g-score lebih dari atau sama dengan 0,01 (G 0,01). Hasil prediksi menggunakan metode x-score tahun 2013 dan 2014 juga memperoleh hasil yang sama, yaitu terdapat 9 LPD tidak akan mengalami kean dengan hasil x-score negatif (X < 0), dan terdapat 6 LPD akan mengalami kean dengan hasil x-score positif (X 0). Sedangkan hasil prediksi menggunakan metode z-score tahun 2013 terdapat 4 LPD tidak mengalami kean dengan hasil z-score lebih dari 2,6 (Z > 2,6), dan 11 LPD berada dalam kategori grey area dengan kriteria 1,1 > Z > 2,6. Tahun 2014 terdapat 5 LPD tidak mengalami kean dengan hasil z-score lebih dari 2,6 (Z > 2,6), dan terdapat 10 LPD berada dalam kategori grey area dengan kriteria 1,1 > Z > 2,6. Setelah hasil prediksi dari metode g-score, x- score, dan z-score dikelompokkan menjadi 3 kelompok, hasil menunjukkan bahwa tidak ada LPD yang akan mengalami kean. Kata kunci: metode g-score, x-score, z-score, kean.. ABSTRACT The purpose of this study was to know the prediction of Lembaga Perkreditan Desa's bankruptcy level around Buleleng District for the period of 2013-2014 using g-score, x-score and z- score method. The subject in this research was LPD in Buleleng District, and the object was financial report 2013-2014. This research was descriptive qualitative research that data collected from the financial report of LPD around Buleleng district. Furthermore, in this research, the data used were

also secondary data which means that the data obtained from those report that had been existed and then analyzed by the researcher using by g-score, x-score, dan z-score. The results of research showed that the prediction used the g-score 2013 and 2014 gained the same, not LPD that predicted will bankruptcy with the g-score more than or the same with 0,01 (G 0,01). The results of prediction used the x-score 2013 and 2014 also gained the same, that 9 LPD predicted there will not be bankruptcy with the x-score negative (X < 0), and there are 6 LPD predicted will experienced bankruptcy with the x-score positive (X 0). While the results of prediction used the z-score 2013 there are 4 LPD predicted wouldn t have bankruptcy with the z-score more than 2,6 (Z>2,6), and 11 LPD are in the category of grey area with by the criteria of 1,1 > Z > 2,6. 2014 there are 5 LPD predicted wouldn t have backruptcy with the z-score more than 2,6 (Z>2,6), and there are 10 LPD are in the category of grey area by the criteria of the 1,1>Z>2,6. After the results of the prediction g-score, x-score, and z-score grouped in into 3 groups, the results of the show that there is not LPD that predicted will experience bankruptcy. Keywords: method of g-score, x-score, z-score, bankruptcy. PENDAHULUAN LPD merupakan lembaga keuangan yang sangat penting peranannya dalam kegiatan ekonomi, karena melalui kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan oleh LPD maka dapat melayani berbagai kebutuhan pada berbagai sektor ekonomi dan perdagangan masyarakat. Salah satu fungsi LPD merupakan unit operasional sebagai wadah kekayaan desa serta mengembangkan usaha-usaha dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat di desa tersebut. Pengukuran kinerja LPD perlu dilakukan pada tiap akhir periode tertentu, dan ini merupakasalah satu tindakan penting yang harus dilakukan oleh pihak berwenang guna mengetahui prestasi keuntungan yang dicapainya melalui indikator-indikator pengukuran tingkat kesehatan keuangan LPD. Dengan mengetahui kinerja keuangan, dapat menentukan langkah-langkah yang efektif agar visi misi LPD dapat tercapai. Kinerja LPD yang baik akan mampu membuat lembaga keuangan tersebut bertahan lama. Kesalahan prediksi terhadap kelangsungan operasi suatu lembaga keuangan di masa yang akan datang dapat berakibat fatal yaitu kehilangan pendapatan dan juga kepercayaan masyarakat. Oleh karena itu, pentingnya suatu model prediksi kean suatu lembaga keuangan menjadi hal yang sangat dibutuhkan oleh berbagai pihak seperti pemberi pinjaman, pemerintah, akuntan, dan pihak manajemen tersebut. Kemampuan memprediksi keuangan yang akan datang diperlukan untuk memperkecil risiko terjadinya kean. Hal ini bisa diketahui dengan melakukan analisis prediksi kean yang kemudian berhasil merumuskan rasio-rasio terbaik dalam memprediksi terjadinya kean. Dari rasio-rasio tersebut kemudian dirumuskan dalam z-score, g-score, dan x-score kean perusahaan. Semakin awal peringatan tersebut, semakin baik bagi pihak manajemen untuk segera melakukan perbaikanperbaikan. Analisis diskriminan adalah salah satu teknik yang digunakan dalam penelitian yang melibatkan pengukuran ganda. Yulia (2005) menunjukkan