BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Monika, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah merupakan Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nia Hastari, 2015

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Bab 1 Pendahuluan Latar belakang

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya jika suatu kebutuhan informasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masitoh Hamdayani, 2013

2016 IMPLENTASI PROGRAM EDU-TOURISM DI PERPUSTAKAAN

2015 STUDI PENILAIAN PEMUSTAKA TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL TENAGA PENGELOLA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 90 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN BANTUL

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 8 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI PURWAKARTA,

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia di aparat pemerintahan. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Priyanka Permata Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin meningkat kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan formal,

Arsip Nasional Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perpustakaan di Indonesia terjadi dengan sangat

PENGEMBANGAN METODE BALANCED SCORE CARD (BSC) UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PADA BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS OTOMASI PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN Profil Perpustakaan Institut Manajemen Telkom

PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Isnanda, 2014

Optimalisasi Layanan Koleksi Audio Visual di Perpustakaan ISI Surakarta oleh Sartini. Abstrak

Perpustakaan umum kabupaten/kota

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA BAPUSIPDA TERHADAP BRAND JUDGMENT PEMUSTAKA (Studi Deskriptif di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah)

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Perpustakaan sebagai pusat informasi dan pengetahuan diharapkan mampu

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 058 TAHUN 2017 TENTANG TRANSFORMASI PERPUSTAKAAN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

SISTEM PELAYANAN SIRKULASI PADA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ataupun gudang penyimpanan buku yang hanya berfungsi untuk menampung. buku-buku tanpa dimanfaatkan semaksimal mungkin.

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Strategi Pengembangan Perpustakaan Instansi

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

Oleh Kepala Bidang Perpustakaan BPAD Provinsi DKI Jakarta

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG

2015 HUBUNGAN KUALITAS LAYANAN JURNAL DENGAN KEPUASAN PEMUSTAKA DI PERUSTAKAAN UPT BIT LIPI BANDUNG

INOVASI PERPUSTAKAAN BERBASIS TEKNOLOGI UNTUK LAYANAN INFORMASI, PENELITIAN DAN REKREASI DI STMIK AKAKOM YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan sifat dan golongan, Perpustakaan secara umum terbagi menjadi dua

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Sragen terletak di Jl. Raya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN TEMANGGUNG

RENSTRA SKPD KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP KOTA SEMARANG TAHUN PEMERINTAH KOTA SEMARANG JL. PEMUDA NO. 175 TELP SEMARANG

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual. (Sulistyo-

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PERPUSTAKAAN. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Lisna Nurhalisma, 2013

BAB II TINJAUAN LITERATUR

RENCANA STRATEGIS BIDANG PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KABUPATEN NGAWI TAHUN

PENTINGNYA PERATURAN DAERAH BIDANG PERPUSTAKAAN DI KOTA MALANG : PENDEKATAN ASPEK SOSIOLOGIS DAN ASPEK TEORITIS

MAKALAH PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR UNTUK KECERDASAN ANAK. Untuk memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan untuk menyimpan buku atau bahan pustaka lainnya yang disusun. menurut sistem tertentu (Sulistyo Basuki, 1991 : 3).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2014 PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHAD AP PROD UKTIVITAS KERJA TENAGA PERPUSTAKAAN PAD A CISRAL UNIVERSITAS PAJAJARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Visi Misi

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi kehidupan masyarakat. Untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia,

Perpustakaan umum kabupaten/kota

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI. diamanatkan dalam Undang-undang Dasar tahun 1945 yaitu mencerdaskan

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Alasan pemilihan lokasi magang

BAB I PENDAHULUAN. meraih kesuksesan. Namun seseorang yang ingin sukses tentunya harus tekun dan

PENGARUH PERSEPSI KARYAWAN MENGENAI PERILAKU KEPEMIMPINAN, KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Pada CV. Lazatex Pekalongan)

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Promosi Dan Minat Baca Terhadap Kunjungan Pemustaka Ke Perpustakaan SD SALMAN AL FARISI Bandung

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR : 040/871/ KPAD/ 2015

PROFIL PERPUSTAKAAN UMUM DI JAWA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dinn Wahyudin. Vol. 2, No. 2, Desember 2015

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan salah satu sarana dan sumber belajar yang efektif

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 44 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERPUSTAKAAN PROPINSI JAWA TMUR

WALIKOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahayu Kusumaningratyas,2013

Kebijakan Pengembangan Perpustakaan Khusus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan publik dibidang perpustakaan, diselenggarakan atas

