NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI IMMA (INTENSIF MEMBACA MENULIS AL- QUR AN) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. sejak dini, karena tiada ilmu yang lebih utama untuk dipelajari oleh umat

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. Manna Khalil al-qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur an, Litera AntarNusa : Bogor, 2001, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Selain ayat al-qur an juga terdapat sunnah Rasulallah SAW yang berbunyi:

MODEL PEMBELAJARAN HAFALAN JUZ 30 PADA SISWA MI AL-JIHAD KARANGGEBANG JETIS PONOROGO TAHUN 2017/2018

BAB I PENDAHULUAN. menghayati kandungan isinya. Buta aksara membaca al-qur an ini

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran adalah kitab suci yang merupakan sumber utama dan utama

BAB I PENDAHULUAN. secara mutawattir, dan membacanya termasuk ibadah. 1. yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur an sebagai petunjuk bagi

BAB I PENDAHULUAN. diperkuat oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Al-Qur an diturunkan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran merupakan firman Allah (kalamullah) yang diwahyukan. kepada Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan bahasa Arab, di

STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS VIII ANTARA YANG BERASAL DARI MI DAN YANG BERASAL DARI SD DI MTs YAKTI TEGALREJO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBINAAN SIKAP KEBERAGAMAAN MELALUI PROGRAM EKSTRAKURIKULER TPA BAGI SISWA KELAS X MM2 SMK MUHAMMADIYAH WONOSARI GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN. yang telah Allah turunkan kepada Rasul-Nya, Nabi mulia Muhammad SAW. Kitab suci

BAB I PENDAHULUAN. samawi lain yang datang sebelumnya. Allah Swt. mewahyukan al-quran kepada

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KLASIKAL DALAM PENGAJARAN MEMBACA AL-QURAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang system

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. maupun di akhirat. Dengan pendidikan seseorang akan memperoleh bekal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pertama, harus menguasai huruf Hijaiyyah beserta perubahannya. Kedua,

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

BAB I PENDAHULUAN. dengan surat al-fatihah dan di akhiri dengan surat al-nas. Sebagai pedoman bagi

PERANAN FORUM KOMUNIKASI PENDIDIKAN AL-QUR AN (FKPA) DALAM PEMBINAAN TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR AN. Di Desa Randusari Kecamatan Teras Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam hal menanamkan akhlāqul karīmah kepada anak didik.

BAB I PENDAHULUAN. pada masa Rasululah, hingga masa sekarang. memahami dan dapat mengamalkan isi dari Al Quran. Sebagaimana yang

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI PADA PELAJARAN MENGHAFAL AL QUR AN MELALUI STRATEGI PEER LESSON PADA SISWA KELAS IA SDIT NURUL ISTIQLAL 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. Islam, yang mana telah diketahui bahwa Al-Qur an adalah kalamullah (Firman

Oleh: RETDUWAN G FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2011 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an ialah kitab suci yang merupakan sumber utama bagi ajaran

PROBLEMATIKA DAN PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR KEMUHAMMADIYAHAN DI SMP MUHAMMADIYAH 9 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai kunci ilmu pengetahuan adalah mata pelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Rasul-rasul

Oleh : Nurul Hidayah 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Membaca adalah pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dialakukan

BAB I PENDAHULUAN. diyakini oleh setiap orang mukmin. Beriman kepada kitab Allah adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan pengajaran. Dan hal itu tidak saja untuk diri pribadi para. nabi, tetapi juga diwariskan kepada seluruh umatnya.

PENERAPAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 TEGALOMBO

BAB I. keistimewaan yang tidak dimiliki kitab kitab lain. Beberapa keistimewaannya

BAB I PENDAHULUAN. keinginan-keinginan untuk tetap survive dalam meniti masa depan dan cita-cita.