bahwa tidak ada rasio keuangan lain yang dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi kondisi financial distress perusahaan selain rasio rasio keuangan yang digunakan dalam model Altman. Fatmawati (2012) menyatakan bahwa metode X-Score merupakan model prediksi yang lebih akurat daripada model Altman Z-score dan model Springate. Evi (2013) menyatakan bahwa metode G- Score merupakan model prediksi yang paling sesuai diterapkan pada perusahaan karena model ini memiliki tingkat keakuratan yang paling tinggi dibandingkan dengan model prediksi lainnya yaitu sebesar 100%. Lembaga Perkreditan Desa (LPD) yang diteliti kali ini merupakan LPD yang berada di Kecamatan Buleleng. LPD

diharapkan dapat mencapai beberapa tujuan seperti: a) mendorong pembangunan ekonomi masyarakat desa melalui tabungan yang selanjutnya disalurkan menjadi modal yang produktif, b) menciptakan pemerataan dan kesempatan berusaha bagi warga desa dan tenaga kerja di pedesaan, c) meningkatkan daya beli masyarakat desa dan melancarkan arus lalu lintas pembayaran dari peredaran uang di desa. Dana yang dimiliki LPD bisa didapatkan melalui kerjasama dengan lembaga keuangan lainnya. Begitu pentingnya kinerja keuangan LPD sehingga berguna bagi pihak manajemen untuk mengetahui kondisi keuangan LPD. Dengan kinerja keuangan yang baik diharapkan dapat mencapai tujuan jangka pendek maupun jangka panjang, serta kelangsungan hidup LPD. Disamping itu, informasi mengenai kemungkinan kegagalan suatu LPD akan melindungi kepentingan masyarakat dari kemungkinan kerugian yang bisa dideritanya. Untuk itu diperlukan suatu metode khusus yang mampu memberikan penilaian serta memprediksi kemampuan finansial Lembaga Perkreditan Desa di masa kini serta di masa yang akan datang. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil prediksi kean pada Lembaga Perkreditan Desa di Kecamatan Buleleng periode 2013-2014 dengan menggunakan metode g-score, x-score, dan z-score. Ketentuan atau aturan yang melandasi berdirinya LPD adalah Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali tanggal 1 November 1984 Nomor 972, dan selanjutnya dikukuhkan dengan Peraturan daerah (Perda) Nomor 2 tahun 1988 tentang LPD. Perda ini kemudian disempurnakan pada tahun 2002 yaitu disahkannya Perda Nomor 8 tahun 2002. Pada tahun 2007 Perda ini disempurnakan kembali menjadi Perda Nomor 3 tahun 2007. Sedangkan menurut Undang-Undang Perbankan No.10 Tahun 1998 pasal 58, LPD merupakan sub sistem dalam jaringan perbankan yang paling depan dan dapat dipersamakan dengan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Kean pada LPD bisa terjadi karena manajemen yang kurang baik dan juga banyaknya kredit macet. Adapun yang dimaksud dengan kean adalah suatu kondisi di saat perusahaan mengalami ketidakcukupan dana untuk menjalankan usahanya (Yuli,2011). Menurut Undang Undang Kepailitan No. 4 Tahun 1998, debitur yang mempunyai dua atau lebih kreditur dan tidak membayar sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan pengadilan yang berwenang, baik atas permohonannya sendiri, maupun atas permintaan seorang atau lebih krediturnya. Menurut Munawir (2008), penyebab kean pada dasarnya dapat disebabkan oleh faktor internal perusahaan maupun faktor eksternal baik yang bersifat khusus yang berkaitan langsung dengan perusahaan maupun yang bersifat umum. Faktor internal dapat disebabkan oleh adanya manajemen yang tidak baik, tidak efisien (biaya yang besar dengan pendapatan yang tidak memadai sehingga perusahaan mengalami kerugian terus menerus). Kerugian yang terus menerus mengindikasikan adanya kesulitan keuangan dan menjurus pada kean. Manajemen yang tidak efisien mungkin disebabkan oleh kurangnya kemampuan, pengalaman dan keterampilan manajemen tersebut. Selain itu tidak seimbangnya antara jumlah modal perusahaan dengan jumlah utangpiutangnya. Utang yang terlalu besar dapat mengakibatkan beban bunga yang besar dan memberatkan perusahaan. Namun piutang yang terlalu besarpun dapat merugikan perusahaan, karena modal kerja yang tertanam pada piutang terlalu besar akan mengakibatkan berkurangnya likuiditas perusahaan atau bahkan mengalami kesulitan keuangan, lebih parah lagi kalau debitur-debitur perusahaan tersebut tidak mampu memenuhi kewajibannya tepat pada waktunya atau bahkan menjadi kredit macet. Selanjutnya yang mempengaruhi kean adalah sumber daya secara keseluruhan yang tidak memadai keterampilannya, integritas dan loyalitas dan bahkan moralitasnya rendah