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN Bab I membahas tentang pendahuluan penelitian. Pendahuluan ini menjelaskan latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi. A. Latar Belakang Masalah Perpustakaan merupakan salah satu sumber paradaban karena di dalamnya menghimpun ilmu pengetahuan yang harusnya dimanfaatkan secara optimal. Perpustakaan merupakan sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasa disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual (Sulistyo-Basuki, 1991: 3). Berdasarkan pendapat di atas, menjelaskan bahwa perpustakaan tidak hanya sebuah gedung tempat menyimpan kumpulan buku atau terbitan tetapi juga sebagai organisasi hidup dimana akses dan penyebaran informasi dirangkum untuk memberikan kepuasan kepada pengguna jasa. Di Indonesia, perpustakaan diatur dalam Undang-undang Nomor 43 tahun 2007 yang dalam penyelenggaraannya menjelaskan bahwa, perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. Oleh karena itu sebagai lembaga pengelola informasi yang profesional perpustakaan diharapkan mampu memberikan akses informasi serta pengetahuan sesuai dengan peranan lembaga/ institusi yang menaunginya. Keberadaan perpustakaan secara umum bertujuan untuk memberikan layanan kepada pemustaka, meningkatkan kegemaran membaca, memperluas wawasan dan pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, diselenggarakan berdasarkan asas pembelajaran sepanjang hayat (long life learning).

2 Menurut Undang-undang Nomor 43 tahun 2007 bab VII pasal 20, menyatakan bahwa perpustakaan terdiri atas perpustakaan nasional, perpustakaan umum, perpustakaan sekolah/madrasah, perpustakaan perguruan tinggi, dan perpustakaan khusus. A public library is an organization established, supported and funded by the community, either through local, regional or national government or through some other form of community organization. It provides access to knowledge, information and works of the imagination through a range of resources and services and is equally available to all members of the community regardless of race, nationality, age, gender, religion, language, disability, economic and employment status and educational attainment. (IFLA, 1997: 15-16). Berdasarkan penjelasan IFLA di atas disimpulkan bahwa perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang didanai dari sumber yang berasal dari masyarakat seperti pajak dan retribusi yang kemudian dikembalikan dalam bentuk penyelenggaraan layanan literasi publik. Untuk itu, perpustakaan umum memiliki peranan yang cukup penting bagi pengembangan pengetahuan masyarakat di tingkat kabupaten, kota, provinsi dan nasional. Sebagai penyelenggara, perpustakaan umum berperan melayani masyarakat dalam memberikan pelayanan dan sumber daya informasi yang mengandung nilai edukasi, kulturasi, informasi, serta wahana rekreasi guna pencapaian tujuan negara dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sulistyo-Basuki (1991: 3) mengatakan bahwa perpustakaan umum merupakan suatu unit kerja yang substansinya merupakan sumber informasi... sehingga pola kerja perpustakaan umum bersifat organisasional, dimana melibatkan peran serta lebih dari satu individu. Individu yang dimaksudkan dalam hal ini yaitu elemen permerintah dan masyarakat pengguna jasa yang bersinergi untuk meningkatkan kesadaran budaya literasi dan pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar sepanjang hayat. Berdasarkan kepemilikan, menurut Undang-undang Nomor 43 tahun 2007 menyatakan bahwa penyelenggaraan perpustakaan terdiri atas perpustakaan pemerintah, perpustakaan provinsi, perpustakaan kabupaten/kota, perpustakaan kecamatan, perpustakaan desa, perpustakaan masyarakat, perpustakaan keluarga,

