Konsep Pengembangan Ruang Terbuka Publik Pantai Bahari, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat

dokumen-dokumen yang mirip
Preferensi Masyarakat dalam Memilih Karakteristik Taman Kota Berdasarkan Motivasi Kegiatan

Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

Kriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan

BAB VI KESIMPULAN. berdasarkan kebutuhan pengguna? 6.1 Penilaian Pengguna Mengenai Komponen Setting Fisik Ruang Terbuka Publik Kawasan Eks MTQ

Persepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday Morning (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D.

Perencanaan Fasilitas Permukiman di Kawasan Periferi Kasus : Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar

Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sebuah kota serta peningkatan jumlah penduduk perkotaan tentunya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Ruang Terbuka Publik Sebagai Tempat Berinteraksi dan

Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya

Kualitas Ruang Terbuka pada Permukiman Industri di Kelurahan Cigondewah Kaler, Bandung, Jawa Barat

Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai

Kriteria Ruang Terbuka menurut Persepsi Masyarakat di Kota Palembang

Kriteria Ruang Terbuka menurut Persepsi Masyarakat di Kota Palembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota

Hubungan Karakteristik Penduduk dengan Pemilihan Ruang Publik di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Rumah Impian Mahasiswa

Identifikasi Ragam Aktivitas Outdoor : Karakteristik Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum, Bandung

POLA PEMANFAATAN DAN PELAYANAN ALUN-ALUN KOTA PATI BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG TUGAS AKHIR TKPA 244

Kota Impian: Perspektif Keinginan Masyarakat

Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung

6.1 Peruntukkan Kawasan

Citra Kota Bandung: Persepsi Mahasiswa Arsitektur terhadap Elemen Kota

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III

Korespondensi antara Kriteria Tempat Kerja Alternatif Impian terhadap Profesi Pekerja

PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI PADA KORIDOR JALAN MALIOBORO BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kajian Karakteristik Fisik Kawasan Komersial Pusat Kota

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ruang terbuka Publik berasal dari bahasa latin platea yang berarti jalur

Ruang Hobi Ideal. Dimas Nurhariyadi. Abstrak

Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

Ekspektasi Wisatawan dalam Memilih Penginapan sesuai Anggaran

Potret Kualitas Wajah Kota Bandung

IDENTIFIKASI PEMANFAATAN RUANG TERBUKA PUBLIK DI KAWASAN PERMUKIMAN PADAT KELURAHAN SINDULANG I KOTA MANADO

Kajian Angkutan Umum yang Baik terkait Korespondensi Lokasi Tempat Tinggal dan Profesi Komuter

Identifikasi Pola Perumahan Rumah Sangat Sederhana di Kawasan Sematang Borang Kota Palembang

Karakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Studi Kepuasan Pengunjung Terhadap Pusat Kegiatan Olah Raga (PKOR) Way Halim Sebagai Ruang Publik

Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang

BAB I PENDAHULUAN. Fristiawati, 2015 PENGEMBANGAN TAMAN RA. KARTINI SEBAGAI RUANG REKREASI PUBLIK DI KOTA CIMAHI

Penataan dan Optimalisasi Kawasan Lahan Basah sebagai Destinasi Wisata Kota Kasus: Kawasan Waduk Pusong Kota Lhokseumawe

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri

Pertimbangan Pemilihan Titik-Titik Temu Transportasi Publik

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

Lingkungan Rumah Ideal

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kondisi Sistem Setting dan Livabilitas Ruang Terbuka Publik di Lapangan Puputan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

TINJAUAN PULO CANGKIR

Penerapan Metode Consensus Design pada Penataan Kembali Sirkulasi Kampung Kota di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara

Prioritas Pengembangan Kawasan Pusat Olahraga berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Kepuasan Pengunjung

KUESIONER KENYAMANAN PENGGUNA

BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN

ARAHAN PENYEDIAAN RUANG PEJALAN KAKI DI KAWASAN ALUN-ALUN LOR KOTA SURAKARTA TUGAS AKHIR

BAB IV ANALISIS PERSEPSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT TENTANG ASPEK PERANCANGAN KOTA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang

BAB VI KESIMPULAN DAN ARAHAN

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan Hakim (19 91) dimana ruang terbuka merupakan elemen

Pola Aktivitas Pada Ruang Publik Taman Trunojoyo Malang

Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Perempatan Ring Road Condong Catur pada Kabupaten Sleman

Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dari ruang lingkup pembahasan yaitu setting fisik, aktivitas

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KONSEP PERANCANGAN. KEL. KEGIATAN FASILITAS KONSEP PERANCANGAN Wisata Bahari Dermaga

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

Studi Preferensi dalam Pemilihan Apartemen Ideal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

Tugas Akhir Analisa Taman Menteng Sebagai Taman Kota Berdasarkan Kriteria Kualitas Taman, Jakarta Pusat BAB I PENDAHULUAN

STUDI PERSEPSI TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KENYAMANAN KAWASAN SIMPANG LIMA SEBAGAI RUANG TERBUKA PUBLIK TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

VI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Perngertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. The McGraw-Hill Companies, Inc. 4 Poerwadarminta, WJS Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. serta wisata budaya sejarah yang menarik bagi wisatawan. Salah satunya

Evaluasi Purna Huni pada Ruang Terbuka Publik di

Identifikasi Faktor Kebutuhan Area Transisi :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. keberadaan elemen-elemen fisik atau yang disebut juga setting fisik seiring

Transkripsi:

TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Konsep Pengembangan Ruang Terbuka Publik Pantai Bahari, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat Melia W. Pratiwi, Marly V. Patandianan, Bambang Heryanto Laboratoratorium Perencanaan dan Perancangan Wilayah, Pariwisata dan Mitigasi Bencana, Program Studi Pengembangan Wilayah dan Kota, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin. Abstrak Berdasarkan sifatnya, ruang terbuka terdiri dari ruang terbuka privat dan ruang terbuka publik.pantai Bahari adalah contoh ruang terbuka publik yang menampung berbagai aktivitas masyarakat, baik secara individu maupun kelompok dan dapat diakses langsung oleh pengunjung, namun pemanfaatannya masih belum maksimal.tulisan ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik Pantai Bahari, mengidentifikasi ketersediaan sarana prasarana penunjang Pantai Bahari serta rekomendasi berupa konsep pengembangan ruang terbuka publik Pantai Bahari.Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu survei, kuesioner dan wawancara.data ditabulasikan dan dianalisis dengan metoda deskriptif kuantitatif, deskripsi kualitatif dan foto mapping.temuannya yaitu: 1) Karakteristik ruang publik Pantai Bahari: keunggulan utamanya adalah letaknya yang strategis berada di pusat kota, aktivitas yang paling menonjol yaitu hiburan/refreshing, frekuensi kunjungan 4-5 kali/bulan dengan rata-rata waktu tinggal selama 2 jam; 2) Sarana prasarana pendukung yang ada, antara lain jalur pedestrian, separator/pembatas, dermaga RTNH, masjid; 3) Rumusan konsep pengembangan ruang terbuka publik berdasarkan zonasi eksisting kegiatan dan fungsi ruang terbuka: zona rekreasi, zona public, dan zona perdagangan. Kata-kunci:Fasilitas, Pantai Bahari, Polman, Tepian Air, Ruang Terbuka Publik Pengantar Pantai Bahari terletak di Kota Polewali dan menjadi landmark Kabupaten Polewali Mandar (Polman), memiliki tingkat aksesibilitas yang cukup tinggi, terbukti dengan seringnya masyarakat berkunjung ke pantai ini, baik yang tinggal di sekitar pantai maupun yang tinggal di kecamatan lain. Pantai Bahari menjadi tempat masyarakat berinteraksi dan beraktivitas, dan menjadi tempat penyelenggaraan berbagai acara festival, seperti pameran, pagelaran musik, dan budaya seperti sandeq race yang diadakan setiap tahun.pada dasarnya kebutuhan masyarakat Kab. Polman akan ruang publik telah terpenuhi dengan adanya Pantai Bahari, namun pengelolaan dan pemanfaatannya sebagai ruang terbuka publik masih belum maksimal. Selain itu, menurut RTRW tahun 2012-2032 Kabupaten Polman, Kecamatan Polewali diarahkan sebagai kawasan pariwisata alam, khususnya wisata pantai. Pantai Bahari menjadi penting bagi masyarakat di Kabupaten Polman.Oleh karena itu, perlu dilakukan pengembangan sehingga tercipta ruang terbuka publik guna menunjang kebutuhan dan kegiatan masyarakat setempat serta meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Ruang terbuka publik adalah tempat atau ruang terbuka yang terbentuk karena adanya kebutuhan akan tempat untuk bertemu ataupun berkomunikasi. Pada dasarnya, ruang publik ini merupakan suatu wadah yang dapat menampung aktivitas tertentu dari manusia, baik secara individu maupun berkelompok (Rustam Hakim, 2003). Ruang publik seharusnya memenuhi 3 aspek penting, yaitu responsif, demokratis dan bermakna. Responsif berarti ruang publik harus mampu digunakan untuk berbagai jenis kegiatan dan kepentingan umum. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 B 045