sehingga banyak terjadi kesalahan, penyimpangan dan kecurangankecurangan terhadap keuangan perusahaan serta penyalahgunaan wewenang yang akibatnya akan sangat merugikan perusahaan. Memprediksi kean LPD dapat dianalisis melalui laporan keuangan LPD. Laporan keuangan memberikan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja perusahaan, perubahan ekuitas arus kas perusahaan, dan informasi lain yang berhubungan dengan perusahaan tersebut. Menurut Harahap (2009:105) laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Kasmir (2011) mengemukakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu peride tertentu. Menurut PSAK No. 1 (dalam Harahap, 2009: 134) Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas, perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber sumber daya yang dipercayakan kepada mereka dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliput: 1) aktiva, 2) kewajiban, 3) ekuitas, 4) pendapatan, beban termasuk keuntungan dan kerugian, 5) arus kas. Kinerja keuangan merupakan hasil nyata yang dicapai suatu badan usaha dalam suatu periode tertentu yang dapat mencerminkan tingkat kesehatan keuangan badan usaha tertentu dan dipergunakan untuk menunjukkan dicapainya hasil yang positif. Kinerja keuangan menurut Sawir (2005:6) adalah untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analis memerlukan beberapa tolak ukur yang digunakan adalah ratio dan indeks, yang menghubungkan dua data keuangan antara satu dengan yang lain. Menurut Sugiyono (2009) dari segi manajemen keuangan, kinerja keuangan dapat diukur dengan cara sebagai berikut. 1. Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban (utang) yang akan jatuh tempo (liquidity). 2. Kemampuan perusahaan untuk menyusun struktur pendanaan, yaitu perbandingan antara utang dan modal (leverage). 3. Kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan (profitability). 4. Kemampuan perusahaan untuk berkembang (growth), dan 5. Kemampuan perusahaan untuk mengelola aset secara maksimal (activity). Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode g-score, x- score, dan z-score. Metode g-score ditemukan oleh Grover (1968). Grover menghasilkan persamaan sebagai berikut. G =1,650X1+3,404X2 0,016ROA+ 0,057. Dimana X1 merupakan working capital to Total assets, X2 adalah earnings before interest and taxes to Total assets dan ROA adalah net income to total assets Adapun kriteria metode g-score yaitu 1. LPD dikategorikan dalam keadaan dengan skor kurang dari atau sama dengan -0,02 (g -0,02). 2. LPD yang dikategorikan dalam keadaan tidak adalah lebih dari atau sama dengan 0,01 (g 0,01). LPD dengan skor di antara batas atas dan batas bawah berada pada grey area. Metode x-score dihasilkan oleh Zmijewski pada tahun 1983 merupakan hasil riset selama 20 tahun yang ditelaah ulang. Model ini menghasilkan rumus sebagai berikut: X = -4,3-4,5X1 + 5,7X2 0,004X3 Dimana X1 merupakan perbandingan antara laba setelah pajak terhadap total aktiva, X2 adalah perbandingan total

hutang terhadap total aktiva, X3 adalah perbandingan aktiva lancar terhadap kewajiban lancar Dari hasil perhitungan rumus ini, diperoleh nilai X-Score yang dibagi dalam dua kriteria yaitu 1. jika x-score bernilai negatif (X < 0), maka LPD tersebut digolongkan dalam kondisi yang sehat. 2. Jika X-score bernilai positif (X 0) maka LPD tersebut dapat digolongkan dalam kondisi yang tidak sehat atau cenderung mengarah ke kean. Metode z-score ditemukan oleh Altman. rumus yang digunakan untuk menghitung z-score untuk perusahaan nonmanufacture adalah: Z = 6,56 X1 + 3,26 X2 + 6,72 X3 + 1,05X4 Dimana X1 adalah net working capital to total asset ratio, X2 adalah retained earning to total asset ratio, X3 adalah EBIT to total asset ratio, X4 adalah equity to total asset ratio. Adapun kriteria metode z-score adalah 1. jika z < 1,11 maka dideteksi bahwa LPD dalam kondisi tidak sehat (). 2. Jika 1,1 < z < 2,6 maka dideteksi LPD berada pada zona abu (grey area), di mana kondisi finansial perusahaan harus diperhatikan dengan seksama. 3. Jika z > 2,6 maka dideteksi bahwa LPD dalam kondisi sehat (tidak ). METODE Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang menggunakan data berupa angka yang berasal dari laporan keuangan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan Buleleng yang akan dianalisis menggunakan metode g-score, x-score, dan z-score. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan tahunan LPD yang diambil dan dikutip dari data-data yang sudah ada kemudian diolah dan dianalisis oleh peneliti. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil penelitian ini akan membahas mengenai hasil perhitungan prediksi kean dengan menggunakan metode g-score, x-score, dan z-score pada LPD di Kecamatan Buleleng Tahun 2013-2014.