3 dan perpustakaan pribadi. Penyelenggaraan perpustakaan mencakup penghimpunan koleksi yang mendukung pelestarian hasil budaya daerah masingmasing dan memfasilitasi terwujudnya masyarakat pembelajar sepanjang hayat. Perpustakaan umum pada tataran daerah provinsi diselenggarakan oleh pemerintah provinsi setempat. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 17 tahun 2011 tentang penyelenggaraan perpustakaan menyatakan bahwa, organisasi perangkat daerah yang menyelenggarakan perpustakaan di Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat oleh Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Bapusipda) Provinsi Jawa Barat, dikenal dengan singkatan Bapusipda Provinsi Jawa Barat. Bapusipda Provinsi Jawa Barat turut menyelenggarakan pola organisasional dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsinya. Keberhasilan pencapaian tujuan perpustakaan umum ditentukan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah faktor kepemimpinan. Kepala adalah administrator pemerintahan di organisasi yang dipimpin (Haryono, 1998: 3). Dalam pengertian ini menjelaskan bahwa Kepala Bapusipda berperan sebagai pimpinan formal dalam organisasi yang melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan. Disamping itu, Kepala Bapusipda memiliki posisi strategis dalam berbagai sisi berupa kapasitas memimpin penyelenggaraan keseluruhan kegiatan di perpustakaan dan mewakili badan/organisasi untuk menggerakkan peran serta lapisan masyarakat. Sebagai pemegang kekuasaan strategis di dalam organisasi perpustakaan, Kepala Bapusipda diamanahkan untuk mampu menciptakan, menjaga, dan mempertahankan citra organisasinya dimata masyarakat pengguna jasa. Penguatan citra perpustakaan berupa upaya yang harus digalahkan oleh Kepala Bapusipda dengan pertimbangan diantaranya bagaimana memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya perpustakaan, bagaimana menggerakkan masyarakat untuk mulai memanfaatkan perpustakaan, dan bagaimana agar pemustaka menjadi terbiasa memanfaatkan perpustakaan. Untuk meningkatkan citra organisasinya, Bapusipda membutuhkan sebuah spesifikasi dan pembeda jasanya yang dikemas dalam bentuk brand dari yang mampu mewakili peranan jasanya di tengah masyarakat pengguna jasa.

4 Hermawan Kartajaya (2004: 11) berpendapat bahwa brand tidak hanya sebuah nama, logo atau simbol melainkan indikator value bagi pelanggan dengan memperkuat kepuasan dan loyalitasnya, serta menjadi alat ukur bagi kualitas value yang ditawarkan oleh organisasi.... Berdasarkan pada penjelasan di atas, brand tidak tercipta dengan sendirinya melainkan perlu dibangun, ditingkatkan, dipelihara dan dipertahankan. Pembentukan brand mampu mengarahkan pengguna jasa menilai identifikasi berupa keunggulan, kualitas dan pembeda dibandingkan dengan brand sejenis. Penilaian ini menimbulkan persepsi yang biasa dikenal dengan istilah brand judgement. Menurut John Folley (alih bahasa Arfan, 2006: 3),...brand judgement merupakan dampak yang ditimbulkan dari dalam keluar. Hal ini diartikan bahwa kinerja dari dalam organisasi menentukan posisi strategis organisasi tersebut dimata masyarakat pengguna jasa. Keterkaitan antara kepemimpinan dan brand judgment juga dikemukaan oleh riset yang dilakukan Reputation Institue...kepemimpinan mempersepsikan seberapa baik organisasi itu dipimpin (John Folley alih bahasa Arfan, 2006: 26). Bagi organisasi nirlaba seperti perpustakaan umum, produk yang dihasilkan berupa layanan/jasa. Brand judgement sangat diperlukan sebab brand judgement yang kuat bisa menjadikan perekat antara jasa dengan pelanggan bahkan biasanya memiliki hubungan emosional dan spiritual dengan pelanggannya. Brand judgment memungkinkan pengguna jasa menjadikannya legitimasi pedoman atau acuan tingkat dan konsistensi kualitas untuk terus menetap menggunakan jasa tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rohayati (2009: 67) menyatakan bahwa...masyarakat masih menganggap bahwa perpustakaan hanyalah merupakan gudang buku dan diperuntukkan bagi mereka yang berkaitan langsung dengan dunia pendidikan seperti pelajar, mahasiswa dan peneliti. Masih mimimnya persepsi masyarakat terhadap pemanfaatan perpustakaan turut ditunjukkan dari data Badan Pusat Statistik Kota Bandung pada tahun 2012 jumlah penduduk kota Bandung berusia di atas 2 tahun sebesar 2,420,146 orang.