Konsep Pengembangan Ruang Terbuka Publik Pantai Bahari, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat Demokratis berarti ruang publik harus dapat dimanfaatkan oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa mengenal perbedaan sosial, ekonomi dan lain-lain untuk segala bentuk kondisi fisik yang dimiliki oleh manusia. Bermakna berarti bahwa ruang publik harus memiliki interaksi yang luas.fungsi ruang terbuka publik dalm bentuk ruang terbuka secara umum meliputi: 1) Fungsi Biologis, yaitu dengan memberikan udara segar dan sinar matahari yang cukup bagi bangunan sekelilingnya; 2) Fungsi Estetis, dengan membentuk efek visual yang indah di lingkungan perkotaan; 3) Fungsi Rekreasi, yakni menyediakan fasilitas rekreasi yang luas untuk masyarakat; 4) Fungsi Ekologi, dengan memberikan keseimbangan ekologis untuk mencegah polusi udara; 5) Fungsi Sosial, sebagai tempat untuk menjalin komunikasi antar warga kota; 6) Fungsi Fisik, sebagai jalur batas yang memisahkan suatu kegiatan dalam perkotaan; 7) Fungsi Ekonomi, sebagai tempat PKL menjajakan berbagai dagangannya dan juga jasa entertainment, seperti tukang sulap; 8) Cadangan (reserve), sebagai cadangan untuk kebutuhan lain dimasa mendatang. Pada prinsipnya ruang terbuka publik merupakan tempat masyarakat melakukan aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan rekreasi dan hiburan. Bahkan, dapat pula mengarah kepada jenis kegiatan hubungan sosial lainnya seperti untuk berjalan-jalan, untuk melepas lelah, duduk-duduk dengan santai, kegiatan olahraga seperti bersepeda, jogging, senam, dan olahraga lainnya. Aktivitas-aktivitas tersebut sering dipadukan dengan kegiatan ekonomi.dari bahasan di atas terlihat jelas bahwa ruang terbuka publik bukan saja berupa ruang luar yang bersifat sebagai perancangan lansekap untuk taman kota saja atau daerah hijau dalam kota, tetapi lebih condong pada keterlibatan manusia di dalamnya sebagai pemakai fasilitas tersebut. Metode Metode penulisan menggabungkan metode deskriptif kualitatif, kuantitatif dan metode spasial (photo mapping) (Creswell, 2008). Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu: 1) Survei, untuk memperoleh data tentang tata guna lahan, jenis vegetasi, sarana prasarana Pantai Bahari, daya tarik kawasan; 2) Kuesioner, untuk mengumpulkan data tentang karakteristik pengunjung, penilaian kondisi fisik lingkungan, jenis aktivitas pengunjung Pantai Bahari, intensitas aktivitas; 3) Wawancara, untuk memperoleh data tentang preferensi pengunjung tentang sarana prasarana penunjang Pantai Bahari. Kuesioner disebarkan ke pengunjung Pantai Bahari. Adapun jumlah responden adalah 80 orang. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan untuk mengungkap temuan karakteristik Pantai Bahari yaitu analisis deskriptif kuantitatif.karakteristik mencakup keunggulan utama (daya tarik utama) Pantai Bahari, aktivitas pengunjung, frekuensi dan intensitas pengunjung.analisis deskriptif kuantitatif dan foto mapping digunakan untuk mengungkapkan temuan ketersediaan sarana prasarana pendukung kawasan Pantai Bahari. Konsep pengembangan dibuat berdasarkan hasil analisis karakteristik Pantai bahari, ketersediaan sarana dan prasarana di kawasan penelitian, dankebutuhan sarana prasarana pendukung Pantai Bahari berdasarkan preferensi pengunjung. Analisis dan Interpretasi Kabupaten Polman beribukota Polewali berada di Provinsi Sulawesi Barat yang berbatasan dengan Kabupaten Mamasa di sebelah Utara, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Pinrang, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Majene dan sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Makassar. Pantai Bahari terletak di pusat Kota Polewali, tepatnya di Kecamatan Polewali, Kelurahan Wattang (Gambar 1). B 046 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015

