Kuliah Penguatan Organisasi Publik (Pertemuan ke-3): Prinsip dan Metode Penguatan Kapasitas BAMBANG PURWOKO DAN AMIRUDIN JURUSAN POLITIK DAN PEMERINTAHAN, FISIPOL UGM 1
2
Permasalahan Birokrasi: Mempersiapkan SDM yang profesional dan memiliki kompetensi tinggi seperti yang diharapkan tersebut, hingga saat ini masih merupakan impian daripada kenyataan
Sifat Penguatan Kapasitas Capacity building is a process, not an output Capacity building is not a project but a process Capacity building is nothing new GTZ- SfDM Support for Decentralization Measures Guidelines on Capacity Building in the Regions, (2005), hal 11-15 4
Prinsip Dasar Prinsip Dasar dalam CB meliputi: 1. Bersifat multidimensi 2. berorientasi jangka panjang 3. Melibatkan multi stakeholder 4. Bersifat deman driven (didasarkan pada analisis kebutuhan spesifik daerah) 5. Mengacu pada Kebijakan Nasional (dan harus sejalan dengan prioritas dan program daerah)
Arah Penguatan Kapasitas Definisi di atas mengerucutkan arah proses dari penguatan kapasitas pada tiga tujuan, yaitu: Perform (melakukan) Sustain (mempertahankan) Self-Renew (memperbaharui diri) This working definition makes clear that capacity is not a static state or quality. It is about creating some form of added value for the members and the outside world (perform), it is about staying alive (tetap hidup) and active (sustain), it is about adjusting and developing over time (self-renew) on the basis of external pressures and internal drivers. (Ubels, et.al 2010: 4) 6
Siapa yang melakukan PK? Penguatan kapasitas bisa dilakukan oleh banyak pihak termasuk: Konsultan, Trainer Penasihat Manajer Anggota Tim Agen perubahan, dan Professional di pemerintahan maupun organisasi swasta Dan berbagai pihak yang lain Capacity development is supported and done by consultants, trainers and advisers, who function as external actors to their clients. But it is also done, and even more widely, by managers, project team members, change agents, front-line workers and professionals within government, civil movements and private sector organizations. (Ubels, et.al 2010: 1) 7
Capacity building is more than training! pelatihan merupakan komponen yang penting dalam CB karena pelatihan dapat meningkatkan keahlian dan kompetensi para individu Namun, komponen tersebut hanyalah satu dari beberapa bidang intervensi CB harus berlangsung dalam tiga tingkatan agar efektif dan berkelanjutan: 1. tingkatan sistem, seperti misalnya kerangka peraturan, kebijakan, dan kondisi lingkungan yang mendukung atau menghambat pencapaian tujuan kebijakan tertentu 2. tingkatan lembaga, yakni struktur organisasi, proses pengambilan keputusan dalam organisasi, tata cara dan mekanisme kerja, instrumen pengelolaan, hubungan dan jaringan antar organisasi 3. tingkatan individu, yakni kemampuan dan kualifikasi individu, pengetahuan, sikap, etos kerja dan motivasi dari orang-orang yang bekerja dalam organisasi
Cont Upaya penguatan kapasitas harus meliputi tiga level, yaitu individu, organisasi, dan sistem. Capacity building has to include different levels, like the individual level, the institutional (organisational) level, and the systems level). (UNDP 1998) 1 PK Pada Level Individu 2 PK Pada Level Organisasi 3 PK Pada Level Sistem 9
Cont: Individu Pengetahuan, Keterampilan, Kompetensi, Etika Lembaga Sumber Daya, Ketatalaksanaan, Struktur organisasi, Sistem Pengambilan keputusan Kapasitas Organisasi Publik Sistem GTZ- SfDMSupport for Decentralization Measures Guidelines on Capacity Building in the Regions, (2005), hal 11-15 Peraturanperundangan, kebijakan pendukung 10