5 Jika dibandingkan dengan jumlah anggota perpustakaan, hanya 12% persen masyarakat yang baru terdaftar menjadi anggota. Tidak hanya minimnya jumlah keanggotaan, berdasarkan data statistik layanan Bapusipda Provinsi Jawa Barat (2012: 12-13) menunjukkan bahwa jumlah pengunjung perpustakaan dari tahun 2010, 2011, dan 2012 sebesar 294.190 orang dan hanya sekitar 25% atau 75.896 orang jumlah peminjam. Dengan demikian hanya ¼ dari jumlah pengunjung potensial yang memanfaatkan layanan dengan optimal. Persebaran jumlah anggota di Bapusipda tidak merata diberbagai status. Berdasarkan statistik keanggotaan, jumlah anggota memiliki kenaikan dari tahun ketahun meski terdapat ketimpangan jumlah yang cukup besar. Keanggotaan didominasi oleh status mahasiswa sebesar 70% dibandingkan status lainnya. Dengan demikian mengindikasikan bahwa masyarakat mempersepsikan perpustakaan umum hanya diperuntukkan oleh kalangan tertentu sebagai tempat literasi informasi. Persepsi ini mengindikasikan bahwa brand judgement pemustaka terhadap Bapusipda Provinsi Jawa Barat belum optimal dimata berbagai lapisan masyarakat pengguna jasa atau pemustaka. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti ditemukan adanya beberapa permasalahan dalam pelaksanaan di lapangan. Hal tersebut ditinjau dari beberapa fungsi kepemimpinan yang penerapannya di lapangan disinyalir memiliki kecenderungan kurang sesuai dengan yang seharusnya. Dalam menjalankankan tugas pokok dan fungsinya, Kepala Bapusipda menghasilkan produk berupa kebijakan-kebijakan yang merupakan turunan dari aturan-aturan atau kebijakan dari pemegang wewenang yang lebih tinggi kemudian disederhakan untuk dapat dijadikan sebagai acuan karyawan (struktural, fungsional dan staff) dalam menjalankan kinerja organisasi. Kebijakan Kepala Bapusipda dalam menempatkan sumber daya manusia di Bapusipda Provinsi Jawa Barat disinyalir kurang sesuai dengan keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara 132/KEP/M.PAN/12/2002 tentang jabatan fungsional dan angka kredit pustakawan. Hal ini berdasarkan temuan peneliti di lapangan, terdapat beberapa pustakawan ahli yang ditempatkan di titik layanan.

6 Dalam rangka pemberian informasi yang cepat, tepat, dan akurat, katalogisasi dan klasifikasi menjadi alat bantu yang menjembatani pemustaka dan informasi koleksi yang dibutuhkannya, untuk itu penyajian informasi melalui katalog pun harus benar. Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan ditemukan beberapa koleksi bahan pustaka yang sama namun dikatalogisasi atau diklasir dengan hasil berbeda. Pustakawan seperti menggunakan persepsi bukan standart operasional prosedur yang seharusnya dilaksanakan Bapusipda Provinsi Jawa Barat. Hal ini mengindikasikan komunikasi dari top manajemen pada middle manajemen dan low manajemen masih belum berlangsung baik. Kendala tak hanya terdapat pada pelaksanaan kinerja di perpustakaan, tapi juga pada motivasi yang diberikan oleh Bapusipda kepada masyarakat umum untuk mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan. Sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rohayati (2009: 67) menyatakan bahwa...lokasi perpustakaan yang kurang strategis karena Bapusipda terletak di sebelah timur kota Bandung. Jarak yang jauh menjadi kendala bagi masyarakat yang berada jauh dari luar wilayah timur dan bahkan banyak masyarakat yang tidak mengetahui letak keberadaan Bapusipda. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti membatasi permasalahan yang akan diteliti dengan fokus permasalahan Hubungan Kepemimpinan Kepala Bapusipda dengan Brand Judgement Pemustaka. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Untuk merumuskan masalah dalam penelitian ini terlebih dahulu penulis melakukan identifikasi masalah. Adapun identifikasi masalah yang ditemukan sebagai berikut. 1. Masalah umum, meliputi: Rohayati (2009: 67), dalam penelitiannya menyatakan bahwa belum menyeluruhnya persepsi masyarakat terhadap keberadaan dan fungsi perpustakaan....masyarakat masih menganggap bahwa perpustakaan hanyalah merupakan gudang buku dan diperuntukkan bagi mereka yang