BAB I PENDAHULUAN. (al-qattan, 1973: 11). Di dalam al-qur an Allah menjelaskan beberapa ketentuan

BAB I PEMBAHASAN. akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

PERAN BAITUL ARQOM DALAM MENANAMKAN FONDASI KARAKTER ISLAM (STUDI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Islam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang. disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia. Ayat Al-Qur an yang ditulis dalam bahasa Arab kemudian


METODE TAHFIDZUL QUR AN PROGRAM IBTIDAIYYAH PONDOK PESANTREN IMAM BUKHARI SURAKARTA 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. mengantar seseorang untuk meraih kesejahteraan yang didambakan baik di dunia. dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

MOTIVASI ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAKNYA DI SD MUHAMMADIYAH 20 SURAKARTA TAHUN 2009/2010

BAB 1 PENDAHULUAN. disisi Tuhan-Nya, dan untuk berpacu menjadi hamba-nya yang menang di

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an adalah firman Allah yang berfungsi sebagai mukjizat (bukti. kebenaran atas kenabian Muhammad) yang diturunkan kepada Nabi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. akan mendorong individu untuk melakukan hal-hal yang lebih baik. Minat

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORASI

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 48 Jadi metode penelitian

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG WAJIB BACA TULIS AL-QUR AN

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang yang menentukan keberhasilan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. al-qur an dalam kehidupan sehari-hari sudah menjadi komitmen yang sangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ajaran Islam, Al Qur an berfungsi menjadi petunjuk kehidupan umat manusia

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

IMPLEMENTASI METODE SIMA I

Cece Abdulwaly. Diterbitkan oleh: melalui:

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PAI DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR AN PADA SISWA DI SMP 3 TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. dari ajaran agama Islam, diwahyukan Allah melalui malaikat Jibril kepada nabi

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatnya hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar dapat. mengerti dan untuk dapat memecahkan suatu masalah.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. untuk dihafal. Karena keaslian dan kemurnian Al-Qur'an haruslah tetap

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini semata-semata karena Allah yang menjaga Al-Quran.

BAB I PENDAHULUAN. adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang

KOLABORASI METODE IQRA DAN KARTU HURUF DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR AN

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 POLANHARJO KLATEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PERAN KEPALA MADRASAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI MAN PURWODADI TAHUN AJARAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. SWT. Kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai salah satu rahmat yang tak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik

BAB I PENDAHULUAN. Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat dan petunjuk bagi kehidupan manusia. diwajibkan untuk mempelajari mendalami serta mengamalkannya.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah yang berbunyi:

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN AL-QUR AN DENGAN METODE IQRA DI SD NEGERI NGRECO V TEGALOMBO PACITAN

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Sugiarto Nim

BAB I PENDAHULUAN. Kalau kita mencermati perkembangan zaman, ternyata pola hidup

BAB I PENDAHULUAN. menghindari agar tidak terjadi kesalahan dan perubahan bacaan al-qur an serta

IMPLEMENTASI PEMBIASAAN HAFALAN AL-QUR AN DI MI KENONGOMULYO NGUNTORONADI MAGETAN TAHUN 2017/2018

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM DI SMP MUHAMMADIYAH 7 BAJANG MLARAK PONOROGO SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

PERAN IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH (IPM) DALAM KEDISIPLINAN SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH 1 PURWOKERTO

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SIKLUS 1

إ ن أ ح س ن ت م أ ح س ن ت م لا ن ف س ك م و إ ن أ س ا ت م ف ل ه ا

BAB III METODE PENELITIAN. tidaknya suatu tujuan penelitian serta dapat menumbuhkan kualitas dari hasil

Transkripsi:

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI IMPLEMENTASI IMMA (INTENSIF MEMBACA MENULIS AL-QUR AN) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS X DAN XI DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 JALALUDDIN HANIEF NIM : G 000 080 057 FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012 i