Tabel 1. Frekuensi Kunjungan Responden Melia Widya Pratiwi Jumlah Frekuensi Responden kunjungan/bulan Kategori % 8 0-1 Jarang 10 sekali 29 2-3 Jarang 36 34 4-5 Sering 43 9 >5 Sering 11 Sekali n = 80 100 Gambar 1. Peta Citra Pantai Bahari Polman (Sumber: Google Earth) Karakteristik Pantai Bahari Pantai Bahari berada kurang lebih 5 Km dari pusat Kota Polewali. Tata guna lahan di kawasan Pantai Bahari sebagian besar berupa per-mukiman yang dilengkapi dengan berbagai sarana pendukung seperti sarana perkantoran olahraga, peribadatan, perdagangan, kesehatan, RTH dan RTNH. Berdasarkan hasil kuesioner, 41% responden berpendapat keunggulan utama ruang publik Pantai Bahari yakni lokasinya strategis berada di pusat kota Polewali, keadaan ruang publik yang cukup nyaman yang menawarkan keindahan pantai bagi pengunjung (25%), dan udara yang sejuk (17%) (Gambar 2). Tabel 1 menjelaskan frekuensi kunjungan responden ke Pantai Bahari dalam sebulan. Frekuensi kunjungan tertinggi yaitu 4-5 kali sebesar 43%, dan berturut-turut 2-3 kunjungan sebesar 36%, kunjungan >5 sebanyak 11%. Masyarakat paling banyak memilih untuk berkunjung ke Pantai Bahari pada saat hari libur.kurangnya tempat hiburan dan tempat untuk berinteraksi menyebabkan Pantai Bahari menjadi sasaran bagi masyarakat yang haus hiburan. Rata-rata waktu yang dipergunakan untuk menikmati Pantai bahari adalah 2 jam yang sebagian besar digunakan untuk menikmati keindahan sunset ataupun berkumpul bersama teman/keluarga sambil menikmati makanan yang dijual pedagang di sekitar pantai. Identifikasi Ketersediaan Sarana dan prasarana Pendukung Pantai Bahari Sarana prasaranayang tersedia di ruang publik Pantai Bahari dan sering dimanfaatkan pengunjung, yaitu: Tabel 2. Sarana Prasarana Pendukung Pantai Bahari Gambar 2. Diagram Daya Tarik Lokasi Gambar 3. Diagram Aktivitas Pengunjung Aktivitas yang paling sering dilakukan responden adalah hiburan/refreshing sebanyak 26%. Pengunjung mencari hiburan/refreshing dengan memandang sunset di sore hari dan menggunakan separator/pembatas sebagai tempat duduk atau memanfaatkan Taman Bahari sebagai tempat duduk-duduk. Walaupun Pantai Bahari belum tersedia fasilitas olah raga, 23,75% pengunjung memilih aktivitas olahraga sebagai jenis aktivitas yang sering dilakukan di Pantai Bahari. No Gambar Keterangan 1 - Lebar 3m - Pohon palem sebagai penghias - Pagi dan siang hari berfungsi sebagai jalur Jalur Pedestrian pedestrian, sore dan malam hari digunakan PKL 2 - Tempat nama Taman Bahari terletak di depan Pantai Bahari sering digunakan pengunjung untuk Tempat Papan Nama Taman Bahari beristirahat saat menikmati pantai. - Tempat bermain anak- Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 B 047