7 berkaitan langsung dengan dunia pendidikan seperti pelajar, mahasiswa dan peneliti ; Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik kota Bandung pada tahun 2012, Jumlah penduduk kota Bandung berusia di atas 2 tahun sebesar 2,420,146 orang. Jika dibandingkan dengan jumlah anggota perpustakaan hanya 12% persen masyarakat yang baru terdaftar menjadi anggota; Minimnya jumlah keanggotaan. Berdasarkan data statistik layanan Bapusipda Provinsi Jawa Barat (2012: 12-13) menunjukkan bahwa jumlah pengunjung perpustakaan dari tahun 2010, 2011, dan 2012 sebesar 294.190 orang dan hanya sekitar 25% atau 75.896 orang jumlah peminjam. Dengan demikian hanya ¼ dari jumlah pengunjung potensial yang memanfaatkan layanan dengan optimal. 2. Masalah khusus, meliputi: Kebijakan Kepala Bapusipda dalam menetapkan sumber daya manusia disinyalir ada kecenderungan kurang sesuai dengan keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara 132/KEP/M.PAN/12/2002 tentang jabatan fungsional dan angka kredit pustakawan; Komunikasi kebijakan dari Kepala Bapusipda disinyalir ada kecenderungan kurang dipahami menyeluruh oleh karyawan (struktural, fungsional, staf pelaksana); Motivasi yang diberikan oleh Bapusipda kepada masyarakat masih dinilai minim. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rohayati (2009: 67) ditemukan bahwa...terdapat kendala Bapusipda dalam pelaksanaan perannya yaitu lokasi perpustakaan yang kurang strategis karena Bapusipda terletak di sebelah timur kota Bandung. oleh karena itu, jarak yang jauh menjadi kendala bagi masyarakat yang berada jauh dari luar wilayah timur dan bahkan banyak masyarakat yang tidak mengetahui letak keberadaan Bapusipda.

8 Berdasarkan identifikasi masalah di atas, rumusan masalah umum dalam penelitian ini tercakup dalam pertanyaan Bagaimana Hubungan Kepemimpinan Kepala Bapusipda dengan Brand Judgement Pemustaka?. Maka sesuai dengan payung permasalahan tersebut, dirumuskan suatu fokus permasalahan yang diklasifikasikan menjadi pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut. 1. Bagaimana pengambilan keputusan/kebijakan Kepala Bapusipda dengan brand judgment pemustaka? 2. Bagaimana komunikasi Kepala Bapusipda dengan brand judgment pemustaka? 3. Bagaimana pemberian motivasi Kepala Bapusipda dengan brand judgment pemustaka? 4. Bagaimana penyeleksian sumber daya manusia oleh Kepala Bapusipda dengan brand judgment pemustaka? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui hubungan kepemimpinan Kepala Bapusipda dengan brand jugdement pemustaka. Maka sesuai dengan tujuan umum tersebut, dirumuskan suatu tujuan penelitian yang diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengambilan keputusan/kebijakan Kepala Bapusipda dengan brand judgment pemustaka; 2. Untuk mengetahui komunikasi Kepala Bapusipda dengan brand judgment pemustaka; 3. Untuk mengetahui pemberian motivasi Kepala Bapusipda dengan brand judgment pemustaka; 4. Untuk mengetahui penyeleksian sumber daya manusia oleh Kepala Bapusipda dengan brand judgment pemustaka. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

9 Manfaat penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan disiplin ilmu manajemen perpustakaan khususnya kepemimpinan Kepala Bapusipda dalam menyelenggarakan kepemimpinan di suatu organisasi. 2. Manfaat Praktis Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat: 1) bagi pihak yang terlibat khususnya pustakawan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di sebuah organisasi perpustakaan, 2) sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya. E. Struktur Organisasi Skripsi Untuk lebih mempermudah pembahasan dalam penulisan skripsi ini, peneliti menguraikan sitematika penulisan/struktur organisasi skripsi dalam beberapa sub bab sebagai berikut. Bab I mencakup pendahuluan yang merupakan bagian awal dan gambaran secara umum berisi mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, anggapan dasar, dan sistematika penulisan. Bab II mencakup kajian pustaka yang berisi kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian yang dipisahkan menjadi beberapa sub bab lagi. Pada bagian sub bab pertama, kajian pustaka berisi tentang kajian teori yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian. Sub bab kedua mengenai kerangka pemikiran berupa tahapan yang harus ditempuh untuk merumuskan hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis antara variabel penelitian yang dibahas dengan menggunakan skema kerangka pemikiran peneliti. Terakhir, sub bab ketiga pada bab II berisi tentang hipotesis atau jawaban sementara terhadap masalah atau sub masalah yang diajukan oleh peneliti. Bab III mencakup metodelogi penelitian yang berisi tentang penjelasan mengenai variabel-variabel pendukung penyelesaian masalah tentang obyek penelitian, populasi, sampel, metode pengumpulan data dan analisa data yang berfungsi untuk memperoleh gambaran tentang permasalahan dari obyek yang diteliti.

10 Bab IV mencakup hasil penelitian yang meliputi latar belakang obyek penelitian, pemaparan dan analisa data. Bab V mencakup kesimpulan dan saran. Bab ini akan menguraikan kesimpulan dari keseluruhan hasil penelitian yang telah dilakukan dan juga berisi tentang saran-saran yang berhubungan dengan topik pembahasan yang ada.