ABSTRAK Al-Qur an merupakan sumber ajaran Islam dan pedoman hidup bagi umat Islam. Al-Qur an mengajarkan prinsip-prinsip dan tata aturan kehidupan yang harus di jalankan oleh umat Islam. Al-Qur an mengajarkan prinsip-prinsip dan tata aturan kehidupan yang harus dijalankan oleh umatnya. Ajarannya berlaku sepanjang masa, sejak diturunkan hingga hari kiamat. Kebenaran yang terkandung di dalamnya tidak dapat diragukan lagi, karena Allah sendiri yang akan menjaganya. SMA Muhammadiyah 3 Surakarta telah mempunyai program khusus dalam belajar membaca Al-Qur an dan masuk kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diikuti bagi seluruh siswa kelas X dan XI, ekstrakurikuler ini dinamai dengan IMMA (Intensif Membaca dan Menulis Al-Qur an). Penulis tertarik untuk meneliti sekolah ini dengan tujuan untuk mengetahui penerapan IMMA dalam pembelajaran membaca Al-Qur an. Serta ketuntasan belajar siswa kelas X dan XI pada pelaksanaan kegiatan IMMA terhadap metode yang dipakai. Jenis penelitian ini termasuk penelitian lapangan, adapun pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekekatan kualitatif. Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode observasi, interview dan dokumentasi. Adapun penelitian ini dianalisis dengan metode kualitatif deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam melaksankan kegiatan IMMA para guru/ pengampu menggunakan metode iqra serta memberikan motivasi kepada siswa sebelum mengajar, para guru mengajar dengan secara privat dan klasikal. IMMA ini didukung dengan sarana dan prasarana yang cukup baik. Menerapkan sikap disiplin kepada siswa sehingga para siswa mengikuti kegiatan IMMA dengan lancar meskipun target untuk dapat membaca Al-Qur an sendiri belum di tentukan. Meskipun demikian dalam pelaksanaan IMMA terdapat beberapa kekurangan yang harus diperbaiki, diantaranya adalah guru berani memanfaatkan metode yang lain, bervariasi dalam mengajar, evaluasi, kurangnya semangat siswa, sarana, dan prasarana yang lebih baik. Kata Kunci: IMMA dan Pembelajaran membaca Al-Qur an. ii

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di antara kemurahan Allah terhadap manusia bahwa Dia tidak saja memberikan sifat yang bersih yang dapat membimbing dan memberi petunjuk kepada mereka ke arah kebaikan, tetapi juga dari waktu ke waktu Dia mengutus seorang rasul kepada umat manusia dengan membawa al-kitab dari Allah dan menyuruh mereka beribadah hanya kepada Allah saja, menyampaikan kabar gembira dan memberikan peringatan. Agar yang demikian menjadi bukti bagi manusia (Al-Qattan,2006:10). (mereka Kami utus) selaku Rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya Rasul-rasul itu. dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S An-Nisa:165) Al-Qur an merupakan wahyu atau firman Allah yang mengandung ajaran untuk dijadikan pedoman dan tuntunan dalam tata nilai kehidupan umat manusia dan seluruh alam, karena pada dasarnya Al-Qur an diturunkan sebagai rahmat bagi alam semesta. Ajarannya berlaku sepanjang masa, sejak diturunkan hingga hari kiamat. Kebenaran yang terkandung di dalamnya tidak dapat diragukan lagi, karena Allah sendiri yang akan menjaganya. Allah berfirman di dalam Al-Qur an surat al-hijr ayat 9: 1

Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan adz-dzikr (al-qur an) dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. Keluarga atau rumah merupakan taman pendidikan pertama bagi anak, di mana di dalam keluarga inilah seorang anak akan tumbuh dan berkembang. Jika rumah ini menjadi taman pendidikan yang baik, maka rumah ini akan menghasilkan keluarga yang baik dan anak yang baik. Sebaliknya jika rumah ini menjadi lingkungan yang buruk, yang dikelilingi bencana dan pencemaran, maka rumah ini akan menimpakan bahaya dan keburukan kepada seluruh penghuninya (Riyadh, 2007: 21). Di dalam belajar membaca Al-Qur an di lingkungan sekolah perlu adanya sebuah perhatian yang lebih dari para guru. Belajar membaca Al-Qur an tidak hanya menjadi sebuah program ekstrakurikuler yang di wajibkan bagi murid, melainkan bagaimana kegiatan belajar membaca Al-Quran tidak hanya di sekolah, tetapi di luar sekolah (keluarga atau masyarakat). Seharusnya murid sadar tentang kebutuhannya dalam belajar Al-Qur an, tidak hanya karena kewajiban dari sekolah. Dalam rangka menanamkan pemahaman akan pentingnya al-qur an dalam proses belajar mengajar terutama bagi peserta didik, maka pengetahuan tentang keutamaan al-qur an sangatlah penting. Rasulullah SAW, bersabda: 2

خ ي ر ك م م ه ت ع ل م ال ق ر آن و ع ل م ه Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar al-qur an dan mengamalkannya (HR. Bukhori, No: 1817). SMA Muhammadiyah 3 Surakarta merupakan sebuah lembaga pendidikan menengah yang memadukan pendidikan agama Islam dibawah majlis Dikdasmen dan pendidikan umum dibawah Dinas Pendidikan. Dalam peningkatan siswa dalam membaca Al-Qur an, sekolah ini telah mempunyai program khusus dalam mempelajari membaca Al-Qur an dan masuk dalam kegiatan ekstrakurikuler yang wajib di ikuti bagi seluruh siswa kelas X dan XI, ektra kurikuler ini dinamai dengan IMMA (Intensif Membaca dan Menulis Al-Qur an). Berpijak dari masalah tersebut, peneliti tertarik meneliti disekolah ini dikarenakan adanya sebuah pertimbangan yaitu di sekolah ini di adakan ekstra kurikuler tentang membaca Al-Qur an selama dua tahun dan ekstra kurikuler telah di laksankan lebih dari tujuh tahun, tetapi dalam hal ini masih ada sebagian siswa ada yang belum bisa membaca Al-Qur an. Berdasarkan uraian dan latar bekakang di atas, maka penulis ingin mengamati dan menganalisa lebih jauh terhadap permasalahan tersebut dengan mengadakan penelitian dengan mengambil judul. Implementasi IMMA (Intensif Membaca Menulis Al-Qur an) dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur an Siswa kelas X dan XI di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. 3

Tujuan Penelitian Tujuan utama yang hendak dicapai dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui Implementasi IMMA dalam pembelajaran membaca Al-Qur an pada siswa X dan XI SMA Muhammadiyah 3 Surakarta. b. Untuk mendiskripsikan ketuntasan belajar siswa kelas X dan XI pada pelaksanaan kegiatan IMMA terhadap metode yang di pakai. B. Tinjauan Pustaka 1. Suryawan, (UMS, 2006), Pelaksanaan metode tsaqifa dalam pengajaran membaca Al-Qur an (studi pada kelompok remaja di kelurahan Gayamprit, Klaten), menyimpulkan bahwa pelaksanaan pengajaran membaca Al-Qur an dengan metode Tsaqifa dapat berjalan dengan baik. Hal ini dapat diketahui dengan hasil-hasil pengajaran yang sesuai dengan masing-masing tujuan, keberhasilan yang di dukung oleh tenaga pengajar. 2. Muhammad Qosim (UMS, 2010), Implementasi metode Alqosimi dalam pembelajaran Tahfidz di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta Tahun ajaran 2010/2011, menyimpulkan bahwa dalam pelaksanaan metode alqosimi dapat berjalan dengan cukup baik dan kreatif, karena dalam metode ini dapat bervariasi pembelajaran yang digunakan sebagai sarana pendukung untuk memudahkan siswa menghafal dan menjaga hafalan lama maupun baru, variasinya antara lain : 4

