BAB I PENDAHULUAN. Bagian ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang mempengaruhinya menjalankan kegiatan. Kondisi manusia dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi termal tempat kerja merupakan suatu kondisi lingkungan kerja

BAB I PENDAHULUAN. Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004)

STUDI TINGKAT KENYAMANAN TERMAL RUANG TAMU KOMPLEK PERUMAHAN SERDANG RESIDENCE MEDAN SKRIPSI OLEH HENDRA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI KENYAMANAN TERMAL RUANG SEKOLAH SMA NEGERI DI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EVALUASI KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS MAHASISWA (STUDI KASUS RUANG KELAS 303 JURUSAN TEKNIK MESIN UNS)

Seminar Nasional IENACO ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang

KAJIAN KENYAMANAN TERMAL RUANG KULIAH PADA GEDUNG SEKOLAH C LANTAI 2 POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. bila berada dalam temperatur ekstrim selama durasi waktu tertentu. Kondisi

Seminar Nasional IENACO ISSN:

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

NILAI PREDICTED MEAN VOTE (PMV) PADA BANGUNAN DENGAN SISTEM PERKONDISIAN UDARA CAMPURAN (Studi Kasus: Gereja Katedral Semarang)

IV-138 DAFTAR ISTILAH

Identifikasi Pengaruh Material Bangunan Terhadap Kenyamanan Termal (Studi kasus bangunan dengan material bambu dan bata merah di Mojokerto)

PENGARUH LUASAN BUKAAN TERHADAP KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS SISWA PADA BANGUNAN SD NEGERI SUDIRMAN 1 KOTA MAKASSAR

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V KESIMPULAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

ANALISIS PERANCANGAN SISTEM VENTILASI DALAM MENINGKATKAN KENYAMANAN TERMAL PEKERJA DI RUANGAN FORMULASI PT XYZ

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

STUDI KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS TK TUNAS MUDA X IKKT JAKARTA BARAT

ANALISIS KENYAMANAN TERMAL PADA BANGUNAN HIJAU GEDUNG KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. panas umumnya lebih banyak menimbulkan masalah dibanding iklim kerja dingin,

PMV (PREDICTED MEAN VOTE) SEBAGAI THERMAL INDEX

BAB I PENDAHULUAN. ruangan. Untuk mencapai kinerja optimal dari kegiatan dalam ruangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan suatu usaha dimana terdapat sumber-sumber bahaya (UU no. 1/

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Ventilasi suatu bangunan merupakan salah satu elemen penting dalam

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

Gambar 1.1 Suhu dan kelembaban rata-rata di 30 provinsi (BPS, 2014)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PREDIKSI KENYAMANAN TERMAL DENGAN PMV DI SMK 1 WONOSOBO

Pengertian Iklim Kerja Macam-Macam Iklim Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergerakan udara dan radiasi perpindahan panas) dan pakaian yang digunakan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

-THESIS (TI )- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2016

Kuliah Terbuka Jurusan Arsitektur, Universitas Soegrijapranata, Semarang, 9 Nopember 1996

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir ini diberi judul Perencanaan dan Pemasangan Air. Conditioning di Ruang Kuliah C2 PSD III Teknik Mesin Universitas

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, daya kerja) dari sesuatu, kecil dengan bentuk (rupa) persis seperti yang ditiru,

- TEMPERATUR - Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga dada) 30/10/2011

ANALISIS KUISIONER LINGKUNGAN KERJA DAN GANGGUAN KESEHATAN PEKERJA DI INDUSTRI GERABAH - JOGJAKARTA

BAB II LANDASAN TEORITIS. Kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian komprehensif

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Lingkungan Mikro Lokasi Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai target produksi yang diharapkan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bayan 4 No. 20. Karakteristik bahan di sekitar lokasi Ke-1 didominasi oleh dinding

Pengaruh Bukaan terhadap Kenyamanan Termal Siswa pada Bangunan SMP N 206 Jakarta Barat

KARAKTER KENYAMANAN THERMAL PADA BANGUNAN IBADAH DI KAWASAN KOTA LAMA, SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

ASPEK KENYAMANAN TERMAL PADA PENGKONDISIAN RUANG DALAM

BAB I PENDAHULUAN. Temperature merupakan keadaan udara pada waktu dan tempat. pertukaran panas diantara tubuh dan lingkungan sekitar.