Konsep Pengembangan Ruang Terbuka Publik Pantai Bahari, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat No Gambar Keterangan anak 3 4 5 6 7 8 9 Separator/Pemb atas Dermaga Ruang Terbuka Non hijau (RTNH) Masjid Al-Muttaqin Park i r Tempat Pembuangan Sampah Pedagang Kaki Lima (PKL) B 048 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 - Digunakan pengunjung sebagai tempat berisitirahat (tempat duduk) untuk menikmati keindahan pantai sekaligus berinteraksi sosial. - Kondisinya buruk - Digunakan sebagai tempat memancing - RTNH digunakan sebagai tempat bermain anak yang tinggal disekitar Pantai Bahari - Tidak terawat - Kurang dimanfaatkan pengunjung - Masjid Al-Muttaqin, merupakan sarana peribadatan yang ada di lokasi perencanaan (jalan Bahari) - Cukup ramai dikunjungi, baik warga sekitar pantai maupun pengunjung - Pengunjung memarkir kendaraannya di badan jalan (on Street) - Tersebar di sepanjang Pantai Bahari - Walaupun tempat sampah cukup banyak tersedia, namun sampah tetap berserakan akibat kurangnya kesadaran masyarakat tentang kebersihan - Menjadi daya tarik bagi pengunjung Pantai Bahari - PKL tidak tertata dengan baik - Menggunakan badan memakan badan jalan dan jalur pedestrian No Gambar Keterangan 10 11 Pasar Tradisional Restoran dan fasilitas perdagangan - Terletak di Jalan Bahari - Selalu ramai - Keadaan pasar kotor - Jalan depan pasar sering macet karena pedagang yang berjualan di badan jalan - Pengunjung restoran sebagian besar adalah pengunjung Pantai Bahari. - Fasilitas perdagangan cukup ramai dikunjungi oleh masyarakat Kebutuhan Sarana dan Prasarana Penunjang Pantai Bahari Berdasarkan Preferensi Pengunjung Analisis kebutuhan sarana dan prasarana penunjang Pantai Bahari dibuat berdasarkan preferensi responden. Adapun kebutuhan sarana dan prasarananya disajikan pada tabel3. Tabel 3. Kebutuhan Sarana Prasarana Penunjang Pantai Bahari No Sarana Prasarana % Keterangan 1 Taman 15,25 - Kebutuhan penghijauan taman dan pengembangan jalur hijau 2 Dermaga 11,75 - Dermaga sudah tidak layak pakai, perlu dibangun dermaga yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi penggunanya 3 Kran Air 18,25 - Perlunya dibuat Bersih kran air minum langsung (drinking fountain) di beberapa di titiktitik strategis 4 Tempat Istirahat (Tempat Duduk) 16,25 - Penyediaan tempat beristirahat berupa bangkubangku/street furniture