a. muraja ah yang dilakukan sendiri; b. muraja ah yang dilakukan bersama ustadz; c. Muraja ah bersama siswa lain. Dari penulusuran dari berbagai macam skripsi tersebut belum ditemukakan penelitian yang meneliti tentang Implementasi IMMA (Intesif Membaca Menulis Al-Qur an) dalam pembelajaran membaca Al-Qur an Siswa kelas X dan XI di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012, sehingga keotentikan penelitian ini dapat di pertanggung jawabkan. C. Metode Penelitian Untuk melakukan penelitian, diperlukan metode penelitian yang tersusun secara sistematis dengan tujuan agar data yang diperoleh valid, sehingga penelitian ini layak diuji kebenarannya. 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang prosedurnya menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal itu disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Pada penulisan laporan, peneliti menganalisis data yang sangat kaya tersebut dan sejauh mungkin dalam bentuk aslinya. Hal itu hendaknya 5

dilakukan seperti orang merajut sehingga setiap bagian ditelaah satu demi satu ( Moleong, 1993: 11). 2. Sumber Data Menurut Tatang (1986: 93) bahwa, subyek penelitian adalah sumber tempat memperoleh informasi, yang dapat diperoleh dari seseorang maupun sesuatu, yang mengenainya ingin diperoleh keterangan. Sumber data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. (Marzuki, 2002: 55) Sumber data primer dalam penelitian ini yaitu kepala sekolah/ wakasek, guru pengampu IMMA dan siswa. Sedangkan sumber data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti, misalnya dari biro statistik, majalah, keterangan-keterangan atau publikasi. ( Marzuki, 2002: 56). 3. Metode Pengumpulan Data Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik sebagai berikut: a. Metode Wawancara (Interview) Menyatakan bahwa wawancara adalah pengadministrasian angket secara lisan dan langsung terhadap masing-masing anggota sample (Darmadi, 2011: 158). b.metode Observasi 6

Observasi adalah mengumpulkan data dengan melihat atau mencatat suatu laporan yang sudah tersedia (Ahmad, 2011:129). c. Metode Dokumentasi Metode Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2006: 231). 4. Analisis Data Analisis data ialah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar (Ahmad, 2011:94). D. Hasil Penelitian 1. ` Waktu dan Peserta IMMA Berdasarkan observasi kegiatan IMMA dilaksanakan pada hari senin pada jam ke-9, mulai jam 13.30-14.15 WIB dengan alokasi waktu 45 menit. Peserta IMMA adalah siswa kelas X dan XI SMA Muhammadiyah 3 Surakarta. 2. Metode yang di pakai IMMA Menurut KBBI, (2005: 740), menjelaskan bahwa metode ialah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang di kehendaki atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang di tentukan. Didalam ekstra IMMA ini menggunakan metode yaitu mengenai metode Iqro, yang disusun oleh Bapak As'ad Humam dari Kotagede Yogyakarta dan 7

dikembangkan oleh AMM ( Angkatan Muda Masjid dan Musholla ) Yogyakarta. Untuk pengajaran yang di lakukan oleh guru berbeda-beda dalam pembelajaran membaca Al-Qur an di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta ini, meskipun sama-sama memakai metode Iqra dengan buku iqra. Tetapi metode iqra yang didalamnya mempunyai 10 sifat buku iqra, sifat tersebut yang di pakai diantaranya bersifat klasik, privat dan assistensi. 3. Evaluasi IMMA Guru tidak sekedar menyampaikan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya, akan tetapi guru juga dituntut untuk memainkan berbagai peran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi anak didiknya secara optimal, karena di peran guru dalam pembelajaran sebagai berikut: korektor, Inspirator, Informator, Organisator, Motivator, Inisiator, Fasilitator, Pembimbing, Demonstrator, pengelola kelas, Mediator, Supervisor dan Evaluator. Di dalam pembelajaran yang baik itu apabila adanya sebuah evaluasi dari proses belajar apa yang telah di laksanakan. Maka di dalam IMMA juga ada evaluasi tersendiri yang di lakukan oleh setiap pengampu/ guru IMMA misal evaluasi mengenai bacaan murid tersebut menjadi lebih baik atau tidak dalam setiap pertemuan. Dalam evaluasi IMMA pelaksanaannya setiap satu tahun sekali bersamaan dengan evaluasi kurikulum. 8