BAB I PENDAHULUAN. pada Al-quran dan hadist-hadist diantaranya dalam surat An-Nuur ayat ke-36

Evaluasi Desain Asrama Siswa dalam Aspek Kenyamanan Termal pada Unit Pelaksana Teknis (UPT) SMA Negeri Olahraga (SMANOR) Jawa Timur

EFEKTIVITAS VENTILASI BAWAH TERHADAP KENYAMANAN DAN PMV (PREDICTED MEAN VOTE) PADA GEREJA KATEDRAL, SEMARANG

KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH TEPI SUNGAI Studi Kasus Rumah Tepi Sungai Kahayan Di Kota Palangka Raya

PENGENDALIAN TEKANAN PANAS (HEAT STRESS) LINGKUNGAN KERJA BERDASARKAN METODE ISBB

BAB III PERMASALAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN. menurunkan nilai koefisien kecepatan udara (blocking effect) dalam ruang

HUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan

3. Kinerja Termal Ruang (...lanjutan)

I. PENDAHULUAN. atmosfer. Untuk memaksimalkan limbah sekam padi, sangat perlu untuk dicari

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

STUDI KENYAMANAN TERMAL PADA BANGUNAN MASJID JAMI AL-MUBAROK KABUPATEN TANGERANG

Pathologi Bangunan dan Gas Radon Salah satu faktor paling populer penyebab terganggunya kesehatan manusia yang berdiam

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambahnya ketinggian jelajah (altitude) pesawat maka tekanan dan

PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN. Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin

PERSEPSI TINGKAT KENYAMANAN TERMAL RUANG LUAR PADA RUANG PUBLIK (STUDI KASUS : TAMAN KOTA I GUSTI NGURAH MADE AGUNG)

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan bagi pekerja (Sucipto, 2014). Dalam lingkungan industri, proses. terhadap kondisi kesehatan pekerja (Kuswana, 2015).

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA UNTUK MENGURANGI STRESS PADA DEPARTEMEN QUALITY CONTROL PT PACIFIC PALMINDO INDUSTRI

PMV (PREDICTED MEAN VOTE) SEBAGAI THERMAL INDEX

KEDARURATAN LINGKUNGAN

Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)/WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index)

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, dan belum banyak menjadi perhatian bagi peneliti ergonomis di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Sebagai strategi passive cooling dengan prinsip ventilasi, strategi night

EVALUASI KENYAMANAN TERMAL RUANGAN KELAS DI SDN BERDASARKAN INDEKS PMV DAN PPD SKRIPSI OLEH MELIANA

HEAT INSULATION THERMAL COMFORT DESIGN CONSULTATION. Canisius College Sport Hall

BAB I PENDAHULUAN. daerah perkotaan adalah efek dari kondisi iklim artifisial, yang terjadi pada

EVALUASI KONDISI IKLIM KERJA DI LABORATORIUM BETON TEKNIK SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and

PENGARUH IKLIM KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEMBUATAN KAPAL FIBER (STUDI KASUS: PT. FIBERBOAT INDONESIA)

PENGARUH PEMASANGAN EXHAUST FAN DI RUANG KELAS 3.8 FAKULTAS TEKNIK UNTIRTA TERHADAP KENYAMANAN THERMAL YANG DIHASILKAN

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihubungkan dengan produksi panas oleh tubuh disebut tekanan panas. menyangkut panas akan meningkat (ACGIH, 2005).