Tabel 1 Hasil Perhitungan Metode G-score, X-score, dan Z-score pada LPD di Kecamatan Buleleng Tahun 2013-2014 No Nama LPD 2013 2014 G-score X-score Z-score G-score X-score Z-score 1 Alapsari 0,59538 0,39582 1,55576 0,57589 0,40897 1,50317 2 Bangkang 0,76316-1,18971 2,78891 0,70978-1,27286 2,79222 3 Banyuning 0,56213 0,37941 1,47827 0,71495 0,0363 2,03367 4 Buleleng 0,89709-0,75931 3,27105 0,87003-0,71457 3,20621 5 Galiran 0,85653-3,21396 5,4464 0,75108-3,11885 5,07055 6 Kalibubuk 0,64942 0,24793 1,73621 0,52668 0,19824 1,24597 7 Nagasepeha 0,85884-0,45892 2,81842 0,83694-0,33093 2,729 8 Padang Keling 0,88327 0,17609 1,95949 0,77991 0,20456 1,91749 9 Pemaron 0,64898-0,00208 2,00983 0,67972-0,11744 2,19757 10 Penarukan 0,71574-0,54786 2,5053 0,7661-0,61001 2,67017 11 Penglatan 0,66163-0,05316 2,10809 0,7756-0,36743 2,51414 12 Petandakan 0,76336-0,00321 2,16431 0,79446-0,21300 2,22801 13 Poh Bergong 0,63365 0,13726 1,92475 0,65049 0,01678 1,99673 14 Sari Mekar 0,75133-0,20042 2,4521 0,76667-0,22597 2,51215 15 Tukad Mungga 0,72203 0,24835 1,81796 0,74634 0,18836 1,8773 Sumber: Data diolah Setelah melakukan perhitungan terhadap 3 alat analisis diatas, maka selanjutnya kita klasifikasikan kondisi LPD sesuai dengan kriteria pada metode g-score, x- score, dan z-score untuk menentukan hasil prediksi pada setiap LPD.. No Tabel 2 Hasil Prediksi Metode G-score, X-score, dan Z-score pada LPD di Kecamatan Buleleng Tahun 2013-2014 Nama LPD 1 Alapsari 2 Bangkang 3 Banyuning 4 Buleleng 5 Galiran 6 Kalibubuk 7 Nagasepeha Padang 8 Keling 9 Pemaron 10 Penarukan 11 Penglatan 2013 2014 G-score X-score Z-score G-score X-score Z-score Bangkrut Grey area Bangkrut Grey Area Bangkrut Grey area Bangkrut Grey Area Bangkrut Grey area Bangkrut Grey Area Bangkrut Grey area Bangkrut Grey Area Grey area Grey Area Grey area Grey area Grey Area Hasil prediksi dapat dapat dapat dapat

12 Petandakan Poh 13 Bergong 14 Sari Mekar Tukad 15 Mungga Sumber: Data diolah Grey area Bangkrut Grey area Grey area Bangkrut Grey area Setelah melakukan analisa terhadap masing-masing metode g-score, x-score, dan z-score. maka hasil prediksi dikelompokkan menjadi 3, yaitu: a. Kelompok pertama yaitu kelompok dengan hasil prediksi yang sama baik itu pada metode g-score, x-score maupun z-score. LPD yang termasuk dalam kelompok pertama ini yaitu: LPD Bangkang, Buleleng, Galiran dan Nagasepeha. Keempat LPD ini memperoleh hasil yang sama yaitu tidak setelah diuji dengan menggunakan metode g- score, x score, dan z-score. b. Kelompok kedua yaitu kelompok dengan hasil prediksi yang berbeda di setiap metode yang digunakan baik itu pada metode g-score, x- score, maupun z-score. Adapun LPD yang termasuk dalam kelompok ini yaitu LPD Alapsari, Banyuning, Kalibubuk, Padang Keling, Poh Bergong, dan Tukad Mungga. c. Kelompok ketiga yaitu kelompok dengan menggunakan hasil prediksi yang lebih dominan. Adapun LPD yang termasuk dalam kelompok ini yaitu LPD Pemaron, Penarukan, Penglatan, Petandakan, dan Sari Mekar. LPD ini memperoleh hasil yang berbeda setelah dianalisis dengan menggunakan metode g- score, x-score, dan z-score, namun hasil prediksi yang lebih dominan yang digunakan. Dilihat dari hasil prediksi pada Tabel 1 dan Tabel 2 diatas, maka LPD di Kecamatan Buleleng tidak ada yang akan mengalami kean. Pembahasan Metode g-score, x-score, dan