Untuk evaluasi terhadap bacaan murid di laksanakan oleh guru pengampu IMMA masing-masing. Kemudian evaluasi tersebut di masukkan pada nilai rapot semester siswa dalam kegiatan ektrakurikuler. Ketuntasan atau target yang di baca siswa dalam kegiatan IMMA tersebut. 4. Ketuntasan belajar siswa kelas X dan XI pada pelaksanaan kegiatan IMMA terhadap metode yang di pakai Di dalam kegiatan IMMA ketuntasan/ target belajar membaca Al-Quran itu tidak di tentukan berapa bulan atau semester. Tetapi bagaimana seorang siswa itu dapat mengenal huruf Al-Qur an yang sebelumnya belum mengenal sama sekali atau belum bisa melafalkan huruf hijaiyah, siswa yang sebelumnya untuk iqra jilid 4,5,atau 6 kemudian dapat membaca dengan memakai Al- Qur an, untuk yang sudah lancar membaca di beri pengetahuan tentang tajwid. Jadi, dalam hal ini di harapkan siswa ketika lulus sekolah dapat membaca Al- Qur an E. Kesimpulan dan Saran Perkembangan ilmu pendidikan yang berkembang begitu pesat dari waktu ke waktu, hal ini menggerakkkan para pendidik berfikir untuk menemukan/ memakai metode yang tepat dan sesuai dengan kondisi dan mudah dipahami dan disenangi oleh murid-murid. Sehingga para murid senang ketika dalam proses pembelajaran. Begitu pula dalam pembelajaran membaca Al- Qur an di dalam pembelajaran membaca tersebut membutuhkan metode yang 9

tepat dan sesuai dengan keadaan murid.dalam penelitian ini disimpulkan sebagai berikut: Pertama, bahwa kegiatan IMMA dilaksanakan setiap hari senin pada jam ke-9, mulai jam 13.30-14.15 WIB dengan alokasi waktu 45 menit. Peserta IMMA adalah siswa kelas X dan XI SMA Muhammadiyah 3 Surakarta. Kedua, pelaksanaan kegiatan IMMA dalam pembelajaran membaca Al- Qur an menggunakan metode Iqro yang disusun oleh Bapak As'ad Humam. Ketika mengajar para guru memakai buku iqro. Para guru mengajarnya dengan cara privat/ individu (tatap muka), ada juga klasikal (bersamaan) dan asistensi Maksudnya asistensi (yang lebih tinggi pelajarannya membina yang di bawahnya), adanya kemauan siswa ingin mengajar ataupun di ajar oleh temennya sendiri sebelum mereka menghadap langsung ke gurunya untuk membaca. Ketiga, di dalam pembelajaran yang baik itu diperlukan adanya sebuah evaluasi dari proses belajar apa yang telah di laksanakan. Maka di dalam IMMA ini juga ada evaluasi tersendiri yang di lakukan oleh setiap pengampu/ guru IMMA. Dalam evaluasi kegiatan IMMA pelaksanaannya setiap satu tahun sekali bersamaan dengan evaluasi kurikulum. Untuk evaluasi terhadap bacaan murid dilaksanakan oleh guru pengampu IMMA masing-masing. Kemudian evaluasi tersebut di masukkan pada nilai rapot semester siswa dalam nilai 10