Preferensi Pejalan Kaki terkait Kondisi Lingkungan untuk Menciptakan Kenyamanan Termal di Jalan Rajawali Surabaya

ANALISIS KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DIATAS PANTAI TROPIS LEMBAB Studi Kasus Rumah Atas Pantai Desa Kima Bajo, Kabupaten Minahasa Utara

SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN

RESORT DENGAN FASILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB III TINJAUAN KHUSUS. 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema. 3.2 Penjelasan Tema

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Bagian ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Perusahaan pada umumnya memiliki tujuan untuk meningkatkan produktivitas perusahaan. Peningkatan produktivitas perusahaan dapat dilakukan dengan meningkatkan produktivitas pekerja. Peningkatan produktivitas pekerja dipengaruhi oleh dua aspek yaitu aspek lingkungan fisik dan aspek non fisik atau sosial. Aspek lingkungan fisik meliputi peralatan kerja, keadaan udara, tata ruang, ruangan kerja, penerangan, suara bising, warna, kebersihan, dan musik. Sedangkan aspek non fisik atau sosial meliputi hubungan pekerja, keterjaminan kerja, perasaan pekerja dan jenjang karir, norma-norma kelompok kerja, peran dan sikap pekerja, hubungan antara sesama pekerja dan hubungan antara pekerja dengan pimpinan (Senata dkk., 2012). Aspek fisik dapat mempengaruhi pekerja dalam bekerja. Produktivitas kerja akan tinggi apabila pekerja dapat menghasilkan kuantitas dan kualitas produk yang tinggi dengan pemanfaatan sarana, prasarana, dan waktu yang seefektif mungkin (Siagian, 2002). Sarana dan prasarana yang diberikan oleh perusahaan harus aman dan nyaman untuk digunakan. Salah satunya adalah ruang kerja. Ruang kerja dapat memberikan efek kenyamanan atau ketidaknyamanan bagi pekerja yang bekerja di dalam ruang kerja tersebut. Ketidaknyamanan yang dirasakan oleh pekerja dapat dilihat dari keadaan pekerja saat bekerja, dimana pekerja cepat lelah dalam bekerja, merasa tidak nyaman, bosan dan kurang semangat dalam bekerja sehingga tidak tercapai target produk perusahaan baik dari segi kualitas dan kuantitas (Senata dkk., 2012).

Kenyamanan atau keadaan nyaman merupakan keadaan yang dapat memberikan perasaan nyaman dan menyenangkan bagi penghuninya. Untuk mendapatkan perasaan nyaman dan menyenangkan dalam bekerja perlu dilakukannya kajian mengenai kenyamanan termal atau thermal comfort. Thermal comfort can be defined as that condition of mind which expresses satisfaction with the thermal environment (ASHRAE, 2005). Pengukuran termal dapat diprediksi dengan menggunakan model PMV (Predicted Mean Vote) dan PPD (Predicted Percentage Dissatisfied). PMV (Predicted Mean Vote) merupakan suatu ukuran atau parameter yang digunakan untuk mengindikasikan rasa dingin dan hangat yang dirasakan oleh manusia. Sedangkan PPD (Predicted Percentage Dissatisfied) memberikan prediksi persentase ketidaknyamanan seseorang yang berada pada ruang tertentu. Semakin besar persentase PPD makin banyak yang tidak puas terhadap lingkungan tersebut (Fanger dalam Aulia, 2012). Normalnya, setiap anggota tubuh manusia mempunyai tingkat termal yang berbeda. Tubuh manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan normal sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di luar tubuh. Penyesuaian tersebut dapat terjadi jika perubahan tidak lebih dari 20% untuk kondisi panas dan 45% untuk kondisi dingin (Sedarmayanti, 2009). Kondisi termal yang tinggi pada ruang kerja akan menimbulkan beberapa gangguan kesehatan bagi pekerja pada saat bekerja. Gangguan yang terjadi terhadap fisik pekerja dapat berupa gangguan perilaku dan performansi kerja, dehidrasi, heat rash (keadaan seperti biang keringat), heat cramps (kejang-kejang otot tubuh seperti kejang tangan dan kaki), heat syncope atau fainting (keadaan aliran darah ke otak tidak cukup), dan heat exhaustion (keadaan dimana tubuh kehilangan terlalu banyak cairan dan atau kehilangan garam) (Abidin, 2009). Pengukuran kenyamanan termal dapat dilakukan dengan metode penelitian deskriptif baik kualitatif maupun kuantitatif. Pengukuran dengan menggunakan model PMV (Predicted Mean Vote) dan PPD (Predicted Percentage Dissatisfied) merupakan pengukuran kuantitatif yang membutuhkan empat parameter fisik lingkungan yaitu temperatur udara, kelembaban relatif, 2