z- score bertujuan untuk memprediksi kean pada LPD di Kecamatan Grey Area Bangkrut Grey Area Grey Area Bangkrut Grey Area Buleleng tahun 2013-2014. Berdasarkan hasil analisis penelitian didapat hasil yang sesuai dengan teori dan hasil penelitian terdahulu. Hasil prediksi menunjukkan bahwa tidak ada LPD yang akan mengalami kean setelah dianalisis dengan menggunakan 3 metode yaitu metode g-score, x-score, dan z-score. Oleh karena itu LPD di Kecamatan Buleleng harus tetap mempertahankan kinerjanya. Hasil penelitian ini sejalan penelitian dari Eta dan Wira (2014) yang meneliti PT Fast Food Indonesia Tbk menyatakan bahwa kinerja keuangan pada PT Fast Food Indonesia Tbk periode 2008-2012 diklasifikasikan dalam kondisi tidak. PENUTUP Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan penelitian bahwa LPD di Kecamatan Buleleng tidak ada yang mengalami kean setelah dianalisis dengan menggunakan metode g-score, x-score, dan z-score. Berdasarkan hasil penelitian dan dari penarikan beberapa kesimpulan di atas maka dapat diajukan beberapa saran yaitu bagi peneliti yang berminat untuk mendalami bidang teori manajemen keuangan diharapkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai prediksi kebankrutan dengan menggunakan metode g-score, x-score, dan z-score maupun metode prediksi kean lain pada lembaga keuangan maupun perusahaan lainnya. Hal ini bertujuan untuk mengingatkan akan masalah keuangan yang membutuhkan perhitungan serius. Semakin awal peringatan tersebut, semakin baik bagi pihak manajemen untuk segera melakukan perbaikan-perbaikan demi kelangsungan hidup lembaga keuangan dapat dapat

maupun perusahaan dimasa yang akan datang. Selanjutnya bagi LPD di Kecamatan Buleleng diharapkan mampu meningkatkan kinerjanya. Pihak LPD juga harus menjaga likuiditasnya dalam memenuhi semua kewajibannya pada saat jatuh tempo agar dapat menjaga kredibilitas LPD sehingga dapat menarik minat para investor dan kreditor. DAFTAR RUJUAKAN Fatmawati, Mila. 2012. Penggunaan The Zmijewski Model, The Altman Model, dan The Springate Model Sebagai Prediktor Delisting. Jurnal Keuangan dan Perbankan 16,hal:56-65. Universitas Muhammadiyah Metro. Harahap, Sofyan Safri. 2009. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Mamduh, M. Hanafi. 2003. Analisa Laporan Keuangan. UPP MPP YKPN. Yogyakarta. Munawir. 2008. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 1998 tentang Lembaga Perkreditan Desa Peraturan Daerah Nomor 8 tahun 2002 tentang Lemabaga Perkreditan Desa Prihanthini, Dwi Evi Dan Maria Ratna. 2013. Prediksi Kean Dengan Model Grover, Altman Z- Score, Springate Dan Zmijewski Pada Perusahaan Food And Beverage Di Bursa Efek Indonesia. Denpasar: Universitas Udayana Republik Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Jakarta Sawir, 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. PT. Gramedia PustakaUtama, Jakarta. Umar, Husein. 2002. Evaluasi Kinerja Perusahaan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Yuli, Rizki Anggraini.2011.Analisis Prediksi Kean Perbankan Berdasarkan Model Altman s Z-Score Pada Pt.Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Jawa Timur: Universitas Jember Yulistiary, Etta Citrawati dan Made Gede Wirakusuma. 2014. Analisis Financial Distress dengan Metode Z-Score Altman, Springate, Zmijewski. Denpasar: Universitas Udayana.