ektrakurikuler.. Jadi evaluasi ini kebijakan dari pengampu IMMA masingmasing kelas. Keempat, dalam kegiatan IMMA ketuntasan belajar membaca Al-Quran dalam menggunakan metode iqra ini tidak di tentukan targetnya berapa bulan atau semester. Tetapi bagaimana seorang siswa itu dapat mengenal huruf Al- Qur an yang sebelumnya belum mengenal sama sekali atau belum bisa melafalkan huruf hijaiyah, siswa yang sebelumnya untuk iqra jilid 4,5,atau 6 kemudian dapat membaca dengan memakai Al-Qur an. Jadi, dalam hal ini di harapkan siswa ketika lulus sekolah sudah dapat membaca Al-Qur an. Di setiap kegiatan itu tidak terlepas dari sebuah faktor pendukung atau faktor penghambat. Adapun faktor pendukung dalam pelaksanaan yang di hadapi dilapangan dalam menunjang keberhasilan kegiatan IMMA ialah : 1) Guru mencukupi dalam mengampu IMMA. 2) Adanya semangat dari para guru. 3) Tersedia buku Iqra ataupun Al-Qur an. 4) Evaluasi Faktor Penghambat/ kendala dalam pelaksanaan yang di hadapi di lapangan dalam IMMA ialah : 1) Waktu kurang dalam kegiatan pembelajaran. 2) Kurangnya semangat para siswa. 3) Masih ada siswa yang belum bisa mengucapkan huruf dengan benar. 4) Sarana dan prasarana belum memadai. 5) Al-Qur an yang di sediakan hurufnya terlalu kecil. Saran-saran 11

Pelaksaan kegiatan ekstra IMMA di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta merupakan kegiatan untuk membekali murid-murid dalam membaca Al-Qur an agar para murid dapat membaca Al-Qur an lebih baik dari sebelumnya. 1. Saran untuk guru/ pengampu IMMA a. Memberikan semangat/ motivasi ketika mau mengajar membaca Al- Qur an. b. Guru/ pengampu tidak terpaku pada satu metode membaca, tetapi mau mencari metode yang lebih efektif untuk murid-murid SMA. c. Bervariasi dalam mengajar. d. Evaluasi lebih di tingkatkan, evaluasi antar guru tidak hanya di lakukan setahun sekali, tetapi lebih di perbanyak misal 3 bulan sekali. 2. Saran untuk murid a. Diharapkan siswa lebih aktif dalam belajar membaca Al-Qur an tidak hanya di sekolah ketika kegiatan IMMA berlangsung tetapi juga ketika ada waktu luang belajar dengan teman-temannya atau ketika di rumah mengulang bacaannya. b. Diharapkan siswa Tertib dalam mengikuti kegiatan IMMA. c. Diharapkan siswa semangat dalam belajar khususnya membaca Al- Qur an. 12

3. Saran bagi Peneliti a. Dalam hal ini untuk penelitian lebih lanjut, peneliti lebih mendekatkan dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), misal: Implementasi IMMA dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur an dengan Pendekatan Tindakan Kelas. b. Lebih kreatif dan bermanfaat dalam mengembangkan penelitiaannya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Darmadi, Ahmad. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Departemen Agama, 2009, Al-Qur an dan Terjemahannya, Bandung: P.T Sygma examedia Arkanlena. Marzuki, 2002. Metodologi Riset. Jogjakarta BPFE ; UII Moelong, L.J. 1993. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosydakarya. Qattan, Manna Khalil. 2006. Studi Ilmu-ilmu Qur an. Jakarta: Pustaka Litera AntarNusa. Riyadh, Sa d. 2007. Agar Anak Mencintai dan Hafal Al-Qur an. Bandung: Irsyad Baitus Salam. Tanzeh, Ahmad. 2011. Metodologi Penelitian Praktis. Yogyakarta: Teras. Tatang, Amrin. 1986. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta ; Rajawali. Tim Penyusun, 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka. 13