pergerakan udara, temperatur radiasi, dan dua parameter individual yaitu tingkat metabolisme tubuh dan insulasi pakaian. Pengukuran parameter tersebut dapat menggunakan thermocouple untuk mengukur temperatur udara, glovemeter untuk mengukur temperatur radiasi, anemometer untuk mengukur kecepatan angin dan humidity logger untuk mengukur kelembaban udara. Pengukuran tingkat metabolisme dan isolasi pakaian akan menggunakan informasi yang diperoleh dari tabel nilai insulasi pakaian dan tingkat metabolisme yang dikemukakan oleh ASHRAE (1989). Pengukuran secara kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Pengukuran dengan menggunakan kuesioner dilakukan untuk memperoleh sensasi termal secara aktual yang dirasakan pekerja terhadap lingkungan kerja yang dirasakan. Pengukuran ini ditujukan untuk membandingkan kenyamanan yang diukur menggunakan alat (kuantitatif) dan kenyamanan aktual (kualitatif) yang dirasakan oleh pekerja, sehingga dapat memberikan solusi terbaik jika terjadi permasalahan pada lingkungan kerja tersebut (Latifah dkk., 2013). Pengukuran kenyamanan termal dapat dilakukan diberbagai jenis tempat salah satunya pada perusahaan manufaktur. Perusahaan manufaktur mempunyai kegiatan mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual (Mulyadi, 2009). Produk yang dihasilkan pada pengolahan bahan baku tersebut dapat menggunakan berbagai macam alat dan mesin. Penggunaan alat dan mesin ini akan membuat temperatur udara di ruang kerja berubah-ubah. Salah satu perusahaan yang menggunakan alat dan mesin yang dapat merubah temperatur udara lingkungan kerja yaitu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan logam atau bengkel pengolahan logam. Pemilihan bengkel pengolahan logam di kota Padang dikarenakan iklim kota Padang termasuk iklim tropis. Iklim kota Padang yang diperoleh dari BMKG pada tahun 2015 rata-rata berkisar antara 26 C hingga 33 C. Tingginya suhu di kota Padang akan mempengaruhi suhu didalam ruangan. Semakin tinggi suhu 3

diluar ruangan maka suhu didalam ruangan juga akan semakin tinggi. Hal ini dikarenakan pengaruh luas dinding dan ventilasi yang ada disuatu ruangan (An- Nafi, 2009). Selain sumber panas yang dihasilkan dari paparan sinar matahari kedalam bangunan paparan panas dari mesin-mesin yang digunakan juga menjadi penyebab dipilihnya bengkel pengolahan logam di kota Padang. Berdasarkan data dari UPTD Balai Perekayasaan Logam Perindustrian dan Perdagangan di Sumatera Barat diperoleh sebanyak 32 bengkel pengolahan logam di kota Padang. Dari 32 bengkel yang terdaftar di UPTD, 5 bengkel diantaranya dipilih menjadi tempat penelitin yaitu Bengkel Desra Teknik, Bengkel Anugrah Teknik, Bengkel Prima Teknik Baru, Bengkel Teknologi, dan Bengkel AM Teknik. Pemilihan 5 bengkel tersebut dikarenakan konsistensi orderan pada bengkel setiap bulannya. Sedangkan luas bangunan dan tingginya bangunan tidak dipertimbangkan dalam pemilihan tempat penelitian. Hal ini dikarenakan luas bangunan untuk setiap bengkel berbeda-beda. Selain itu, kondisi termal yang dirasakan tidak berhubungan terhadap masing-masing bengkel. Bengkel Desra Teknik, Bengkel Anugrah Teknik, Bengkel Prima Teknik Baru, dan Bengkel Teknologi merupakan bengkel bubut yang mengolah logam menjadi komponen-komponen mesin seperti komponen mobil, baut-baut pada mesin perindustrian dan lainnya. Sedangkan Bengkel AM Teknik merupakan bengkel las yang memproduksi produk seperti pagar tralis, kanopi, pintu besi dan lainnya. Penelitian yang dilakukan oleh Huda 2012 pada tahun 2012 mengenai kajian termal akibat paparan panas dan perbaikan lingkungan kerja pada perusahaan pembuatan anti nyamuk bakar di kota Medan. Penelitian dilakukan pada salah satu ruangan di perusahaan tersebut yaitu ruangan formulasi. Temperatur ruang kerja pada ruangan formulasi memiliki temperatur berkisar antara 34 0 C sampai 35 0 C. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa rata-rata sensasi termal yang dirasakan operator berada dalam rentang panas-hangat, kondisi aliran udara berada pada rentang lemah-cukup 4