PK Level Individu o PK pada level individu meliputi peningkatan pengetahuan, skill, kompetensi, etika kerja. the individual level--individual skills and qualifications, knowledge, attitudes, work ethics and motivations of the people working in organisations. 11 GTZ- SfDM Support for Decentralization Measures Guidelines on Capacity Building in the Regions, (2005), hal 11-15
PK Pada Level Organisasi/Institusi PK pada level organisasi meliputi peningkatan/ perbaikan pada struktur kelembagaan, proses pembuatan keputusan, prosedur dan mekanisme kerja dan relasi antar lembaga. Institutional capacity involves laws, procedures, systems and customs. As a symptom (sebagai gejala) of the importance of these institutional factors, some of the country papers allude (menyinggung) to the problems of corruption and the misuse of power and resources, which impede (menghambat) capacity development. Two other indispensable facets suggested (aspek yang sangat diperlukan yang disarankan) by the book are policies and leadership. (Brown, 2002: 2) Organizational performance include, inter alia, strategic planning, financial management, information management, logistics systems (for contraceptives or medicines), communication networks, or human resource development and management. 12
PK Pada Level Sistem Pada level sistem, PK berkaitan dengan perbaikan kerangka regulasi untuk mencapai tujuan encompasses the facilitatory processes which lie at the heart of human development: the opening and widening of opportunities that enable people to use and expand their capacities to the fullest. (Brown, 2002: 2) meliputi proses fasilitasi yang terletak di jantung pembangunan manusia: pembukaan dan pelebaran peluang yang memungkinkan orang untuk menggunakan dan memperluas kapasitas mereka sepenuhnya 13
Proses Penguatan Kapasitas (Milen 2001): Proses Penguatan Kapasitas terdiri dari beberapa tahapan meliputi: asesment, formulasi strategi, implementasi, monitoring dan evaluasi 14
Proses Penguatan Kapasitas 1 2 3 Analyse their environment Identify problems, needs, issues and opportunities Formulate strategies to deal with these problems (mengatasi masalah), issues and needs, and seize the relevant opportunities (kemampuan memanfaatkan peluang). 4 Design a plan of action 5 Assemble and use effectively and on a sustainable basis resources to implement, monitor and evaluate the plan of actions, and 56 Use feedback to learn lessons. (ACBF 2001) 15 GTZ- SfDMSupport for Decentralization Measures Guidelines on Capacity Building in the Regions, (2005), hal 11-15
Where to start capacity building? CB dapat dimulai dari beberapa bidang. Menurut UNDP (1998), pengkajian CB dapat dilakukan secara zoom in atau zoom out suatu daerah dapat memulai dari tingkatan yang sangat rinci dan nyata dan kemudian zoom out untuk mendapatkan gambaran yang lebih luas Atau daerah dapat memulainya dari tingkatan yang sangat luas dan umum, dan kemudian mengurangi tingkatan analisis dengan berfokus pada satuan-satuan organisasi tertentu dalam pemerintahan daerah atau bahkan pada anggota staf tertentu.
The Process of Zooming in Zooming Out ZOOM IN System Organization Individual System Organization Individual ZOOM OUT
Daftar Referensi GTZ- SfDM Report, Support for Decentralization Measures (2005) Guidelines on Capacity Building in the Regions, hal 11-15 Stephen Browne (2002) Developing Capacity through Technical Cooperation Country Experiences. New York: UNDP Report, Chapter I, Page 2. Carlos Lopes and Thomas Theisohn (2003) Ownership, Leadership and Transformation Can We Do Better for Capacity Development?. New York, UNDP Report. Lisanne Brown, Anne LaFond, Kate Macintyre (2001) Measuring Capacity Building. University of Carolina: Measure Evaluation Jean Ubels, et.al (2010) Capacity Development In Practice. New York: Earthscan 18
WWW.THEMEGALLERY.COM 19