No Sarana Prasarana 5 Fasilitas Olah raga 6 Tempat bermain anak 7 Penataan PKL % Keterangan 17,50 - Jogging track 5 - Dilengkapi dengan sarana permainan anak 13,5 - Perlu disediakan tempat khusus untuk PKL 8 Lainnya 2,5 - Lainnya termasuk: WC umum dan Petugas Keamanan Konsep Pengembangan Melia Widya Pratiwi jetski, pusat wisata kuliner, bermain, dan bersantai (menikmati keindahan pantai atau hanya sekedar duduk-duduk di Taman Bahari). Pengembangan pada zona ini meliputi pembenahan taman, jalur hijau, dan dermaga. Selain dermaga permanen, juga dikembangkan dermaga apung untuk menunjang kegiatan wisata perahu bebek dan banana boat. Selain itu, pengadaan lampu penerangan, tempat beristirahat, playground, wc umum, ruang khusus bagi PKL, dan penyediaan ruang parkir bagi kendaraan pengunjung menjadi poin penting dalam rencana pengembangan. Konsep Pengembangan ruang publik Pantai Bahari terdiri atas tiga zona, yaitu zona rekreasi, zona publik, dan zona perdagangan. Berdasarkan struktur peruntukkan kawasan kota pantai dapat diarahkan pada 7 pengembangan, namun pada lokasi ini dipilih 2 pengembangan, yaitu pengembangan kawasan komersial dan kawasan wisata/rekreasi dengan memperhatikan kriteria-kriteria pokok pengembangan kawasan tepi air. Zona pengembangan berdasarkan fungsi diharapkan dapat menampung kegiatan masyarakat dalam beraktivitas dan dapat mendukung fungsi Pantai Bahari sebagai ruang terbuka publik.sarana prasarana di tiap zona dikembangkan atas dasar hasil kuesioner, sehingga sarana prasarana yang nantinya ter-sedia di ruang publik sesuai dengan kebutuhan para pengunjung ruang publik Pantai Bahari itu sendiri. Gambar 4. Peta Konsep Zonasi Zona rekreasi, menampung kegiatan rekreasi seperti memancing, wisata perahu bebek dan Gambar 5. Peta Konsep Zona Rekreasi, Zona Publik dan Zona Perdagangan Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 B 049

Konsep Pengembangan Ruang Terbuka Publik Pantai Bahari, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat Zona publik, menampung aktifitas sosial, olahraga, dan menikmati keindahan pantai. Penataan dan pengembangan ruang publik dengan pengadaan sarana prasarana penunjang berdasarkan kebutuhan pengunjung seperti jogging track, plasa, wc umum, tempat duduk/beristirahat, pengembangan jalur pedestrian, jalur hijau, dan penataan lahan parkir on street. Zona perdagangan, berupa pembenahan pasar, pemeliharaan kebersihan pasar dan penataan pedagang sesuai dengan barang dagangan yang akan mempermudah dan meningkatkan keinginan masyarakat untuk mengunjungi dan berbelanja di Pasar Baru Polewali. beraktivitas mendukung fungsi pantai sebagai ruang terbuka publik. Daftar Pustaka BPS Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2014 Carr, Francis, Rivlin. (1992). Public Space. Cambridge: New York Creswell, J.W. (2008). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. California: Sage Publications, Inc. Groat, L. & Wang, D. (2002).Architectural Research Methods. New York: John Wiley & Sons. Inc. Hakim, Rustam (2004). Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap. Jakarta: Bumi Aksara. Imrana. 2010. Perencanaan Kawasan Tepian Pantai Sebagai Ruang Terbuka Publik. Unhas Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan paparan analisis adalah sebagai berikut: Karakteristik ruang terbuka Pantai Bahari yaitu: 1) letaknya yang strategis di pusat kota Polewali sehingga mudah diakses oleh pengunjung. Keunggulan yang lain ialah pantai yang indah dan udara yang sejuk; 2) Aktivitas yang paling menonjol yaitu hiburan/refreshing menikmati sunset sambil duduk-duduk di separator atau di taman dan aktivitas olah raga; 3) Frekuensi kunjungan 4-5 kali/bulan dan rata-rata waktu tinggal 2 jam. Sarana prasarana penunjang yang ada yaitu jalur pedestrian, separator/pembatas, dermaga, RTNH, Mesjid, tempat sampah, ruang untuk PKL, pasar, restoran, dan fasilitas perdagangan. Kebutuhan sarana prasarana Pantai Bahari menurut preferensi pengunjung yakni kran air bersih, fasilitas olah raga, tempat duduk untuk beristirahat, taman, ruang untuk PKL, dermaga, tempat bermain anak dan lainnya. Konsep pengembangan ruang publik Pantai Bahari terbagi dalam 3 zona, yakni zona rekreasi, zona publik, dan zona perdagangan yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana. Zona pengembangan berdasarkan fungsi diharapkan dapat menampung kegiatan masyarakat dalam B 050 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015