lemah, dan kondisi termal berada pada rentang sangat tidak nyaman-tidak nyaman. Dengan demikian maka kondisi termal ini sangat membutuhkan perbaikan untuk meningkatkan kenyamanan termal operator di dalam ruangan formulasi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dapat dilihat bahwa kenyamanan termal mempengaruhi pekerja dalam bekerja. Pengaruh tersebut akan mengakibatkan produktivitas pekerja menjadi menurun. Oleh karena itu, penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui kenyamanan termal yang dirasakan pekerja khususnya di bengkel pengolahan logam sehingga dapat memberikan rekomendasi agar pekerja dapat bekerja lebih nyaman. 1.2 Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana kondisi termal dan tingkat kenyamanan yang dirasakan pada bengkel pengolahan logam sehingga pekerja dapat bekerja dengan nyaman. 1.3 Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu : 1. Mengukur kondisi termal bengkel pengolahan logam 2. Menentukan tingkat kenyamanan pekerja dalam bekerja 3. Memberikan rekomendasi perbaikan kenyamanan termal di bengkel pengolahan logam 1.4 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 5

1. Penelitian dilakukan di 5 bengkel pengolahan logam di kota Padang yaitu Bengkel Teknologi, Bengkel Desra Teknik, Bengkel Anugrah Teknik, Bengkel Prima Teknik Baru, dan Bengkel AM Teknik. 2. Luas bangunan dan tinggi bangunan tidak dipertimbangkan dalam pengambilan sampel penelitian karena kondisi termal setiap bengkel tidak berkaitan satu sama lain. 3. Pengukuran kondisi termal dilakukan pada pukul 09.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB 4. Pengambilan data dilakukan pada rentang suhu tertinggi yaitu anatara 26 C hingga 33 C yang diperoleh dari data BMKG 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika dalam penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisikan tentang teori yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan yaitu kenyamanan termal, ilmu statistik dan lainnya yang digunakan sebagai dasar untuk penyelesaian masalah dan analisis yang dilakukan. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menggambarkan secara sistematis tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini, mulai dari awal hingga akhir penelitian. BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini berisi data-data yang telah dikumpulkan yaitu temperatur ruangan, temperatur radiasi, kelembaban udara, dan kecepatan angin di Bengkel Desra Teknik, Bengkel Anugrah 6

Teknik, Bengkel Prima Teknik Baru, Bengkel Teknologi, dan Bengkel AM Teknik dan pengolahan berupa perhitungan nilai PMV dan persentase PPD yang dilakukan pada penelitian ini. BAB V ANALISIS Bab ini berisi analisis hasil pengolahan data terhadap yang didapat dari penelitian. Analisis dilakukan dengan membandingkan hasil studi literatur penelitian yang terkait dengan hasil yang diperoleh dari pengolahan data. BAB VI PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan terkait dengan tujuan penelitian agar dapat menjadi saran bagi pihak yang berkepentingan untuk peningkatan pada masa akan datang. 7